Musik dan Proses Pembelajaran Cara Mengunakan Musik untuk Membantu Proses Pembelajaran

18 cara efektif untuk menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktifitas-aktifitas otak kiri sehingga otak kanan dan otak kiri bisa bekerja secara optimal sesuai dengan fungsinya masing masing.

e. Musik dan Proses Pembelajaran

DePorter 2005: 73 menggemukakan musik berpengaruh kuat pada lingkungan belajar. Penelitian menunjukkan bahwa belajar lebih mudah dan cepat bila pelajar berada dalam kondisi santai dan reseptif. Terdapat keuntungan menggunakan musik dalam proses pembelajaran antara lain membuat siswa rileks ,mengurangi masalah disiplin, merangsang kreativitas, dan merangsang kemampuan berpikir

f. Cara Mengunakan Musik untuk Membantu Proses Pembelajaran

Manfaat musik sangat tergantung pada cara kita mengguakannya, kapan dan apa jenis musiknya. Gunawan 2006:261- 268 mengemukakan 4 cara menggunakan musik hubungannya dengan proses pembelajaran: 1 Musik sebagai pembuka Sangat tepat jika digunakan pada waktu yang sesuai akan sangat membantu mood atmosfir belajar. Contoh musiknya Sonata for two pianos in D dari Wolfgang Amadeus Mozart dan Paganini for two dari Nicolo Paganini. 2 Musik sebagai pembatas waktu Digunakan untuk menetapkan waktu yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tertentu. Contoh musiknya Flight of the Bumble Bee dari Nicholas Rimsky- Karsakof dan Everyday is a Winding Road dari Sheryl Crow. 19 3 Musik untuk relaksasi Musik ini digunakan setelah siswa selesai mengerjakan tugas yang membutuhkan pemikiran yang dalam dan berat atau sebelum memberikan tugas yang berhubungan dengan kreativitas. Contoh musiknya The Four Seasions dari Antonio Vivaldi dan Nocturne in E Flat Major dari Frederic Chopin. 4 Musik penutup Musik ini digunakan setelah selesai proses pembelajaran berlangsung. Musik ini demainkan untuk menggugah emosi positif siswa sehingga pembelajaran yang telah dipelajari lebih melekat dan tersimpan dimemori jangka panjang. Contoh musiknya We Are the Champion dari Quin dan Celebration dari Fun Factori. 3 . Kemampuan Pemecahan Masalah Masalah pada dasarnya merupakan suatu hambatan yang harus disingkirkan atau pernyataan yang harus dijawab dan dipecahkan. Apabila peserta didik tidak dapat keluar dari satu situasi yang dihadapi kepada situasi lain yang dikehendaki, maka keadaan ini akan mengundang peserta didik untuk berfikir. Berfikir disini adalah upaya mengembangkan, menganalisis dan menyatakan suatu kegiatan yang dapat menjembatani antara situasi yang ada sekarang dengan situasi yang diinginkan. Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan suatu kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan- 20 kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan suatu proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi Wena, 2009: 52. 4 . Pemecahan Masalah dalam Matematika Ruseffendi 2006: 335 mengartikan bahwa masalah dalam matematika adalah sesuatu persoalan yang ia sendiri mampu menyelesaikannya tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin. Sedangkan Sujono Syafei, 2004: 12 melukiskan masalah matematika sebagai tantangan bila pemecahannya memerlukan kreativitas, pengertian dan pemikiran yang asli atau imajinasi. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kompetensi dasar matematika yang harus dimiliki siswa. Hal ini merupakan tuntutan yang sangat tinggi dan tidak bisa dicapai hanya dengan hafalan, latihan pengerjaan soal yang bersifat rutin, serta proses pembelajaran biasa. Untuk memperoleh kemampuan pemecahan masalah, seseorang harus mempunyai banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah. Terdapat banyak interpretasi tentang pemecahan masalah dalam matematika, diantaranya pendapat Polya Syafei, 2004: 12 mengartikan pemecahan masalah matematika sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Secara garis besar, melalui soal-soal tipe pemecahan masalah, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Berkaitan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, bahwa belajar pemecahan masalah merupakan belajar 21 memecahkan masalah secara sistematis dan logis. Hal ini berarti, dalam belajar pemecahan masalah siswa juga dituntut untuk dapat berpikir logis. Untuk dapat menunjukan bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah, maka diperlukan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah tersebut. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada penelitian ini, indikator kemampuan pemecahan masalah matematika yang digunakan mengacu pada pendapat NCTM 2000: 52, yaitu: 1 membangun pengetahuan baru dengan pemecahan masalah; 2 memecahkan masalah dalam matematika dan konteks lain; 4 menggunakan dan menyesuaikan berbagai strategi dalam menyelesaikan masalah; dan 5 mengawasi dan merefleksi proses pemecahan masalah matematika.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - PAIR - SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI KELAS VII SMP PAB 10 MEDAN ESTATE.

0 5 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP SWASTA ANGKASA MEDAN.

0 5 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS VIII SMP SWASTA BANDUNG TEMBUNG.

0 10 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS X SMA SWASTA KATOLIK BUDI MURNI-2 MEDAN.

0 1 22

Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan Teknik Think Pair Share untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

3 12 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK.

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 9