4 Membuat Soal atau Tes Pembuatan  soal  atau  tes  ini  disesuaikan  dengan  metode  pembelajaran
yang digunakan oleh peneliti yaitu CTL. Soal tes ini terdiri dari soal kelompok dan soal tes indidu di akhir kegiatan.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Di  dalam  pelaksanaan  tindakan  siklus  I  yaitu  pada  hari  Rabu  ,  22 September  2010.  Pelaksanaan  tindakan  yang  dilaksanakan  pada  siklus  I  adalah
sebagai berikut:
No. Kegiatan Guru
Kegiatan siswa Komponen
A. Pendahuluan
1.
Guru  memberikan  salam  dan  mendata  siswa yang hadir
Siswa membalas salam guru
2
Guru mengingatkan
kembali tentang
penjumlahan dan pengurangan aperspsi Siswa  memperha-tikan
apa  yang  disampaikan oleh guru
Tanya jawab
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  yaitu  agar  siswa  mampu
menyelesaikan  masalah  dalam  kehidupan sehari-hari
yang berhubungan
dengan penjumlahan dan pengurangan.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
4.
Guru  memotivasi  siswa  agar  melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat
Siswa  memper-siapakan diri  untuk  melaksanakan
pembe-lajaran
5.
Guru  menginformasikan  pokok  bahasan dalam pembelajaran hari ini
Siswa menyimak
informasi guru
B. Kegiatan Inti
1.
Guru  menejelaskan  sifat  –  sifat  operasi hitung.
Siswa memperhatikan keterangan guru
Ceramah
2.
Guru  mendemonstrasikan  alat  peraga berupa mobil - mobilan.
Siswa memperhatikan demonstrasi guru
Modelling
3.
Guru memberikan informasi jika Mobil  bergerak  maju  artinya  itu  adalah
operasi  penjumlahan,  dan  jika  mundur adalah pengurangan.
Siswa  mengembangkan pengetahuannya,
kemudian bila ada siswa yang
dapat menghubungkannya
maka siswa
diminta untuk menjawabnya.
Inquiry
6.
Guru  membentuk  4  kelompok  dari  20  siswa yang hadir tiap Kelompok beranggotakan :
Siswa membetuk
kelompok  dan  melak- Learning
community
 beranggotakan 5 siswa.
 Membuat  model  pembelajajan  dari
papan  yang  diberi  tanda  nomer  dan mobil mainan.
sanakan kegiatan
7.
Guru  membagikan  LKS  berserta  peralatan kerja  kelompok  Guru  memberikan  petunjuk
pengisian  LKS  serta  cara  menggunakan mainan alat peraga.
Siswa memperhatikan petunjuk guru.
Learning community
8.
Guru  mengawasi  kerja  tiap  kelompok  dan membimbing  kelompok  yang  mengalami
kesulitan. Kelompok
bekerja dibawah
bimbingan guru.
Learning community
9.
Guru mempersilahkan wakil kelompok untuk mengerjakan  hasil  kerja  kelompok  di  depan
kelas. Wakil
kelompok mempresentasikan  hasil
kerja kelompoknya.
10
Guru  mengoreksi  hasil  kerja  kelompok berserta dengan siswa yang lain
Siswa  ikut  mengoreksi jawaban
yang dikerjakan
oleh rekannya di depan kelas.
11.
Guru  memberikan  pujian  kepada  kelompok yang  berhasil  menyelesaikan  LKS  dengan
benar sebagai penguatan. Siswa
memberikan tepuk tangannya
C
Penutup
1.
Guru membimbing
siswa membuat
kesimpulan. “Jika operasi penjumlahan  maka  mobil pada
papan  peraga  harus  bergerak  maju,  dan sebaliknya. Dan jika bilangan tersebut positif
maka  mobil  tidak  berputar  arah  dan  jika bilangan  itu  negatif  maka  mobil  harus
berputar  arah”.terlampir  dalam  ringkasan materi.
Siswa menjawab
pertanyaan siswa. Reflection
2.
Guru  menanyakan  apakah  siswa  dapat memahami materi yang telah diberikan?
Siswa menjawab
– pertanyaan  guru  dengan
mantap Reflection
3.
Guru  menanyakan  apakah  pelajaran  hari  ini sangat  menyenangkan  dan  bila  diberikan
pada pembelajaran  yang akan datang apakah siswa bersedia
Siswa memperhatikan pesan guru.
4.
Guru  mengingatkan  materi  pembelajaran yang akan dilakukan besok kepada siswa dan
apa yang harus dipersiapkan besok. Siswa memperhatikan
pesan guru.
5.
Guru menutup pelajaran dengan salam
Siswa  menjawab  salam guru
Sebelum  pelaksanaan  tindakan  guru  menjelaskan  terlebih  dahulu  tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan positif dan negatif.  Pada
saat  guru  menjelaskan  materi  kepada  siswa,  siswa  kelihatan  tegang.  Apabila  guru memberikan  pertanyaan  secara  lesan  kepada  siswa  terlihat  beberapa  siswa  diam  dan
tidak  menjawab  pertanyaan  yang  diajukan  oleh  guru  hal  itu  dilihat  dari  data  yang terangkum mengenai partisipasi siswa, dalam pembelajaran siswa antara lain ;
1 Banyak siswa yang aktif 25  dari jumlah siswa
2 Banyak  siswa  yang  kurang  terlibat  dan  tidak  aktif  dalam  mengikuti  proses
pembelajaran 25 atau 5 siswa. 3
Siswa  yang memperoleh  nilai  7,5 sebanyak 11 dari 20 siswa. berdasarkan nilai pada tes kelompok
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa merasa takut untuk bertanya kepada guru hal itu menyebabkan ketidak aktifan siswa dalam pembelajaran.
Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan skenario yang telah di tentukan , yakni guru menjelaskan  operasi  hitung  bilangan  bulat  Sehingga  anak  benar-benar  faham  tentang
konsep operasi hitung.
3. Hasil pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah
guru kelas IV SDN 1 Timahan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek. 
Observasi untuk guru Dari hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa:
- Guru kurang jelas dalam penyampaian materi.
- Guru dalam menjelaskan dan dalam memberikan tugas belum menghubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. -
Guru kurang dapat memberikan motivasi pada siswa. -
Guru  kurang  memberi  waktu  siswa  untuk  mempresentasikan  hasil  kerja kelompoknya.
- Guru tidak memberi kesempatan siswa yang belum mengerti untuk bertanya.
- Guru belum mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
 Observasi untuk siswa
Dari hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa: -
Banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru kurang antusias -
Siswa ramai dan bermai dengan teman sebangkunya.
- Siswa  masih  malu  untuk  bertanya  kepada  guru  tentang  materi  yang  kurang
jelas. -
Siswa sulit jika disuruh untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. -
Siswa masih malas dalam membuat rangkuman.
4. Refleksi
 Hasil analisis mengunakan metode Contektual Teaching and Learning.
Hasil observasi pembelajaran di kelas selama proses belajar mengajar pada siklus I  dilaksanakan  dalam  satu  kali  pertemuan  2  X  35  menit  yang  dikemas  dalam
lembar  observasi.  Lembar  observasi  ini  terdiri  dari  dua  lembar  observasi  yaitu observasi  untuk  guru  dan  observasi  untuk  siswaterlampir.  Dalam  siklus  I  ini
lembar observasi secara ringkas dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1: Data hasil observasi guru dalam proses pembelajaran pada siklus I
No. Nama Observer
Jumlah Skor Skor maks
1. Sulistyani ,S.Pd
38 56
Berdasarkan data observasi guru terdapat 14 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 56 4 x 14 item pengamatan
Persentase Nilai Rata-rata NR = 56
X 100 = 67,85
 Analisa Data Observasi Siswa
Hasil  pengamatan  terhadap  aktivitas  dan  keterlibatan  siswa  selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2: Data hasil observasi aktivitas dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I
No. Nama Observer
Jumlah Skor Skor maks
1. Sulistyani ,S.Pd
34 52
Berdasarkan data observasi guru terdapat 12 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 52  4 x 13 item aspek pengamatan.
Persentase Nilai Rata-rata NR = 52
X 100 = 65,38
Nilai NR di atas jika dikonversikan ke dalam kriteria taraf keberhasilan tindakan, maka aktivitas  dan  ketrlibatan  siswa  selama  proses  pembelajaran  dengan  menggunakan
mendia  manik  yang  dilaksanakan  oleh  guru  termasuk  kriteria  “Baik”    kisaran  NR  :
50  NR ≤ 75.
 Analisa Hasil Tes Siswa
Pada  langkah  perencanaan  sebelum  melaksanakan  tes,  guru  telah menetapkan  nilai  batas  ketuntasan  yang  harus  dicapai  siswa  sebagai  batas
pencapaian  ketuntasan  individual  siswa,  yaitu  nilai  65  dengam  persentase ketuntasan kelas minimal yang ingin dicapai sebesar 75 dari jumlah siswa. Selain
itu  sebelum  melakukan  tindakan  guru  juga  telah  melakukan  tes,  tujuannya  untuk mengetahui  prestasi  belajar  siswa  sebelum  dan  sesudah  tindakan  pada  siklus  I
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 : Data hasil test siswa pada sebelum siklus dan siklus I
No. Nama Responden
Nilai Keterangan
ketuntasan Individual Sebelum
Siklus Siklus I
Sebelum Siklus
Siklus I
1.
Aqil Ramadhan
40 80
TT T
2.
Bayu Anggara
60 80
TT T
3.
Bery Nuranto
60 80
TT T
4.
Feni Maliya
40 60
TT TT
5.
Gita Ramadant
40 40
TT TT
6.
Heny Irawati
70 80
T T
7.
Herik Julian
70 80
T T
8.
Jepri Mustaim
50 80
TT T
9.
Khairina Mahrani
60 80
TT T
10.
Mery Astuti
50 40
TT TT
11.
Mustakim
70 80
T T
12.
Nopa Rayani
70 80
T T
13.
Rendi Puspita
40 40
TT TT
14.
Rini Rindiani
60 60
TT TT
15.
Sri Rahayu
70 80
T T
16.
Surianti Dewi
60 80
TT T
17.
Suryadi
40 40
TT TT
18.
Taufik Hidayat
60 60
TT TT
19.
Tia Nadira
70 80
T T
20.
Wahyudiansyah
70 80
T T
Jumlah 1150
1380
TT = 13 T  = 7
TT = 7 T   = 13
Rata-rata 57,5
69 Ketuntasan kelas
35 65
Keterangan: KKM
≥ 65 TT = Tidak Tuntas
T  = Tuntas
Persentase ketuntasan kelas yang diperoleh:
1. Sebelum siklus
Persentase ketuntasan kelas Berdasarkan standar ketuntasan  kelas  yang telah ditetapkan  sebelumnya, maka
nilai test siswa pada sebelum siklus dianggap “Tidak Tuntas TT”
2. Siklus I
Berdasarkan standar ketuntasan  kelas  yang telah ditetapkan  sebelumnya, maka nilai test siswa pada sebelum siklus dianggap “Tidak Tuntas TT”
4. Refleksi
Dari  pengamatan  dan  analisa  data  selama  pelaksanaan  siklus  I  dapat direfeksikan sebagai berikut:
1. Dalam  peningkatan  kualitas  pembelajaran  berdasarkan  hasil  penilaian  partisipan
terhadap 14 butir pengamatan terhadap ketrampilan guru yang perlu dicermati, ada beberapa butir yang tidak terlaksana dengan baik.
2. Kemampuan  operasi  hitung  bilangan  bulat  siswa  kelas  V  SDN  1  Timahan  pada
siklus  I  masih  rendah,  ketuntasan  kelas  75    dari  siswa  yang  telah  ditetapkan belum tercapai.
Hasil  refleksi  pada  siklus  I  ini  akan  direfeksikan  pada  siklus  II,  dengan  lebih memusatkan  pada  aspek-aspek  yang  belum  terlaksana  dengan  baik  disamping  tetap
mempertahankan  yang  sudah  terlaksana  dengan  baik  dan  peningkatan  prestasi  belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
b. Siklus II 1. Perencaan tindakan
Berdasarkan  refleksi  pada  siklus  I  disusunlah  rencana  tindakan  perbaikan  atas kekurangan-kekurangan  yang  ditemukan.  Rencana  tindakan  ini  merupakan  persiapan
untuk melakukan tindakan sehingga pada saat melaksanakan tindakan tidak mengalami hambatan  dan  kesulitan.  Adapun  rencana  tindakan  2  adalah  membuat  Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, membuat soal post tes, menyiapkan lembar obsevasi guru dan lembar observasi siswa.terlampir
2. Pelaksanaan tindakan
Di  dalam  pelaksanaan  siklus  II  terdapat  satu  kali  pertemuan  yaitu  pada  hari Jumat, 01 Oktober  2010. Pada pertemuan ini peneliti tetap menggunakan metode CTL.
Yaitu permasalahan yang diberikan adalah permasalahan yang akrap dengan siswa dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan
tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebagai berikut:
No. Kegiatan Guru
Kegiatan siswa Komponen
A. Pendahuluan
1.
Guru memberikan salam dan mendata siswa yang hadir
Siswa membalas salam guru
2.
Guru mengingatkan kembali tentang: operasi  oenjumlahan  bilangan  bulat
posif dan negatif. Siswa
memperha- tikan
apa yang
disampaikan oleh
guru Tanya
jawab
3.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yaitu agar
siswa mampu
menyelesaikan masalah
dalam  kehidupan  sehari-hari  yang berhubungan  dengan  penjumlahan
dan pengurangan. Siswa
memperha- tikan
penjelasan guru.
4.
Guru memotivasi
siswa agar
melaksanakan kegiatan
dengan penuh semangat
Siswa mempersiapakan  diri
untuk melaksanakan
pembelajaran
5.
Guru menginformasikan
pokok bahasan dalam pembelajaran hari ini
Siswa menyimak
informasi guru
B.
Kegiatan Inti
1.
Guru menjelaskan
unsur-unsur penting dalam oprasi bilangan bulat.
Siswa memperhatikan
keterangan guru Ceramah
2.
Guru mendemonstrasikan alat peraga berupa  mobil  –mobilan  yang  yang
digerakkan maju
jika operasi
Siswa memperhatikan
demonstrasi guru Modelling
penjumlahan dan
mundur jika
terdapat  operasi  pengungan.  Mobil berputar  arah  jika  bilangan  bulat
adalah  negatif  dan  terus  tidak berputar  apabila  pada  bilangan
positif. terlampir dalam materi
3.
Guru mengajak
siswa untuk
berfikirmerenungkan demonstrasi Siswa
mulai memikirkan
keterangan guru. Questioning
4.
Guru  mendemonstrasikan  lagi  alat peraga  agar  pemahaman  siswa  benar
– benar kuat. Siswa
ikut mendemonstrasikan
alat peraga. Modelling +
inquiry
6.
Guru membentuk 4 kelompok belajar siswa  dari  20  siswa  yang  hadir.
Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Selain  itu  guru  juga  menyiapkan
LKS untuk masing-masing kelompok Siswa
membentuk kelompok
dan melaksanakan
kegiatan Learning
community
7.
Guru memberikan
petunjuk pengisian
LKS serta
cara menggunakan peralatan kerja berupa:
penggaris, gunting, alat tulis, karton Siswa
memper- hatikan
petunjuk guru
Learning community
8.
Guru mengawasi kerja tiap kelompok dan  membimbing  kelompok  yang
mengalami kesulitan Kelompok
bekerja dibawah bimbingan
guru. Learning
Community
9.
Guru mempersilahkan
wakil kelompok  untuk  mengerjakan  hasil
kerja kelompok di depan kelas. Wakil kelompok
Mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
10.
Guru mengoreksi
hasil kerja
kelompok  berserta  dengan  siswa yang lain
Siswa ikut mengoreksi jawaban
yang dikerjakan oleh rekannya di depan
kelas
11.
Guru  memberikan  pujian  kepada kelompok
yang berhasil
menyelesaikan  LKS  dengan  benar sebagai penguatan
Siswa memberikan
tepuk tangannya.
C.
Penutup
1.
Guru  membimbing  siswa  membuat simpulan.
Siswa membuat
simpulan dibantu
oleh guru
2.
Guru  memberikan  tes  singkat  secara individual
Siswa  mengerjakan tes  singkat  dengan
antusias
3.
Guru  menanyakan  apakah  siswa dapat  memahami  materi  yang  telah
diberikan? Siswa menjawab
pertanyaan siswa. Reflection
4.
Guru  menanyakan  apakah  pelajaran hari  ini  sangat  menyenangkan  dan
bila  diberikan  pada  pembelajaran yang  akan  datang  apakah  siswa
bersedia Siswa
menjawab pertanyaan
guru dengan mantap
Reflection
5.
Guru mengingatkan
materi pembelajaran  yang  akan  dilakukan
besok  kepada  siswa  dan  apa  yang harus dipersiapkan besok
Siswa memperhatikan
pesan guru.
6.
Guru  menutup  pelajaran  dengan salam
Siswa menjawab
salam guru
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah
guru kelas IV SDN 1 Timahan Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek. 
Observasi untuk guru Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa:
- Guru agak jelas dalam penyampaian materi operasi hitung bilangan bulat.
- Guru dalam menjelaskan dan dalam memberikan  tugas sudah menghubungkan
dengan kehidupan sehari-hari.kontektual -
Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa. -
Guru sudah memberi waktu siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya. 
Observasi untuk siswa. Dari hasil observasi yang tekah dilakukan terlihat bahwa:
- Pada siklus II ini siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru.
- Siswa sudah menunjukkan antusias dalam belajar.
- Siswa  sudah  melai  berani  bertanya  kepada  guru  tentang  materi  luas  persegi
panjang dan segitiga yang menurutnya kurang jelas. -
Siswa  mulai  tumbuh  minat  jika  disuruh  untuk  mempresentasikan  hasil pekerjaannya.
- Siswa mau membuat rangkuman.
4. Refleksi a. Hasil analisis penggunaan metode Contextual Teaching and Learning
hasil  observasi  proses  pembelajaran  di  kelas  selama  porses  belajar  mengajar pada  siklus  II  dilaksanakan  dalam  satu  kali  pertemuan  yang  dikemas  dalam  lembar
observasi. Lembar observasi ini terdiri dari dua lembar observasi yaitu observasi untuk guru  dan  observasi  untuk  siswa.  Dalam  siklus  II  ini  lembar  observasi  secara  ringkas
dipaparkan dalam tabel berikut : data terlampir
tabel 4.4 tabel taraf keberhasilan guru pada siklus II
Skor maks. Skor yang
diperoleh Prosentase taraf
keberhasilan Taraf keberhasilan
56 48
85,71 Sangat Baik
Berdasarkan data observasi guru terdapat 14 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 56 4 x 14 item pengamatan
Persentase Nilai Rata-rata NR = 56
X 100 = 85,71
 Analisa Data Observasi Siswa
Hasil  pengamatan  terhadap  aktivitas  dan  keterlibatan  siswa  selama proses pembelajaran pada siklus II disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2: taraf keberhasilan siswa pada siklus II
Skor maks. Skor yang
diperoleh Prosentase taraf
keberhasilan Taraf keberhasilan
52 48
92,30 Sangat Baik
Berdasarkan data observasi siswa terdapat 13 aspek pengamatan sehingga diperoleh skor maksimal adalah 52  4 x  item pengamatan
Persentase Nilai Rata-rata NR = 52
X 100 = 92,30
 Analisa Data Observasi Siswa
Hasil  pengamatan  terhadap  aktivitas  dan  keterlibatan  siswa  selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan pada tabel berikut:
Keterangan:
Dari tabel diatas diperoleh kriteria keberhasilan guru mencapai 85,71 dengan taraf  keberhasilan  sangat  baik.  Dan  kriteria  keberhasilan  siswa  mencapai  92,30
dengan taraf keberhasilan “sangat baik”. Dari kedua hal tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa  taraf  keberhasilan  guru  dan  siswa  belum  mencapai  maksimal,  sehingga  masih diperlukan tindakan selanjutnya.
b. Hasil Analisis Ketuntasan Kelas dan Tingkat Pemahamandata terlampir
ketuntasan  kelas  dan  tingkat  pemahaman  ini  dapat  diukur  dengan  cara menganalisis hasil tes, hasil tes itu terdapat dua macam yaitu post tes pada siklus I dan
post tes pada siklus II. Hasil post tes tersebut peneliti paparkan sebagai berikut: tabel 4.6 : Tabel ketuntasan kelas dan tingkat pemahamanterlampir
Jenis Tes Jumlah Siswa
yang tuntas Indivudual
Jumlah Seluruh Siswa
Prosentase Ketuntasan dan
Pemahaman Post Test Siklus I
13 20
65 Post Test Siklus II
17 20
85 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan siswa pada siklus I dan siklus
II mengalami kenaikan 25 . Meskipun begitu nilai dari tes akhir Post Test siklus II sudah  memuaskan  karena  ketuntasan  kelas  sebesar  85  ,  di  atas  standar  ketuntasan
klasikal yang ditentukan yaitu 75. 
Analisa Hasil Tes Siswa
Seperti pada pelaksanaan siklus I, pada siklus II ini sebelum melaksanakan tes, guru  juga  menetapkan  nilai  batas  ketuntasan  yang  harus  dicapai  siswa  sebagai
batas  pencapaian  ketuntasan  individual  siswa,  yaitu  nilai  70  dengam  persentase ketuntasan  kelas  yang  ingin  dicapai  sebesar  70  dari  jumlah  siswa.  Hasil  tes
evaluasi siswa pada siklus I dan setelah dilaksanakannya  siklus II disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7:  Data hasil test siswa pada siklus I dan siklus II
No. Nama Responden
Nilai Keterangan ketuntasan
Individual Siklus I
Siklus II Siklus I
Siklus II 1.
Aqil Ramadhan
80 80
T T
2.
Bayu Anggara
80 100
T T
3.
Bery Nuranto
80 80
T T
4.
Feni Maliya
60 100
TT T
5.
Gita Ramadant
40 60
TT TT
6.
Heny Irawati
80 100
T T
7.
Herik Julian
80 80
T T
8.
Jepri Mustaim
80 80
T T
9.
Khairina Mahrani
80 80
T T
10.
Mery Astuti
40 100
TT T
11.
Mustakim
80 100
T T
12.
Nopa Rayani
80 80
T T
13.
Rendi Puspita
40 60
TT TT
14.
Rini Rindiani
60 60
TT TT
15.
Sri Rahayu
80 100
T T
16.
Surianti Dewi
80 80
T T
17.
Suryadi
40 80
TT T
18.
Taufik Hidayat
60 80
TT T
19.
Tia Nadira
80 100
T T
20.
Wahyudiansyah
80 100
T T
Jumlah 1380
1680 TT = 7
T = 13 TT = 3
T   = 17 Rata-rata
69 84
Ketuntasan kelas 65
85
Keterangan: TT = Tidak Tuntas,   T  = Tuntas Dari  hasil  observasi  dan  nilai  siswa    pada  siklus  II  ini  bisa  dilihat  bahwa
motivasi belajar siswa  kelas V sudah mulai meningkat dibandingkan dengan motivasi belajar  siswa  yang  diperoleh  pada  siklus  I.  Hasil  test  yang  diperoleh  juga  meningkat
dibandingkan  dengan  hasil  test  pada  siklus  I.  Selain  itu  juga  masih  terdapat kekurangan-kekurangan  yang  harus  diperbaiki,  diantaranya  adalah  guru  kurang  jelas
dalam penyampaian
materi, guru
kurang memberi
waktu siswa
untuk mempresentasikan  hasil  kerja  kelompoknya,  siswa  ramai  dan bermain  dengan    teman
sebangkunya,  dan  siswa  masih  sulit  jika  disuruh  untuk  mempresentasikan  hasil kerjanya.
B. Pembahasan
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  peneliti  diketahui  bahwa pembelajaran  matematika  dengan  menggunakan  metode  pendekatan    Contextual
Teaching and Learning CTL pada materi Opersi Hitung Bilangan Bulat telah mampu membawa perubahan pada motivasi dan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari data
peningkatan  persentase  ketuntasan  klasikal  dan  rata  –  rata  nilai,  meskipun  masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penerapannya.
Dalam keadaan sebelum diberi tindakan pelaksaan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan  motivasi  belajar  siswa.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  sikap  semangat  dan
antusias  siswa  dalam  mengikutu  proses  pembelajaran    Contextual  Teaching  and Learning  CTL  ini.  Selain  itu  dilihat  dari  hasil  wawancara  dan  data  angket  yang
diberikan  kepada  siswa  siswa  terhadap  pelaksanaan  pembelajaran  dengan  pendekatan Contextual  Teaching  and  Learning  CTL  ini,  siswa  banyak  yang  sangat  senang  dan
menyukai model pembelajaran ini. Peningkatan  motivasi  belajar  siswa  ini  dimungkinkan  karena  adanya  suasana
baru  dalam  pembelajaran,  misalnya  dengan  belajar  berdiskusi  bersama  teman  dalam satu  kelompok  dalam  menyelesaikan  soal-soal  telah  menimbulkan  rasa  kepuasan
tersendiri.  Kemudian  hasil  pekerjaan  tersebut  dipresentasikan  ke  depan  kelas  telah menumbuhkan  rasa  kebanggaan  pada  diri  siswa.  Hal  ini  membuat  siswa  menjadi
antusias serta suasana kelas tidak monoton dan siswa menjadi aktif. Dengan terciptanya suasana  belajar  yang baru  ini,  maka  siswa  akan  merasa senang  dan  termotivasi  untuk
giat belajar dan berusaha secara maksimal demi keberhasilan mereka.
1 Siklus I.
Pada siklus I  guru kurang  jelas dalam penyampaian materi,  guru kurang dapat memberikan  motivasi  pada  siswa,  guru  kurang  memberi  waktu  siswa  untuk
mempresentasikan  hasil  kerja  kelompoknya,  dan  guru  belum  dapat  mengatur  alokasi waktu  dengan  baik.  Selain  itu  pada  siklus  I  masih  banyak  siswa  yang  tidak
memperhatikan penjelasan guru, siswa ramai dan bermain dengan teman sebangkunya, siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas, siswa
sulit jika disuruh untuk mempresentasikan hasil pekrjaannya, siswa masih malas dalam membuat  rangkuman  juga  masih  ragu  untuk  menjawab  pertanyaan  guru  jika  guru
bertanya kepada siswa. Mengenai kurangnya kurangnya aktifitas dan antusias siswa saat proses diskusi
kelompok karena tidak terbiasa belajar kelompok, dan terkadang ada siswa  yang tidak senang dengan teman kelompoknya.
Dari  permasalahan  inilah  kemudian  peneliti  berusaha  memperbaikinya  dengan memberikan  motivasi  pada  siswa  untuk  membiasakan  belajar  kelompok  dalam
menyelesaikan  suatu  masalahsoal.  Dalam  hal  ini  peneliti  menggunakan  alat  peraga yang kontektual yaitu mobil – mobilan agar anak merasa senang selama pembelajaran.
Bahwa  dengan  belajar  kelompok  mereka  yang  tidak  mengerti  bisa  minta  bantuan anggota  kelompok  lain  untuk  memberi  pengertian,  terkadang  siswa  malu    enggan
untuk  bertanya  kepada  guru  dan  penjelasan  dari  teman  dengan  bahasa  dan  cara penyampaian  yang  lebih  sederhana  akan  lebih  mudah  dimengerti.  Mengenai  masalah
penyampaian  materi  dengan  metode  Contextual  Teaching  and  Learning  CTL diharapkan dapat menumbuhkan jiwa dan kebiasaan siswa untuk aktif bergelut dengan
ide-ide,  tidak  mudah  putus  asa  ketika  mengalami  kesulitan  dalam  menyelesaikan masalahsoal, dengan menemukan suatu ideteori.
Berdasarkan  hasil  observasi  mengenai  penggunaan  Contextual  Teaching  and Learning  CTL    yang  diamati  selama  berlangsungnya  pembelajaran  pada  siklus  I
keberhasilan  yang diperoleh peneliti guru adalah 67,85 yang dikategorikan “baik”. Dan keberhasilan yang diperoleh siswa adalah 65,38 dengan kategori “baik”.
2 Siklus II
Pada  siklus  II  terjadi  peningkatan  kebehasilan  yang  diperoleh  peneliti  guru adalah 85,71 dengan kategori “sangat baik”. Dan keberhasilan  yang diperoleh siswa
adalah 92,30  dengan kategori “sangat baik”.terlampir Berdasarkan  refleksi  pada  siklus  I  diperoleh  bahwa  adanya  siswa  yang  belum
tuntas belajar disebabkan siswa belum termotivasi untuk belajar melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL, dan siswa kurang memahami materi secara
keseluruhan  karena  masih  bingung  dengan  pelaksanaan  metode  Contextual  Teaching
and Learning CTL yaitu siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan saling mengoreksi, ketrampilan
dikembangkan  atas  dasar  pemahaman.  Pada  siklus  II  peneliti  guru  berusaha  untuk menumbuhkan  semangat  dan  motivasi  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  Contextual
Teaching  and  Learning  CTL  dan  menjelaskan  pelaksanaan  metode  pendekatan Contextual  Teaching  and  Learning  CTL  yaitu  siswa  menemukan  dan  menerapkan
idenya sendiri dengan pantauan guru. Dari  pembahasan  ini  menunjukkan  bahwa  pembelajaran  dengan  pendekatan
Contextual  Teaching  and  Learning  CTL  dengan  menggunakan  media  mobil  – mobilan pada meteri opersi hitung bilanagn bulat merupakan salah satu alternatif yang
bisa digunakan meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan  hasil  belajar
siswa  yang  terekam  melalui  nilai  post  tes  soal  individu  yang  mengalami  peningkatan per siklus nya  tersaji dalam grafik di bawah ini:
Grafik 4.8 : Grafik nilai siswa per siklus
20 40
60 80
100
Sblm  Siklus Siklus I
Siklus II
Nilai Siswa
Grafik Nilai Sisw a Per Siklus
Terendah Tert inggi
M ean
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan  pada  pembahasanhasil  penelitian  siklus  I  dan  siklus  II  dapat disimpulkan  bahwa  dengan  menggunakan  alat  peraga  mobil  –  mobilan  pada  materi
operasi  hitung  bilangan  bulat  hitung  dengan  pendekatan  Contextual  Teaching  and Learning CTL, dapat meningkatkan hasil belajar siswa  hal ini terbukti: Pada siklus I
jumlah  siswa  yang  Tuntas    pada  pokok  operasi  hitung  bilangan  bulat  hitung penjumlahan dan pengurangan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
CTL adalah 65  atau 13 dari 20 siswa. Pada  siklus  II  prosentase  ketuntasan  siswa  mengalamai  peningkatan  dengan
pendekatanContextual  Teaching  and  Learning  CTL    yaitu    sebanyak  85    atau  17 dari 20  siswa.
B. Saran
Setelah  dilaksanakan  PTK  dikelas  V  SDN  1  Timahan  Kecamatan  Kamapak Kabupaten  Trenggalek  pada  tahun  paelajaran  2010    2011  bahwa  salah  satu  cara
meningkatkan  hasil  belajar  siswa  pada  konsep  penjumlahan,  pengurangan  operasi bilangan  bulat  dapat  digunakan  pembelajaran  menggunakan  alat  peraga  mobil  -
mobilan  atau  papan  operasi  hitung,  hal  ini  merupakan  pembelajaran  yang  sangat kontektual  dengan dunia  anak.  Dengan  pendekatan  Contextual  Teching and  Learning
CTL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa khusunya materi bilangan bulat, maka dari pada itu penggunaan alat peraga mobil – mobilan ini bisa menjadi salah satu
alternatif dalam pembelajaran bilangan bulat.