21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan judul “peningkatan logika berpikir sains siswa melalui konsep tekanan dengan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw“ dilaksanakan sejak bulan mei sampai juni 2005 di MTs Al Huda Reban, dengan subjek penelitian adalah kelas VII dengan jumlah 40 orang
siswa terdiri dari 24 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.
B. Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: 1. Faktor siswa: akan diselidiki kondisi awal siswa dengan menggunakan pre-
tes dan menganalisis hasil belajar siswa dengan menggunakan postes
setelah dilakukan pembelajaran “kooperatif tipe jigsaw“.
2. Faktor pelaksanaan proses pembelajaran: melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran dengan mengamati kondisi kelas dan interaksi antara
guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
C. Rencana Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Tiap siklus pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu:
22
1. Perencanaan yaitu merencanakan waktu penelitian, penyusunan kisi-kisi dan butir soal, pembuatan RP, menyiapkan media pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai dengan prosedur tindakan yang diterapkan
3. Observasi yaitu uraian tentang hasil observasi dan penafsiran data hasil pelaksanaan
4. Refleksi yaitu uraian tentang hasil observasi dan evaluasi proses tindakan. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai dasar perbaikan siklus II dan
seterusnya Priyono, 2000: 10
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Menyusun standar kompetensi lampiran 7 b. Membuat skenario pembelajaran “Kooperatif Tipe Jigsaw” lampiran 8
c. Menyusun pretes dan postes penyusunan kisi-kisilampiran 10 dan penyusunan soal lampiran 11
Soal-soal diujicobakan pada 38 siswa kelas II. Hasil uji coba dianalisis validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
1 Validitas
Uji validitas digunakan rumus sebagai berikut Suherman dan Yaya, 1990: 163:
23
q p
s x
x
t t
p pbi
− =
γ
Keterangan;
p
x = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
t
x
= Rata-rata skor total
t
s = Standar deviasi skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Kriteria:
Apabila
pbi
γ r
tabel
, maka butir soal valid. Hasil analisis validitas soal diketahui bahwa soal yang valid adalah
soal no 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 47, 48, soal
yang tidak valid adalah soal no 1, 2, 3, 10, 12, 18, 20, 29, 34, 35, 42, 44, 46, 49, 50 Lampiran 6.
2 Reabilitas
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Suherman dan Yaya, 1990: 189:
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
− −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− =
2 11
1 1
t t
t
s n
x n
x n
n r
Keterangan:
n
= Banyaknya butir soal
24
t
x
= Rata-rata skor total
2 t
s = Varians
total Kriteria:
Apabila r
11
r
tabel,
maka instrument tersebut reliable. Hasil analisis diperoleh bahwa r
11
r
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa semua soal reliabel lampiran 6.
3 Tingkat Kesukaran
Taraf kesukaran dihitung dengan rumus Suherman dan Yaya, 1990: 213:
B A
B A
JS JS
JB JB
IK +
+ =
Keterangan: IK
= Indeks kesukaran JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS
A
= Banyaknya siswa pada kelompok atas JS
B
= Banyaknya siswa pada kelomok bawah Kriteria:
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 0,00 IK
≤ 0,30 0,30 IK
≤ 0,70 0,70 IK
≤ 1,00 IK = 1,00
Terlalu sukar Sukar
Sedang Mudah
Terlalu Mudah
25
Hasil analisis tingkat kesukaran soal diketahui bahwa soal dengan kriteria mudah adalah soal no 9, 37 soal dengan kriteria sedang
adalah soal no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 33, 34, 36, 38, 40, 42, 44, 45, 47, 48, 50
dan soal dengan kriteria sukar adalah soal no 1, 10, 14, 16, 28, 31, 32, 35, 39, 41, 43, 46 dan 49 lampiran 6.
4 Daya Pembeda
Menghitung uji daya pembeda dengan rumus sebagai berikut Suherman dan Yaya, 1990: 201:
A B
A
JS JB
JB DP
− =
Keterangan: DP
= Daya Pembeda JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS
A
= Banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria:
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00
0,00 DP ≤ 0,20
0,20 DP ≤ 0,40
0,40 DP ≤ 0,70
0,70 DP ≤ 1,00
Sangat jelek Jelek
Cukup Baik
Sangat Baik
Hasil analisis butir soal diketahui bahwa soal dengan daya pembeda baik adalah soal no 11, 15, 19, 21, 22, 25, 26, 30, 31, 33, 36, 38, 40,
26
45, 47, soal dengan daya pembeda cukup adalah soal no 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 16, 17, 18, 23, 24, 27, 28, 29, 32, 34, 39, 41, 42, 43, 48,
49, 50, soal dengan daya pembeda jelek adalah soal no 12, 20, 37, 44, 46, dan soal dengan daya pembeda sangat jelek adalah soal no
1, 3, 10 dan 35 Lampiran 6. d. Mendesain pedoman pemantauan keaktifan dan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran “Kooperatif Tipe Jigsaw” untuk individu maupun kelompok dengan menggunakan lembar observasi lampiran 13
e. Menyusun lembar angket lampiran 14 f. Melaksanakan pretes
1 Menganalisis nilai hasil ulangan harian fisika bab gaya dan percepatan sebagai acuan dalam menempatkan siswa pada kelompok
asal dan kelompok ahli 2 Menganalisis hasil prates sebagai skor dasar dalam menentukan nilai
perkembangan pada siklus pertama 3 Menyusun lembar kerjatugas bagi siswa
g. Menyiapkan media dan alat bantu yang dibutuhkan h. Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional
pembelajaran “Kooperatif Tipe Jigsaw”
27
2. Pelaksanaan
Refleksi awal pembelajaran
fisika di MTs Al Huda Reban
Permasalahan:
1. Guru mengajar cenderung menggunakan metode
konvesional 2. Pemahaman siswa kurang
3. Nilai ulangan harian cukup
Perencanaan tindakan I:
1. Menyiapkan RP yang berisi kegiatan percobaan dan diskusi dengan panduan
LKS 2. Menyiapkan LKS dengan diberi
apersepsi agar siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan
3. Menyiapkan soal 4. Menyiapkan lembar observasi
Pelaksanaan tindakan I:
1. Pretes dengan ketuntasan klasikal 7,5 2. Pemberian materi tekanan pada benda padat dan gas
dengan metode jigsaw
• Penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli • Kegiatan kelompok ahli
• Melakukan percobaan • Diskusi
• Menarik kesimpulan • Review
• Kembali ke kelompok asal • Memberikan informasi kepada kelompok asal
3. Memberikan lembar angket 4. Postes dengan ketuntasan klasikal 80
Observasi tindakan I:
Mengamati pelaksanaan kegiatan PBM yaitu kegiatan pada kelompok ahli dan kelompok
asal
Refleksi I: 1. Pemahaman berpikir siswa mencapai
ketuntasan klasikal yaitu 85 2. Interaksi siswa sudah mulai aktif
3. Siswa masih mengalami kesulitan saat menyimpulkan hasil percobaan
Perencanaan tindakan II:
1. Menyiapkan RP yang berisi kegiatan percobaan dan diskusi
dengan panduan LKS 2. Menyiapkan LKS dengan
langkah kerja yang lebih sederhana
3. Menyiapkan soal 4. Menyiapkan lembar observasi
Pelaksanaan tindakan II: 1. Pretes dengan ketuntasan klasikal10
2. Pemberian materi tekanan pada benda cair dengan metode jigsaw lebih dioptimalkan
• Kegiatan kelompok ahli lebih diaktifkan • Saat diskusi guru memberikan motivasi agar siswa bertanya
• Menarik kesimpulan • Review
• Kembali ke kelompok asal • Memberikan informasi kepada kelompok asal
3. Memberikan lembar angket pada siswa diakhir pembelajaran 4. Postes dengan ketuntasan klasikal 90
Observasi tindakan II:
Mengamati pelaksanaan kegiatan PBM yaitu kegiatan pada kelompok ahli dan kelompok asal
Refleksi II: 1. Pemahaman berpikir siswa
meningkat, diketahui dari hasil tes meningkat dari tindakan I dan
mencapai ketuntasan klasikal 90 2. Interaksi siswa sudah aktif
Gambar 2. Alur penelitian tindakan kelas
28
E. Metode Pengumpulan Data