10
karakter langsung diaplikasikan pada mata pelajaran di SMK. Lulusan SMK juga diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman.
2. Pendidikan Karakter
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional Pasal I Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan
bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang
cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang
bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Novan 2012:23 menjelaskan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan
kepribadian utuh dan warga negara yang baik. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun Musfiroh UNY, 2008, karakter mengacu kepada serangkaian sikap attitudes,
perilaku behaviors, motivasi motivations, dan keterampilan skills.
11
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku. Dalam
Webster’s Dictionary, pengertian kata karakter berarti ”the aggragate features and traits that form the apparent individual nature of same
person or thing; moral or ethical quality; qualities of honesty, courage, integrity; good reputation; an account of the cualities or peculiarities of a
person or thing ” Karakter merupakan totalitas dari ciri pribadi yang
membentuk penampilan seseorang atau objek tertentu. Ciri-ciri personal yang memiliki karakter terdiri dari kualitas moral dan etis, kualitas kejujuran,
keberanian, integritas, reputasi yang baik; semua nilai tersebut di atas
merupakan sebuah kualitas yang melekat pada kekhasan personal individu.
Selanjutnya menurut Ensiklopedia Indonesia, karakter memiliki arti antara lain; keseluruhan dari perasaan dan kemauan yang tampak dari luar sebagai
kebiasaan seseorang bereaksi terhadap dunia luar dan impian yang diidam-
idamkan Tan Giok Lie, 2007; 37.
Selanjutnya Elkind Sweet 2004:47 menjelaskan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut:
“character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of
character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they
believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within
”.
12
Artinya pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai
etika inti. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan untuk anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar,
sangat peduli tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka yakini sebagai benar, bahkan dalam menghadapi tekanan dari luar dan
godaan dari dalam.
Novan 2012:17 menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya
yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Ajat Sudrajat 2009:36 juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal
character development ” sengaja menggunakan semua dimensi kehidupan
sekolah untuk mendorong pengembangan karakter optimal. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pemangku pendidikan
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau
pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos
13
kerja seluruh warga sekolahlingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai
sebagai suatu
perilaku warga
sekolah yang
dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Pendidikan karakter
merupakan upaya
menginternalisasikan, menghadirkan, menyemaikan, dan mengembangkan nilai-nilai yang kebaikan
pada peserta didik sehingga diharapkan dapat mewujudkan peserta didik berperilaku baik. Novan 2012:55 menjelaskan tujuan pendidikan karakter
dalam setting sekolah adalah: 1 menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian
peserta didik, 2 mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, 3 membangun koneksi
yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung
jawab karakter bersama.
Dari berbagai pendapat tersebut secara sederhana dapat dirumuskan bahwa pada dasanya karakter menyangkut kualitas diri dan keyakinan
seseorang yang akan melandasi perilaku Sedangkan pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama.
14
3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter