Penentuan Lokasi Populasi dan Contoh Jenis Data Pengambilan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

55

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Penentuan Lokasi

Obyek yang dipilih Provinsi Jawa Timur, hal ini disebabkan Jawa Timur memberikan kontribusi yang besar terhadap pergulaan Nasional. Sekitar 50 atau 1,2 juta ton gula konsumsi dari 3 juta ton kebutuhan gula Nasional. Jawa Timur memiliki 31 Pabrik Gula yang dimiliki oleh 4 Perusahaan yaitu PTPN X memiliki 11 Pabrik Gula, PTPN XI memiliki 16 Pabrik Gula, PT. Rajawali Nusantar memiliki 3 Pabrik Gula dan PT. Kebon Agung memiliki 1 Pabrik Gula yang tersebar di 24 KabupatenKota .

4.2. Populasi dan Contoh

Populasi dan contoh ada di 31 Pabrik Gula yang dikelola oleh 4 Perusahaan antara lain PTPN X yang memiliki 11 Pabrik Gula, PTPN XI memiliki 16 Pabrik Gula, PT Rajawali Nusantara memiliki 3 Pabrik Gula dan PT. Kebon Agung memiliki 1 Pabrik Gula, yang ada di 24 KabupatenKota di Provinsi Jawa Timur.

4.3. Jenis Data

Data yang diperlukan adalah data sekunder yang berupa data luas areal, produksi tebu, produktivitas tebu, rendemen, produksi gula, produktivitas gula yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 10 tahun 1998 sd 2007. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 56

4.4. Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pooling data atau penggabungan data data selama 10 tahun 1998 sampai dengan 2007. Untuk mempermudah pemahaman terhadap penelitian ini, maka data-data yang terkumpul dan telah dianalisis akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriptif. Setelah dianalisis diskriptif, dilanjutkan dengan analisis regresesi. Hal ini dilakukan agar bisa diketahui seberapa dominan program bongkar ratoon terhadap luas areal giling, produksi tebu, produktifitas tebu, rendemen, produksi gula dan produktivitas gula.

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Kebijakan Bongkar Ratoon adalah kebijakan dari Pemerintah untuk membongkar tanaman yang kepras lebih dari 3 kali atau berulang ulang dengan mengganti varietas baru sesuai rekomendasi P3GI, pembangunan kebun bibit berjenjang mulai dari KBP Kebun Bibit Pokok, KBN Kebon Bibit Nenek, KBI Kebun Bibit Induk, KBD Kebun Bibit Dasar dan penguatan kelembagaan petani melalui PMUK Penguatan Modal Usaha Kelompok. 2. Luas areal panen tebu adalah luas areal panen tebu dalam satu musim tanam, dalam usahatani tebu rakyat yang diukur dengan satuan hektar per tahun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 57 3. Rendemen tebu menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 031SKMenpenBPB376 adalah jumlah kilogram hablur yang dihasilkan pabrik gula dari 100 kg tebu yang diolah, diukur dalam satuan . Perhitungan rendemen adalah : Kuintal tebu : Tebu ku per ha x luas a Kuintal hablur : Hablur ku per ha x luas b Rendemen : b : a x 100 Skala pengukurannya adalah ratio perbandingan dalam 4. Produksi tebu adalah jumlah bobot tebu segar yang dihasilkan lahan usahatani dan diukur dengan satuan ton per tahun; 5. Produksi gula adalah jumlah bobot gula yang dihasilkan oleh lahan usahatani setelah tebu diprosesdikristalkan dan diukur dengan satuan ton per tahun. 6. Kebijakan adalah tindakan Pemerintah atau Negara untuk tujuan kepentingan masyarakat dalam memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini kebijakan yang dimaksudkan adalah kebijakan bongkar ratoon.

4.6. Analisis Data