Media Word Search Puzzle

31 kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan rohani.

D. Media Word Search Puzzle

1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. GerlachEly sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad 2009: 3 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT Association of Education and Communication Technology, 1997 memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Heinich, dan kawan-kawan 1982 mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan 32 cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau infomasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran Azhar Arsyad, 2009: 4. Hamalik sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad 2009: 15 mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media Syaiful BahriAzwan Zain, 2006: 120. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran membantu siswa dalam proses pembelajaran. Selain membantu siswa, media pembelajaran dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar. Sehingga dengan digunakannya media, pembelajaran akan menjadi lebih menarik. 33 2. Fungsi Media Pembelajaran Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan yang diberikan oleh guru kepada anak didik Syaiful BahsriAswan Zain, 2006: 121. LevieLentz 1982 mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu a fungsi atensi, b fungsi afektif, c fungsi kognitif, d fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah 34 dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Nana Sudjana sebagaimana dikutip oleh Syaiful BahriAswan Zain 2006: 134 mengemukakan enam fungsi media pengajaran, yakni: a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif. b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. c. Media pengajaran, penggunannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan pemanfaatan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-maa alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 35 e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi. Ketika fungsi-fungsi media pelajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah peranannya sebagai berikut: a. Media yang diguankan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan. b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Oaling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa. c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat media itulah akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar. SudjanaRivai sebagaimana dikutip Azhar Arsyad 2009: 24 mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu: 36 a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran d. Siswa dapat lebih melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain- lain. Menurut Kemp Dayton dalam Azhar Arsyad 2011: 21 bahwa dampak positif penggunaan media adalah sebagai berikut: a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. 37 b. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan. d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. 38 g. Sikap positif terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa. Nana Sudjana sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri dan Aswan Zain 2006: 137 mengemukakan nilai-nilai praktis media pengajaran adalah: a. Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu, dapat mengurangi verbalisme. b. Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. c. Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap. d. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. f. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa. 39 g. Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. h. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. i. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. j. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Sementara itu. Nilai-nilai praktik media pengajaran menurut Sudirman N, dkk sebagaimana dikutip oleh Syaiful BahriAswan Zain 2006: 138 adalah: a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak, sehingga dapat mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya, untuk menjelaskan bagaimana sistem peredaran darah pada manusia digunakan film. b. Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas; misalnya pasar, pabrik, binatang- 40 binatang yang besar, dalat-alat perang. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto, film atau gambar. c. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang lamban. Gerakan yang terlalu cepat misalnya gerakan kapal terbang, mobil, mekanisme kerja suatu mesin, dan perubahan wujud suatu zat, metamorphosis. d. Karena informasi yang diperoleh siswa berasal dari satu sumber serta dalam situasi dan kondisi yang sama, maka dimungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi pada siswa. e. Membangkitkan motivasi belajar siswa. f. Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa. g. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya sumber belajar. h. Bahan pelajaran dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain. i. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka seperti peristiwa gerhana matahari total atau binatang yang hidup di kutub. j. Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang, misalnya mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop. 41 3. Jenis Media Pembelajaran SeelsGlasglow sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad 2011: 33, mengelompokkan jenis media dari segi perkembangan teknologi sebagai berikut: a. Pilihan media tradisional 1 Visual diam yang diproyeksikan - Proyeksi opaque tak-tembus pandang - Proyeksi overhead - Slides - Filmstrips 2 Visual yang tak diproyeksikan - Gambar, poster - Foto - Charts, grafik, diagram - Pameran, papan info, papan-bulu 3 Audio - Rekaman piringan - Pita kaset, reel, cartridge 4 Penyajian multimedia - Side plus suara tape - Multi-image 42 5 Visual dinamis yang diproyesikan - Film - Televise - Video 6 Cetak - Buku teks - Modul, teks terprogram - Workbook - Majalah ilmiah, berkala - Lembaran lepas handout 7 Permainan - Teka-teki - Simulasi - Permainan papan 8 Realia - Model - Specimen contoh - Manipulatif peta, boneka b. Pilihan media teknologi 1 Media berbasis telekomunikasi - Telekonferen 43 - Kuliah jarak jauh 2 Media berbasis mikroprosesor - Computer-assisted instruction - Permainan computer - Sistem tutor intelijen - Interaktif - Hypermedia - Compact video dics Sementara itu Syaiful BahriAswan Zain 2006: 124-126 mengklasifikasikan media berdasarkan jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya sebagai berikut: a. Dilihat dari jenisnya: 1 Media auditif. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran. 2 Media visual. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film stripfilm rangkai, slidesfilm bingkai foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada 44 pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. 3 Media audiovisual. Media audiovisual yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam: a Audiovisual diam, yakni media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti bingkai suara sound slides, film rangkai suara, dan cetak suara. b Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette Syaiful BahriAswan Zain, 2006: 124-126. b. Dilihat dari daya liputnya: 1 Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. 2 Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. 45 3 Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer. c. Dilihat dari bahan pembuatannya: 1 Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. 2 Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai Syaiful BahriAswan Zain, 2006: 124-126 4. Media Word Search Puzzle a. Pengertian Media Puzzle Puzzle secara bahasa Indonesia diartikan sebagai tebakan. Tebakan adalah sebuah masalah “enigma” yang diberikan sebagai hiburan yang biasanya ditulis, atau dilakukan. Banyak tebakan berakar dari masalah matematika dan logistik serius. Lainnya seperti masalah catur, diambil dari permainan papan. Lainnya lagi dibuat hanya sebagai pengetesangodaan otak Respositori UPI, 2008. Games puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap 46 menyenangkan sebab bisa diulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba dan terus mencoba hingga berhasil. Menurut Ferry Adenan 1982: 1 bahwa “puzzle dan games” adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games merupakan media untuk memotivasi karena puzzle memberikan tantangan yang biasanya dapat diselesaikan dengan baik. Puzzle dan permainan dalam pengajaran bahsa memerlukan beberapa syarat, diantaranya: 1 Kosakata dan struktur kalimat harus dalam susunan yang terkontrol sehingga tantangan yang ditawarkan dapat ditemukan. 2 Fokusnya harus pada bahasa. Siswa harus dapat menggunakan bahasa dengan baik. 3 Puzzle dan permainan harus menawarkan banyak kesempatan pada siswa untuk berlatih dan mengulang pola kalimat dan kosakata Ferry Adenan, 1982: 2 Sedangkan menurut Hadfield 1990: 12, puzzle adalah pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang sulit untuk dimengerti atau dijawab. Tarigan 1986: 234 menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permainan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crossword puzzle, anagram, 47 dan palidron syukronsahara.blogspot.com201105penggunaan-media- games-puzzle.html. Media puzzle merupakan salah satu media pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar. Puzzle merupakan permainan yang didasarkan pada sebuah teka-teki sehingga menguji kecerdikan dan ketelitian. Teka-teki sering dibuat sebagai bentuk media inovatif. Puzzle terdiri atas beberapa kategori yang meliputi: crossword puzzle, word search puzzle, hidden puzzle, dan jigsaw puzzle. Crossword puzzle merupakan puzzle yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukkan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal dan vertikal. Word search puzzle adalah pencarian kata, sejenis teka-teki yang terdiri dari rangkaian kata yang telah diacak, dimana kata-kata telah dieja horizontal, vertikal atau diagonal. Para pemain harus mencari kata yang spesifik guna mencocokan dengan kata yang tersedia. Permainan ini membutuhkan kemampuan otak untuk melihat kata-kata yang tersembunyi di belakang kata atau huruf. Hidden puzzle merupakan puzzle yang berupa latar belakang foto yang berisi gambar tertentu. Pemain harus mencari bagian- bagian yang hilang pada gambar tersebut sesuai dengan perintah yang tersedia, setelah bagian gambar ditemukan cocokkan dengan gambar yang telah ada. Hidden puzzle mengajarkan persepsi dan ketrampilan pengamatan rinci serta kosakata. Jigsaw puzzle adalah teka-teki berupa 48 potongan bentuk yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya serta memerlukan penyusunan dalam menyelesaikannya. Cara bermain jigsaw puzzle yaitu dengan menyusun potongan-potongan tersebut disusun sesuai dengan bentuk tiap potongan agar menjadi gambar yang utuh syukronsahara.blogspot.com201105penggunaan-media-games- puzzle.html. Banyak anak tergugah rasa ingin tahunya oleh puzzle, dari puzzle yang sederhana sampai puzzle dengan pola yang rumit. Puzzle baik untuk melatih koordinasi jari, kecekatan, relasi spasial, dan pemikiran logis juga belajar mengatasi masalah. Dalam memilih puzzle haruslah realistis supaya dapat diselesaikan sesuai kemampuan anak. Jika puzzle terlalu rumit anak akan menjadi frustasi dan memiliki pandangan negatif terhadap puzzle. Jumlah potongan bisa ditingkatkan sesuai usia dan kemampuan httpannabowers.www.yahoo.comteaching with puzzlehtml. b. Manfaat Media Puzzle Puzzle bermanfaat besar bagi perkembangan motorik halus dan perkembangan kognisi anak. Dalam Pedoman Penatar Pekerti AA yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional disebutkan ada delapan manfaat media, khususnya media puzzle dan penyelenggaraan belajar dan pembelajaran yaitu: 1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan 49 2. Proses pembelajaran lebih menarik 3. Proses belajar lebih interaktif 4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi 5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan 6. Proses belajar bisa terjadi kapan dan dimana saja 7. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses bahan belajar 8. Peran pengajar berubah kearah positif dan produktif Beberapa manfaat bermain puzzle bagi anak-anak antara lain: 1. Meningkatkan ketrampilan kognitifcognitive skill Ketrampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak, dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar atau kata. 2. Meningkatkan ketrampilan motorik halusfine motor skill Ketrampilan motorik halus berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. 3. Meningkatkan ketrampilan sosial Ketrampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. puzzle dapat dimainkan secara perorangan. Namun puzzle dapat pula dimainkan secara kelompok. Permainan 50 yang dilakukan oleh anak-anak secara kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak. c. Media Word Search Puzzle Word search puzzle adalah pencarian kata, sejenis teka-teki yang terdiri dari rangkaian kata yang telah diacak, dimana kata-kata telah dieja horizontal, vertikal atau diagonal. Para pemain harus mencari kata yang spesifik guna mencocokan dengan kata yang tersedia. Permainan ini membutuhkan kemampuan otak untuk melihat kata-kata yang tersembunyi di belakang kata atau huruf httpannabowers.www.yahoo.comteaching with puzzlehtml. Beberapa keunggulan dari media Word Search Puzzle ini diantaranya adalah kemudahan dalam membuat. Guru dapat membuat sendiri media ini. Biaya untuk membuatnya pun murah, hanya bermodal kertas dan pena saja, namun jika ingin hasilnya lebih baik bisa dengan bantuan komputer. Selain itu dalam penggunaannya, media ini tidak memerlukan listrik, sehingga bisa dipakai kapan saja. berbeda halnya dengan media lain seperti media powerpoint misalnya, hanya bisa digunakan ketika ada aliran listrik. Ketika listrik padam media ini tidak dapat difungsikan. Dengan media Word Search Puzzle ini maka akan mengajarkan pada siswa tentang ketelitian dan ketekunan dalam belajar. Dibutuhkan ketelitian dan ketekunan dalam permainan ini, karena mencari kata 51 dalam kumpulan huruf-huruf tidak mudah. Selain itu juga mengajarkan kerjasama antar anggota kelompok. Mereka bisa saling membagi tugas untuk mencari kata-kata yang telah ditentukan. Cara menggunakan media Word Search Puzzle adalah sebagai berikut: 1 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, masing- masing kelompok berjumlah maksimal 4 orang siswa. 2 Siswa-siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. 3 Guru membagikan kertas yang berisikan teka-teki Word Search Puzzle. 4 Guru meminta siswa untuk mengerjakan teka-teki Word Search Puzzle secara bekelompok. 5 Jika semua kelompok telah menyelesaikan mengerjakan guru kemudian memberikan evaluasi atas pekerjaan siswa.

E. Penelitian Relevan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP MINAT, MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI KELAS VII SMP N 7 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

32 124 71

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKARYA SISWA KELAS VII SMP N 2 LUBUK PAKAM.

0 3 27

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO METERI GUNUNG API TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 Efektivitas Penggunaan Media Video Meteri Gunung Api Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 2 Gatak, Sukoharjo.

0 3 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE GAMBAR Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Gambar Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Ipa-Biologi Pada Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 1 Surakarta Semester Genap Tahun Ajara

0 1 10

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE GAMBAR TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Gambar Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Ipa-Biologi Pada Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Siswa Ke

0 2 16

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAHOROK.

0 5 22

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 24 MEDAN.

0 1 29

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII di SMP Pasundan 4 Bandung.

0 0 42

PENGARUH MINAT DAN PENGGUNAAN METODE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JAYAPURA

1 3 15