Tanggung Jawab Displin Kerja

41 b Menciptakan kebersamaan diantara sesama karyawan. c Keterlibatan untuk membuat sesama karyawan bekerja lebih baik 2. Motivation to Contribute. Keterlibatan karyawan dalam menyumbangkan ide-ide kreatif dan membangun merupakan aspek yang sangat penting dan dapat diukur melalui: a Adanya kesadaran karyawan untuk bersama menjaga nama baik perusahaan. b Keseriusan karyawan dalam memberikan kualitas bagi perusahaan. c Memberikan feed-back yang positif untuk kemajuan perusahaan di masa mendatang. 3. Acceptance of Responsibility Kesadaran karyawan operasional untuk menjalan tanggung jawab sebagaimana mestinya, yang dapat diukur melalui : a Kesadaran karyawan untuk dapat mematuhi seluruh aturan yang ditetapkan badan usaha. b Tingkat kesungguhan dalam bekerja. c Konsistensi berperilaku dalam bekerja.

b. Tanggung Jawab

Tanggung jawab mengarah pada kinerja tindakan dari tugas, mencakup tindakan para staf dalam memberikan pelayanan kepada perusahaan dan masyarakat Dessler, 2004: 54. Pedoman daripada tanggung jawab itu Dessler, 2004: 54, antara lain: 1. Berikanlah jabatan awal yang menantang. 42 Pekerjaan awal yang menantang memberikan satu sarana yang paling berpengaruh tapi tidak komplit yang akan membantu pengembangan karir daripada karyawan baru. Tantangan pekerjaan itulah yang akan memberikan karyawan itu sebuah tanggung jawab yang besar. 2. Jangan tanpa tuntutan. Semakin kita mengharapkan dan semakin anda percaya dan suportif terhadap karyawan kita, semakin bekerja lebih baik. Jangan menugaskan karyawan anda tanpa tuntutan pekerjaan, sehingga mereka dapat bekerja lebih aktif, terlatih secara khusus dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 3. Lakukan penilaian kerja yang berorientasi karir. Para manajer juga harus aktif dalam melakukan penilaian karir untuk kepentingan jangka panjang. Semakin karyawan dinilai, maka akan semakin kuat pula giatnya untuk bekerja keras. Otomatis karyawan menjadi bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya untuk perusahaan.

c. Displin Kerja

Displin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku Rivai dan Sagala, 2009: 825. Displin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Melemahny displin kerja akan mempengaruhi moral karyawan 43 maupun pelayanan terhadap konsumen secara langsung, oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi. Ada dua pendekatan displin Mathis dan Jackson, 2006: 512, yaitu : 1. Pendekatan Displin yang positif. Pendekatan ini bergantung pada filosofi bahwa pelanggaran adalah tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruktif tanpa hukuman. Dalam pendekatan ini, para manajer berfokus pada pencarian fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diinginkan, daripada menggunakan hukuman untuk mencegah perilaku yang tidak dinginkan. Berikut adalah empat langkah menuju displin yang positif : a. Konseling. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran karyawan akan kebijakan dan peraturan organisasional. b. Dokumentasi tertulis. Apabila karyawan gagal mengoreksi perilakunya, maka konferensi kedua menjadi perlu. Jika tingkat pertama mengambil bentuk sebuah percakapan, di tingkat ini didokumentasikan dalam bentuk tertulis. Dalam tahap ini, para manajer mengembangkan solusi-solusi tertulis untuk mencegah timbulnya masalah yang lebih lanjut. c. Peringatan terakhir. Ketika karyawan tidak mengikuti solusi-solusi yang dikemukakan dalam tahap kedua, diadakan konferensi peringatan terakhir, dimana manajer menekankan pentingnya pengkoreksian tindakan yang tidak pantas kepada karyawan. 44 d. Pemberhentian. Apabila karyawan tersebut gagal untuk mengikuti rencana tindakan yang dikembangkan dan tetap ada masalah yang lebih lanjut, maka manajer memberhentikan karyawan tersebut. 2. Pendekatan Displin Progresif Pendekatan displin ini hampir sama dengan pendekatan displin positif yang menggabungkan serangkaian langkah, dimana setiap langkah menjadi lebih keras secara progresif dan dirancang untuk mengubah perilaku karyawan yang tidak pantas. 45 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan