Modul PKB 2017 PPKn SMP KK I

(1)


(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI I

Penulis:

Drs. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. Universitas Negeri Malang Anny Nahri R, S.Pd. SMP Islam Sabilillah Malang Hj. Elita , M.Pd. SMP N 8 Malang

Drs. AMZ. Supardono SMP Katolik St.Maria, Malang Drs. Sumarno SMP N 22 Malang

P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd.

SMP Katolik Frateran Malang

Penyunting: Siti Awaliyah

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.


(3)

PPKn SMP KK I

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


(5)

PPKn SMP KK I

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


(7)

PPKn SMP KK I

vii

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

Pendahuluan ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 5

Peta Kompetensi ... 5

Ruang Lingkup ... 7

Cara Penggunaan Modul ... 8

BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL ... 17

Kegiatan Pembelajaran 1 Analisis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa ... 19

Tujuan ... 19

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 19

Uraian Materi ... 19

Aktivitas Pembelajaran ... 25

Latihan/Tugas/Kasus ... 26

Rangkuman ... 31

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 32

Kegiatan Pembelajaran 2 Analisis Hakekat dan Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ... 33

Tujuan ... 33

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 33

Uraian Materi ... 33

Aktivitas Pembelajaran ... 41

Latihan/Kasus/Tugas ... 42

Rangkuman ... 47

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 48

Kegiatan Pembelajaran 3 Analisis Penerapan Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam UUD NRI Tahun 1945 ... 49

Tujuan ... 49

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 49

Uraian Materi ... 49

Aktivitas Pembelajaran ... 52


(8)

viii

Rangkuman ... 59

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 60

Kegiatan Pembelajaran 4 Analisis Fungsi dan Tujuan Negara Dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 ... 61

Tujuan ... 61

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 61

Uraian Materi ... 61

Aktivitas Pembelajaran ... 65

Latihan/Kasus/Tugas ... 66

Rangkuman ... 70

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 71

Kegiatan Pembelajaran 5 Analisis Penerapan Kewenangan Lembaga Lembaga Negara Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 ... 73

Tujuan ... 73

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 73

Uraian Materi ... 74

Aktivitas Pembelajaran ... 81

Latihan kasus/Tugas ... 83

Rangkuman ... 88

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 88

Kegiatan Pembelajaran 6 Analisis Peran Negara Dalam Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia ... 89

Tujuan ... 89

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 89

Uraian Materi ... 89

Aktivitas Pembelajaran ... 97

Latihan Kasus/Tugas ... 99

Rangkuman ... 104

Umpan Balik dan Tindan Lanjut ... 104

Kegiatan Pembelajaran 7 Analisis Penerapan Penegakan Hukum Di Indonesia ... 105

Tujuan ... 105

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 105

Uraian Materi ... 105

Aktivitas Pembelajaran ... 111

Latihan kasus/Tugas ... 113

Rangkuman ... 117

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 118

Kegiatan Pembelajaran 8 Analisis Harmonisasi Dan Kerukunan Dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia ... 119

Tujuan ... 119

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 119


(9)

PPKn SMP KK I

ix

Aktivitas Pembelajaran ... 123

Latihan/Kasus/Tugas ... 124

Rangkuman ... 129

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 130

Kegiatan Pembelajaran 9 Analisis Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia ... 131

Tujuan ... 131

Indikator Pencapaian Kopetensi ... 131

Uraian Materi ... 131

Aktivitas Pembelajaran ... 139

Latihan/Kasus/Tugas ... 141

Rangkuman ... 145

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 146

Kegiatan Pembelajaran 10 Analisis Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia ... 147

Tujuan ... 147

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 147

Uraian Materi ... 147

Aktivitas Pembelajaran ... 150

Latihan/Kasus/Tugas ... 151

Rangkuman ... 155

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 156

BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK ... 157

Kegiatan Pembelajaran 11 Analisis Implementasi Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP ... 159

Tujuan ... 159

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 159

Uraian Materi ... 159

Aktivitas Pembelajaran ... 166

Latihan Kerja/Kasus/Tugas ... 167

Rangkuman ... 171

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 172

Kegiatan Pembelajaran 12 Analisis Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP ... 173

Tujuan ... 173

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 173

Uraian Materi ... 173

Aktivitas Pembelajaran ... 181

Latihan Kerja/Kasus/Tugas ... 186

Rangkuman ... 188


(10)

x

Kegiatan Pembelajaran 13 Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP ... 189

Tujuan ... 189

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 189

Uraian Materi ... 189

Aktivitas Pembelajaran ... 194

Latihan Kerja/Tugas ... 195

Rangkuman ... 198

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 198

Kegiatan Pembelajaran 14 Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP ... 199

Tujuan ... 199

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 199

Uraian Materi ... 199

Aktivitas Pembelajaran ... 204

Latihan Kerja/Kasus/Tugas ... 205

Rangkuman ... 208

Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 208

Kegiatan Pembelajaran 15 Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP... 209

Tujuan ... 209

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 209

Uraian Materi ... 209

Aktivitas Pembelajaran ... 219

Latihan Kerja/Kasus/Tugas ... 220

Rangkuman ... 223

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 224

Kegiatan Pembelajaran 16 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 225

Tujuan ... 225

Indikator Pencapaian Kompetensi ... 225

Uraian Materi ... 225

Aktivitas Pembelajaran ... 230

Latihan Kerja/Kasus/Tugas ... 231

Rangkuman ... 232

Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 233

Evaluasi ... 235

Penutup ... 251

Daftar Pustaka ... 253


(11)

PPKn SMP KK I

xi

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Ruang lingkup ... 7 Gambar 2. Alur model Pembelajaran kegiatan Pengembangan Keprofesionalan

Berkelanjutan dengan moda tatap muka... 8 Gambar 3. Alur pembelajaran tatap muka Penuh yang dilaksanakan selama 60 jam pembelajaran untuk 2 (dua) kelompok kompetensi. ... 9 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 11 Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Analisis Hakekat Dan Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka ... 42 Gambar 6. Perumusan Pencapaian Kompetensi ... 202 Gambar 7. Kerucut Pengalaman Dale ... 214 Gambar 8. Skenario atau Alur Aktivitas Pembelajaran Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP... 219


(12)

xii

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi I Profesional Pengembangan

Implementai Nilai PPKn SMP ... 5 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 13 Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dengan kurikulum 2006 ... 15 Tabel 4. Aktivitas Pembelajaran Analisis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa ... 26 Tabel 5. Perbandingan karakteristik antara ideologi terbuka dan tertutup ... 37 Tabel 6. Analisis perbandingan karakteristik antara Ideologi Partikular dan

Komprehensif ... 38 Tabel 7. Aktivitas Pembelajaran Analisis Penerapan Hak Dan Kewajiban Warga Negara Dalam UUD NRI Tahun 1945 ... 52 Tabel 8. Aktivitas Pembelajar Analisis Fungsi dan Tujuan Negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 ... 65 Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran Analisis Penerapan Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ... 82 Tabel 10. Aktivitas Pembelajaran Analisis Peran Negara dalam Perlindungan dan

Penegakan HAM di Indonesia ... 98 Tabel 11. Aktivitas Pembelajaran Analisis Peran Negara dalam Perlindungan dan

Penegakan HAM di Indonesia ... 111 Tabel 12. Aktivitas Pembelajaran Analisis Harmonisasi Dan Kerukunan Dalam

Keberagaman Masyarakat Indonesia ... 123 Tabel 13. Aktivitas Pembelajaran Analisis Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia .. 139 Tabel 14. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis ancaman terhadap NKRI” ... 150 Tabel 15. Aktivitas Pembelajaran Analisis Implementasi Kurikulum PPKn SMP ... 167 Tabel 16. Aktivitas Pembelajaran Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar PPKN

Sekolah Menengah Pertama ... 194 Tabel 17. Aktivitas Pembelajaran Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP ... 204 Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran Penyusunan Laporan Hasil Peneliitian Tindakan


(13)

PPKn SMP KK I

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.


(14)

Kegiatan Pembelajaran 1

2

Pedoman penyusunan modul diklat Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan (PKB) terintegrasi Penguatan Pendirikan Karekter (PPK) dan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB. Dasar Hukum penulisan Modul PKB untuk Guru PPKn SMP adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya; 8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya;

9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan Angka Kreditnya;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang StandarPengawasSekolah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;


(15)

PPKn SMP KK I

3

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2008 tentang StandarTenaga Administrasi Sekolah/Madrasah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboran;

16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun

2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;

18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan;

20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing pada Kursus dan Pelatihan;

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus;

22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C;

23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, danPaket C;

24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan; 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun

2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;


(16)

Kegiatan Pembelajaran 1

4

26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya;

27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan;

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia;

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK;

30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penilikdan Angka Kreditnya;

31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya;

32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus;

33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar; 34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya;

35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini; 36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya;

37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan;

38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.


(17)

PPKn SMP KK I

5

Tujuan

Modul ini merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada pada Modul I. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.

Kami akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi profesional dan pedagogik. Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu: analisis nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka, analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945, analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, analisis penerapan kewenangan lembaga-lembaga negara dalam UUDNRI Tahun 1945, analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia, analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia, analisis harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia, analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia, analisis ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti pendekatan pembelajaran dan model-model pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penilaian, sumber dan media, serta Penelitian Tindakan Kelas.

Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi I Profesional Pengembangan Implementai Nilai PPKn SMP

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

1.

Analisis nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa

Menunjukkan analisis ailai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa


(18)

Kegiatan Pembelajaran 1

6

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

2.

Analisis Hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka

Menunjukkan Analisis Hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka

3.

Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945

Menunjukkan Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 4.

Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

Menunjukkan Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

5.

Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menunjukkan Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

6.

Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia

Menunjukkan Analisis peran negara dalam perlindungan dan

penegakan HAM di Indonesia 7. Analisis penerapan penegakan hukum di

Indonesia

Menunjukkan analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia

8.

Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia

Menunjukkan analisis harmonisasi dan kerukunan dalam

keberagaman masyarakat Indonesia

9. Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia

Menunjukkan analisis perekat keberagaman bangsa Indonesia 10. Analisis ancaman terhadap NKRI Menunjukkan Analisis ancaman

terhadap NKRI

Tabel 2. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi I Pedagogik Analisis Penerapan Pendekatan Saintifik Dan Penilaian Serta Penyusunan

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

1. Analisis Implementasi Kurikulum PPKn

Menunjukkan Analisis

Implementasi Kurikulum PPKn 2. Analisis penerapan model

Pembelajaran PPKn SMP

Menunjukkan Analisis penerapan model Pembelajaran PPKn SMP 3. Analisis instrumen penilaian hasil

belajar PPKn SMP

Menunjukkan Analisis instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP 4. Analisis hasil penyusunan RPP PPKn

SMP

Menunjukkan Analisis hasil penyusunan RPP PPKn SMP 5. Analisis penggunaan media

pembelajaran PPKn SMP

Menunjukkan Analisis

penggunaan media pembelajaran PPKn SMP

6. Penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menunjukkan Penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(19)

PPKn SMP KK I

7

Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Profesional secara umum digambarkan dalam gambar 1.

Gambar 1. Ruang lingkup

M

a

te

ri

PPKn

SM

P

Profesional

Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara

dan pandangan hidup bangsa

Analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka

Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945

Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia

Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia

Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia

Analisis ancaman terhadap NKRI

Pedagogik

Analisis Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP

Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP

Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP

Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(20)

Kegiatan Pembelajaran 1

8

Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Alur model Pembelajaran kegiatan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan dengan moda tatap muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi kegiatan Pengembangan Keprofesionalitasan Berkelanjutan terintegrasi Penguatan Pendirikan Karekter (PPK) dan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator. Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar 3.


(21)

PPKn SMP KK I

9

Gambar 3. Alur pembelajaran tatap muka Penuh yang dilaksanakan selama 60 jam pembelajaran untuk 2 (dua) kelompok kompetensi.

Kegiatan pembelajaran tatap muka dengan model tatap muka penuh dilaksanakan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.  ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I bidang profesional dan pedagogi, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat


(22)

Kegiatan Pembelajaran 1

10

mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Refleksi

pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan terintegrasi Penguatan Pendirikan Karekter (PPK) dan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job


(23)

PPKn SMP KK I

11

learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2) Secara umum, kegiatan

pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dilaksanakan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.  ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran


(24)

Kegiatan Pembelajaran 1

12

b. In Service Learning 1 (IN-1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I profesional dan pedagogi, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun kelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional dan pedagogi kelompok kompetensi I, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,


(25)

PPKn SMP KK I

13

implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Refleksi

pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia

f. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan terintegrasi Penguatan Pendirikan Karekter (PPK) dan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) kelompok komptetansi I profesional dan pedagogiteridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel 1.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode

LK Nama LK Keterangan

1. LK. 1.1 Penyusunan soal USBN TM, IN1

2. LK. 1.2 Analisis Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

TM, IN1

3. LK. 2.1 Penyusunan soal USBN TM, IN1

4. LK. 2.2 Menganalisis Pancasila sebagai ideologi terbuka


(26)

Kegiatan Pembelajaran 1

14

No Kode

LK Nama LK Keterangan

5. LK. 3.1 Penyusunan soal USBN TM, IN1

6. LK. 3.2 Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan sehari-hari

TM, ON

7. LK. 4.1 Penyusunan soal USBN TM, ON

8. LK. 4.2 Menganalisis fungsi dan tujuan negara TM, ON

9. LK. 5.1 Penyusunan soal USBN TM, ON

10. LK. 5.2 Analisa wacana tentang tugas lembaga negara TM, ON

11. LK. 6.1 Penyusunan soal USBN TM, ON

12. LK. 6.2 Analisis peran negara dalam penegakan HAM TM, ON

13. LK 7.1 Penyusunan soal USBN TM, ON

14. LK 7.2 Analisa penerapan hukum di Indonesia TM, ON

15. LK 8.1 Penyusunan soal USBN TM, ON

16. LK 8.2 Analisis kasus positif pembentuk keharmonisan dalam masyarakat

TM, ON

17. LK 9.1 Penyusunan soal USBN TM, ON

18. LK 9.2 Analisis perekat keberagaman dalam masyarakat Indonesia

TM, ON 19. LK 10 Analisis faktor-faktor yang mengancam negara

kesatuan Republik Indonesia

TM, ON 20. LK 11 Menganalisis penerapan pendekatan saintifik TM, ON 21. LK 12 Menganalisis model pembelajaran dengan

pendekatan saintifik

TM, ON 22. LK 13 Analisis instrumen penilaian sikap,

pengetahuan, dan keterampilan

TM, ON

23. LK 14 Analisis hasil penyusunan RPP TM, ON

24. LK 15 Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn

TM, ON 25 LK 16 Penyusunan proposal penelitian tindakan kelas TM, ON Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning


(27)

PPKn SMP KK I

15

3. Kisi-Kisi Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)

Pada beberapa modul kelompok kompetensi profesional terdapat tugas untuk membuat soal UASBN dengan kisi-kisi sebagaimana tercantum dalam tabel 4 untuk kurikulum KTSP 2006 dan tabel 5 untuk kurikulum 2013.

Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2006

LEVEL KOGNITIF RUANG LINGKUP ATURAN DAN IDEOLOGI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT GLOBALISASI DAN PRESTASI DIRI Pengetahuan dan pemahaman

• Mengidentifikasi

• Menunjukkan

• Menjelaskan

• mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai:

• Norma

• Konstitusi dan proklamasi

• Bahaya korupsi

• Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai:

• Hak asasi manusia

• Usaha bela negara

Siswa dapat memahami dan menguasai:

• Demokrasi dan kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat memahami dan menguasai:

• Globalisasi

• Prestasi diri

Aplikasi

• Memberi contoh

• Menentukan

• Menerapkan

• Menginterpretasi

• mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Norma

• Konstitusi dan proklamasi

• Bahaya korupsi Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Hak asasi manusia

• Usaha bela negara Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Demokrasi dan kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Globalisasi

• Prestasi diri

Penalaran

• Menganalisis

• Mengevaluasi

• Mengaitkan

• menyimpulkan

Siswa dapat menganalisis:

• Norma

• Konstitusi dan proklamasi

• Bahaya korupsi

Siswa dapat menganalisis:

• Hak asasi manusia

• Usaha bela negara

Siswa dapat menganalisis:

• Demokrasi dan kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat menganalisis:

• Globalisasi


(28)

Kegiatan Pembelajaran 1

16

Tabel 4. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2013

LEVEL KOGNITIF RUANG LINGKUP ATURAN DAN IDEOLOGI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT Pengetahuan dan pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan •mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai: • Proses

perumusan Pancasila • Nilai-nilai dan

moral dalam Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai:

• Proses perumusan UUDNRI 1945 • Penerapan norma • Lembaga negara

berdasarkan UUDNRI 1945 • Hak asasi manusia

Siswa dapat memahami dan menguasai: • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat • Semangat

persatuan dan kesatuan Aplikasi

• Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Proses perumusan Pancasila • Nilai-nilai dan

moral dalam Pancasila Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Proses perumusan UUDNRI 1945 • Penerapan norma • Lembaga negara

berdasarkan UUDNRI 1945 • Hak asasi manusia

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang: • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat • Semangat

persatuan dan kesatuan Penalaran

• Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • menyimpulkan

Siswa dapat menganalisis: • Proses

perumusan Pancasila • Nilai-nilai dan

moral dalam Pancasila

Siswa dapat menganalisis:

• Proses perumusan UUDNRI 1945 • Penerapan norma • Lembaga negara

berdasarkan UUDNRI 1945 • Hak asasi manusia

Siswa dapat menganalisis: • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat • Semangat

persatuan dan kesatuan


(29)

PPKn SMP KK I

17

BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL

1


(30)

Kegiatan Pembelajaran 1


(31)

PPKn SMP KK I

19

Kegiatan Pembelajaran 1

Analisis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara

dan Pandangan Hidup Bangsa

Tujuan

Tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran 1 ini adalah:

1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan baik dan benar.

2. Peserta diklat dapat menganalisis secara tepat tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menunjukkan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila 2. Menunjukkan analisis Pancasila sebagai dasar negara

3. Menunjukkan analisis nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Uraian Materi

1. Analisis Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pancasila

Pancasila merupakan suatu sistem nilai yang pada hakikatnya merupakan satu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun semua sila yang ada merupakan satu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila I sampai dengan sila V dari Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud masyarakat yang sejahtera. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda dan saling melengkapi. Nilai-nilai itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang memberikan pola bagi sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.


(32)

Kegiatan Pembelajaran 1

20

Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” menaungi dan merupakan “roh” dari sila-sila berikutnya. Keyakinan terhadap keberadaan Tuhan sebagai pemegang kekuasaan tunggal dan merupakan penyebab dari segala sesuatu harus tertanam dalam jiwa bangsa Indonesia. Pendirian negara merupakan pengejawantahan tujuan manusia sebagi makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan untuk memeluk agama atau kepercayaan merupakan hak tiap orang yang harus dihormati dan dihargai, siapapun tidak dapat memaksakan kehendak atau keyakinannya kepada orang lain.

Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dijiwai oleh sila ke-1 dan menjiwai sila ke-3, sila ke-4 dan Sila ke 5. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama.

Sila ketiga “Persatuan Indonesia” didasari dan dijiwai oleh sila ke-1 dan sila ke-2, mendasari dan menjiwai sila ke-4, dan sila ke 5. Sila ini mengandung makna bahwa negara adalah penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu wadah bersama semua suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Persatuan merupakan persyaratan utama terbentuknya negara Indonesia, tanpa kesepakatan bersama untuk mengikatkan diri sebagai suatu bangsa/negara maka tidak akan terbentuk yang namanya negara (kerja sama, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat). Perbedaan merupakan ciri khas elemen-elemen pembentuk negara. Sebagai konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam satu persatuan yang dilukiskan dengan adanya

Bhinneka Tunggal Ika (persahabatan, menghargai keragaman budaya).

Perbedaan yang ada sebaiknya menjadi alat untuk belajar mengerti, memahami, menghargai, dan menghormati. Perbedaan yang ada harus dapat dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.


(33)

PPKn SMP KK I

21

Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” didasari dan dijiwai oleh sila kesatu, sila kedua dan sila ketiah. Sila keempat mendasari dan menjiwai sila kelima. Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikatnya negara merupakan sebuah penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Nilai tersebut bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam aspek moralitas, kenegaraan, aspek politik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan.

Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” didasari dan dijiwai sila kesatu, sila kedua, sila ketiga, dan sila keempat. Sila ini mengandung nilai keadilan yang harus diwujudkan dalam kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh wilayahnya serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Nilai keadilan sosial juga diterapkan dalam pergaulan antar negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial)

2. Analisis Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam mengejar kehidupan yang secara lahir dan batin menuju kebaikan, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai dasar negara, nilai-nilai dari Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan hidup


(34)

Kegiatan Pembelajaran 1

22

yaitu berupa nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan. Dalam pengertian inilah maka antara Pancasila dengan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai perwujudan dari usaha untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara konkrit.. Pasal-Pasal dalam UUD Negara Republik Indonesia tersebut selanjutnya dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan dibawahnya.(komitmen, keadilan, tanggung jawab) Setiap sila memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan.

Pancasila sebagai dasar negara dan sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia dapat diartikan bahwa: setiap perundang-undangan yang ada di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang sah tercantum pada alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:

“.... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Di antara unsur-unsur pokok kaidah negara yang fundamental, asas kerokhanian Pancasila memiliki kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. Pada bagian lain juga dijelaskan bahwa norma hukum yang pokok dan disebut pokok kaidah fundamental dari negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tak berubah lagi bagi negara yang dibentuk, dengan kata lain dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai sumber dari segala sumber hukum. Hal tersebut sebagaimana ditegaskan dalam TAP MPR No. III/MPR/2000


(35)

PPKn SMP KK I

23

yang diganti dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Pancasila sebagai dasar negara adalah fondasi bagi pembentukan negara bangsa.

b. Pancasila sebagai dasar negara merupakan cita negara (staatsidee) dan cita hukum (rechtidee) yang berkembang menjadi staatsfundamentalnorm bersifat konstitutif dan regulatif, sehingga harus menjiwai dan menjadi acuan statik bagi segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI.

c. Pancasila sebagai dasar negara adalah asas dari hukum positif yang berlaku di NKRI.

d. Pancasila sebagai dasar negara menjiwai UUDNRI 1945 dalam mengatur penyelenggaraan negara serta menata kehidupan warga negara dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

e. Sebagai sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah.

f. Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum, maksudnya seluruh tatanan hidup bernegara harus sesuai dengan Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila terkait dengan struktur kekuasaan secara formal.

Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum dasar tertulis yang berwujud Undang-Undang Dasar maupun hukum dasar tidak tertulis yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara. Sebagai sumber dari segala sumber hukum negara atau sebagai sumber dari segala sumber hukum nasional di Indonesia, maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi Pembukaan UUDNRI 1945 yang kemudian dijelmakan dalam pasal-pasal UUDNRI 1945, serta dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan dibawahnya.

Pancasila merupakan dasar negara yang paling tepat karena :

a. Pancasila digali dari adat dan budaya bangsa Indonesia, menjadi common denominator atau de grootste gemene deeler dan de kleinste genee veelvoud dari adat dan budaya bangsa Indonesia. Prinsip dan nilai Pancasila telah


(36)

Kegiatan Pembelajaran 1

24

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tanpa disadarinya. Ketulusan dan keikhlasan dalam mengamalkan nilai-nilai kebaikan sangat diharapkan.

b. Pancasila memiliki potensi menampung kondisi dan sifat pluralistik bangsa. (menghormati keragaman budaya)Masyarakat di Indonesia sangat majemuk dan Pancasila mampu mengikat unsur kemajemukan bangsa menjadi negara kesatuan.

c. Pancasila mengandung nilai toleransi dan anti diskriminasi yang menjamin kebebasan warganegara untuk beribadah menurut agama dan keyakinannya. d. Pancasila mengandung nilai solidaritas dan integritas yang memiliki potensi

untuk menjamin keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia karena dapat mengakomodir berbagai keberagaman yang ada.

e. Pancasila memberikan landasan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapai berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan ganggguan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

f. Pancasila memberikan jaminan terselenggaranya demokrasi dan hak asasi manusia sesuai dengan adat dan budaya bangsa. Kesamaan derajat, kesetaraan, anti diskriminasi, dan anti kekerasan merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

g. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera karena keadilan sosial begi seluruh rakyat Indonesia merupakan tujuan yang ingin dicapai (keadilan).

3. Analisis Nilai-nilai Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa suatu bangsa yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa tersebut untuk mewujudkannya. Pandangan hidup ialah wawasan menyeluruh kehidupan, yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berarti pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan dan petunjuk hidup didunia.(tangguh tahan banting) Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah berdasarkan waktu dan lingkungan hidupnya. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh, kuat dan sentausa perlu mengetahui dengan jelas kearah


(37)

PPKn SMP KK I

25

mana tujuan yang ingin dicapainya. (komitmen, tanggung jawab) Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalannya.

Pandangan hidup terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur merupakan suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Proses pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup suatu bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat yang tercermin dalam sikap hidup masyarakatnya. Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideologi negara, nilai-nilainya telah terwujud dalam adat istiadat, budaya serta dalam agama sebagai pandangan hidup masyarakat.

Dengan pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana memecahkan berbagai macam permasalahan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam masa yang semakin maju dan berkembang. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya. Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi arah semua kegiatan yang terpancar dalam seluruh tingkah laku insan Indonesia.

Aktivitas Pembelajaran

Pada bagian ini akan diuraikan aktivitas pembelajaran untuk moda tatap muka, yaitu tatap muka penuh dan In-On-In.

1. Tatap Muka Penuh

Aktivitas pembelajaran untuk tatap muka penuh dilaksanakan sebagaimana dijabarkan dalam tabel 4.


(38)

Kegiatan Pembelajaran 1

26

Tabel 5. Aktivitas Pembelajaran Analisis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa

Tahap Kegiatan

Rincian Kegiatan

Waktu Prasarana Pendukung Tutor Peserta Diklat

Awal

Presensi dan Apersepsi

mempersiapkan diri agar dapat mengikuti PBM dengan sebaik-baiknya. Bertanya atas hal-hal yang kurang difahami

15’ LCD • pengeras

suara • Laptop/ • komputer • Jaringan

internet • lembar

kerja Inti Menjelaskan tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia

mengkaji dan memahami materi

Bertanya atas hal-hal yang kurang difahami

60’

Penutup Review materi pemberian tugas

Menjawab soal 25’

2. In-On-In

Aktivitas pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini peserta peningkatan kompetensi karir guru mengerjakan LK pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini untuk dibahas pada saat In1 (tatap muka) .

Latihan/Kasus/Tugas

1. Lembar Kerja

Aktivitas 1.1: Pengembangan butir soal penilain berbasis kelas

LK. 1.1 menyusun soal USBN/penilaian berbasis kelas Prosedur:

1. Cermatilah kisi-kisi untuk penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam tabel 4 dan tabel 5!

2. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut (sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)! 3. Buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini

berdasarkan kisi-kisi yang telah Anda kembangkan pada tabel 6 (Kurikulum 2006) dan tabel 7 (kurikulum 2013)!


(39)

PPKn SMP KK I

27

4. Buatlah soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs!

5. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal! 6. Buatlah soal uraian (Essay) sebanyak 3 soal)!

Tabel 1.1. Kisi-kisi penulisan soal tes prestasi akademik Matapelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan Pembelajaran 1 Kurikulum 2006

No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1. VII Pancasila

sebagai dasar negara

PG dan Essay Level

pengetahuan dan

pemahaman

2. VII Sikap positif

terhadap

Pacasila dalam kehidupan

berbangsa dan bernegata

PG dan Essay Level Aplikasi

3. VII Sikap positif

terhadap

Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat

PG dan Essay Level

Penalaran

Tabel 1.2. Kisi-kisi penulisan soal tes prestasi akademik Matapelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan Pembelajaran 1 Kurikulum 2013

No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1. VIII Pancasila sebagai

dasar negara dan pandangan hidup bangsa

PG dan Essay Level

pengetahuan dan

pemahaman

2. VIII Pancasila sebagai

dasar negara dan pandangan hidup bangsa

PG dan Essay Level Aplikasi

3. VIII Pancasila sebagai

dasar negara dan pandangan hidup bangsa

PG dan Essay Level


(40)

Kegiatan Pembelajaran 1

28

Tabel 1.3. Kartu soal untuk penyusunan soal pilihan ganda/essay

KARTU SOAL

Jenjang Mata Pelajaran Kelas

Kompetensi Level Materi Bentuk soal

: Sekolah Menengah Pertama

: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan : VII

:

: Pengetahuan dan pemahaman : Pancasila sebagai dasar negara : Pilihan Ganda/Essay

Aktivitas: Pancasila sebagai dasar negara

LK.1.2. Analisis Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan bernegara

Prosedur Kerja:

1. Bacalah materi pada kegiatan pembelajaran ini secara cermat!

2. Bacalah beberapa berita melalui media massa yang dapat dipercaya

(televisi, koran, majalah, atau buku)!

3. Isilah lembar kerja berikut dengan singkat dan jelas sesuai konsep, teori,

dan kaidah yang berlaku!

1. Carilah salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yang berkaitan dengan keberadaaan Pancasila sebagai dasar negara!

... ... ... 2. Analisislah langkah yang telah dilakukan pemerintah dalam menghadapi

permasalahan yang tersebut!

... ... ... 3. Bagaimanakah pendapat anda tentang kebijakan/peraturan yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah tersebut!

... ...


(41)

PPKn SMP KK I

29

2. Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan merupakan paerwujudan dari …. a. Pancasila sebagai suatu sistem

b. Pancasila sebagai pandangan hidup

c. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum d. Pancasila sebagai kaidah fundamental

2. Nilai dalam Pancasila yang menjiwai nilai-nilai yang lainnya adalah nilai …. a. keadilan

b. kerakyatan/demokrasi c. kemanusiaan

d. ketuhanan

3. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung makna bahwa wujud dari kemanusiaan harus berdasarkan pada ….

a. persatuan b. ketuhanan c. keadilan b. demokratis

4. Pembentuk negara Indonesia yang utama adalah nilai …. a. keagamaan

c. kerakyatan d. persatuan e. kemakmuran

5. Keanekagaraman masyarakat Indonesia dalam hal agama, bahasa, tradisi, mata pencaharian, status sosial dan lain-lain merupakan ….

a. kekayaan bangsa yang harus dikelola untuk mewujudkan persatuan b. keadaan yang tidak dapat dihindari dan harus ditekan keberadaannya c. suatu keniscayaan yang harus diubah untuk mewujudkan persatuan


(42)

Kegiatan Pembelajaran 1

30

d. takdir Tuhan Yang Maha Esa dan harus dilebur untuk menemukan persamaan-persamaan

6. Nilai kerakyatan mengandung makna bahwa pada prinsipnya manusia merupakan ….

a. makhluk individu dan sosial yang membutuhkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sesuai hati nuraninya

b. makhluk Tuhan yang secara kodrati memiliki kebebasan mutlak untuk menunjukkan eksistensi diri

c. makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup tanpa kebebasan dari orang lainnya

d. warga negara yang harus dilindungi haknya untuk mewujudkan kebebasan mutlaknya yang dilindungi oleh konstitusi

7. Nilai keadilan dalam Pancasila merupakan nilai yang mendasari untuk terwujudnya ….

a. masyarakat yang berketuhanan b. warga negara yang berkerakyatan c. manusia yang beradab

d. masyarakat yang sejahtera

8. Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa …. a. semua hukum yang berlaku harus berdasarkan pada Pancasila b. hukum negara yang dibentuk harus sesuai dengan Pancasila c. kehidupan sehari-hari harus didasarkan pada Pancasila d. sikap dan perilaku harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila

9. Pancasila sebagai dasar negara secara legal formal terdapat dalam …. a. Piagam Jakarta

b. Risalah Sidang BPUPKI

c. Undang-Undang No.12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan RI

d. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945


(43)

PPKn SMP KK I

31

10. Pancasila merupakan cita negara dan cita hukum yang menjiwai seluruh

peraturan perundang-undangan yang berlaku menunjukkan kedudukannya sebagai ….

a. dasar negara b. pandangan hidup c. falsafah bangsa d. ideologi negara

Rangkuman

1. Pancasila merupakan suatu sistem nilai yang pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila I sampai dengan sila V dari Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud masyarakat yang sejahtera. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi.

2. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara yang dapat memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang secara lahir dan batin menuju ke arah kebaikan, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila sebagai dasar negara dan dasar dari segala hukum yang ada di Indonesia dapat diartikan bahwa setiap perundang-undangan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang sah

3. Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalannya. Keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat dilihat secara nyata pada semangat gotong royong dan asas kekeluargaan yang ada dalam kehidupan masyarakat.


(44)

Kegiatan Pembelajaran 1

32

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 17.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat telah sukses melaksanakan kegiatan pemnelajaran ini, Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai.

����������������� =�����ℎ������������


(45)

PPKn SMP KK I

33

Kegiatan Pembelajaran 2

Analisis Hakekat dan Kedudukan Pancasila

Sebagai Ideologi Terbuka

Tujuan

Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat diharapkan mampu:

1. menganalisis kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan ideology terbuka dengan benar;

2. menganalisis implementasi aktualisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat terbuka.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis kedudukan Pancasila sebagai ideologi dengan benar. 2. Menganalisis Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar.

Uraian Materi

1. Pancasila sebagai Idelogi Negara a. Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani idea yang artinya perawakan, gagasan dan buah pikir, sedangkan logos artinya ajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani eidos dan logis. Eidos artinya melihat, memandang, pikiran, dan cita-cita. Sedangkan logos artinya ilmu (Wiyono, 2015:1). Dengan demikian ideologi artinya ilmu atau ajaran tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas. Ideologi dapat diartikan sebagai apa yang dipikirkan, dicitakan, dan diinginkan.

Pengertian ideologi pada hakekatnya suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah perilaku kepada seseorang atau sekelompok masyarakat/bangsa yang disertai petunjuk


(46)

Kegiatan Pembelajaran 2

34

tentang cara-cara mewujudkan cita-cita tersebut dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang politik, sosial, kebudayaan, dan keagamaan. Ideologi dalam pelaksanaannya senantiasa mewujudkan cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan bagi seluruh rakyat akan berupaya secara sistematis menanamkan kepercayaan pada para pendukungnya untuk menyamakan gerak dan tingkah laku yang sejalan dengan garis ideologi yang sedang dikembangkannya (Wiyono, 2015). Dengan demikian diperoleh kesamaan persepsi, sikap serta tingkah laku yang tepat, wajar dan baik tentang dirinya. Dengan demikian ideologi suatu bangsa pada hakekatnya sebagai asas kerohanian yang memiliki karakteristik:

a. memiliki derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan; b. merupakan hasil refleksi dari pengalaman kehidupannya;

c. pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi menurut Oesman dan Alfian (1990:6) sebagai suatu rangkaian nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup bangsa mereka. Ideologi bangsa sebagai cara pandang suatu bangsa dalam menyelenggarakan rumah tangga negaranya.

b. Fungsi Ideologi bagi Suatu Bangsa

Pengertian ideologi sebagaimana dijelaskan di atas mengandung pemahaman tentang fungsinya. Dari pandangan Wiyono (2015) menunjukkan fungsi ideologi yakni sebagai pedoman atau petunjuk arah untuk mencapai cita-cita bangsa. Fungsi ideologi memberikan:

a. struktur kognitif yakni keseluruhan pengetahuan yang diperoleh sebagai landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya;

b. orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia;

c. norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak;


(47)

PPKn SMP KK I

35

d. bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya;

e. kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan;

f. pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta menolak tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma–norma yang terkandung di dalamnya (Poespowardoyo,1990, Oesman dan Alfian,1990). Ideologi dalam makna positif dibutuhkan karena mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi akan dunia dan sekitarnya, memotivasi masyarakat untuk berjuang melawan penjajah yang selanjutnya diwujudkan dalam penyelenggaraan negara. Ideologi berfungsi (1) pengikat kelompok atau bangsa menjadi satu kesatuan untuk mengejar cita-cita bersama, (2) pedoman untuk bertindak, (3) pendorong bagi suatu bangsa untuk berjuang dalam mengejar tujuan bersama (Wiyono, 2015:3)

c. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara artinya Pancasila merupakan cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri: (1) mempunyai derajat yang tinggi; (2) mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara.

Empat fungsi pokok Pancasila sebagai ideologi negara dalam kehidupan bernegara sebagai berikut.

a. Fungsi pemersatu, Pancasila berfungsi mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan.

b. Fungsi Pengarah, Pancasila berfungsi membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.


(48)

Kegiatan Pembelajaran 2

36

c. Fungsi identitas, Pancasila memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi dorongan bagi nation and character building berdasarkan Pancasila.

d. Fungsi penilai, Pancasila berfungsi menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik evaluasi, penilaian mengenai keadaan bangsa dan negara.

2. Analisis Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.

Pancasila sebagai ideologi terbuka bisa jadi sebagai “obat kuat” yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sudah sejak pemerintahan presiden Suharto, secara tersirat menunjukkan sifat sebagai ideologi terbuka jika dikaji dari semangat para pendiri bangsa sebagaimana dirumuskan dalam UUD Negara republik Indonesia 1945 terutama pada penjelasannya.

Ideologi terbuka merupakan tuntutan jaman, agar dapat berfungsi sesuai dengan permasalahan yang timbul, karena kekuatan ideologi pada prinsipnya tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada ideologi tersebut , yakni (1) dimensi realitas, yakni bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat, (2) dimensi idealitas yaitu bahwa ideologi tersebut memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik, dan (3) dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan pengembangan pemikiran (Alfian, 1990).

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka diharapkan menjadi sarana dalam memecahkan permasalahan bangsa, namun demikian faktor manusia yakni rakyat dan bangsa sangat menentukan dalam keberhasilan menyelesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuah ideologi jika tidak didukung sumber daya manusia yang baik, maka ideologi hanya akan menjadi angan-angan semata.


(49)

PPKn SMP KK I

37

a. Analisis Ideologi Terbuka dan ideologi Tertutup

Di dunia ini dikenal adanya dua bentuk ideologi, yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Ideologi terbuka adalah suatu ideologi yang memiliki karakteristik tidak dimutlakkan dimana nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi secara internal senantiasa dinamis, sehingga dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman. Ideologi tertutup adalah ideologi yang mutlak, merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang kebenarannya tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Dengan demikian dapat disarikan sebagai berikut.

Tabel 6. Perbandingan karakteristik antara ideologi terbuka dan tertutup

Ideologi

Aspek Terbuka Tertutup

Karakteristik • Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita digali dari kekayaan adat kebiasaan, kebudayaan dan religius masyarakatnya

• Fleksibel, tidak kaku sehingga dapat menerima perubahan

• Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita berasal dari individu atau kelompok yang berkuasa dan masyarakat diharus-kan tunduk dan berkor-ban demi aliran pemi-kiran tersebut • Rigid atau kaku tidak dapat

menerima perubahan Relasi antara

penguasa dan rakyat

• Penguasa adalah pengemban amanah rakyat yang harus bertanggung jawab

• Penguasa bertindak totaliter, masyarakat harus tunduk danpatuh pada ideologi elit penguasa

Karl Mannhein membedakan dua macam kategori ideologi yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif. Ideologi Partikular adalah suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan berkaitan dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat. Ideologi Komprehensif adalah suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial.


(50)

Kegiatan Pembelajaran 2

38

Tabel 7. Analisis perbandingan karakteristik antara Ideologi Partikular dan Komprehensif

Ideologi Aspek

Partikular Komprehensif

Karakteristik • Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita sebagai keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan berkaitan dengan kepentingan kelas sosial tertentu.

• Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita bersifat menyeluruh sebagai hasi akomodasi tanpa berpihak pada kelas sosial ataupun golongan tertentu

Relasi antara penguasa dan rakyat

• Negara melindungi dan menjalankan idealisme tertentu, misalnya negara komunis melindungi kaum proletar, negara liberal membela kebebasan individu

• Negara mengakomodasi berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat

b. Alasan Pancasila Sebagai Ideologi terbuka

Beberapa faktor yang mendorong gagasan dan pikiran menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbukamenurut Moerdiono (1992:400) ada empat, yaitu: perubahan atau perkembangan masyarakat yang cepat, runtuhnya ideologi tertutup, praktik tertutup ideologi di masa lalu, dan Pancasila sebagai asas tunggal.

Pertama, Perubahan dan perkembangan masyarakat yang cepat. Seiring dengan

pesatnya pembangunan nasional, maka terjadi perkembangan masyarakat secara cepat, sehingga problema yang datang tidak senantiasa dapat dijawab secara ideologi sesuai dengan pemikiran-pemikiran ideologi sebelumnya. Misalnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, tidak memungkinkan suatu negara menutup diri dari pasar, terjadi pergeseran peran negara, Noziex execive, atau Gramsci menyebutnya negara tidak lagi memiliki "hagemoni" (Margono, 2011) karena peran pemerintah mulai terkurangi oleh peran organisasi non-pemerintah, ataupun badan usaha swasta, sehingga gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologis. Dengan demikian dapat disarikan bahwa proses pembangunan nasional berencana menunjukkan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia secara cepat dan dinamis yang membawa konsekuensi bahwa tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara ideologis sebagaimana ideologi sebelumnya yang tertutup.


(51)

PPKn SMP KK I

39

Kedua, Runtuhnya ideologi tertutup marxisme-leninisme/komunisme. Menjelang abad ke 21 terjadi perubahan besar dimana ideologi komunis (Uni Soviet) tumbang setelah puluhan tahun menjadi kiblat ideologi komunis dunia. Komunisme memposisikan sebagai ideologi tertutup yakni ideologi yang merasa sudah mempunyai seluruh jawaban terhadap kehidupan ini, sehingga yang perlu dilakukan adalah melaksanakan secara dogmatik. Kesimpulannya bahwa realita runtuhnya ideologi tertutup seperti marxisme, leninisme/ komunisme, maka ideologi tertutup dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi lainnya

Ketiga, praktik ideologi tertutup di masa lalu. Pengalaman sejarah politik Indonesia disaat pengaruh komunisme sangat besar dalam segala sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana ideologi komunisme yang bersifat tertutup telah mempengaruhi Pancasila, sehingga dalam pelaksanaan pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Oleh karenanya Pancasila tidak mungkin lagi tampil sebagai acuan bersama sebagai alat yang secara konseptual dipergunakan untuk menyerang lawan-lawan politik dengan kebijaksanaan pemerintah absolut dan totaliter, sehingga setiap perbedaan pandangan menjadi alasan untuk secara langsung menjastifikasi sebagai anti pancasila.

Keempat, penempatan Pancasila sebagai asas tunggal. Pada saat negara menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ternyata menjadikan kualifikasi dalam hidup "bermasyarakat, berbangsa dan bernegara" tersandera karena hakekatnya terdapat kawasan kehidupan yang bersifat otonom yang secara tidak langsung mengacu pada nilai Pancasila. Salah satu di antaranya adalah nilai-nilai religi. Tekad kuat untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ternyata tidak tepat, oleh karenanya oleh MPR tahun 1999 istilah Pancasila sebagai satu-satunya asas telah dicabut, namun pencabutan ini diartikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai


(1)

PPKn SMP KK I

257

Glosarium

Bela negara : tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara

Bangsa : kelompok masyarakat yg bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri.--Antr kumpulan manusia yg biasanya terikat krn kesatuan bahasa dan kebudayaan dl arti umum, dan menempati wilayah tertentu di muka bumi;

Bhinneka tungaal ika

: Kata bhinneka berarti "beraneka ragam", berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Blt : Bantuan Langsung Tunai

Bpjskesehatan : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Garis katulistiwa : garis imajiner yang membentang dari timur ke barat

pada permukaan bumi dan persis setengah jalan antara Kutub Utara dan Selatan (titik utara dan selatan di Bumi). Khatulistiwa juga membagi bumi menjadi belahan bumi utara dan belahan bumi selatan dan merupakan jalur lintang penting untuk

keperluan navigasi seperti 0˚ dan semua pengukuran


(2)

Glosarium

258

Hak : sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan

penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.

Jaminan sosial : Salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak

Kewajiban : Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab

Konstitusi : Segala ketentuan dan aturan tentangketatanegaraan (undang-undang dasar dsb);

Lambang : Sesuatu spt tanda (lukisan, lencana, dsb) yg menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; simbol: gambar tunas kelapa -- Pramuka; warna biru ialah -- kesetiaan; tanda pengenal yg tetap (menyatakan sifat, keadaan, dsb): peci putih dan serban ialah -- haji;3 huruf atau tanda yg digunakan untuk menyatakan unsur, senyawa, sifat, atau satuan matematika;

Modul : standar atau satuan pengukur;--satuanStandaryg bersama-sama dng yg lain digunakan secara bersama;--kegiatan program belajar-mengajar yg dapat dipelajari oleh murid dng bantuan yg minimal dr guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yg akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yg dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dl penyelesaian pelajaran;

Negara : suatu organisasi yang tertinggi diantara setiap kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu dalam hidup pada daerah tertentu dan memiliki pemerintah yang telah berdaulat

Pembelajaran : proses, cara, perbuatan menjadikan orangatau makhluk hidup belajar;


(3)

PPKn SMP KK I

259

sebuah keinginan.

Warga negara : orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu Rakyat : seluruh orang yang berada pada suatu wilayah

Negara dan taat pada kekuasaan pemerintahan tersebut.

Republik : bentuk pemerintahan yg berkedaulatan rakyat dan dikepalai oleh seorang presiden.

Semboyan : perkataan atau kalimat pendek yg dipakaisbgdasar tuntunan (pegangan hidup); inti sari suatu usaha dsb; slogan; moto: “Bhinneka Tunggal Ika” ialah -- Republik Indonesia;”sekali murah, tetap murah”, itulah -- tokonya;

Sidang komisi : sebuah media diskusi yang melibatkan lebih dari 2 orang dengan materi pembahasan yang telah disepakati bersama yang di bahas pada masing-masing komisi didalam dewan perwakilan.


(4)

Glosarium


(5)

(6)