Tokoh dan Penokohan Latar Setting

Alur merupakan unsur yang mengatur jalannya cerita. Sumardjo dan Saini 1997:49 berpendapat, jalan cerita memuat cerita atau kejadian. Suatu kejadian itu ada karena ada sebabnya, ada alasannya. Hal yang menggerakkan kejadian cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungakan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain Stanton dan Nurgiyantoro,1965:14. Dari pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa plot menunjukkan urutan struktur kejadian yang saling berhubungan, saling mempengaruhi dan adanya hubungan kausalitas, serta penyajiannya akan menimbulkan situasi emosi tertentu. Pada dasarnya sebuah karya sastra dalam penceritaannya dimulai dari pengenalan keadaan, perkembangan terjadinya konflik, sampai terjadinya klimaks dan diakhiri dengan penyelesaian.

1.2.3.4.4 Tokoh dan Penokohan

Penokohan merupakan penggambaran suatu watak tokoh dalam sebuah novel.Pada novel pengembangan watak tokoh dalam tokoh disesuaikan oleh perubahan nasib pelaku dan perkembangan konflik. Pewatakan tokoh dibagi menjadi beberapa cara untuk memahami, antara lain perbuatan-perbuatan tokoh, ucapan-ucapan tokoh, gambaran fisik tokoh, pikiran-pikiran tokoh, dan penerangan langsung dari pengarang. Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Aminuddin, 1987:79 Keutuhan dan keartistikan karya fisik terletak pada jalinannya yang erat antar berbagai unsur pembangunnya. Masalah penokohan merupakan salah satu hal yang penting dan menentukan karena tidak ada suatu kisah tanpa tokoh yang akan diceritakan. Cara pengarang menampilkan tokoh-tokohnya disebut penokohan. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jones, 1968:33

1.2.3.4.5 Latar Setting

Berhadapan dengan sebuah karya fiksi, pada hakekatnya kita berhadapan dengan sebuah dunia. Dunia dalam kemungkinan, sebuah dunia yang sudah dilengkapi dengan tokoh penghuni dan permasalahannya. Namun tentu saja, hal itu kurang lengkap sebab tokoh dengan berbagai pengalaman kehidupannya itu memerlukan ruang lingkup, tempat dan waktu. Sebagaimana halnya kehidupan manusia, didunia nyata, dengan kata lain, fiksi sebagai sebuah dunia, disamping membutuhkan tokoh cerita dan plot juga memerlukan latar. Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Abrams, 1981 : 175 Antara latar dengan penokohan mempunyai hubungan yang erat dan bersifat timbal balik. Sifat-sifat latar, dalam banyak hal akan mempengaruhi sifat- sifat tokoh, bahkan barangkali tak berlebihan jika dikatakan bahwa sifat-sifat dan tingkah laku tertentu yang ditunjukkan oleh seorang tokoh mencerminkan dari mana ia berasal. Jadi ia akan mencerminkan latar. Unsur latar dapat dibedakan tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya berkaitan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Latar tempat menyaran pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat tertentu, inisial tertentu mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk memberikan kesan kepada pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi, yaitu tempat dan waktu seperti yang diceritakan itu. Dengan demikian jelas bahwa fungsi dari latar tempat adalah memberikan gambaran yang jelas tentang situasi, ruang dan tempat dimana cerita itu berlangsung.Sedangkan latar waktu berhu bungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan waktu sejarah.

1.2.3.4.6 Sudut Pandang