Manfaat Media Pembelajaran Berbagai manfaat media telah diungkapkan oleh beberapa ahli. Meskipun Jenis Media 1. Media Tape Recorder

2. Manfaat Media Pembelajaran Berbagai manfaat media telah diungkapkan oleh beberapa ahli. Meskipun

telah disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelaaran, namun penerimaan serta pengintegrasiannya kedalam program-program pembelajaran berjalan lambat. “Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memiliki manfaat antara lain: 1 Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 2 Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih difahami oleh siswa. 3 Metode mengajar akan lebih bervariasi siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.” 33 Dengan demikian, manfaat penggunaan media pembelajaran diantaranya adalah dapat menjadikan pengajaran lebih menarik, memperjelas bahan pengajaran, menjadikan pengajaran lebih bervariatif dan menjadikan siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan keterampilan mereka sesuai dengan apa yang menjadi tuntunan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Jenis Media 1. Media Tape Recorder

“Media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.” 34 Sedangkan menurut Ma’mur Saadie “media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam letak jenjang atau alat apa saja 33 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, hlm 2. 34 Loc. Cit. hlm. 6 yang digunakan sebagai perantara atau penghubung 2 hal.” 35 Jadi media adalah bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dirancang dengan baik dalam batas-batas tertentu terdapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa dengan media atau antar siswa dengan guru sebagai sumber belajar “Alat perakam pita magnetic magnetic tape recording atau lazimnya orang menyebut tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakan. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu sistem full track recording dan double track recorder.” 36 Jadi tape recorder suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara- acara rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarkan dari stasiun tape recorder tertentu. 1. “Kelebihan media tape recorder a. Tidak begitu mahal untuk kegiatan pembelajaran. b. Tape recorder cukup hemat, sebab suatu rekaman dapat dihapus dan diganti dengan materi yang baru. c. Dapat digunakan untuk belajar kelompok maupun individual. d. Siswa yang tuna netra maupun yang tuna aksara dapat belajar melalui madia tape recorder. e. Anak yang masih kecil atau untuk anak didik yang belum dapat membaca, media tape recorder dapat membentuk pengalaman belajar bahasa permulaan. 2. Kelemahan media audio a. Melalui tape recorder dapat mendengarkan urutan penyajian yang tetap, bahkan apabila diputar kembali, akan terdengar hal-hal yang sama. Hal ini kadang-kadang membosankan. b. Tanpa ada penyajian yang bertatap muka langsung dengan siswa, beberapa di antara siswa kurang memperhatikan penyajian itu. c. Pengembang program tape recorder yang baik, akan banyak menyita waktu. 35 Ma’mur Saadie, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: UT, 2008, hlm. 5.3 36 Sudjana, Media Pengajaran.......................................... hlm. 7 d. Penentuan kecepatan cara penyampaian informasi dapat menimbulkan kesulitan apabila pendengar memiliki latar belakang serta kemampuan mendengar yang berbeda. e. Tidak dapat diperoleh balikan secara langsung karena hanya ada satu jalur penyampaian informasi.” 37 37 Saadie, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia…………………….. hlm. 5. 34–5.35

BAB II ACUAN TEORETIS

A. MENYIMAK 1. Pengeretian Menyimak

Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari seseorang sudah pasti akan menggunakan perangkat indera pendengaran untuk mendengar. Lain halnya dengan mendengarkan adalah kegiatan yang disengaja untuk mendapatkan informasi atau pesan yang disampaikan oleh orang lain. Menurut Russel dan Russel dalam Tarigan, “menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.” 1 Dibuku yang sama Tarigan menjelaskan “ Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.” 2 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. “Tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam antara lain: 1. Untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar; 2. Untuk penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipergelarkan terutama sekali dalam bidang seni; pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audial; 3. Untuk menilai apa-apa yang dia simak itu baik-buruk, indah-jelek, logis- tak logis, dan lain-lain; singkatnya dia menyimak untuk mengevaluasi; 4. Untuk menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, 1 Henry Guntur Tarigan, Menyimak, Bandung: Angkasa, 1987, hlm. 29 2 Ibid. hlm. 28 7