Kemiskinaan Masyarakat Pesisir Permasalahan di Masyarakat Pesisir

pendidikan yang seharusnya dialami oleh anak-anak di masyarakat pesisir berubah menjadi perilaku selayaknya orang dewasa yang berusaha untuk menghasilkan uang sendiri. Lingkungan anak-anak lebih terbiasa untuk melakukan perilaku orang dewasa. Pola seperti ini mengarahkan anak- anak untuk mengisi kesibukanya dengan kegiatan menghasilkan uang sendiri daripada mengisi keseharianya dengan pendidikan. c. Faktor Keluarga Pentingnya peran keluarga dalam melihat pendidikan sebagai hal yang penting terhadap masa depan anaknya. Dalam masyarakat pesisir orang tua menganggap pendidikan kurang penting. Hal ini dapat dilihat ketika anak-anak yang sudah menginjak usia produktif atau 17 tahun ke atas banyak yang disuruh untuk bekerja daripada melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola pikir orangtua yang secara turun-temurun yang lebih mementingkan mencari uang. Selain itu, faktor ekonomi yang kurang membuat orangtua berpikir dua kali untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Kemiskinaan Masyarakat Pesisir

Secara umum, kemiskinaan masyarakat pesisir disebabkan olehtidak terpenuhinya hak hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, perkerjaan dan infrastruktur. Selain itu kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi dan permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabkan posisi masyarakat miskin semakin lemah. Pada saat yang sama, kebijakan Pemerintah selama ini kurang berpihak pada masyarakat pesisir sebagai salah satu pemangku kepentingan di wilayah pesisir.

4. Permasalahan di Masyarakat Pesisir

Menurut Dahuri 2001, di dalam pembangunan masyarakat pesisir, sesuai sifat, situasi dan kondisi yang ada, ditemukan berbagai permasalahan sebagai berikut: 1. Desa pantai pada umumnya terisolasi. 2. Sarana pelayanan dasar termasuk prasarana fisik masih terbatas. 3. Kondisi lingkungan kurang terpelihara. 4. Air bersih dan sanitasi jauh dari cukup. 5. Keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni. 6. Keterampilan yang dimiliki penduduk umumnya terbatas pada masalah penangkapan ikan sehingga kurang mendukung diversifikasi kegiatan. 7. Pendapatan penduduk rendah. 8. Peralatan melaut yang dimiliki terbatas. 9. Permasalahan modal. 10. Waktu dan tenaga yang tersita untuk kegiatan penangkapan ikan cukup besar sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk mencari usaha tambahan maupun memperhatikan keluarga. 11. Kurang pengetahuan tentang pengelolaan kehidupan ikan maupun siklus hidup biota laut. 12. Pada umumnya keadaan lingkungan alam sekitar pantai kurang mendukung usaha pengembangan kegiatan pertanian. 13. Karena kurangnya waktu senggang, umumnya mereka kurang bergaul, kekeluargaan lemah dan kurang perhatian pada lembaga-lembaga masyarakat di desa maupun dalam pembangunan desanya. 14. Kegiatan ekonomi masyarakat umumnya masih tradisional, terbatas pada satu produk saja yaitu ikan. Dari berbagai permasalahan kehidupan yang ada di masyarakat pesisir yaitu sebagian besar merupakan nelayan tradisional dengan penghasilan pas- pasan, tergolong keluarga miskin dan sebagian besar penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tentunya hal iniberdampak pada pendidikan yang rendah untuk anak-anaknya. Ditengah kemiskinan dan kesulitan tersebut, tetap ada siswa yang meneruskan sekolah hingga ketingkat yang lebih tinggi dimasyarakat peisir. Mereka tetap yakin bahwa mereka mampu untuk bertahan dan bangkit dari kondisi tersebut. Hal ini terjadi karena keyakinan, motivasi,tujuan serta persepsi siswa tentang sekolah tinggi yang menjadikan regulasi diri sebagai salah satu cara agar siswa mampu memenuhi tuntutan kehidupan tersebutsehingga terhindar dari kegagalan di sekolah dan mampu untuk beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya Hadi, 2000. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini, termasuk identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi, metode pengambilan sampel, metode dan alat pengumpulan data, serta metode analisa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Menurut Suryabrata 2003 metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat- sifat populasi atau daerah tertentu. Data yang akan dikumpulkan semata- mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi. Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran strategi self- regulated learning pada siswa Sekolah Menengah Pertama SMP di masyarakat pesisir Percut Sei Tuan.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai sesuatu atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penlitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif atau kualitatif Azwar, 2010. Sesuai dengan judul penelitian yaitu gambaran strategi self- regulated