PRODUKSI BERSIH TINJAUAN PUSTAKA

8 Gambar 1. Proses Produksi Kerupuk Ikan Pada Perusahaan Kerupuk Kecil dan Menengah di Desa Kenanga, Indramayu Januriyanti, 2004

E. PRODUKSI BERSIH

Produksi bersih cleaner production merupakan elemen strategis dalam teknologi produksi saat ini dan dimasa mendatang. Penerapan produksi bersih menekankan Pemisahan bagian kepala, ekor, kulit dan tulang Pencucian Pengadukan dan pelumatan Pencetakan bentuk silinder Pemasakan Pengemasan Penjemuran Pemotongan Pendinginan Ikan Kerupuk 9 pada pengurangan reduction atau penghilangan pencemar lingkungan pada sumbernya. Produksi bersih dilakukan pada setiap tahapan proses. Produksi bersih dapat menghasilkan keuntungan berupa pengurangan produksi hasil samping non- product output atau limbah, optimasi penggunaan sumberdaya dan peningkatan efisiensi produksi Suprihatin et al, 2004. Konsep produksi bersih sendiri dapat dideskripsikan sebagai strategi pengolahan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu. Produksi bersih harus diimplementasikan secara berkelanjutan pada proses produksi dan daur hidup produk guna menurunkan resiko terhadap manusia dan lingkungan Nasution, 2001. Menurut Afmar 1998, produksi bersih fokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah. Usahanya berupa pencegahan awal source reduction, pengurangan terbentuknya limbah waste reduction dan pemanfaatan limbah melalui daur ulang recycle. Keberhasilan ini akan menghasilkan penghematan. Peningkatan efisiensi merupakan tulang punggung dari produksi bersih. Produksi bersih adalah penerapan strategi lingkungan yang berkelanjutan, terpadu dan bersifat pencegahan terhadap proses, produk dan pelayanan. Produksi bersih ditujukan untuk meningkatkan efisiensi. Produksi bersih mengubah posisi lingkungan dari cost center menjadi profit center Indriyati, 2000. Penerapan produksi bersih yang disebut dengan on the pipe di industri lebih diutamakan pada usaha pencegahan terbentuknya limbah. Limbah yang dihasilkan oleh industri merupakan indikator adanya inefisiensi. Upaya produksi bersih adalah pengurangan pada sumber limbah, pengurangan terjadinya limbah dan pemanfaatan limbah melalui daur ulang baik on-site atau off-site Indriyati, 2000. Menurut Pramono 1999, terdapat beberapa prinsip pokok dalam strategi produksi bersih : 1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta menghindari penggunaan bahan baku beracun dan berbahaya. Pengolahan bahan baku yang baik dan perbaikan good house keeping 10 agar tidak menambah beban pencemaran. Jika diterapkan dapat menekan biaya pengolahan limbah yang berarti mengurangi biaya produksi. 2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi baik terhadap proses ataupun produk yang dihasilkan. Analisis daur hidup produk product life cycle analysis harus dipahami dengan baik. 3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak. Produksi bersih dapat dilakukan dengan meminimalisasi limbah pada setiap tahapan produksi. Produksi bersih dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi besar. Kemudian secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kemampuan perusahaan Pramono, 1999. Indriyati 2000, mendefinisikan terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan produksi bersih di industri, yaitu : 1. Hambatan kultural, merupakan hambatan pertama yang dapat muncul dalam mengimplementasikan program produksi bersih. Keengganan untuk berubah dan konflik internal antara bagian-bagian dalam industri yang bersangkutan dapat menjadi penghambat. Hambatan kultural dapat timbul karena kurang komitmennya manajemen puncak, kurang peduli terhadap tujuan target perusahaan, adanya individu atau bagian yang enggan untuk berubah, lemahnya komunikasi internal, pembatasan karyawan dalam kerja, struktur organisasi yang tidak fleksibel, birokrasi dan sebagainya. Namun dengan mengetahui faktor-faktor penyebab hambatan tersebut, hambatan ini dapat diatasi dengan melaksanakan program pendidikan, pelatihan dan perbaikan manajemen. 2. Hambatan finansial dan teknis, timbulnya biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk program produksi bersih ini merupakan beban tambahan bagi industri. Industri biasanya enggan untuk mengeluarkan biaya untuk membiayai program produksi bersih. 11 Hambatan teknis yaitu keterbatasan informasi teknik dalam suatu industri. Hambatan ini terjadi akibat ketidakpedulian karyawan terhadap perkembangan dan dinamisasi informasi yang berlangsung baik internal maupun eksternal perusahaan. Hambatan teknik dapat diatasi apabila karyawan lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap sumber-sumber informasi. Sumber informasi dapat diperoleh dari dalam perusahaan, pengalaman, lembaga pemerintah, asosiasi, institusi profesional, konsultan dan literatur. Secara umum produksi bersih dapat dilakukan dengan dua metode atau teknik. Teknik pertama adalah pengurangan limbah pada sumbernya source reduction dan teknik yang kedua adalah daur ulang recycle. Source reduction dapat dilakukan melalui pengubahan produk, perubahan material input, pengubahan teknologi atau tata cara operasi yang baik Indriyati, 2000. Daur ulang limbah adalah teknik pengelolaan limbah hasil proses industri dengan memanfaatkan kembali limbah. Cara yang dapat digunakan adalah limbah dikembalikan lagi ke proses semula sebagai bahan baku pengganti untuk proses industri lain, recovery bagian yang bermanfaat dari limbah atau diolah menjadi produk samping Indriyati, 2000. Secara umum teknik produksi bersih dapat dilihat pada Gambar 2.

F. METODE PENELITIAN