BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada perusahaan-perusahaan yang memisahkan antara kepemilikan dan manajemen secara tegas, pengukuran kinerja manajemen merupakan hal yang
penting. Manajemen perusahaan sering membuat keputusan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Persaingan global dan resesi di seluruh dunia menunjukkan adanya kelemahan dari berbagai pendekatan keuangan tradisional yang biasa digunakan
untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, kondisi itu mengharuskan perusahaan memerlukan persiapan dalam membenahi dan meningkatkan kinerja setiap
perusahaan. Tekanan dalam pasar yang teregulasi untuk selalu menghasilkan keuntungan yang bertambah telah membuat ratusan perusahaan besar di seluruh
dunia menerapkan tolak ukur kinerja baru untuk mencatat keberhasilan manajemen dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham dan memotivasi
karyawan di seluruh perusahaan agar bekerja konsisten mencapai tujuan penciptaan nilai. Young dan Byrne,2001:4
Mayoritas perusahaan menggunakan sejumlah ukuran untuk menyatakan tujuan dan sasaran keuangan perusahaan. Rencana-rencana strategis sering kali
didasarkan pada pertumbuhan pendapatan atau pangsa pasar. Di dalam setiap industri, perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai tertinggi akan menghasilkan
tingkat pengembalian yang lebih baik bagi para pemegang saham. Young dan Byrne,2001:15.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan akan mencerminkan apakah suatu perusahaan mampu menciptakan nilai baik atau sebaliknya. Dengan
demikian, perusahaan dapat melihat sampai sejauh mana tingkat efektivitas dari kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan serta untuk kedepannya dapat
memilih alternatif terbaik bagi perusahaan. Nilai Tambah Ekonomis atau Economic Value Added EVA yang
merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi. EVA sendiri merupakan
alat komunikasi yang efektif untuk penciptaan nilai yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan untuk berhubungan dengan pasar modal.Young dan
Byrne,2001:18. EVA merupakan suatu aliran, dikarenakan EVA mengukur tingkat laba. EVA adalah suatu cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan
pengembalian menjadi aliran. Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan laba ekonomis yang dimana merupakan
kebalikan dari laba akunting.Young dan Byrne,2001:32. EVA mempertimbangkan seluruh biaya modal yang dibebankan kepada perusahaan
sedangkan perhitungan akuntansi hanya terbatas pada beban yang dibebankan pada perusahaan selama periode waktu tertentu.
EVA merupakan hak milik merek dagang ekslusif dari Stern Stewart Company, sebuah konsultan manajemen berbasis di New York. Stern Stewart
menjadikan istilah EVA sebagai hak ciptanya, sehingga kantor-kantor konsultan lain memberikan nama yang berbeda untuk nilai ini. Brigham dan Houston,
2006:68. Beberapa perusahaan besar seperti Coca-Cola, ATT, Intel, General
Universitas Sumatera Utara
Electric, Yahoo dan sebagainya menggunakan EVA dalam mencapai keberhasilan perusahaan-perusahaan tersebut. Young dan Byrne,2001:55. Menurut CEO
Coca-Cola, Roberto Goizueta, EVA merupakan kunci untuk sebuah keberhasilan perusahaan sehingga perusahaan mampu menciptakan laba ekonomis dan
perusahaan akan mencapai efisiensi yang sangat besar. Young dan Byrne, 2001:43.
Metode EVA bertujuan mengukur real return yang dihasilkan perusahaan. Pendekatan ini kurang populer di Indonesia. Perusahaan yang sadar dan mau
menggunakan EVA untuk mengukur kinerja perusahaan, umumnya perusahaan asing atau saham perusahaan dimiliki pemodal asing, misalnya Unilever dan Sari
Husada. Jika perusahaan sungguh-sungguh ingin mengaplikasikan pendekatan EVA, harus melibatkan semua pihak, terutama tingkat manajer hingga direksi
SWA , Oktober 2003. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang menggunakan metode
EVA sebagai tolak ukur kinerjanya, maka dalam skripsi ini akan dilakukan perbandingan mengenai tingkat nilai EVA yang tercipta dari dua perusahaan yang
berada pada sektor sejenis yaitu pada sektor Industri Barang Konsumsi. Sub sektor yang dibandingkan dalam skripsi adalah perusahaan makanan dan
minuman dengan perusahaan farmasi. Sektor perusahaan Makanan dan Minuman merupakan perusahaan yang menghasilkan produk-produk makanan serta
minuman bagi masyarakat. Sektor makanan dan minuman memiliki lima belas perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di BEI. Sektor makanan dan
minuman cukup diminati mengingat produk yang dihasilkan adalah produk
Universitas Sumatera Utara
konsumsi harian bagi masyarakat sehingga pergerakan harga saham sektor makanan dan minuman cenderung stabil sehingga investor yang tidak suka
bermain risiko biasanya memilih saham sektor makanan dan minuman. Sektor perusahaan Farmasi merupakan perusahaan yang menghasilkan
produk obat-obatan bagi masyarakat. Sektor farmasi sendiri memiliki sembilan perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di BEI. Perusahaan farmasi
juga cenderung memiliki pergerakan nilai saham yang cukup stabil sehingga menimbulkan risiko yang kecil bagi investor yang berinvestasi di sektor farmasi.
Berikut ini akan disajikan daftar perusahaan sektor makanan dan minuman serta farmasi dengan tingkat nilai EVA dari tahun 2008 sampai dengan 2009.
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Sektor Makanan Minuman dengan Nilai EVA
Pada Tahun 2008-2009
NO Nama Perusahaan
EVA 2008
2009 1
Akasha Wira Internasional Tbk -50367.12
-13944.32 2
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 13593.64
-2279.19 3
Aqua Golden Mississippi Tbk -12564
-6942.45 4
Cahaya Kalbar Tbk 32123.13
1520.66 5
Davomas Abadi Tbk -257604.45
-1140875.21 6
Delta Djakarta Tbk -13136.28
-8295.3 7
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - -
8 Indofood Sukses Makmur Tbk
1557221.77 391216.96
9 Multi Bintang Indonesia Tbk
23315.5 28752.84
Universitas Sumatera Utara
No Nama Perusahaan
2008 2009
10 Mayora Indah Tbk
3870.5 -8302.73
11 Prasidha Aneka Niaga Tbk
27358.16 -8742.78
12 Nippon Indosari Corpindo Tbk
- -
13 Sekar Laut Tbk
-439.26 -13614.84
14 Siantar Top Tbk
9570.23 -17786.91
15 Ultrajaya Milk Tbk
-396345.44 8655.55
Sumber : www.idx.co.id
dan www.idsaham.com
2010 Tabel 1.2
Daftar Perusahaan Sektor Farmasi Dengan Nilai EVA Pada Tahun 2008-2009
NO
Nama Perusahaan
EVA 2008
2009 1
Darya Varia Tbk -16383.36
13776.3 2
Indofarma Tbk 16913.22
5355.55 3
Kimia Farma Tbk 6422.48
3592.41 4
Kalbe Farma Tbk 38221.94
138136.91 5
Merck Tbk -90.1
-170 6
Pyridam Farma Tbk 896.53
-210.7 7
Schering Plough Indonesia Tbk 5633.2
1019.9 8
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk -451.4 5286.24
9 Tempo Scan Pacific Tbk
-58457.73 -40971.98
Sumber : www.idx.co.id
dan www.idsaham.com
2010
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 1.1 disajikan nilai EVA dari seluruh perusahaan yang berada pada sektor makanan dan minuman. Dari 15 perusahaan makanan dan minuman di
BEI pada tahun 2008, ternyata hanya 7 perusahaan yang mampu menciptakan nilai EVA yang positif dan 6 perusahaan menghasilkan nilai EVA yang negatif
dan 2 perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangannya pada 2 tahun terakhir sehingga tidak bisa ditelusuri bagaimana nilai EVA pada perusahaan
tersebut. Pada tahun 2009, perusahaan makanan dan minuman yang menghasilkan EVA positif semakin menurun jumlahnya menjadi hanya 4 perusahaan dan yang
menghasilkan EVA negatif menjadi 9 perusahaan. Hal tersebut menggambarkan penurunan kinerja dari beberapa perusahaan sektor makanan dan minuman yang
menimbulkan nilai EVA pada perusahaan menjadi negatif. Pada Tabel 1.2 disajikan nilai EVA dari seluruh perusahaan yang berada
pada sektor farmasi di BEI. Dari 9 perusahaan farmasi di BEI pada tahun 2008, ternyata ada 5 perusahaan yang mampu menghasilkan nilai EVA yang positif dan
4 perusahaan yang menghasilkan nilai EVA yang negatif. Pada tahun 2009, perusahaan farmasi yang menghasilkan EVA positif menjadi 6 perusahaan,
meningkat dari tahun 2008, dan yang menghasilkan EVA negatif adalah 3 perusahaan. Hal tersebut menggambarkan ada peningkatan kinerja perusahaan
farmasi yang dimana perusahaan mampu meningkatkan nilai EVA dan mampu mempertahankan nilai EVA yang positif untuk tidak menurun.
Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Economic Value Added Pada Perusahaan Sektor
Makanan dan Minuman Dengan Sektor Farmasi Di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah