4 Membuat Soal atau Tes Pembuatan soal atau tes ini disesuaikan dengan metode pembelajaran
yang digunakan oleh peneliti yaitu CTL. Soal tes ini terdiri dari soal kelompok dan soal tes indidu di akhir kegiatan.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Di dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada hari Rabu , 22 September 2010. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
No. Kegiatan Guru
Kegiatan siswa Komponen
A. Pendahuluan
1.
Guru memberikan salam dan mendata siswa yang hadir
Siswa membalas salam guru
2
Guru mengingatkan
kembali tentang
penjumlahan dan pengurangan aperspsi Siswa memperha-tikan
apa yang disampaikan oleh guru
Tanya jawab
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang berhubungan
dengan penjumlahan dan pengurangan.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
4.
Guru memotivasi siswa agar melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat
Siswa memper-siapakan diri untuk melaksanakan
pembe-lajaran
5.
Guru menginformasikan pokok bahasan dalam pembelajaran hari ini
Siswa menyimak
informasi guru
B. Kegiatan Inti
1.
Guru menejelaskan sifat – sifat operasi hitung.
Siswa memperhatikan keterangan guru
Ceramah
2.
Guru mendemonstrasikan alat peraga berupa mobil - mobilan.
Siswa memperhatikan demonstrasi guru
Modelling
3.
Guru memberikan informasi jika Mobil bergerak maju artinya itu adalah
operasi penjumlahan, dan jika mundur adalah pengurangan.
Siswa mengembangkan pengetahuannya,
kemudian bila ada siswa yang
dapat menghubungkannya
maka siswa
diminta untuk menjawabnya.
Inquiry
6.
Guru membentuk 4 kelompok dari 20 siswa yang hadir tiap Kelompok beranggotakan :
Siswa membetuk
kelompok dan melak- Learning
community
beranggotakan 5 siswa.
Membuat model pembelajajan dari
papan yang diberi tanda nomer dan mobil mainan.
sanakan kegiatan
7.
Guru membagikan LKS berserta peralatan kerja kelompok Guru memberikan petunjuk
pengisian LKS serta cara menggunakan mainan alat peraga.
Siswa memperhatikan petunjuk guru.
Learning community
8.
Guru mengawasi kerja tiap kelompok dan membimbing kelompok yang mengalami
kesulitan. Kelompok
bekerja dibawah
bimbingan guru.
Learning community
9.
Guru mempersilahkan wakil kelompok untuk mengerjakan hasil kerja kelompok di depan
kelas. Wakil
kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya.
10
Guru mengoreksi hasil kerja kelompok berserta dengan siswa yang lain
Siswa ikut mengoreksi jawaban
yang dikerjakan
oleh rekannya di depan kelas.
11.
Guru memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil menyelesaikan LKS dengan
benar sebagai penguatan. Siswa
memberikan tepuk tangannya
C
Penutup
1.
Guru membimbing
siswa membuat
kesimpulan. “Jika operasi penjumlahan maka mobil pada
papan peraga harus bergerak maju, dan sebaliknya. Dan jika bilangan tersebut positif
maka mobil tidak berputar arah dan jika bilangan itu negatif maka mobil harus
berputar arah”.terlampir dalam ringkasan materi.
Siswa menjawab
pertanyaan siswa. Reflection
2.
Guru menanyakan apakah siswa dapat memahami materi yang telah diberikan?
Siswa menjawab
– pertanyaan guru dengan
mantap Reflection
3.
Guru menanyakan apakah pelajaran hari ini sangat menyenangkan dan bila diberikan
pada pembelajaran yang akan datang apakah siswa bersedia
Siswa memperhatikan pesan guru.
4.
Guru mengingatkan materi pembelajaran yang akan dilakukan besok kepada siswa dan
apa yang harus dipersiapkan besok. Siswa memperhatikan
pesan guru.
5.
Guru menutup pelajaran dengan salam
Siswa menjawab salam guru
Sebelum pelaksanaan tindakan guru menjelaskan terlebih dahulu tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan positif dan negatif. Pada
saat guru menjelaskan materi kepada siswa, siswa kelihatan tegang. Apabila guru memberikan pertanyaan secara lesan kepada siswa terlihat beberapa siswa diam dan
tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru hal itu dilihat dari data yang terangkum mengenai partisipasi siswa, dalam pembelajaran siswa antara lain ;
1 Banyak siswa yang aktif 25 dari jumlah siswa
2 Banyak siswa yang kurang terlibat dan tidak aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran 25 atau 5 siswa. 3
Siswa yang memperoleh nilai 7,5 sebanyak 11 dari 20 siswa. berdasarkan nilai pada tes kelompok
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa merasa takut untuk bertanya kepada guru hal itu menyebabkan ketidak aktifan siswa dalam pembelajaran.
Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan skenario yang telah di tentukan , yakni guru menjelaskan operasi hitung bilangan bulat Sehingga anak benar-benar faham tentang
konsep operasi hitung.
3. Hasil pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah
guru kelas IV SDN 1 Timahan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek.
Observasi untuk guru Dari hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa:
- Guru kurang jelas dalam penyampaian materi.
- Guru dalam menjelaskan dan dalam memberikan tugas belum menghubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. -
Guru kurang dapat memberikan motivasi pada siswa. -
Guru kurang memberi waktu siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
- Guru tidak memberi kesempatan siswa yang belum mengerti untuk bertanya.
- Guru belum mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
Observasi untuk siswa
Dari hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa: -
Banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru kurang antusias -
Siswa ramai dan bermai dengan teman sebangkunya.
- Siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang kurang
jelas. -
Siswa sulit jika disuruh untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. -
Siswa masih malas dalam membuat rangkuman.
4. Refleksi
Hasil analisis mengunakan metode Contektual Teaching and Learning.
Hasil observasi pembelajaran di kelas selama proses belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan 2 X 35 menit yang dikemas dalam
lembar observasi. Lembar observasi ini terdiri dari dua lembar observasi yaitu observasi untuk guru dan observasi untuk siswaterlampir. Dalam siklus I ini
lembar observasi secara ringkas dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1: Data hasil observasi guru dalam proses pembelajaran pada siklus I
No. Nama Observer
Jumlah Skor Skor maks
1. Sulistyani ,S.Pd
38 56
Berdasarkan data observasi guru terdapat 14 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 56 4 x 14 item pengamatan
Persentase Nilai Rata-rata NR = 56
X 100 = 67,85
Analisa Data Observasi Siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2: Data hasil observasi aktivitas dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I
No. Nama Observer
Jumlah Skor Skor maks
1. Sulistyani ,S.Pd
34 52
Berdasarkan data observasi guru terdapat 12 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 52 4 x 13 item aspek pengamatan.
Persentase Nilai Rata-rata NR = 52
X 100 = 65,38
Nilai NR di atas jika dikonversikan ke dalam kriteria taraf keberhasilan tindakan, maka aktivitas dan ketrlibatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
mendia manik yang dilaksanakan oleh guru termasuk kriteria “Baik” kisaran NR :
50 NR ≤ 75.
Analisa Hasil Tes Siswa
Pada langkah perencanaan sebelum melaksanakan tes, guru telah menetapkan nilai batas ketuntasan yang harus dicapai siswa sebagai batas
pencapaian ketuntasan individual siswa, yaitu nilai 65 dengam persentase ketuntasan kelas minimal yang ingin dicapai sebesar 75 dari jumlah siswa. Selain
itu sebelum melakukan tindakan guru juga telah melakukan tes, tujuannya untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan pada siklus I
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 : Data hasil test siswa pada sebelum siklus dan siklus I
No. Nama Responden
Nilai Keterangan
ketuntasan Individual Sebelum
Siklus Siklus I
Sebelum Siklus
Siklus I
1.
Aqil Ramadhan
40 80
TT T
2.
Bayu Anggara
60 80
TT T
3.
Bery Nuranto
60 80
TT T
4.
Feni Maliya
40 60
TT TT
5.
Gita Ramadant
40 40
TT TT
6.
Heny Irawati
70 80
T T
7.
Herik Julian
70 80
T T
8.
Jepri Mustaim
50 80
TT T
9.
Khairina Mahrani
60 80
TT T
10.
Mery Astuti
50 40
TT TT
11.
Mustakim
70 80
T T
12.
Nopa Rayani
70 80
T T
13.
Rendi Puspita
40 40
TT TT
14.
Rini Rindiani
60 60
TT TT
15.
Sri Rahayu
70 80
T T
16.
Surianti Dewi
60 80
TT T
17.
Suryadi
40 40
TT TT
18.
Taufik Hidayat
60 60
TT TT
19.
Tia Nadira
70 80
T T
20.
Wahyudiansyah
70 80
T T
Jumlah 1150
1380
TT = 13 T = 7
TT = 7 T = 13
Rata-rata 57,5
69 Ketuntasan kelas
35 65
Keterangan: KKM
≥ 65 TT = Tidak Tuntas
T = Tuntas
Persentase ketuntasan kelas yang diperoleh:
1. Sebelum siklus
Persentase ketuntasan kelas Berdasarkan standar ketuntasan kelas yang telah ditetapkan sebelumnya, maka
nilai test siswa pada sebelum siklus dianggap “Tidak Tuntas TT”
2. Siklus I
Berdasarkan standar ketuntasan kelas yang telah ditetapkan sebelumnya, maka nilai test siswa pada sebelum siklus dianggap “Tidak Tuntas TT”
4. Refleksi
Dari pengamatan dan analisa data selama pelaksanaan siklus I dapat direfeksikan sebagai berikut:
1. Dalam peningkatan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil penilaian partisipan
terhadap 14 butir pengamatan terhadap ketrampilan guru yang perlu dicermati, ada beberapa butir yang tidak terlaksana dengan baik.
2. Kemampuan operasi hitung bilangan bulat siswa kelas V SDN 1 Timahan pada
siklus I masih rendah, ketuntasan kelas 75 dari siswa yang telah ditetapkan belum tercapai.
Hasil refleksi pada siklus I ini akan direfeksikan pada siklus II, dengan lebih memusatkan pada aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik disamping tetap
mempertahankan yang sudah terlaksana dengan baik dan peningkatan prestasi belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
b. Siklus II 1. Perencaan tindakan
Berdasarkan refleksi pada siklus I disusunlah rencana tindakan perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang ditemukan. Rencana tindakan ini merupakan persiapan
untuk melakukan tindakan sehingga pada saat melaksanakan tindakan tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Adapun rencana tindakan 2 adalah membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, membuat soal post tes, menyiapkan lembar obsevasi guru dan lembar observasi siswa.terlampir
2. Pelaksanaan tindakan
Di dalam pelaksanaan siklus II terdapat satu kali pertemuan yaitu pada hari Jumat, 01 Oktober 2010. Pada pertemuan ini peneliti tetap menggunakan metode CTL.
Yaitu permasalahan yang diberikan adalah permasalahan yang akrap dengan siswa dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan
tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebagai berikut:
No. Kegiatan Guru
Kegiatan siswa Komponen
A. Pendahuluan
1.
Guru memberikan salam dan mendata siswa yang hadir
Siswa membalas salam guru
2.
Guru mengingatkan kembali tentang: operasi oenjumlahan bilangan bulat
posif dan negatif. Siswa
memperha- tikan
apa yang
disampaikan oleh
guru Tanya
jawab
3.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yaitu agar
siswa mampu
menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penjumlahan
dan pengurangan. Siswa
memperha- tikan
penjelasan guru.
4.
Guru memotivasi
siswa agar
melaksanakan kegiatan
dengan penuh semangat
Siswa mempersiapakan diri
untuk melaksanakan
pembelajaran
5.
Guru menginformasikan
pokok bahasan dalam pembelajaran hari ini
Siswa menyimak
informasi guru
B.
Kegiatan Inti
1.
Guru menjelaskan
unsur-unsur penting dalam oprasi bilangan bulat.
Siswa memperhatikan
keterangan guru Ceramah
2.
Guru mendemonstrasikan alat peraga berupa mobil –mobilan yang yang
digerakkan maju
jika operasi
Siswa memperhatikan
demonstrasi guru Modelling
penjumlahan dan
mundur jika
terdapat operasi pengungan. Mobil berputar arah jika bilangan bulat
adalah negatif dan terus tidak berputar apabila pada bilangan
positif. terlampir dalam materi
3.
Guru mengajak
siswa untuk
berfikirmerenungkan demonstrasi Siswa
mulai memikirkan
keterangan guru. Questioning
4.
Guru mendemonstrasikan lagi alat peraga agar pemahaman siswa benar
– benar kuat. Siswa
ikut mendemonstrasikan
alat peraga. Modelling +
inquiry
6.
Guru membentuk 4 kelompok belajar siswa dari 20 siswa yang hadir.
Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Selain itu guru juga menyiapkan
LKS untuk masing-masing kelompok Siswa
membentuk kelompok
dan melaksanakan
kegiatan Learning
community
7.
Guru memberikan
petunjuk pengisian
LKS serta
cara menggunakan peralatan kerja berupa:
penggaris, gunting, alat tulis, karton Siswa
memper- hatikan
petunjuk guru
Learning community
8.
Guru mengawasi kerja tiap kelompok dan membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan Kelompok
bekerja dibawah bimbingan
guru. Learning
Community
9.
Guru mempersilahkan
wakil kelompok untuk mengerjakan hasil
kerja kelompok di depan kelas. Wakil kelompok
Mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
10.
Guru mengoreksi
hasil kerja
kelompok berserta dengan siswa yang lain
Siswa ikut mengoreksi jawaban
yang dikerjakan oleh rekannya di depan
kelas
11.
Guru memberikan pujian kepada kelompok
yang berhasil
menyelesaikan LKS dengan benar sebagai penguatan
Siswa memberikan
tepuk tangannya.
C.
Penutup
1.
Guru membimbing siswa membuat simpulan.
Siswa membuat
simpulan dibantu
oleh guru
2.
Guru memberikan tes singkat secara individual
Siswa mengerjakan tes singkat dengan
antusias
3.
Guru menanyakan apakah siswa dapat memahami materi yang telah
diberikan? Siswa menjawab
pertanyaan siswa. Reflection
4.
Guru menanyakan apakah pelajaran hari ini sangat menyenangkan dan
bila diberikan pada pembelajaran yang akan datang apakah siswa
bersedia Siswa
menjawab pertanyaan
guru dengan mantap
Reflection
5.
Guru mengingatkan
materi pembelajaran yang akan dilakukan
besok kepada siswa dan apa yang harus dipersiapkan besok
Siswa memperhatikan
pesan guru.
6.
Guru menutup pelajaran dengan salam
Siswa menjawab
salam guru
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah
guru kelas IV SDN 1 Timahan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek.
Observasi untuk guru Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa:
- Guru agak jelas dalam penyampaian materi operasi hitung bilangan bulat.
- Guru dalam menjelaskan dan dalam memberikan tugas sudah menghubungkan
dengan kehidupan sehari-hari.kontektual -
Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa. -
Guru sudah memberi waktu siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
Observasi untuk siswa. Dari hasil observasi yang tekah dilakukan terlihat bahwa:
- Pada siklus II ini siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru.
- Siswa sudah menunjukkan antusias dalam belajar.
- Siswa sudah melai berani bertanya kepada guru tentang materi luas persegi
panjang dan segitiga yang menurutnya kurang jelas. -
Siswa mulai tumbuh minat jika disuruh untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.
- Siswa mau membuat rangkuman.
4. Refleksi a. Hasil analisis penggunaan metode Contextual Teaching and Learning
hasil observasi proses pembelajaran di kelas selama porses belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang dikemas dalam lembar
observasi. Lembar observasi ini terdiri dari dua lembar observasi yaitu observasi untuk guru dan observasi untuk siswa. Dalam siklus II ini lembar observasi secara ringkas
dipaparkan dalam tabel berikut : data terlampir
tabel 4.4 tabel taraf keberhasilan guru pada siklus II
Skor maks. Skor yang
diperoleh Prosentase taraf
keberhasilan Taraf keberhasilan
56 48
85,71 Sangat Baik
Berdasarkan data observasi guru terdapat 14 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 56 4 x 14 item pengamatan
Persentase Nilai Rata-rata NR = 56
X 100 = 85,71
Analisa Data Observasi Siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus II disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2: taraf keberhasilan siswa pada siklus II
Skor maks. Skor yang
diperoleh Prosentase taraf
keberhasilan Taraf keberhasilan
52 48
92,30 Sangat Baik
Berdasarkan data observasi siswa terdapat 13 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 52 4 x item pengamatan
Persentase Nilai Rata-rata NR = 52
X 100 = 92,30
Analisa Data Observasi Siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan pada tabel berikut:
Keterangan:
Dari tabel diatas diperoleh kriteria keberhasilan guru mencapai 85,71 dengan taraf keberhasilan sangat baik. Dan kriteria keberhasilan siswa mencapai 92,30
dengan taraf keberhasilan “sangat baik”. Dari kedua hal tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa taraf keberhasilan guru dan siswa belum mencapai maksimal, sehingga masih diperlukan tindakan selanjutnya.
b. Hasil Analisis Ketuntasan Kelas dan Tingkat Pemahamandata terlampir
ketuntasan kelas dan tingkat pemahaman ini dapat diukur dengan cara menganalisis hasil tes, hasil tes itu terdapat dua macam yaitu post tes pada siklus I dan
post tes pada siklus II. Hasil post tes tersebut peneliti paparkan sebagai berikut: tabel 4.6 : Tabel ketuntasan kelas dan tingkat pemahamanterlampir
Jenis Tes Jumlah Siswa
yang tuntas Indivudual
Jumlah Seluruh Siswa
Prosentase Ketuntasan dan
Pemahaman Post Test Siklus I
13 20
65 Post Test Siklus II
17 20
85 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan siswa pada siklus I dan siklus
II mengalami kenaikan 25 . Meskipun begitu nilai dari tes akhir Post Test siklus II sudah memuaskan karena ketuntasan kelas sebesar 85 , di atas standar ketuntasan
klasikal yang ditentukan yaitu 75.
Analisa Hasil Tes Siswa
Seperti pada pelaksanaan siklus I, pada siklus II ini sebelum melaksanakan tes, guru juga menetapkan nilai batas ketuntasan yang harus dicapai siswa sebagai
batas pencapaian ketuntasan individual siswa, yaitu nilai 70 dengam persentase ketuntasan kelas yang ingin dicapai sebesar 70 dari jumlah siswa. Hasil tes
evaluasi siswa pada siklus I dan setelah dilaksanakannya siklus II disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Data hasil test siswa pada siklus I dan siklus II
No. Nama Responden
Nilai Keterangan ketuntasan
Individual Siklus I
Siklus II Siklus I
Siklus II 1.
Aqil Ramadhan
80 80
T T
2.
Bayu Anggara
80 100
T T
3.
Bery Nuranto
80 80
T T
4.
Feni Maliya
60 100
TT T
5.
Gita Ramadant
40 60
TT TT
6.
Heny Irawati
80 100
T T
7.
Herik Julian
80 80
T T
8.
Jepri Mustaim
80 80
T T
9.
Khairina Mahrani
80 80
T T
10.
Mery Astuti
40 100
TT T
11.
Mustakim
80 100
T T
12.
Nopa Rayani
80 80
T T
13.
Rendi Puspita
40 60
TT TT
14.
Rini Rindiani
60 60
TT TT
15.
Sri Rahayu
80 100
T T
16.
Surianti Dewi
80 80
T T
17.
Suryadi
40 80
TT T
18.
Taufik Hidayat
60 80
TT T
19.
Tia Nadira
80 100
T T
20.
Wahyudiansyah
80 100
T T
Jumlah 1380
1680 TT = 7
T = 13 TT = 3
T = 17 Rata-rata
69 84
Ketuntasan kelas 65
85
Keterangan: TT = Tidak Tuntas, T = Tuntas Dari hasil observasi dan nilai siswa pada siklus II ini bisa dilihat bahwa
motivasi belajar siswa kelas V sudah mulai meningkat dibandingkan dengan motivasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus I. Hasil test yang diperoleh juga meningkat
dibandingkan dengan hasil test pada siklus I. Selain itu juga masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki, diantaranya adalah guru kurang jelas
dalam penyampaian
materi, guru
kurang memberi
waktu siswa
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa ramai dan bermain dengan teman
sebangkunya, dan siswa masih sulit jika disuruh untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pendekatan Contextual
Teaching and Learning CTL pada materi Opersi Hitung Bilangan Bulat telah mampu membawa perubahan pada motivasi dan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari data
peningkatan persentase ketuntasan klasikal dan rata – rata nilai, meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penerapannya.
Dalam keadaan sebelum diberi tindakan pelaksaan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan sikap semangat dan
antusias siswa dalam mengikutu proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL ini. Selain itu dilihat dari hasil wawancara dan data angket yang
diberikan kepada siswa siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL ini, siswa banyak yang sangat senang dan
menyukai model pembelajaran ini. Peningkatan motivasi belajar siswa ini dimungkinkan karena adanya suasana
baru dalam pembelajaran, misalnya dengan belajar berdiskusi bersama teman dalam satu kelompok dalam menyelesaikan soal-soal telah menimbulkan rasa kepuasan
tersendiri. Kemudian hasil pekerjaan tersebut dipresentasikan ke depan kelas telah menumbuhkan rasa kebanggaan pada diri siswa. Hal ini membuat siswa menjadi
antusias serta suasana kelas tidak monoton dan siswa menjadi aktif. Dengan terciptanya suasana belajar yang baru ini, maka siswa akan merasa senang dan termotivasi untuk
giat belajar dan berusaha secara maksimal demi keberhasilan mereka.
1 Siklus I.
Pada siklus I guru kurang jelas dalam penyampaian materi, guru kurang dapat memberikan motivasi pada siswa, guru kurang memberi waktu siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan guru belum dapat mengatur alokasi waktu dengan baik. Selain itu pada siklus I masih banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru, siswa ramai dan bermain dengan teman sebangkunya, siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas, siswa
sulit jika disuruh untuk mempresentasikan hasil pekrjaannya, siswa masih malas dalam membuat rangkuman juga masih ragu untuk menjawab pertanyaan guru jika guru
bertanya kepada siswa. Mengenai kurangnya kurangnya aktifitas dan antusias siswa saat proses diskusi
kelompok karena tidak terbiasa belajar kelompok, dan terkadang ada siswa yang tidak senang dengan teman kelompoknya.
Dari permasalahan inilah kemudian peneliti berusaha memperbaikinya dengan memberikan motivasi pada siswa untuk membiasakan belajar kelompok dalam
menyelesaikan suatu masalahsoal. Dalam hal ini peneliti menggunakan alat peraga yang kontektual yaitu mobil – mobilan agar anak merasa senang selama pembelajaran.
Bahwa dengan belajar kelompok mereka yang tidak mengerti bisa minta bantuan anggota kelompok lain untuk memberi pengertian, terkadang siswa malu enggan
untuk bertanya kepada guru dan penjelasan dari teman dengan bahasa dan cara penyampaian yang lebih sederhana akan lebih mudah dimengerti. Mengenai masalah
penyampaian materi dengan metode Contextual Teaching and Learning CTL diharapkan dapat menumbuhkan jiwa dan kebiasaan siswa untuk aktif bergelut dengan
ide-ide, tidak mudah putus asa ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalahsoal, dengan menemukan suatu ideteori.
Berdasarkan hasil observasi mengenai penggunaan Contextual Teaching and Learning CTL yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran pada siklus I
keberhasilan yang diperoleh peneliti guru adalah 67,85 yang dikategorikan “baik”. Dan keberhasilan yang diperoleh siswa adalah 65,38 dengan kategori “baik”.
2 Siklus II
Pada siklus II terjadi peningkatan kebehasilan yang diperoleh peneliti guru adalah 85,71 dengan kategori “sangat baik”. Dan keberhasilan yang diperoleh siswa
adalah 92,30 dengan kategori “sangat baik”.terlampir Berdasarkan refleksi pada siklus I diperoleh bahwa adanya siswa yang belum
tuntas belajar disebabkan siswa belum termotivasi untuk belajar melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL, dan siswa kurang memahami materi secara
keseluruhan karena masih bingung dengan pelaksanaan metode Contextual Teaching
and Learning CTL yaitu siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan saling mengoreksi, ketrampilan
dikembangkan atas dasar pemahaman. Pada siklus II peneliti guru berusaha untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Contextual
Teaching and Learning CTL dan menjelaskan pelaksanaan metode pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL yaitu siswa menemukan dan menerapkan
idenya sendiri dengan pantauan guru. Dari pembahasan ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning CTL dengan menggunakan media mobil – mobilan pada meteri opersi hitung bilanagn bulat merupakan salah satu alternatif yang
bisa digunakan meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan hasil belajar
siswa yang terekam melalui nilai post tes soal individu yang mengalami peningkatan per siklus nya tersaji dalam grafik di bawah ini:
Grafik 4.8 : Grafik nilai siswa per siklus
20 40
60 80
100
Sblm Siklus Siklus I
Siklus II
Nilai Siswa
Grafik Nilai Sisw a Per Siklus
Terendah Tert inggi
M ean
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pada pembahasanhasil penelitian siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga mobil – mobilan pada materi
operasi hitung bilangan bulat hitung dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL, dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terbukti: Pada siklus I
jumlah siswa yang Tuntas pada pokok operasi hitung bilangan bulat hitung penjumlahan dan pengurangan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
CTL adalah 65 atau 13 dari 20 siswa. Pada siklus II prosentase ketuntasan siswa mengalamai peningkatan dengan
pendekatanContextual Teaching and Learning CTL yaitu sebanyak 85 atau 17 dari 20 siswa.
B. Saran
Setelah dilaksanakan PTK dikelas V SDN 1 Timahan Kecamatan Kamapak Kabupaten Trenggalek pada tahun paelajaran 2010 2011 bahwa salah satu cara
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep penjumlahan, pengurangan operasi bilangan bulat dapat digunakan pembelajaran menggunakan alat peraga mobil -
mobilan atau papan operasi hitung, hal ini merupakan pembelajaran yang sangat kontektual dengan dunia anak. Dengan pendekatan Contextual Teching and Learning
CTL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa khusunya materi bilangan bulat, maka dari pada itu penggunaan alat peraga mobil – mobilan ini bisa menjadi salah satu
alternatif dalam pembelajaran bilangan bulat.