19
data menggunakan kuesioner dengan 57 orang responden. Temuan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linear berganda konflik peran ganda
berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja. Sedangkan dengan menggunakan regresi berganda variable peran ganda berpengaruh positif dan
signifikan terhadap stress kerja, dan variable stress kerja berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Nyonya Meneer. Dan hasil analisis path
variable peran ganda berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan stress kerja sebagai variable interveningnya.
2.2 Konflik Peran Ganda
2.2.1 Pengertian Konflik Peran Ganda
Dalam kehidupan manusia memang tidak akan pernah lengkap tanpa adanya konflik. Karena dari tanpa adanya suatu konflik yang terjadi, manusia tidak akan
pernah mengenal dirinya apakah dia benar atau salah dalam melakukan suatu tindakan. Konflik biasanya muncul ketika ada suatu kepentingan yang muncul secara
bersamaan dengan menimbulkan efek negative yang memaksa seseorang harus bisa memilih salah satu dari kepentingan tersebut.
Konflik peran ganda merupakan salah satu konflik yang paling banyak terjadi saat ini pada wanita yang telah berkeluarga. Tuntutan ekonomi menjadikan alasan
utama seorang wanita harus memiliki dua peran untuk membantu perekomian keluarga sehingga peran ayah tidak lagi memonopoli tugas sebagai pencari nafkah
Universitas Sumatera Utara
20
untuk keluarganya. Saparinah 2010 mengatakan ada nilai-nilai yang berubah tanpa direncanakan secara khusus yaitu perkembangan perilaku perempuan yang sebagai
pribadi, istri dan ibu, saat ini telah memiliki perilaku baru yaitu bekerja diluar rumah. Apalagi dengan tingginya taraf pendidikan yang didapat oleh seorang wanita,
menjadikan wanita tersebut tidak ingin menyia-nyiakan pengorbanan yang sudah dia berikan untuk mendapatkan gelar pendidikan yang tinggi tanpa disalurkan pada dunia
luar. Perempuan masa kini sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, telah mengisi
peran dari menjadi karyawati dengan kedudukan rendah yang merupakan mayoritas sampai dengan mereka yang mengisi peran sebagai manajer yang masih minoritas.
Hal ini dapat menyebabkan perhatian terhadap keluarga yang harusnya diberikan penuh oleh seorang wanita menjadi berkurang bahkan terancam tidak ada sama
sekali. Akibatnya konflik dalam keluarga tidak akan bisa dihindari. Saparinah 2010 mengatakan konflik mudah terjadi karena perubahan peran dari salah satu anggota
keluarga akan menuntut penyesuaian diri dari sesame anggota keluarga lainnya. Dalam proses penyesuaian inilah keluarga rantan terhadap konflik baik skala kecil
maupun besar. Menurut Kahn dalam Cooper and Dawe, 2010 konflik peran adalah adanya
ketidakcocokan antara harapan-harapan yang berkaitan dengan suatu peran dimana dalam kondisi yang cukup ekstrem kehadiran atau lebih harapan peran. Menurut
Hanessy dalam Kelloway Front, 2005 konflik peran ganda merupakan konflik
Universitas Sumatera Utara
21
yang terjadi sebagai hasil dari kewajiban pekerjaan yang mengganggu kehidupan rumah tangga. Menurut Gibson dkk dalam Ricardus, 2011 konflik peran terbagi
dalam tiga bentuk: a. Konflik peran itu sendiri person role conflict
Konflik ini sering terjadi apabila persyaratan peran melanggar nilai dasar, sikap dan kebutuhan individu tersebut.
b. Konflik intra peran intra role conflict Konflik ini sering terjadi karena beberapa orang berbeda-beda menentuka
sebuah peran menurut rangkaian harapan yang berbeda-beda sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk memenuhi peran tersebut. Hal ini terjadi
apabila peran tersebut rumit. c. Konflik antar peran inter role conflict
Konflik ini muncul karena orang memiliki peran ganda, hal ini terjadi jika seseorang memainkan banyak peran sekaligus dan beberapa peran tersebut
bertentangan dengan tanggung jawab yang berbeda-beda. Wanita bekerja menghadapi situasi rumit yang menempatkan posisi mereka di
antara kepentingan keluarga dan kebutuhan untuk bekerja. Muncul sebuah pandangan bahwa perempuan ideal adalah superwoman yang mampu bekerja dengan agresif,
kompetitif dan dapat menjalankan komitmen atau supermom yang mampu memberikan kasih sayang, menjaga dan merawat anak dan suami.
Universitas Sumatera Utara
22 Ada tiga tugas utama wanita dalam rumah tangga yaitu :
a. Sebagai istri, supaya dapat mendampingi suami sebagai kekasih dan sahabat untuk bersama membimbing keluarga yang bahagia.
b. Sebagai pendidik, untuk membina generasi muda supaya anak-anak dibekali kekuatan rohani maupun jasmani yang berguna bagi nusa dan bangsa.
c. Sebagai ibu rumah tangga, supaya mempunyai tempat aman dan teratur bagi seluruh anggota keluarga.
Greenhaus dan Beutell dalam nur, 2012 Faktor-faktor penyebab peran ganda, di antaranya :
a. Permintaan waktu akan satu peran yang tercampur dengan pengambilan bagian dalam peran yang lain.
b. Stress yang dimulai dalam satu peran yang terjatuh ke dalam peran lain dikurangi dari kualitas hidup dalam peran itu.
c. Kecemasan dan kelelahan yang disebabkan ketegangan dari satu peran dapat mempersulit untuk peran yang lainnya.
d. Perilaku yang efektif dan tepat dalam suatu peran tetapi tidak efektif dan tidak tepat saat dipindahkan ke peran yang lainnya.
Terjadinya perubahan demografi pada saat ini seperti peningkatan angkatan kerja wanita yang bekerja serta meningkatnya sepasang suami istri yang bekerja telah
meningkatkan resiko terjadinya konflik akibat tidak bisanya mengatur waktu dengan baik sehingga peran dalam masyarakat dan keluarga tidak seimbang. Konflik peran
Universitas Sumatera Utara
23
ganda bersifat bidirectional dan multidimensi, sehingga peran satu akan berpengaruh terhadap peran yang lainnya. Meskipun antara pria dan wanita berpotensi
mendapatkan konflik antara pekerjaan dan keluarga, tetapi wanita lebih banyak melaporkan adanya konflik dari peran ganda yang dilakukan.
Menurut Greenhous dan Beutell dalam wulan, 2012 Peran ganda bidirectional terdiri dari 2 aspek yang saling terkait yaitu :
a. Work family conflict Yaitu konflik yang muncul dikarenakan tanggung jawab pekerjaan yang
mengganggu tanggung jawab terhadap keluarga. b. Family work conflict
Yaitu konflik yang muncul dikarenakan tanggung jawab terhadap keluarga mengganggu tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Konflik peran ganda biasanya terjadi jika seseorang berusaha memenuhi tuntutan dalam pekerjaan tetapi dipengaruh oleh tuntutan dalam memenuhi kebutuhan
keluarga atau sebaliknya. Konflik pekerjaan-keluarga terjadi ketika kehidupan rumah tangga seseorang berbenturan dalam memenuhi tanggung jawab terhadap pekerjaan
seperti datang tepat waktu, memenuhi deadline, dan lain sebagainya. Sedangkan kehidupan pekerjaan seseorang selalu menghalangi untuk meluangkan waktu bersama
keluarga. Secara multidimensi ada tiga jenis konflik peran ganda yaitu :
Universitas Sumatera Utara
24
a. Time based conflict Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menjalani salah satu tuntutan baik itu
pekerjaan atau keluarga dapat mengurangi tuntutan lainnya pekerjaan atau keluarga.
b. Strain based conflict Terjadi jika salah satu peran memberikan tekanan sehingga mempengaruhi
peran lainnya. c. Behavior based conflict
Berhubungan dengan ketidak sesuaiannya antara pola perilaku yang diinginkan oleh masing-masing peran keluarga atau pekerjaan.
Konflik peran ganda sering kali berdampak pada psikologis seseorang, terutama pada kaum wanita. Konflik peran ganda dapat menimbulkan stress, depresi,
rasa malu, rasa bersalah dan lainnya. Akibatnya banyak hal lain yang terjadi dikarenakan stress yang dialami. Bisa saja berdampak kepada perceraian antara suami
dan istri yang tentunya juga bisa berdampak pada perkembangan psikologis anak- anak mereka.
2.2.2 Strategi Penyelesaian Konflik Peran Ganda