Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama dengan guru memperkenalkan peseta didik dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja peseta didik. Kelima masalah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Langkah-langkah sintaks pembelajaran PBL
Tahap Prosedur
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
1 Orientasi peserta
didik terhadap masalah
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran,
permasalahan diberikan dalam bentuk audio visual berbasis PBL, peserta didik untuk terlibat
dalam pemecahan masalah.
2 Mengorganisasi
peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik untuk memecahkan masalah yang diberikan secara berkelompok
menggunakan lembar diskusi setelah ditampilkan media audio visual.
3 Membimbing
penyelidikan individu ataupun
kelompok
Guru mendorong
peserta didik
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dalam
bentuk diskusi untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Mengembangkan
dan menyajikan masalah
Hasil diskusi dari pertanyaan yang bersifat PBL dari media audio visual dipresentasikan didepan
kelas.
5 Menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan
masalah
Guru membimbing
peserta didik
untuk merefleksi dan mengadakan evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka pergunakan.
Peserta didik merefleksi dan mengevaluasi kegiatan yang telah mereka lakukan dalam proses
pembelajaran.
Sumber: Ibrahim sebagaimana dikutip Trianto, 2007: 71-72
2.3 Pemahaman Konsep
Pemahaman adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, memberikan contoh,
menuliskan kembali, dan memperkirakan. Peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta
atau konsep. Pembelajaran yang dilaksanakan lebih mengaktifkan peserta didik untuk telibat selama proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antara guru dengan
peserta didik lebih akrab sehingga guru lebih mengenal anak didiknya dengan baik Arikunto, 2009: 118. Menurut Singarimbun dan Effendi, sebagaimana dikutip
oleh Suleman 2013: 5, pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai
fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat
menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Suleman 2013: 5, Pemahaman
konsep adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep tertentu. Seorang peserta didik telah memiliki pemahaman konsep apabila peserta didik telah
menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Bentuk dari pemahaman konsep berupa pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman
Ekstrapolasi. Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dapat diamati dari hasil yang dapat dilihat berdasarkan nilai kuantitatif peserta didik. Apabila peserta
didik menunjukan hasil yang baik dalam proses belajar makan dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik tersebut telah memahami konsep dari materi
tersebut sedangkan apabila peseta didik tidak menunjukan meningkatan secara kuantitatif maka peserta didik tersebut belum memahami konsep pada materi
tersebut.
2.4 Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah sangat diperlukan pada proses pembelajaran agar peserta didik mampu berperan aktif didalamnya. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu
media audio visual berbasis PBL. Penggunaan media tersebut diharapkan mampu membentuk sikap ilmiah pada peserta didik. Sikap ilmiah dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dalam diri individu yang disertai dengan perasaan dan alasan tertentu dalam menanggapi suatu objek serta mendorong individu untuk bertindak terhadap
objek tersebut.
Sikap ilmiah dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri individu yang disertai dengan perasaan dan alasan tertentu dalam menanggapi suatu objek,
mendorong individu tersebut untuk bertindak terhadap suatu objek guna memperoleh suatu fakta berdasarkan ilmu pengetahuan. Menurut Andi Walgito
sebagaimana dikutip oleh Sunariyati 2002: 15, sikap ilmiah merupakan berpikir dengan menggunakan metode ilmiah. Proses berpikir ini dilakukan secara
sistematis dan empiris. Sistematis, artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahap- tahap tertentu sedangkan empiris, artinya proses penyelesaian masalah didasarkan
pada data dan fakta yang jelas Sanjaya, 2006: 215. Terdapat beberapa sikap ilmiah yang perlu dimiliki peserta didik, antara lain: objektif terhadap fakta, berani
berpendapat dan berargumentasi terbuka, memupuk rasa ingin tahu, dan teliti Umar sebagaimana dikutip oleh Ekan, 2013.
1. Obyektif terhadap fakta Obyektif terhadap fakta berarti tidak memanipulasi fakta yang telah ada dan
mencatat data apa adanya tanpa pengaruh dari sekitar serta tidak plagiat. 2. Terbuka
Bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan
orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
3. Sikap ingin tahu Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan terhadap sesuatu merupakan hal
penting dan layak untuk diapresiasikan dalam bentuk kegiatan. Jika seseorang telang memiliki sikap ingin tahu maka apabila menghadapi suatu masalah yang baru
dikenalnya ia akan beruasaha memecahkannya. Sikap yang terlihat adalah senang mengajukan pertanyaan tentang obyek, peristiwa, dan sebagainya. Mampu
memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
4. Sikap teliti Bersungguh-sungguh
dalam melaksanakan
penyelidikan, bersedia
mengulangi eksprimen jika hasilnya kurang tepat atau meragukan, pantang menyerah dan tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum
selesai dan mendapatkan hasil maksimal. Senantiasa berusaha bekerja dengan teliti. Merujuk pada pendapat para ahli di atas, maka dimensi sikap ilmiah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah objektif terhadap fakta, terbuka, rasa ingin tahu dan teliti. Dimensi dan indikator pencapaiannya ditunjukkan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Sikap ilmiah dan indikator
Sikap Ilmiah Indikator
1. Objektif terhadap
fakta a. Peserta didik tidak memanipulasi data
b. mencatat data yang sebenarnya sesuai dengan hasil diskusi kelompoknya
c. tidak mencontek hasil diskusi kelompok lain d. Tidak melakukan plagiat mengambil menyalin
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber 2.
Terbuka a. Peserta didik mampu menerima pendapat dan
saran dari temannya b. Mampu memberikan pendapat sesuai fakta
c. Mampu berinteraksi dengan peserta didik lain d. Mengungkapkan perasaan apa adanya
3. Sikap Ingin Tahu a. sikap antusiasme peserta didik melakukan
pembelajaran dan diskusi b. sikap berani peserta didik dalam bertanya
c. Peserta didik mencari hubungan sebab akibat sesuatu dapat terjadi berdasarkan pemaparan
video audio visual dan diskusi yang dilakukan d. Tidak mudah putus asa
5. Sikap Teliti
a. Peserta didik mengamati secara seksama media audio visual dan mengerjakan lembar diskusi.
b. Peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar.
c. Peserta didik dapat menjawab soal dengan benar.
d. mengumpulkan tugas tepat waktu Dimyati dan Mudjiono 2004: 141-150
Setiap stategi pembelajaran sikap pada umumnya menghadapkan peserta didik terhadap situasi konflik atau problem. Melalui situasi ini diharapkan peserta
didik dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggap paling sesuai dan mampu dipertanggungjawabkan. Menurut Paul sebagaimana dikutip oleh
Sanjaya 2006: 280, pembentukan sikap adalah pembentukan keperibadian bukan pengembangan intelektual. Implementasi yang dapat dilakukan oleh guru dalam
pembentukan sikap meliputi : 1. menghadapkan peserta didik pada suatu masalah yang terjadi, yaitu pada
penelitian ini pada tema tata surya, 2. membimbing peserta didik untuk menganalisis situasi masalah dengan melihat
bukan hanya yang tampak, tetapi yang tersirat dalam permasalahan tersebut, 3. membimbing peserta didik untuk menulis tanggapan terhadap permasalahan
yang dihadapi, dan mengajak peserta didik unuk menganalisis respon dari peserta didik lain,
4. mendorong untuk merumuskan akibat dan konsekuensi dari tindakan yang diusulkan untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk
menambah wawasan, 5. mendorong peserta didik merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan
sesuai dengan pilihan berdasarkan pertimbangan sendiri.
2.5 Tema Pembelajaran Tata Surya