Menurut Anas Sudijono 2015: 99-118 bentuk-bentuk tes hasil belajar apabila ditinjau dari segi bentuk soalnya adalah sebagai
berikut: 1 Tes hasil belajar bentuk uraian Tes uraian
2 Tes hasil belajar bentuk objektif Tes objektif Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, tes objektif dapat
dibedakan menjadi lima golongan, yaitu: a Tes objektif bentuk benar-salah True-false test.
b Tes objektif bentuk menjodohkan Matching test. c Tes objektif bentuk melengkapi Completion test.
d Tes objektif bentuk isian Fill in test. e Tes objektif bentuk pilihan ganda Multiple choice item test.
d. Ciri-ciri Tes yang Baik
Menurut Zainal Arifin 2013: 69, “adapun karakteristik
instrumen evaluasi yang baik adalah valid, reliabel, relevan, representatif, praktis, deskriminatif, spesifik, dan proporsional”.
Menurut Anas Sudijono 2015: 93, “setidak-tidaknya ada empat ciri
atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, sehingga tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang baik, yaitu: valid,
reliabel, obyektif, dan praktis ”. Menurut Suharsimi Arikunto 2013:
72, “Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur
harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis”.
Keterangan dari masing-masing ciri akan diberikan dengan lebih terperinci sebagai berikut:
1 Validitas Menurut Anas Sudijono 2015: 93 tes hasil belajar dapat
dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut dengancara tepat, benar, sahih atau absah bisa mengukur atau mengungkap
hasil-hasil belajar yang telah tercapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu. 2 Reliabilitas
Menurut Zainal Arifin 2013: 258, “reliabilitas adalah tingkat
atau derajat konsistensi dari suatu instrument ”. Reliabilitas
digunakan untuk menguji keajegan pertanyaan tes bila diberikan berulang kali pada objek yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda. 3 Objektivitas
Tesdisebut memiliki objektivitas jika dalam melaksanakan tes tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif dan dilaksanakan
apa adanya. 4 Praktikabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 77, “sebuah tes dikatakan
memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya”. Tes yang praktis adalah
tes yang mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan
dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau diwakili oleh orang lain.
5 Ekonomis Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 77,
“Tes yang bersifat ekonomis adalah tes tersebut tidak membutuhkan ongkos biaya
yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama ”.
Anas Sudijono 2015: 369-370 juga mengemukakan tes hasil belajar yang baik adalah tes yang butir-butir soalnya telah dianalisis
sebagai upaya untuk mengidentifikasi apakah butir soal telah dapat menjelaskan fungsinya sebagai alat ukur hasil belajar yang memadai
atau belum. Penganalisisan dapat dilakuakan dari tiga segi yaitu: 1 Tingkat kesukaran
2 Daya pembeda 3 Fungsi pengecoh.
e. Prinsip Dasar Penyusunan Tes