V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Pabrik Gula di Jawa Timur
Di Jawa Timur industri gula dikelola oleh 4 perusahaan pemilik PG– PG, yaitu PTPN X memiliki 11 Pabrik Gula, PTPN XI memiliki 16 Pabrik
Gula, PT. Rajawali Nusantara memiliki 3 Pabrik Gula dan PT. Kebon Agung memiliki 1 Pabrik Gula. Masing masing perusahaan memiliki batas
batas area pengolahan dan mendapat pasok tebu dari TR tebu rakyat dan TS tebu sendiri yang luasannya bervariasi. Perusahaan yang
memiliki area tebu sawah terluas adalah PTP Nusantara X, sedangkan PTP Nusantara XI memiliki area tegalan terluas dibanding perusahaan
lainnya. Perusahaan dengan pengelolaan tebu tersempit adalah PT. Kebon Agung. Meskipun demikian, perusahaan ini memiliki porsi
pengelolaan TR terhadap TS dengan perbandingan terbesar, yang berarti memberikan gambaran bahwa dalam upaya menghasilkan gula, suplai
tebunya diperoleh sekitar 94 berasal dari tebu rakyat. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh PT. RNI dengan kontribusi antara TR dan TS sekitar
92 , yang menunjukkan kedua perusahaan tersebut sangat tergantung kepada dukungan petani pemasok tebu.
Industri Gula di Jawa Timur mengalamai situasi kurang menguntungkan. Luas lahan potensial tebu yang yang habitat utama
adalah lahan sawah mengalami penyusutan sebagai akibat pencapaian produktivitas tebu rendah, pembangunan yang pesat dari industri lain,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
62
tekanan jumlah penduduk dan lingkungan fisik maupun non fisik seperti harga gula dan kebijakannya yang kurang kondusif. Namun setelah tahun
1998, dengan kondisi lingkungan fisik yang sangat mendukung untuk mencapai produksi mendekati potensinya telah merangsang kembali
perluasan area perkebunan tebu, meskipun secara signifikan baru terlihat dari pengunaan lahan tegalan.
Luas areal pengelolaan tebu di Jawa Timur baik dari sisiluas total yang dimiliki perusahaan maupun dari komposisi luar area tebu sawah,
tebu tegalan, TR maupun TS per periode waktu tahun
perkembangannya sangat dinamis. Karena luas areal perkebunan tebu merupakan variabel dari produksi gula, maka semakin luas areal
pengelolaan tebu akan memberikan kontribusi hasil gula dan lebih besar. Penulis memilih Jawa Timur, karena kontribusi gula Nasional
mencapai lebih dari 50, dan memiliki 31 Pabrik Gula. Pabrik gula mengandalkan tebu dari rakyat. Untuk keberlanjutan industri gula di Jawa
maka Pemerintah mengeluarkan kebijakan Akselerasi Produksi Gula Nasional, biasa dikenal dengan program “Bongkar Ratoon“.
5.2. Pelaksanaan Program Bongkar Ratoon di Jawa Timur