Syi„ah Pemikiran Ahmad Hasan Bandung tentang teologi Islam - Repository UIN Sumatera Utara

Para ulama membagi penganut Murjiah ke dalam dua golongan, pertama adalah Murjiah al-Sunnah yaitu yang berpendapat bahwa pendosa akan disiksa sesuai dengan ukuran dosanya dan tidak kekal di neraka. Bisa saja Allah memaafkan dan menaunginya dengan rahmat-Nya, sehingga tidak disiksa sama sekali dan itu merupakan karunia Allah Swt., yang diberikan-Nya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya Allah memiliki karunia yang Maha Besar, yang termasuk dalam kelompok ini adalah ulama fikih dan Hadis. Kelompok kedua adalah Murjiah al- Bid„ah yaitu yang secara khusus memakai nama Murjiah di kalangan mayoritas umat Islam dengan tujuan memanfaatkan doktrin Murjiah untuk berbuat dengan sesuka hati. Merekalah yang dikenal kelompok ekstrim dan yang pantas menerima penilaian buruk dari umat Islam. 87

3. Syi„ah

Syi„ah secara bahasa adalah pengikut, pendukung, partai atau kelompok, sedangkan secara terminologi istilah ini dikaitkan dengan sebagian kaum Muslimin yang dalam bidang spiritual dan keagamaan merujuk pada keturunan Nabi Muhammad Saw., atau disebut dengan ahl al-bait. Dasar yang paling penting dalam konsep Syi„ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama bersumber dari ahl al-bait. 88 Menurut al- Syahrast n , Syi„ah adalah kelompok masyarakat yang menjadi pendukung „Al bin Ab lib. Mereka berpendapat bahwa „Al bin Ab lib adalah imam dan khalifah yang ditetapkan melalui nas wahyu dan wasiat dari Rasulullah, baik secara terang-terangan maupun secara implisit. Mereka beranggapan bahwa imāmah tidak boleh keluar dari jalur atau keturunan „Al maupun ahl al-bait , jika pernah terjadi imam di luar keturunan „Al atau ahl al- bait, maka hal itu hanya merupakan kezaliman dan taqiyyah 89 dari pihak 87 Zahrah, “T r kh”, h. 148. 88 John L. Esposito, The Oxpord Encyclopedia of The Modern Islamic World Oxford: Oxford University Perss, 1995, jilid IV, h. 55. 89 Taqiyyah adalah menampakkan sesuatu yang berlainan dengan apa yang tersirat di dalam dada untuk mmelihara diri dari kezaliman, baik terhadap jiwa maupun terhadap kehormatan. Lihat Al- iddieqy, Sejarah, h. 164. keturunan „Al . 90 Perihal kemunculan Syi„ah ada perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Menurut Ab Zahrah, golongan Syi„ah muncul pada akhir masa khalifah „U m n, kemudian tumbuh dan berkembang pada mada khalifah „Al . 91 Sementara itu, Watt menyatakan bahwa Syi„ah lahir ketika terjadinya peperangan antara „Al dan Mu„ w yah yang dikenal dengan perang iffin, kemudian berakhir dengan tahkīm, sehingga pasukan „Al terpecah menjadi dua, k elompok, yakni yang keluar barisan „Al disebut Khawarij dan yang tetap mendukung „Al disebut Syi„ah. 92 Sungguhpun demikian, kalangan Syi„ah berpendapat bahwa kelompok mereka telah muncul sejak permasalahan pergantian khalifah setelah Rasulullah wafat. Mereka berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah „Al dan keluarganya dan mereka menolak khalifah Ab Bakar, „Umar, dan „U m n. 93 Perbedaan pendapat di kalangan para ahli mengenai kelompok Syi„ah adalah suatu hal yang wajar. Para ahli berpegang teguh kepada fakta sejarah tentang perpecahan umat Islam yang mulai mencolok pada masa pemerintahan „U m n bin Aff n dan memperolah momentumnya pada masa pemerintahan „Al bin Ab lib, tepatnya setelah perang iffin. Adapun kaum Syi„ah, berpendapat bahwa perpecahan itu telah dimulai ketika Nabi Muhammad Saw., wafat dan kekhalifahan jatuh ke tangan Ab Bakar, maka setelah itu terbentuklah Syi„ah. Mereka bergabung dalam masyarakat, mengajarkan dan menyebarkan doktrin- doktrin Syi„ah kepada masyarakat. Syi„ah sebagai satu faksi politik Islam muncul pada masa khalifah „Al bin Ab lib dan Syi„ah sebagai doktrin yang diajarkan secara diam-diam oleh ahl al-bait, muncul setelah wafatnya Rasul. 94 Pemikiran Syi„ah berkembang menjadi mazhab setelah wafatnya „Al , sebagiannya menyimpang dan sebagiannya lurus. Masa yang paling kondusif pada perkembangan doktrin Syi„ah adalah pada pemerintahan Bani Umayyah. Hal ini disebabkan oleh perlakuan kejam yang dilakukan oleh Bani Umayyah, yakni pada 90 Al- Syahrast n , “Al-Milal”, h. 124. 91 Zahrah, “T r kh”, h. 36. 92 Watt, “Islamic”, h. 10. 93 Harun Nasution ed., Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992, h. 904. 94 Rozak dan Anwar, Ilmu, h. 114. pemerintahan Yaz d bin Mu„ w yah sampai masa „Umar ibn Abd l „Az z kepada keluarga dan keturunan „Al bin Ab lib. Para pendukung „Al dan ahl al-bait menyaksikan kekejaman yang dilakukan oleh pemerintahan Bani Umayyah yang menyebabkan sebagian kaum Muslim atau Syi„ah terdorong untuk memberikan penghargaan yang berlebih kepada orang-orang yang dianiaya, semakin mendukung dan menaruh simpati kepada ahl al-bait, karena peristiwa kekejaman yang menimpanya. 95 żolongan Syi„ah pada awal perkembanganya hanya terdiri dari dua golongan saja yakni: a. Golongan yang berdalil dengan nas-nas yang nyata dan menunjukkan kepada kekhalifahan „Al . Oleh karena itu, imamah dari „Al turun kepada yang dijuluki „Al sendiri. Mereka berpendapat bahwa mengetahui imam yang ditentukan itu adalah suatu syarat yang menyempurnakan imam, maka mereka sangat fanatik dalam masalah imāmah ini, yang dinamakan mereka dengan kelompok Imāmiyah. b. Golongan yang berpendapat bahwa tidak ada nas yang qa ‟i yang menunjukkan kepada imamah „Al sendiri. Sesungguhnya, hanya ada dalil- dalil yang menunjukkan tentang sifat-sifat imam kepala negara yang harus diangkat. Sebagian masyarakat tidak membai„atkan „Al , padahal „Al mempunyai ciri-ciri sifat itu. Mereka adalah golongan Zaidiyah, pengikut Zaid ibn „Al Zainul „Ᾱbid n. 96 Selanjutnya, m eskipun Syi„ah memiliki landasan yang sama tentang „Al dan keturunan ahl al-bait sebagai imam, Syi„ah tidak dapat mempertahankan kesatuannya, dan pada perkembangannya Syi„ah terbagi menjadi beberapa kelompok besar Syi„ah yaitu al-Imāmiyah, al-Kasanīyah, az-Zaidīyah, al-Gulat dan al- Isma„ilīyah. 97 Pendapat-pendapat golongan- golongan Syi„ah yang berkembang selama ini, berkisar tentang persoalan imāmahṬ Mereka memandang kepala Negara orang yang suci, yang martabatnya lebih tinggi dari manusia yang lainnya, bahkan mereka hampir menempatkan posisi imam mereka berada seperti Nabi. Kebanyakan golongan mereka berpendapat, bahwasannya Allah yang memilih imam dan menyiapkan secara khusus sedari Nu fah, kemudian Allah memeliharanya dari segala dosa, dan menampakkan kepadanya semua yang telah 95 Zahrah, “T r kh”, h. 36-37. 96 Al- iddieqy, Sejarah, h. 147. 97 Al- Syahrast n , “Al-Milal”, h. 124. ada dan yang akan ada. Imam wajib ditaati oleh semua makhluk, dan menerima segala perintah imam. 98 Terjadinya perbedaan golongan Syi„ah sebenarnya tidak hanya pada doktrin imāmah, namun lebih kepada yang berhak memperoleh posisi sebagai imam pengganti „Al . Pada dasarnya, setiap kelompok Syi„ah memiliki imam- imam yang berbeda- beda dari keturunan „Al atau ahl al-bait. Walaupun demikian, setiap kelompok mengatakan bahwa imam mereka tetap keturunan dari ahl al-bait dan pilihan dari Allah Swt. Selain itu, penganut Syi„ah juga terdapat golongan yang ekstrim yaitu kelompok al-Gulat yang menyatakan bahwa imam memiliki kedudukan yang sama dengan Tuhan. 99 Kelompok al-Gulat menempatkan posisi „Al pada derajat ketuhanan dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi dari Nabi Muhammad Saw. Kelompok ini dipimpin oleh „Abdull h bin Saba‟ dan dianggap menyimpang dari pemahaman dasar Syi„ah. 100

4. Jabariah