Tata Nama Alkena C
dari 36 siswa tidak memenuhi ketuntasan minimal yang dibebankan oleh sekolah. Adapun ketuntasan minimal yang dibebankan oleh sekolah yaitu 70.
Hasil angket yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa siswa kesulitan memahami materi kimia dikarenakan materinya sulit, susah dipahami,
banyak rumus dan hafalan, tidak hafal Tabel periodik unsur, serta masih bingung mengenai tata nama. Hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil belajar materi
Hidrokarbon, karena tata nama dan hafalan akan banyak dijumpai pada materi hidrokarbon.
Berdasarkan analisis motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran Multiple Intelligences bervisi SETS, diperoleh rata-rata proporsi skor 86132 dengan kategori
sedang. Selanjutnya dilakukan diagnosis Multiple Intelligences siswa melalui pengisisan lembar tes Multiple Intelligences. Lembar tes yang dipakai mengacu pada
model Thomas Armstrong dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan Multipel di dalam Kelas yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Diagnosis ini dilakukan
untuk mengidentifikasi kecerdasan dominan yang dimiliki oleh siswa kelas X.1 sebagai bahan pertimbangan untuk merancang pembelajaran. Berdasarkan diagnosis
Multiple Intelligences yang telah dilakukan, kecerdasan menonjol yang dimiliki oleh siswa kelas X.1 diantaranya kecerdasan linguistik dimiliki oleh 24 siswa, kecerdasan
logis-matematis dimiliki oleh 29 siswa, kecerdasan visual-spasial dimiliki oleh 19 siswa, kecerdasan kinestetik-tubuh dimiliki oleh 31 siswa, kecerdasan musikal
dimiliki oleh 29 siswa, kecerdasan interpersonal dimiliki oleh 28 siswa, kecerdasan intrapersonal dimiliki oleh 28 siswa, dan kecerdasan naturalis dimiliki oleh 18 siswa.
Adapun hasil diagnosis Multiple Intelligences siswa kelas X.1 disajikan pada Gambar 4.1. Sedangkan rincian hasil diagnosis Multiple Intelligences siswa kelas X.1
disajikan pada Lampiran 3.
Gambar 4.1. Kecenderungan Kecerdasan Siswa Kelas X.1