IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION IN THE SUBJECTS OF CNC AT CLASS XII MACHINING TECHNIQUES SMKN 2 PENGASIH.

(1)

i

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PADA MATA PELAJARAN CNC KELAS XII TEKNIK PEMESINAN DI SMKN 2 PENGASIH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pendidikan

Disusun Oleh: AGUS ARIFIN

11503247027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014


(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PADA MATA PELAJARAN CNC KELAS XII TEKNIK PEMESINAN DI SMKN 2 PENGASIH

Disusun oleh:

AGUS ARIFIN NIM. 11503247027

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diuji.

Yogyakarta, Januari 2014 Dosen Pembimbing

Syukri FAW, M.Pd


(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PADA MATA PELAJARAN CNC KELAS XII TEKNIK PEMESINAN DI SMKN 2 PENGASIH

Disusun oleh:

AGUS ARIFIN NIM. 11503247027

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 19 Febuari 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

Syukri FAW, M.Pd Ketua Penguji ... ... Dr. B. Sentot Wijanarka Sekretaris Penguji ... ... Dr. Widarto Penguji Utama ... ...

Yogyakarta, Maret 2014 Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

Dr. Moch Bruri Triyono NIP. 19560216 198603 1 003


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Agus Arifin NIM : 11503247027

Prodi : Pendidikan Teknik Mesin (S1)

Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan atau gelar lainya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Desember 2013 Yang menyatakan,

Agus Arifin


(5)

v M O T T O

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) “. (Surat Al-insyirah ayat 6-7)

 “Sekecil-kecil atau sepadat-padatnya waktu kesibukan kita, jangan pernah mengabaikan janji yang sudah diucapkan dan jangan pernah menyiakan kepercayaan orang lain terhadap kita“


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, tugas akhir skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas dukungan, bimbingan dan kasih sayang yang telah diberikan dengan tulus ikhlas dan atas semua do’a dan restumu.

2. Kakek dan Almarhum nenekku yang selalu memberikan doa dan semangat. 3. Kedua adiku yang selalu menjadi semangatku, Sorry I haven’t be a good

brother, “Love You All”.

4. Teman-teman Program Kelanjutan Studi (PKS) angkatan 2011 Kalian adalah sahabatku yang terbaik. Terima kasih atas kebersamaan, kompetisi, dan keberagaman pikiran yang telah memberikan inspirasi untuk ku. Perjuangan yang telah kita lalui bersama susah dan senang akan menjadi pelajaran paling berharga untuk masa depan kita.


(7)

vii

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PADA MATA PELAJARAN CNC KELAS XII TEKNIK PEMESINAN DI SMKN 2 PENGASIH

Agus Arifin 11503247027

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih, (2) langkah-langkah dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih, (3) hasil pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 2 Pengasih dengan jumlah sampel penelitian 62 siswa kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan angket. Teknik analisa data (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) katagorisasi data. Pada instrumen angket uji validitas instrumen dilakukan dengan expert judgement dan analisis butir sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach.

Hasil penelitian ini adalah (1) unsur-unsur pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih melalui mata pelajaran CNC antara lain: disiplin, semangat, kejujuran, rasa ingin tahu, dan gemar membaca, (2) langkah- langkah dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih meliputi tahap perencanaan, proses/pelaksanaan dalam pembelajaran, dan tahap evaluasi, (3) penilaian terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC menggunakan intrumen angket diketahui pelaksanaan pendidikan karakter dapat dikatagorikan baik dengan persentase pencapaian 62.9%.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq hidayah dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan berbagai pihak. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dr. Moch. Bruri Triyono, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Dr. Wagiran, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Dr. Dwi Rahdiyanta., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Syukri FAW , M.Pd., selaku Dosen pembimbing skripsi.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UNY atas ilmu yang telah diberikan selama ini.

7. Suwarman, S.Pd., selaku guru mata pelajaran CNC di SMK N 2 Pengasih. 8. Seluruh guru dan karyawan keluarga besar SMKN 2 pengasih.

9. Siswa kelas XII teknik pemesinan SMKN 2 Pengasih.

10. Sahabat-sahabatku yang tidak mungkin saya tuliskan semua disini, terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

11. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.


(9)

ix

Akhir kata semoga Allah SWT memberi balasan atas budi baik bantuan mereka sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, referensi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang penulis miliki. Oleh sebab itu saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan.

Harapan dari penulis, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Yogyakarta, Desember 2013


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Pendidikan Menengah kejuruan ... 8

2. Pendidikan karakter ... 10

3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 14

4. Nilai-nilai Karakter Siswa ... 16


(11)

xi

Halaman

6. Perencanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran CNC ... 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berfikir ... 24

D. Pertanyaan Peneliti ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

1. Jenis Penelitian ... 26

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sample Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional Variabel ... 27

D. Teknik Pengambilan Data ... 28

1. Observasi/ Pengamatan ... 28

2. Wawancara ... 28

3. Angket ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Uji Instrumen ... 31

1. Uji Validitas Instrumen ... 31

2. Uji Reliabelitas Instrumen ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 32

1. Reduksi Data ... 32

2. Penyajian Data ... 33

3. Katagorisasi Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi Data ... 34

B. Pembahasan Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 34

1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 34

2. Proses Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 39


(12)

xii

Halaman

1) Tahap Perencanaan ... 40

2) Tahap Pelaksanaan/ Proses Pembelajaran ... 41

3) Tahap Evaluasi ... 43

b) Kendala Pelaksanaan Pendidikan Karakter ... 45

3. Hasil Pelaksanaan Pendidikan Karakter Menggunakan Angket .... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Keterbatasan Penelitian ... 51

C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Diagram Skor Nilai Karakter ... 37 Gambar 1. Diagram Persentase Pencapaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter 49


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran CNC ... 29

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Penelitian ... 30

Tabel 3. Kriterian Pencapaian ... 51

Tabel 4. Unsur Karakter yang dikembangkan ... 36

Tabel 5. Skor Nilai Karakter ... 36

Tabel 6. Pelaksanaan KBM Mata Pelajaran CNC ... 42


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 55

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 57

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen ... 60

Lampiran 4. Perhitungan Katagorisasi ... 65

Lampiran 5. Surat ijin Fak. Teknik UNY ... 66

Lampiran 6. Surat Ijin Sekertariat Daerah DIY ... 67

Lampiran 7. Surat Ijin Kab. Kulon Progo ... 68

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian SMKN 2 Pengasih ... 69

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 70

Lampiran 10. Surat Keterangan Validasi ... 71

Lampiran 11. Daftar Hadir Wawancara ... 72

Lampiran 13. Daftar Hadir Angket Kelas TP 2 ... 73

Lampiran 14. Daftar Hadir Angket Kelas TP 1 ... 74

Lampiran 15. Foto Penelitian ... 75

Lampiran 16. Kartu Bimbingan ... 76

Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 78

Lampiran 18. Silabus ... 83

Lampiran 19. Data Angket yang Sudah di Isi Siswa ... 83


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pendidikan. Sebagaimana terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Gunansyah (2010:11) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan sebuah indikator penting untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa ingin ditempatkan pada pergaulan dunia dalam tataran yang bermartabat dan modern, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang memiliki relevansi dan daya saing bagi seluruh anak bangsa. Karena pendidikan merupakan gerbang untuk memahami dunia sekaligus gerbang untuk menguasai pola pikir dan kultur spesifik di dalam pergaulan global. Pendidikan yang baik


(17)

2

merupakan investasi yang besar bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan melibatkan kegiatan belajar dan proses pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan hal yang harus sangat diperhatikan di dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu instansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian tertentu. Dalam perkembangannya SMK dituntut harus mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat mengikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. SMK sebagai pencetak tenaga kerja yang siap pakai harus membekali siswanya dengan pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kompetensi program keahlian mereka. Untuk itu kualitas kegiatan belajar mestinya harus ditingkatkan secara terus menerus, baik itu kualitas pendidik, peserta didik, kurikulum, media pendidikan, sarana, dan prasarana yang digunakan ketika proses belajar mengajar sedang berjalan.

Pendidikan di SMK harus diselenggarakan secara sistematis, berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun mengingat SMK mencetak lulusan tenaga kerja yang mandiri dan terampil. Lulusan SMK yang berkarakter akan menunjang kemajuan dunia usaha/dunia industri, sehingga melalui hal tersebut akan dapat meningkatkan mutu lulusan SMK agar dapat bersaing di dunia kerja nantinya.


(18)

3

Pendidikan tidak hanya membangun kecerdasan intelektual saja, tetapi untuk menjadikan manusia yang berkarakter mulia. Sebagaimana terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian dan berkarakter. Lulusan SMK dipersiapkan untuk lebih siap untuk memasuki dunia kerja dengan akhlak mulia dan berkarakter.

Pendidikan karakter sudah diupayakan dalam berbagai bentuk, tetapi sampai saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal ini tercermin dari semakin meningkatknya kriminalitas, pergaulan bebas, pornografi, tawuran di kalangan pelajar. Sutarmi (2012) menyatakan bahwa masih banyaknya siswa SMK yang merayakan kelulusan dengan kegiatan yang kurang baik yaitu tawuran dengan sekolah yang lain. Oleh sebab itu, pendidikan karakter sudah seharusnya


(19)

4

menjadi salah satu hal yang harus diprioritaskan oleh pemerintah, orang tua, dan seluruh individu masyarakat.

SMKN 2 Pengasih merupakan kelompok SMK di bidang teknologi dan industri di Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta. Fakta di lapangan dalam proses pembelajaran di kelas, pelaksanaan pendidikan karakter di SMKN 2 Pengasih diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas dan sudah dimasukkan di dalam silabus dan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga diharapkan setelah mengikuti pembelajaran di kelas siswa memiliki karakter yang diharapkan. SMKN 2 Pengasih mempunyai 10 Program Studi (semua Program Studi terakreditasi “A”). Hal ini diketahui peneliti pada saat melakukan KKN-PPL, pada tanggal 02 Juli – 17 September 2012. Dari keterangan yang di peroleh pada saat KKN-PPL itu, peneliti bermaksud meneliti penelitian dengan judul "Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran CNC Kelas XII Teknik Pemesinan Di SMKN 2 Pengasih".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran kurang dikembangkan oleh guru.


(20)

5

2. Krisis moral masih melanda siswa SMK, terbukti masih banyak siswa SMK yang kurang mempunyai akhlak mulia, kasus tawuran antar pelajar masih sering terjadi.

3. Masyarakat belum menyadari pentingnya pendidikan karakter.

4. Manajemen pendidikan karakter di SMKN 2 Pengasih kurang ditonjolkan dan diperhatikan sehingga siswa tidak memahami tentang karakter yang perlu dimiliki siswa.

C. Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang muncul, maka perlu adanya pembatasan masalah sehingga ruang lingkup permasalahannya jelas. Banyaknya masalah yang teridentifikasi menyebabkan penelitian ini tidak dapat menjangkau keseluruan masalah. Peneliti membatasi masalahan pada pelaksanaan pendidikan karakter yang ada di mata pelajaran CNC kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih.

D. Rumusan masalah

Berkaitan dengan permasalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih?


(21)

6

2. Bagaimanakah langkah-langkah dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih ?

3. Bagaimanakah hasil pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih ?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk.

1. Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih.

2. Mengetahui langkah-langkah dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih.

3. Mengetahui hasil pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemanfaatan terhadap, antara lain:


(22)

7

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan pembaca.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penelitian berikutnya di masa yang akan datang, terutama untuk yang tertarik meneliti tentang pendidikan karakter.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini memberikan bekal terhadap peneliti sebagai seorang calon pendidik dalam memahami permasalahan kependidikan yang terdapat dalam dunia sekolah. Selain itu, memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan peneliti untuk bekal di masa yang akan datang.

b. Bagi Sekolah

Memberikan manfaat bagi para guru dalam merealisasikan program pendidikan karakter di sekolah.

c. Bagi Universitas

Hasil penelitian sebagai arsip dan sumber pustaka bagi mahasiswa atau dosen untuk sumber tugas perkuliahan ataupun untuk keperluan penelitian.


(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Menengah Kejuruan

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Menurut penjelasan pasal 15 menerangkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dalam bidang tertentu. Senada dengan Murniati & Nasir (2009: viii), mendefinisikan SMK merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang-bidang tertentu, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri di masa depan.

SMK menurut PP No. 29 tahun 1990 adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. SMK mempunyai misi menciptakan tenaga kerja terampil sesuai dengan bidang keahlian tertentu. Tujuan pendidikan SMK dalam KTSP 2006 Bagian III, (2006: 23) adalah: (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia


(24)

9

industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, akhlak mulia agar mampu melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007: 330), SMK adalah sekolah menengah yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (pasal 1 ayat 2 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997) tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada SMK.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan SMK merupakan jenjang pendidikan menengah dengan sistem pendidikan untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, akhlak mulia, keterampilan dan sikap profesional untuk menjadi tenaga ahli bidang tertentu. SMK menunjang pendidikan siswa setelah lulus siswa SMK mempunyai akhlak mulia dan menjadi lulusan yang mempunyai karakter yang bagus sesuai dengan tuntutan dunia industri. Salah satu langkah yang ditempuh SMK adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di mana pendidikan


(25)

10

karakter langsung diaplikasikan pada mata pelajaran di SMK. Lulusan SMK juga diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman.

2. Pendidikan Karakter

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional Pasal I Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Novan (2012:23) menjelaskan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan kepribadian utuh dan warga negara yang baik.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).


(26)

11

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai

dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

Dalam Webster’s Dictionary, pengertian kata karakter berarti ”the aggragate features and traits that form the apparent individual nature of same person or thing; moral or ethical quality; qualities of honesty, courage, integrity; good reputation; an account of the cualities or peculiarities of a person or thing” (Karakter merupakan totalitas dari ciri pribadi yang

membentuk penampilan seseorang atau objek tertentu. Ciri-ciri personal yang memiliki karakter terdiri dari kualitas moral dan etis, kualitas kejujuran, keberanian, integritas, reputasi yang baik; semua nilai tersebut di atas merupakan sebuah kualitas yang melekat pada kekhasan personal individu). Selanjutnya menurut Ensiklopedia Indonesia, karakter memiliki arti antara lain; keseluruhan dari perasaan dan kemauan yang tampak dari luar sebagai kebiasaan seseorang bereaksi terhadap dunia luar dan impian yang diidam-idamkan (Tan Giok Lie, 2007; 37).

Selanjutnya Elkind & Sweet (2004:47) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut:

character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.


(27)

12

Artinya pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan untuk anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bisa menilai apa yang benar, sangat peduli tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka yakini sebagai benar, bahkan dalam menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam.

Novan (2012:17) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Ajat Sudrajat (2009:36) juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development” (sengaja menggunakan semua dimensi kehidupan sekolah untuk mendorong pengembangan karakter optimal). Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos


(28)

13

kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.

Pendidikan karakter merupakan upaya menginternalisasikan, menghadirkan, menyemaikan, dan mengembangkan nilai-nilai yang kebaikan pada peserta didik sehingga diharapkan dapat mewujudkan peserta didik berperilaku baik. Novan (2012:55) menjelaskan tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah adalah: (1) menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian peserta didik, (2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, (3) membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama.

Dari berbagai pendapat tersebut secara sederhana dapat dirumuskan bahwa pada dasanya karakter menyangkut kualitas diri dan keyakinan seseorang yang akan melandasi perilaku Sedangkan pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama.


(29)

14

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter saat ini sangat relevan diterapkan dalam lingkungan sekolah sebagai wadah yang berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter didik siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di mana siswa SMK di desain untuk lebih siap bekerja sesuai dengan kompetensi keahlian yang ditekuni dengan mengedepankan sikap dan akhlak yang mulia. Zubaedi (2011:11) berpendapat bahwa Character is the sum of all the qualities that make you who you are. It’s your values, your thoughts, your words, your actions. Artinya karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, perkataan, dan perilaku atau perbuatan yang telah membentuk diri seseorang. Dengan demikian, karakter dapat disebut sebagai jati diri seseorang yang telah terbentuk dalam proses kehidupan oleh sejumlah nilai-nilai etis dimilikinya, berupa pola pikir, sikap, dan perilakunya. Pengembangan karakter dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai etika dasar sebagai basis bagi karakter yang baik. Tujuannya adalah terbentuknya karakter yang baik. Indikator karakter yang baik terdiri dari pemahaman dan kepedulian pada nilai-nilai etika dasar, serta tindakan atas dasar inti nilai etika yang murni.

Zulhan (2010:2-5) membagi karakter anak menjadi dua, yaitu karakter baik (sehat) dan buruk (tidak sehat). Seseorang dikatakan mempunyai karakter yang baik (sehat) adalah: (a) anak yang mempunyai afiliasi tinggi, (b) mempunyai power yang tinggi, (c) anak yang mempunyai motivasi untuk


(30)

15

berprestasi, (d) anak yang tegas dan lugas dalam melakukan pekerjaan dengan tidak banyak bicara. Seorang yang memiliki karakter baik bukan berarti tidak mempunyai karakter yang buruk (tidak sehat). Seorang anak dikatakan mempunyai karakter yang buruk adalah sebagai berikut: (a) nakal dengan sering membuat ulah atau kerusuhan, (b) tidak teratur, tidak cermat, (c) suka menjadi provokator, (d) anak yang ingin menguasai teman-temannya dengan mengintimidasi orang lain agar tunduk kepadanya.

Suyanto (2011) menyatakan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: (a) karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (b) kemandirian dan tanggung jawab, (c) kejujuran, amanah dan diplomatis, (d) hormat dan santun, (e) kerjasama, suka tolong-menolong, (f) percaya diri, pekerja keras, (g) kepemimpinan, adil , (h) baik hati dan rendah hati, (i) memiliki toleransi.

Berdasarkan uraian di atas terkait komponen pendidikan karakter terdapat banyak sekali unsur pendidikan karakter yang terkandung dan perlu dikembangkan khususnya pada siswa SMK. Pengembangan pendidikan karakter pada siswa SMK dapat melalui kegiatan pembelajaran ditanamkan pada setiap kegiatan disertakan unsur pendidikan karakter agar bisa lebih terbiasa dan lebih mengedepankan pendidikan karakter agar nantinya setelah lulus siswa SMK mempunyai budi pekerti dan akhlak yang baik.


(31)

16

4. Nilai-Nilai Karakter Siswa

Pendidikan karakter di sekolah lebih banyak berurusan dengan penanaman nilai pada peserta didik. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara utuh maka peran serta sekolah sangat penting agar siswa dapat mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter yang baik. Nilai karakter siswa yang hubungannya dengan diri sendiri antara lain:

a. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

b. Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya).

c. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.


(32)

17

d. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

e. Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

f. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

g. Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

5. Perencanaan Pembelajaran di Kelas

Pendidikan karakter di sekolah adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai luhur kepada siswa. Menurut Noval (2012:33) penerapan pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan empat strategi, (1) mengintergasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam mata pelajaran, (2) mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari sekolah, (3) mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan yang diprogramkan


(33)

18

dan direncanakan, (4) membangun komunikasi dan kerja sama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.

Pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC dimulai dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaran harus meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sehingga perencanaan pembelajaran sangat penting dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Selain itu dalam RPP juga diberikan pendidikan karakter yang akan dikembangkan agar nantinya setelah kegiatan pembelajran di kelas dapat membentuk karakter peserta didik.

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus memperhatikan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa terhadap materi atau bahan ajar yang akan dijadikan sebagai pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Mulyasa (2011:83) berpendapat bahwa terdapat prinsip-prinsip yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter adalah: a) Karakter yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, semakin kongkrit

karakter makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk membentuk karakter tersebut.

b) RPP berkarakter harus sederhana dan fleksibel, sama dengan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan karakter siswa.


(34)

19

c) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP berkarakter harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

d) RPP berkarakter yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaianya.

e) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan di sekolah terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim.

Kegiatan inti dalam pembelajaran yang mengedepankan pendidikan karakter harus mencakup eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi di mana agar tujuan pembelajaan yang dilaksanakan dapat tercapai.

a) Eksplorasi

1) Melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari sehingga peserta didik dapat mempunyai sikap mandiri dan berfikir logis.

2) Di dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan pendekatan, media pembelajaran, dan sumber belajar lainnya sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

3) Guru menggunakan pendekatan pembelajaran secara bersama atau antar siswa sehingga kerjasama antar siswa dalat terjalin di dalam proses pembelajaran.


(35)

20

b) Elaborasi

1) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga siswa aktif dan percaya diri dalam mengutarakan pernyataan dan pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2) Memberikan suatu permasalahan terkait dengan pembelajaran

sehingga siswa dapat berfikir kreatif dan logis.

3) Menfasilitasi siswa untuk membuat catatan harian dan laporan-laporan di mana dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab.

c) Konfirmasi

1) Memberikan umpan balik kepada siswa terkait hasil yang telah dicapai selama proses pembelajaran di kelas sehingga terjalin rasa saling menghargai.

Berdasarkan penjelasan yang telah diutarakan di atas bahwa perencanaan pembelajaran dalam pendidikan karakter sangat penting dilaksanakan agar pencapaian tujaun pembelajaran dapat maksimal. Selain itu pendidikan karakter yang akan ditumbuhkan juga dapat berkembang di kalangan siswa sehingga setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa mempunyai karakter yang diharapkan.


(36)

21

6. Penerapan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran CNC

Pendidikan tidak hanya membangun kecerdasan intelektual saja, tetapi untuk menjadikan manusia yang berkarakter mulia. Lulusan SMK di persiapkan untuk siap bekerja di dunia industri dan di dunia usaha sesuai dengan kompetensi atau keahlian yang dimiliki dengan tidak meninggalkan unsur-unsur pendidikan karakter. Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Pendidikan karakter pada pendidikan SMK dapat dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) memasukkan pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran, (b) membuat slogan yang dapat menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik semua masyarakat sekolah agar selalu bertingkah laku baik, (c) melakukan pemantauan secara berkelanjutan. Hal yang perlu dipantau sevara berkelanjutan antara lain adalah kedisiplinan siswa saat masuk dan pulang sekolah, kebiasaan saat jam istirahat, kebiasaan saat di kelas, dan kebiasaan saat berbiacara dengan teman ataupun dengan guru.

SMKN 2 Pengasih adalah salah satu sekolah penyelenggara pendidikan menengah kejuruan yang memiliki visi antara lain mengembangkan sikap


(37)

22

pembelajaran yang religius, dan meningkatkan kompetensi siswa dalam mengembangkan diri agar mampu mandiri dan peka terhadap lingkungan. Lulusan SMKN 2 Pengasih sesuai dengan visi sekolah yang terkait dengan pendidikan karakter adalah mengembangkan sikap religius dan mandiri. Pendidikan karakter di SMKN 2 Pengasih salah satunya diupayakan dengan memasukkan nikai-nilai karakter yang luhur ke dalam silabus di mana silabus dikembangkan ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga dalam proses pembelajaran di kelas guru dapat menonjolkan pendidikan karakter.

Mata Pelajaran CNC adalah mata pelajaran produktif dan wajib diikuti oleh siswa SMKN 2 Pengasih. Melalui pelajaran CNC inilah siswa dibekali pengetahuan tentang CNC agar nantinya setelah lulus dapat siap bekerja di industri karena pada umumnya industri saat ini menggunakan mesin CNC dalam proses produksinya. Di dalam mata pelajaran CNC diberikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaranya agar siswa lebih terbiasa dan mencintai unsur-unsur karakter yang dikembangkan. Dengan siswa terbiasa melakukan hal-hal yang baik nantinya dalam industri siswa juga dapat bekerja dengan baik sehingga profesionalisme dalam bekerja dapat tercapai. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih pada mata pelajaran CNC antara lain nilai kejujuran, nilai ketelitian, nilai tanggung jawab, bekerja sama dengan teman, dan tanggung jawab.


(38)

23

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Penelitian yang dilakukan Wahyu Mustaqim (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta. Hasil penelitian diketahui besarnya pengaruh yang terjadi dari penerapan pendidikan karakter yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah sebesar 39,7%. Pengaruh yang terjadi merupakan pengaruh positif sehingga perilaku akademik siswa menjadi lebih berkarakter. Kesimpulan tersebut terbukti dari banyaknya indikator yang tercapai dari penerapan pendidikan karakter, hasil penerapan pendidikan karakter di SMK PIRI 1 Yogyakarta tergolong baik.

b. Penelitian yang dilakukan Hafez Al Asad (2012) dengan judul penelitian Penerapan Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 2 Depok Kabupaten Sleman Tahun 2012/2013. Hasil penelitian diketahui bahwa SMKN 2 Depok Kabupaten Sleman sudah melaksanakan pendekatan penerapan pendidikan karakter bagi seluruh peserta didiknya termasuk kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Faktor-faktor pendukung dalam penerapan pendidikan karakter di SMKN 2 Depok adalah: (1) kurikulum yang terintegrasi pendidikan karakter, (2) fasilitas fisik yang sudah memadai, (3) peraturan sekolah yang mengakomodasi pendidikan karakter, (4) kegiatan kesiswaan yang banyak dan berkualitas. Faktor-faktor


(39)

24

penghambat dalam penerapan pendidikan karakter di SMKN 2 Depok Kabupaten Sleman antara lain: (1) kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap penerapan pendidikan karakter di sekolah, (2) internalisasi berupa pembekalan tenaga pendidik yang belum optimal.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Darmiyati Zuchdi (2009) yang berjudul Potret Pendidikan Karakter Berbagai Jenjang Sekolah tujuannya adalah untuk mengetahui pendidikan karakter di kota Yogyakarta di berbagi jenjang sekolah. Penelitian ini diambil sampel TK, SD, SMP, SMA/SMK yang ada di sekitar Jogja. Kesimpulannya bahwa masyarakat Yogyakarta kondusif untuk pendidikan karakter. Selanjutnya diperlukan upaya dari pemerintah untuk mengawali pendidikan karakter di sekolah-sekolah.

C. Kerangka Berfikir

Ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa kita, seperti kejujuran, kesantunan, dan kebersamaan, cukup menjadikan keprihatinan kita bersama. Harus ada usaha untuk menjadikan nilai-nilai itu kembali menjadi karakter yang kita banggakan di hadapan bangsa lain. Salah satu upaya ke arah itu adalah memperbaiki sistem pendidikan kita harus menitikberatkan pada pendidikan karakter.

Untuk menciptakan lulusan SMK yang mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun mengingat SMK mencetak lulusan tenaga kerja yang


(40)

25

mandiri dan terampil perlu di terapkan pendidikan karakter itu di SMKN 2 Pengasih. Lulusan SMK yang berkarakter akan menunjang kemajuan dunia usaha/dunia industri, sehingga melalui hal tersebut akan dapat meningkatkan mutu lulusan SMK agar dapat bersaing di dunia kerja nantinya.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dapat diajukan pertanyaan penelitian, yaitu.

1. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih?

2. Bagaimanakah langkah-langkah dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih ?

3. Bagaimanakah hasil pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih ?


(41)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Jenis penelitian

Penelitian ini bila ditinjau dari caranya merupakan penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih. Sedangkan menurut jenis data yang berupa angka pada pengumpulan data menggunakan angket dan cara pengolahannya menggunakan uji statistik maka digolongkan dalam penelitian kuantitatif.

Penelitian merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasil penelitian ini pun diwujudkan dalam angka (Suharsimi, 2010: 27).

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2 Pengasih yang berlokasi di Jalan KRT Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan subjek penelitian siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan tahun pelajaran 2012/2013. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus– November 2013.


(42)

27

B. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek yang digunakan untuk penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih sebanyak 62 orang siswa yang terbagi dalam dua kelas Pemesinan 1 dan Pemesinan 2. Jumlah populasi dalam penelitian ini terbatas, sehingga semua subjek dalam penelitian ini dijadikan sampel penelitian. Suharsimi (2010:174) menyatakan penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter yang baik. Pendidikan karakter salah satunya diupayakan dengan memasukkan nilai-nilai karakter yang luhur ke dalam silabus di mana silabus dikembangkan ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga dalam proses pembelajaran di kelas guru dapat menonjolkan pendidikan karakter. 2. Mata pelajaran CNC

Mata Pelajaran CNC adalah mata pelajaran produktif dan wajib diikuti oleh siswa SMKN 2 Pengasih.


(43)

28

D. Teknik Pengambilan Data 1. Observasi/ pengamatan

Menurut Margono (2003: 158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, dengan melakukan strategi lapangan yang secara simultan memadukan analisis dokumen, wawancara, dan observasi langsung. Hal yang perlu diobservasi yakni kegiatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMKN 2 Pengasih.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual . Wawancara di dalam penelitian ini bertujuan untuk data yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC. Pada wawancara ini dilakukan dengan. Pedoman wawancara menggunakan kisi-kisi sesuai Tabel 1.

3. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan kepada objek penelitian yang bertujuan untuk menggali informasi tentang topik yang dikaji. Dalam


(44)

29

penelitian ini digunakan angket tertutup. Angket tertutup digunakan karena alternatif jawaban dari pertanyaan angket relatif sedikit. Angket diajukan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian terkait pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, wawancara, dan kuesioner atau angket.

Pada instrumen kuisioner/angket skala pengukuran menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban. Alasan digunakan empat alternatif jawaban adalah untuk menghindari jawaban yang cenderung pada nilai tengah atau netral. Alternatif jawaban yang digunakan yaitu selalu, jarang, sering, dan tidak pernah.


(45)

30

Tabel 1 . Kisi- Kisi Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran CNC

Aspek Pertanyaan

Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran

1.Bagaimanakah penyusunan silabus, dan RPP dan sistem penilaian dalam penerapan pendidikan karakter ?

2.Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter dalam mata pelajaran CNC ?

3.Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan pendidikan karakter melalui mata pelajaran CNC?

Pendidikan Karakter

dalam materi

pembelajaran

1.Unsur karakter apa sajakah yang dikembangkan dalam pembelajaran CNC ?

2.Instrumen apa sajakah yang digunakan untuk mengukur unsur pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC ?

3.Bagaimana pengembangan materi dengan menerapkan pendidikan karakter ?

Penerapan pendidikan karakter dalam metode pengajaran

1.Metode apa saja yang digunakan dalam penyampaian materi ke siswa ?

2.Bagaimanakah pelaksanaan dari metode tersebut dalam melaksanakan pembelajaran dengan menumbuhkan pendidikan karakter siswa ? Metode pembelajaran 1.Media apa sajakah yang digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran di kelas ? Pencapaian pendidikan

karakter dalam evaluasi pembelajaran

1.Sejauh mana hasil dari pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran CNC ?

2.Apa sajakah kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui pelajaran CNC ?

Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Penelitian

Sub variabel Indikator No item Jumlah Item

Pembelajaran di kelas oleh guru

Kegiatan Awal 1,2,3*,4,5,6 6

Kegiatan Inti 7,8*,9*,10,11*,12 6 Kegiatan AKhir 13,14*,15,16,17,18,19 7 Unsur

pendidikan karakter yang dimiliki siswa

Disiplin 20,21*,22,23,24,25*,26 7

Semangat 27,28*,29,30,31 5

Kejujuran 32*,33,34,35* 5

Rasa ingin tahu 36*,37,38,39 4

Gemar membaca 40,41,42,43,44 5


(46)

31

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan expert judgment kepada dosen ahli, selanjutnya uji validitas dilakukan dengan uji coba instrumen. Dalam uji coba instrumen dengan menganalisis butir tes, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap- tiap butir dengan skor totalnya.

Pengujian validitas menggunakan bantuan software statistik SPSS 19 for Windows yang diinterprestasikan dengan menggunakan tabel nilai r product moment taraf signifikansi 5%. Instrumen dinyatakan valid apabila hasil perhitungan yaitu rhitung > rtabelpada α = 5%, dan apabila rhitung < rtabel pada α = 5% maka instrumen tidak valid dan tidak dapat digunakan dalam pengambilan data penelitian. Hasil uji validitas menggunakan SPSS 19 for Windows diketahui terdapat beberapa item yang tidak valid yaitu item no 8, 12, 40, 41, dan 45. Pernyataan-pernyataan yang tidak valid tidak digunakan sebagai penelitian.


(47)

32

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik. Rumus untuk mengukur reliabilitas instrumen yaitu dengan metode Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas dengan metode

Alpha Cronbach menggunakan bantuan software statistik SPSS 19 for Windows dan diketahui nilai Alpha Cronbach sebesar 0. 923. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach >0,70 (Nunnaly dalam Imam Ghazali, 2011:48) sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel.

G. Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih. Untuk menganalisis data dalam penelitian, sebelumnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah memilih dari kumpulan data yang akan dipakai dan mengorganisasikan data-data yang telah dikumpulkan, data yang masuk dipilih dan diurutkan ke dalam pola di mana disesuaikan dengan penelitian. Data direduksi dengan memilih dan memilah data yang dianggap penting.


(48)

33

2. Penyajian data

Data yang sudah direduksi selanjutnya data disajikan untuk memberikan informasi-informasi terkait penelitian. Dalam penelitian semua data digolongkan menurut sumber masing-masing, di mana memisahkan antara data dari wawancara dan dari angket.

3. Katagorisasi Data

Katagorisasi digunakan pada pengumpulan data menggunakan angket. Pada instrumen angket digunakan 4 (empat) pilihan jawaban. Empat pilihan jawaban di atas digunakan untuk menentukan adanya gradasi yang akan dirubah ke bentuk interval. Interval diperoleh dari perhitungan skor minimal dan skor maksimal yang nantinya digunakan untuk mencari standar deviasi ideal dan mean ideal. Standar deviasi ideal dan mean ideal digunakan untuk menentukan interval presentase pencapaian kedalam 4 kategori. Pembagian jarak interval dicari dengan membuat kurva normal yang terbagi menjadi 4 skala di dalam katagorisasi data menggunakan kriteria pencapaian sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel 3. Kriteria Pencapaian

Interval Kriteria

Mi + 1. 5 (SDi) s. d Skor tertinggi Sangat Baik

Mi s. d Mi + 1. 5 (SDi) Baik

Mi s. d Mi - 1. 5 (SDi) Cukup Baik Skor terendah s. d Mi – 1. 5 (SDi) Tidak Baik


(49)

34

BAB IV

HASIL PENILAIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan pendidikan karakter di SMKN 2 Pengasih pada mata pelajaran CNC. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih sebanyak 62 orang siswa yang terbagi dalam dua kelas Pemesinan 1 dan Pemesinan 2.

Pengumpulan data hasil penelitian menggunakan dokumentasi, wawancara, dan menggunakan angket untuk menggali informasi dari siswa tentang pelaksanaan pendidikan karakter. Melalui angket diketahui harga rerata (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), nilai maksimum dan nilai minimum serta nilai kecenderungan/ katagorisasi pada pelaksanaan pendidikan karakter dan disajikan dalam tabel diagram. Deskripsi data penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS versi 19 For Windows.

B. Pembahasan Pelaksanaan Pendidikan Karakter 1. Nilai- Nilai pendidikan karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membantu siswa-siswa untuk membangun kecerdasasan secara optimal baik dari segi kognitif, emosional, dan spiritual. Pendidikan karakter yang dimuat di SMKN 2 Pengasih merupakan titipan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Nilai-nilai


(50)

35

pendidikan karakter yang dikembangkan pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih masih mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya nilai-nilai pendidikan karakter dijabarkan ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh guru dengan memberikan nilai pendidikan karakter pada tiap-tiap kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran yang dimaksud siswa tidak hanya mempunyai kompetensi dan keterampilan dalam hal CNC tetapi siswa juga dapat mengembangkan pendidikan karakter yang dimuat dalam mata pelajaran CNC tersebut.

Unsur karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih pada mata pelajaran CNC harus relevan dengan dunia kerja. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan WDD

"Pendidikan karakter mengacu pada KTSP kemudian dalam penerapan pendidikan karakter disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang relevan dengan dunia kerja"

Nilai-nilai pendidikan karakter yang perlu dikembangkan pada mata pelajaran CNC menurut WDD guru mata pelajaran CNC kelas XI SMKN 2 Pengasih berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat ditabulasikan dalam tabel di bawah ini:


(51)

36

Tabel 4. Unsur Karakter yang dikembangkan Nama Guru Unsur karakter

WDD (Widodo) Kejujuran, kerjasama, toleransi, kerja keras, gemar membaca

KUS

(Kusnandar)

Disiplin, gemar membaca, bertanggung jawab, kerja sama, mandiri

SWM (Suwarman)

Disiplin, kerja keras, sabar

Mengacu pada kurikulum yang diterapkan di SMKN 2 Pengasih dan dari silabus mata pelajaran CNC nilai karakter yang dimaksud adalah disiplin, semangat/kerja keras, kejujuran, rasa ingin tahu, dan gemar membaca. Berikut hasil nilai karakter yang diperoleh dari angket:

Tabel 5. Skor nilai karakter

No. Nilai Karakter Skor Persentase Katagori

1 Disiplin 1377 79.32 Sangat Baik

2 Semangat 932 75.16 Sangat Baik

3 Kejujuran 748 75.40 Sangat Baik

4 Rasa ingin tahu 810 81.65 Sangat Baik

5 Gemar membaca 526 70.70 Baik


(52)

37

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Skor nilai karakter

Penjelasan dan kegiatan dalam penanaman nilai-nilai karakter yang dimuat dalam silabus mata pelajaran CNC adalah sebagai berikut:

a) Disiplin: Disiplin dikembangkan dari jam masuk pelajaran dan jam selesai pelajaran. Siswa dan guru harus saling mengingatkan terkait kedisiplinan dalam pelajaran. Siswa berangkat sekolah dengan menggunakan seragam sekolah, guru tidak meninggalkan kelas saat jam pelajaran berlangsung merupakan salah satu penerapan pendidikan karakter yang dikembangkan oleh guru terhadap siswa yang dimasukkan ke dalam mata pelajaran CNC. KUS mengungkapkan salah satu contoh sikap disiplin adalah:

64 66 68 70 72 74 76 78 80 82

Nilai Karakter

Disiplin Semangat Kejujuran Rasa ingin tahu Gemar membaca Kerja keras


(53)

38

"Guru dan peserta didik menepati waktu belajar dengan efektif. Misalnya waktu pelajaran 2 jam oleh karena itu guru dan siswa juga harus melaksanakan pembelajaran selama 2 jam. "

b) Semangat dan kerja keras: Unsur kerja keras dikembangkan untuk menghindari sikap malas. Kerja keras dipupuk melalui pembelajaran CNC pada bagian praktik di mana di dalam kegiatan praktik kerja keras dan semnagt sanga dibutuhkan agar memperoleh hasil yang maksimal.

c) Kejujuran: Nilai kejujuran sangat ditekankan oleh guru mata pelajaran CNC. Kejujuran dimulai dari kegiatan yang paling kecil yaitu saat ujian. Dengan sikap jujur siswa akan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa melihat jawaban teman yang lain.

d) Rasa ingin tahu: Selama pembelajaran di kelas siswa selalu diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru terkait hal yang belum dipahami dan guru menjawab pertanyaan yang disampaikan siswa. Penerapan rasa ingin tahu juga dikembangkan melalui metode pembelajaran diskusi yang diterapkan oleh guru para teori CNC. Dengan metode diskusi siswa dapat belajar untuk menyampaikan pendapat dan siswa dapat belajar untuk menganalisa dan memecahkan masalah.

e) Gemar membaca: Di kalangan siswa siswa SMK membaca adalah kegiatan yang penting dilakukan di mana dengan membaca siswa SMK dapat memperoleh pengetahuan, mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pelajaran, dan dengan membaca siswa dapat lebih berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah karena dengan banyak membaca banyak


(54)

39

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Sekolah menyediakan fasilitas perpustakaan dan internet agar siswa lebih memiliki sikap gemar membaca. Di dalam pembelajaran CNC guru juga menyediakan fasilitas jobsheet dan modul agar siswa lebih gemar membaca. KUS mengungkapkan bahwa :

"Pengembangan sikap gemar membaca agar siswa memperolah, mencari informasi terkait pelajaran sekolah menyediakan fasilitas internet perpustakaan disamping guru juga menyediakan modul dan jobsheet

pembelajaran"

Berdasarkan tabel tentang unsur pendidikan karakter yang dimuat dalam pelajaran CNC dapat diambil kesimpulan bahwa setiap guru mata pelajaran CNC mendeskripsikan unsur-unsur pendidikan karakter yang berbeda beda dengan tujuan siswa dapat memiliki semua nilai karakter yang diharapkan dan nilai karakter yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal tersebut senada dengan pernyataan WDD guru mata pelajaran CNC:

"Penyusunan silabus dan RPP menggunakan format yang telah disediakan sekolah. Pendidikan karakter yang dikembangkan pada mata pelajaran CNC dikembangkan sendiri oleh guru yang bersangkutan"

2. Proses pelaksanaan pendidikan karakter a) Langkah pelaksanaan pendidikan karakter

Penerapan pendidikan karakter melalui mata pelajaran CNC telah berjalan dengan semestinya di mana pendidikan karakter yang dikembangkan relevan dengan dunia. Apa yang melatar belakangi pendidikan karakter di SMKN 2 Pengasih adalah memperbaiki karakter siswa-siswi peserta didik SMKN 2


(55)

40

Pengasih dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan yang dimasukkan ke dalam suatu mata pelajaran praktik maupun teori sehingga siswa-siswi akan mempunyai karakter sesuai dengan yang diharapkan pemerintah pada umumnya dan sekolah pada umumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru mata pelajaran CNC SMKN 2 Pengasih SWM:

"Pendidikan karakter penting dikembangkan di kalangan siswa SMK. Unsur karakter yang dikembangkan sesuai dengan SK dan KD"

Pendidikan karakter yang dilaksanakan pada mata pelajaran CNC yaitu guru mengajar sekaligus menanamkan karakter pada siswa. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih meliputi tahap perencanaan, proses/ pelaksanaan dalam pembelajaran, dan tahap evaluasi.

1) Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran CNC guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran awal. Perencanaan guru tersebut yaitu mengembangkan silabus dengan memperhatikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya dalam mempersiapkan pembelajaran guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di mana RPP mencakup kegiatan pembelajaran yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Selain itu di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru mencantumkan unsur-unsur karakter yang dikembangkan. Unsur pendidikan


(56)

41

karakter yang dikembangkan disesuaikan dengan materi pembelajaran praktik atau teori. Senada dengan pernyataan KUS bahwa:

"Dalam perencanaan pembelajaran yang memasukkan pendidikan karakter di dalamnya guru harus pandai-pandai memilih pembelajaran yang diterapkan. Unsur dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) teori dan KBM praktik harus disesuaikan agar hasil dari proses pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru dapat sesuai dengan kondisi siswa. Mengacu pada kurikulum yang diterapkan di SMKN 2 Pengasih dan dari silabus mata pelajaran CNC unsur karakter yang dimaksud adalah disiplin, semangat/kerja keras, kejujuran, rasa ingin tahu, dan gemar membaca. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dimasukkan ke dalam rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan selanjutnya di dalam melaksanakan pembelajaran guru harus selalu berpedoman dalam RPP, tetapi di dalam pelaksanaanya masih terdapat guru yang melaksanakan proses pembelajaran tidak sesuai dengan RPP tetapi guru tetap menyelipkan nilai-nilai karakter dalam pelaksanaan pembelajarannya.

2) Tahap Pelaksanaan/ Proses Pembelajaan

Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih setelah tahap perencanaan adalah tahap pelaksanaan. Yang dimaksud pelaksanaan di sini adalah proses kegiatan belajar mengajar di kelas di mana guru memberikan, materi pelajaran CNC kepada siswa. Di dalam pelaksanaanya guru harus selalu berpedoman pada Rencana


(57)

42

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat di awal yang di dalamnya terdapat kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan evaluasi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran CNC guru menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan tanpa meninggalkan unsur-unsur karakter yang akan dikembangkan. WDD mengungkapkan pengembangan pendidikan karakter dimulai dari awal pembelajaran sampai akhir pelajaran:

"Pada awal pembelajaran CNC disampaiakan sumber belajar dan materi ajar kemudian sebelum melaksanakan praktek ada briefing mengenai cara kerja dan sikap kerja yang baik. Selama proses praktik kita mengecek dan selalu memantau siswa yang melakukan praktik"

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran CNC metode yang digunakan serta media pembelajaran yang digunakan untuk proses/pelaksanaan pembelajaran di SMKN 2 Pengasih dan kendala dalam pelaksanaanya dapat ditabulasikan dalam tabel.

Tabel 6. Pelaksanaan KBM mata pelajaran CNC Nama Guru Metode

Pembelajaran

Media Pembelajaran Kendala WDD

(Widodo)

Ceramah, diskusi/ tanya jawab

Power point dan video yang disajikan dengan menggunakan LCD

Guru kurang paham dalam

mengoperasikan alat KUS

(Kusnandar)

Ceramah, diskusi Power point dan video yang disajikan dengan menggunakan LCD

-

SWM (Suwarman)

Ceramah Papan tulis Siswa tidak

semangat mengikuti pembelajan


(58)

43

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam proses pembelajaran CNC di kelas guru menggunakan beberapa metode pembelajaran agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran CNC tetapi rata-rata guru mata pelajaran CNC masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu ceramah. Metode ceramah dirasa masih sangat efektif digunakan dalam pembelajaran karena dengan metode ceramah guru dapat menjelaskan secara rinci dan detail program-program pada CNC, senada dengan yang diutarakan SWM:

"Metode ceramah masih efektif untuk menjelaskan program-program pada CNC".

Guru tidak seutuhnya menggunakan metode ceramah dari awal sampai akhir pelajaran, tetapi dalam satu kali pertemuan pelaksanaan pembelajaran sesekali diputarkan video agar pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih sema

ngat untuk mengikuti pelajaran CNC.

3) Tahap Evaluasi

Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih setelah tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan pembelajaran adalah tahap evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi-materi pembelajaran yang telah disampaikan dan apakah kegiatan pembelajaran CNC yang dilaksanakan sudah sesuai dengan yang


(59)

44

diharapkan. Jadi pada intinya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya diukur dari materi sudah dikuasai oleh siswa saja tetapi keberhasilan dari proses pembelajaran CNC juga diukur dari unsur-unsur pendidikan karakter yang dikembangkan dan diikutkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam tahap evaluasi pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih tidak memiliki instrumen khusus untuk melakukan penilaian, seperti yang diungkapkan oleh WDD bahwa:

"KTSP tidak secara rinci menjelaskan penilaian. Penilaian tergantung oleh sekolah dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Instrumen untuk mengukur secara detail di SMKN 2 Pengasih belum menyusun dan biasanya penilaian dilaksanakan di akhir semester dengan penilaian subjektif. "

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh WDD terkait instrumen evaluasi untuk mengukur pendidikan karakter, SWM menjelaskan:

"Instrumen yang digunakan untuk mengukur pendidikan karakter merupakan titipan dan belum ada instrumen untuk mengukur pendidikan katakter di mana nilai-nilai pendidikan karakter dimasukkan atau include

ke dalam penilaian di akhir semester"

Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih meliputi tahap perencanaan, proses/ pelaksanaan dalam pembelajaran, dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan guru mengembangkan silabus dengan memperhatikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya dalam mempersiapkan pembelajaran


(60)

45

guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di mana RPP mencakup kegiatan pembelajaran yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap proses pembelajaran CNC di kelas guru menggunakan beberapa metode pembelajaran agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran CNC tetapi rata-rata guru mata pelajaran CNC masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu ceramah. Metode ceramah dirasa masih sangat efektif digunakan dalam pembelajaran karena dengan metode ceramah guru dapat menjelaskan secara rinci dan detail program-program pada CNC. Pada tahap evaluasi SMKN 2 Pengasih belum memiliki standar penilaian pendidikan karakter secara rinci tetapi evaluasi pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC dilaksanakan dimasukkan ke dalam penilaian di akhir semester.

b) Kendala pelaksanaan pendidikan karakter

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC memiliki beberapa kendala. Kendala tersebut dialami oleh guru mata pelajaran CNC yang bersangkutan dan juga siswa peserta didik. Kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran CNC antara lain adalah:

1) Pendidikan karakter merupakan titipan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di mana di dalam KTSP pendidikan karakter yang perlu dikembangkan tidak diuraikan secara rinci sehingga pengembangan unsur-unsur karakter dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.


(61)

46

SWM menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan titipan dari KTSP:

"Pendidikan karakter merupakan titipan dari KTSP dan dimasukkan ke dalam standar kompetensi. Penyusunan silabus yang dilakukan oleh guru dilakukan di awal tahun secara bersama-sama di program produktif dan normatif melalui pelatihan workshop pada awal tahun. "

KUS menjelaskan kendala pendidikan karakter adalah:

" Di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) belum bisa diuraikan secara gamblang pendidikan karakter yang dimuat. Tetapi nantinya di dalam kurikulum 2013 pada semester genap unsur karakter sudah tersedia sehingga arah pendidikan karakter dapat lebih jelas. "

Senada dengan pendapat KUS, WDD juga menyatakan:

"Kurikulum 2013 nantinya sepengetahuan saya berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP pendidikan karakter untuk membangun karakter siswa belum jelas. "

2) Guru kesulitan menanamkan sikap disiplin dan sopan santun di mana salah satu unsur karakter yang perlu dikembangkan. Dalam penerapannya siswa kurang mendalami secara seutuhnya dalam penerapan pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah. Dalam pembelajaran CNC di sekolah siswa memiliki karakter yang baik tetapi di luar jam pelajaran, siswa mudah terpengaruh terhadap lingkunganya. SWM mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter:

"Siswa susah menanamkan karakter di karenakan pengaruh pergaulan di masyarakat sehingga guru kesulitan menanamkan sikap disiplin sopan santun, tetapi guru masih mengawasi. "


(62)

47

3) Masing-masing anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan kepribadian siswa di mana kepribadian siswa juga dipengaruhi oleh pergaulan dengan teman sebaya di luar sekolah. Lingkungan keluarga juga sangat mempengaruhi pembentukan karakter siswa.

4) Dalam pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran diskusi siswa kurang yakin dan percaya diri untuk mengutarakan pendapat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru mata pelajaran CNC yaitu KUS:

" Salah satu kendala yang dihadapi siswa terkait pembelajaran CNC yang erat kaitanya dengan pelaksanaan pendidikan karakter adalah siswa susah berbicara dan menanggapi pendapat orang lain. "

3. Hasil pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC dengan menggunakan angket penilaian

Angket penilaian ketercapaian pelaksanaan pendidikan karakter adalah merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan terkait pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC kelas XII Program Studi Teknik Pemesinan di SMKN 2 Pengasih. Angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan empat alternatif jawaban. Angket diajukan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih.


(63)

48

Pada instrumen angket digunakan 4 (empat) pilihan jawaban. Empat pilihan jawaban di atas digunakan untuk menentukan adanya gradasi yang akan dirubah ke bentuk interval. Interval diperoleh dari perhitungan skor minimal dan skor maksimal yang nantinya digunakan untuk mencari standar deviasi ideal dan

mean ideal. Standar deviasi ideal dan mean ideal digunakan untuk menentukan interval presentase pencapaian kedalam 4 kategori. Pembagian jarak interval dicari dengan membuat kurva normal yang terbagi menjadi 4 skala.

Data dari variable pelaksanaan pendidikan karakter diperoleh dengan metode angket. Instrumen pendidikan karakter diukur dengan menggunakan indikator yaitu: pembelajaran guru di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Selanjutnya instrumen juga terdapat unsur karakter yang dimiliki oleh siswa antara lain: semangat, kejujuran, rasa ingin tahu, gemar membaca, dan kerja keras.

Data penelitian yang diolah menggunakan software SPSS 19. 0 for Windows

dan disajikan dalam tabel diketahui mean = 143. 60, median = 145, modus = 139, standar deviasi = 14. 043, skor minimum = 115, skor maksimum = 184. Selanjutnya dilakukan perhitungan katagorisasi menggunakan software SPSS 19. 0 for Windows untuk mengetahui hasil pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih. Hasil pencapaian disajikan dalam tabel di bawah:


(64)

49

Tabel 7. Pencapaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter

No Katagori Batasan Skor Frekuensi Persentase

1 Tidak Baik 46 – 79 0 0%

2 Cukup 80 – 114 0 0%

3 Baik 115 – 149 39 62. 9%

4 Sangat Baik 150 – 184 23 37. 1%

Berdasarkan tabel di atas dapat dapat digambarkan diagram sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Persentase Pencapaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui bahwa dari sampel 62 siswa kelas XI Teknik Pemsinan SMKN 2 Pengasih diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC dapat dikatagorikan sudah berjalan dengan baik dengan presentase pencapaian 62. 9%.

37%

63%

0% 0%

Sangat Baik Baik

Cukup Tidak Baik


(65)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pendidikan karakter telah dikembangkan pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih karena di dalam pembelajaranya guru telah menanamkan nilai-nilai karakter yang baik bagi siswa. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan analisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SMKN 2 Pengasih melalui mata pelajaran CNC antara lain: disiplin, semangat, kejujuran, rasa ingin tahu, dan gemar membaca.

2. Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih meliputi tahap perencanaan, proses/ pelaksanaan dalam pembelajaran, dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan guru mengembangkan silabus, membuat RPP di mana RPP mencakup kegiatan pembelajaran yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap proses pembelajaran CNC di kelas guru menggunakan beberapa metode pembelajaran agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran CNC tetapi rata-rata guru mata pelajaran CNC masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu ceramah. Metode ceramah dirasa masih sangat efektif digunakan dalam pembelajaran karena dengan metode ceramah guru dapat menjelaskan secara rinci dan detail program-program pada CNC. Pada tahap evaluasi SMKN 2 Pengasih belum memiliki standar


(66)

51

penilaian pendidikan karakter secara rinci tetapi evaluasi pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC dilaksanakan dimasukkan ke dalam penilaian di akhir semester.

3. Penilaian terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC menggunakan instrumen angket diketahui pelaksanaan pendidikan karakter dapat dikatagorikan baik dengan persentase pencapaian 62. 9%.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian tentang pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran CNC di SMKN 2 Pengasih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini terbatas pada siswa SMKN 2 Pengasih dan hanya dilakukan pada program studi pemesinan dengan jumlah sampel 62 siswa sehingga tidak dapat digunakan sebagai acuan pada program studi maupun pada SMK lain. 2. Pada penilaian hasil pelaksanaan pendidikan karakter hanya menggunakan

angket untuk mengambil data sehingga subjektif responden berpengaruh. C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka dapat diambil saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a) Sekolah diharapkan menanamkan pendidikan karakter ke dalam pelajaran secara menyeluruh sehingga keberhasilan pembelajaran pendidikan karakter dapat tercapai.


(67)

52

b) Dalam pembelajaran di kelas guru sebaiknya lebih menggunakan metode pembelajaran yang inovatif tanpa meninggalkan unsur karakter di dalamnya sehingga ketertarikan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkat.

c) Sekolah dan guru diharapkan memiliki pedoman evaluasi yang jelas, lengkap, dan terperinci terkait pendidikan karakter untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter yang dimasukkan melalui mata pelajaran CNC

d) Pihak sekolah mengupayakan suatu tindakan nyata di luar pembelajaran sebagai wujud penerapan pendidikan karakter dalam kegiatan yang nyata di masyarakat.

2. Bagi Siswa

a) Siswa harus berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang dikembangkan melalui mata pelajaran CNC.

b) Siswa mengembangkan unsur karakter yang dimuat dalam kegiatan pembelajaran di mana siswa harus menerapkanya tidak hanya saat di kelas atau di sekolah tetapi siswa juga harus mengembangkan dan menerapkan pendidikan karakter di dalam keluarga dan masyarakat.


(68)

53

DAFTAR PUSTKA

Darmiyati Zuchdi, dkk. (2009). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY press.

Depdiknas. (1990). Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1990, tentang Pendidikan Menengah.

Depdiknas. (2006). KTSP 2006, tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Depdiknas. (2003). Undang- Undang Sisdiknas Pasal 15 No. 29 Tahun 2003, tentang Sekolah Menengah Kejuruan.

Djemari Mardhapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendekia

Elkind, D and Sweet, F. (2004). Quantum Teaching. Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Ganes Gunansyah. (2010). Integrasi Pendidikan Nilai dalam Membangun Karakter Siswa di Sekolah Dasar. Diakses dari http:-//edukasi. kompasiana. com. Tanggal 15 Agustus 2013.

Hafez Al Asad. (2013). Pendidikan Karakter pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 2 Depok Kabupaten Sleman. Skripsi. FT UNY.

Hartono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Margono (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Murniati dan Nasir Usman. (2009). Implementasi Manajemen Stratejik dalam

Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citra Media Perintis.


(69)

54

Novan Ardy Wiyani. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.

Riduwan. (2009). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Saifudin Azwar. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rhineka Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutarmi. (2012). Rayakan Kelulusan, Pelajar Malah Tawuran. Diakses dari

http://bisniskeuangan. kompas.

com/read/komentar/2012/05/26/13581176/Rayakan. Kelulusan. Pelajar. Malah. Tawuran. Tanggal 15 Agustus 2013

Suyanto. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter. Diakses dari http://www. mendikdasmen. depdiknas. go. id/web/pages/urgensi. html. Tanggal 3 Agustus 2011

Tadkiroatun Musfiroh. (2008) . Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP.

Tan Giok Lie. (2007). Pendidikan Dini: Pembentukan Karakter Individu. STT INTI.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Wahyu Mustaqim. (2013). Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta. Skripsi. FT UNY.

Zubaedi. (2011). Design Pendidikan Karakter. Jakarta: Pranata Media Group Zulhan Najib.(2010). Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya:Jaring Pena


(70)

55


(1)

(2)

(3)

(4)

83


(5)

(6)