BAB IV KONTRIBUSI GABUNGAN POLITIK INDONESIA DALAM
PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA PADA TAHUN 1939-1941
Pertemuan yang dilakukan antara komisi Visman dan Gabungan Politik Indonesia yang dilangsungkan pada tanggal 31 Januari 1941, memberikan
kesempatan emas kepada GAPI untuk menjelaskan mengenai gagasan yang diusung mengenai pembentukan parlemen di Indonesia, yaitu program aksi
“Indonesia Berparlemen”, yang sedang sangat gencar disebarluaskan kepada rakyat Indonesia di depan komisi Visman. Dalam pertemuan yang dilakukan
antara GAPI dan komisi Visman ini adalah diberinya kuasa kepada GAPI agar dapat menyelenggarakan kembali Kongres Rakyat Indonesia ke II.
Selama penyelenggaraan pertemuan antara GAPI dan komisi Visman berlangsung, dijelaskan pula mengenai rancangan bentuk dan susunan parlemen
yang dicita-citakan oleh GAPI, yang meliputi bentuk dan susunan parlemen, cara perekrutan anggota parlemen, serta tugas para aparatur negara apabila
pembentukan parlemen yang telah dirancang benar-benar dikabulkan realisasinya oleh pemerintah Belanda.
A. Terbentuknya Rancangan Susunan Parlemen Bentukan GAPI
Parlemen adalah suatu badan tertinggi dalam sebuah negara yang bertugas untuk membuat undang-undang. Parlemen juga berperan dalam
menetapkan segala macam peraturan-peraturan yang sesuai dengan
44
kepentingan negara. Adapun bentuk parlemen yang dirancang oleh GAPI sendiri terdiri atas dua kamar, yaitu Kamar Pertama dan Kamar Kedua. Orang
diperbolehkan menjadi anggota parlemen ialah warga negara Indonesia Staat- Burger, laki-laki, dan wanita. Dalam pemilihan anggota parlemen, GAPI juga
mempunyai kriteria sendiri dalam perekrutan anggota parlemen untuk tiap kamar, yaitu:
1. Anggota parlemen kamar pertama terdiri atas perwakilan dari segala
golongan dan kelompok masyarakat yang dipilih dengan aturan tertentu. 2.
Anggota parlemen kamar kedua diisi oleh orang-orang yang dipilih langsung oleh rakyat, dan nantinya para kandidat yang berhasil masuk
dalam parlemen kamar kedua ini didasarkan atas perbandingan jumlah suara yang telah dikumpulkan dari tiap daerah-daerah.
37
Untuk jumlah anggota pada tiap kamar parlemen diisi kurang lebih 100 hingga 200 orang anggota.
Dalam rancangan pembentukan parlemen yang disusun oleh GAPI, rakyat Indonesia mempunyai hak pilih, karena hak pilih itu adalah hak tiap
warga negara. Salah satu bentuk dari penggunaan hak pilih tersebut, ialah dalam pemilihan anggota parlemen kamar kedua.
Adanya parlemen ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi sebuah Negara, oleh karena itu nantinya Indonesia harus dipimpin oleh
seorang Pemimpin Negara. Dalam kerjanya seorang Pemimpin Negara mempunyai hak veto yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain.
37
A. K. Pringgodigdo, op. cit, hlm. 147.
Pemimpin Negara mempunyai kekuasaan dalam menjalankan undang-undang. Selain itu nantinya dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Negara dibantu
oleh para menteri yang telah diangkatnya. Menteri-menteri tersebut bertanggung jawab pada tugas-tugas mereka sesuai dengan bidang kerja yang
telah ditentukan oleh Pemimpin Negara. Menteri apabila kinerjanya dinilai tidak memuaskan dapat diberhentikan oleh Pemimpin Negara setelah
bermusyawarah dengan Parlemen. Pemimpin Negara selain dibantu oleh menteri-menteri juga dibantu oleh
Badan Nasehat Majelis Negara, yang anggota badan ini diangkat dan diberhentikan oleh Pemimpin Negara. Nantinya apabila Indonesia sudah
menjadi negara yang berdaulat akan tetap bekerjasama dengan Belanda yang saman-sama tergabung dalam Serikat Negara-Negara Statenbond.
Pada tanggal 14 Februari 1941 di gedung Raad van Indie, Jakarta, di depan para anggota Komisi Visman, GAPI mengajukan usul demi tercapainya
dan terealisasinya pembentukan parlemen yang GAPI gagas melalui program aksi “Indonesia Berparlemen” ini. GAPI melakukan upaya-upaya realisasi
gagasannya tersebut, yaitu dengan meminta pemerintah Belanda untuk segera mengadakan perubahan-perubahan politik dalam rangka pembangunan
ketatanegaraan di Indonesia. GAPI juga menyarankan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh Pemerintah Belanda dalam rancangan
konstruksi ketatanegaraan Indonesia, yaitu: 1.
Mengangkat seorang pribumi Indonesia sebagai wakil dari Gubernur Jendral.
2. Mengangkat seorang pribumi Indonesia menjadi wakil Direktur tiap-tiap
departemen milik pemerintah. 3.
Mengangkat lebih banyak orang Indonesia untuk menjadi anggota dalam Dewan Hindia Raad van Indie.
4. Membentuk badan baru selain Dewan Rakyat, yaitu Kamar Rakyat.
5. Mengadakan pemilihan anggota-anggota yang nantinya menduduki Kamar
Rakyat, adapun yang memilih para anggota tersebut adalah rakyat langsung di daerah-daerah.
6. Memberikan hak memilih kepada semua rakyat, baik wanita maupun laki-
laki. Juga menunjuk wanita atau laki-laki untuk membantu atau para pemilih yang buta huruf
38
. Adapun maksud dari dibentuknya Kamar Rakyat ini adalah untuk
bersama dengan Dewan Rakyat bekerja sama, karena sama-sama merupakan bagian dari Badan Perwakilan Rakyat. Badan ini dengan pemerintah Belanda
sama-sama merupakan Self-Government Pemerintahan sendiri Indonesia, yang bertugas mengatur semua urusan yang menyangkut urusan Negara,
seperti anggaran belanja dan urusan-urusan lainnya. Pemerintah Kerajaan Belanda dan Self-Government Indonesia nantinya bersama-sama menetapkan:
1. Bentuk konstitusi Indonesia, bukan saja hanya mengawasi pembangunan
ketatanegaraan, tetapi juga bidang lainnya, seperti bidang sosial-ekonomi dalam masyarakat yang semuanya itu didasarkan atas demokrasi
Parlementer.
38
Ibid., hlm. 148.
2. Hubungan hukum antara Belanda dengan Indonesia, tetapi juga dengan
negara-negara lainnya. 3.
Membuat peraturan mengenai masalah pertahanan Negara
39
. Perubahan ketatanegaraan tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu
lima tahun, selain itu juga diusulkan menggunakan Staatsnoodrect Hukum Ketatanegaraan Darurat. Usul yang dikemukakan oleh GAPI ini kemudian
dikenal dengan “Memorandum GAPI”. Memorandum tersebut diserahkan kepada Komisi Visman oleh Abikoesno. Diterangkan pula bahwa GAPI
menerima pernyataan-pernyataan dukungan dan persetujuan dari 21.047 orang dan 246 perkumpulan mengenai program aksi “Indonesia Berparlemen”
tersebut. Hal inilah yang juga membuktikan bahwa dalam menggagas aksinya tersebut GAPI berasal dari hasil pemikiran yang didasarkan atas keinginan dan
harapan bangsa Indonesia yang menghendaki Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Tanggapan akan pertemuan tersebut datang dari kaum
pergerakan yang menganggap pertemuan tersebut tidak menghasilkan hal-hal yang baru dan justru mereka menganggap bahwa usaha yang dilakukan oleh
GAPI sudah tidak radikal seperti awal pembentukannya. Sesuai dengan dugaan dari para kaum pergerakan pada bulan April
1941, Menteri Jajahan Welter dan van Kleffens berkunjung ke Indonesia untuk melihat keadaan di sini. Dengan datangnya Menteri Jajahan tersebut
harapan yang telah diusung oleh GAPI akhirnya ditumpukan kepadanya, akan
39
Ibid., hlm. 149.
tetapi Welter tidak memberikan solusi ke depannya ke arah perubahan ketatanegaraan Indonesia.
B. Terbentuknya Majelis Rakyat Indonesia