Sila-Sila dalam Pancasila 1 Ketuhanan yang Maha Esa

Nilai-Nilai Luhur Pancasila 21 c. Mencegah berkembangnya paham liberal. d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat. e. Penciptaan norma yang harus melalui konsensus.

5. Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila

Pancasila sebagai dasar, atau falsafah bangsa dan negara, merupakan satu kesatuan nilai yang tidak dapat dipisah- pisahkan. Masing-masing sila tersebut dapat saja ditemukan dalam kehidupan bangsa lain. Namun, makna Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu kesatuan yang tidak dapat ditukarbalikkan letak dan susunannya. Untuk lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam masing- masing sila Pancasila, maka berikut ini kita uraikan satu per satu sila-sila dari Pancasila tersebut.

a. Sila-Sila dalam Pancasila 1 Ketuhanan yang Maha Esa

Ketuhanan , berasal dari kata Tuhan pencipta seluruh alam’. Yang Maha Esa , berarti ‘Yang Maha Tunggal’, tiada sekutu dalam Zat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Zat Tuhan tidak terdiri atas zat-zat yang banyak lalu menjadi satu. Sifat- Nya adalah sempurna dan perbuatan-Nya tiada dapat disamai oleh siapa punapa pun. Tiada yang menyamai Tuhan, Dia Esa. Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta artinya keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar dan dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika. Atas keyakinan yang demikian, maka negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara memberi jaminan sesuai dengan keyakinannya untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Di negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa dan antikeagamaan. Dengan demikian, di negara Indonesia tidak boleh ada paham yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan atheisme, dan yang seharusnya ada ialah Ketuhanan Yang Maha Esa monotheisme dengan toleransi beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mencari, serta membimbing perwujudan: kemanusiaan yang adil dan beradab; penggalangan persatuan Indonesia telah membentuk negara kesatuan Indonesia yang telah berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan; guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Gambar 1.9 Tempat-tempat ibadah men- cerminkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sumber: Dokumen Penerbit Di unduh dari : Bukupaket.com 22 Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VIII Hakikat pengertian di atas sesuai dengan: a. Pembukaaan UUD 1945 yang berbunyi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa ....”. b. Pasal 29 UUD 1945. Perilaku yang dituntut dalam sila ini adalah: Sebagai umat beragama kita berhak untuk melaksanakan perintah sesuai dengan agamanya. 2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Kemanusiaan berasal dari kata ‘manusia’, yaitu makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi yang dimilikinya itu, maka manusia mempunyai martabat yang tinggi. Dengan budi nuraninya, manusia akan menyadari pentingnya nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat- sifat khas manusia sesuai dengan martabatnya. Adil berarti wajar, yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan kewajiban seseorang. Keputusan dan tindakan didasarkan pada suatu objektivitas, tidak pada subjektivitas. Di sinilah yang dimaksud dengan wajarsepadan. Beradab berasal dari kata dasar adab, yang mempunyai sinonim kata sopan, berbudi luhur, dan susila. Beradab, artinya berbudi luhur, berkesopanan, dan bersusila. Maksudnya, sikap hidup, keputusan, dan tindakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan, dan kesusilaan. Adab pengertiannya berkaitan dengan tata kesopanan, kesusilaan, atau moral. Dengan demikian, beradab berarti berdasarkan nilai-nilai kesusilaan, bagian dari kebudayaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab ialah kesadaran sikap dan perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam dan hewan. Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang sopan dan nilai susila. Potensi kemanusiaan tersebut dimiliki oleh semua manusia, tanpa kecuali. Mereka harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sesuai dengan fitrahnya ini sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila kedua disimpulkan cita-cita kemanusiaan yang lengkap, adil, dan beradab memenuhi seluruh hakikat manusia. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu rumusan sifat keluhuran budi manusia Indonesia. Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama terhadap undang-undang negara, mempunyai kewajiban, dan hak-hak yang sama. Setiap warga negara dijamin hak serta kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Di unduh dari : Bukupaket.com Nilai-Nilai Luhur Pancasila 23 Tuhan, orang-perseorangan, negara, masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dalam usaha mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan hak-hak dasar manusia. Contoh: Membantu orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia, bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Manusia adalah makhluk pribadi anggota masyarakat dan sekaligus sebagai hamba Tuhan. Hakikat pengertian di atas sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea pertama: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan ...”. Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam Pasal 27, 28, 29, dan 30 UUD 1945. 3 Persatuan Indonesia Persatuan berasal dari kata satu, artinya utuh tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia, yang bersatu karena didorong oleh keinginan untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena itu, paham kebangsaan Indonesia tidak sempit chauvinistis, tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, serta keturunan. Hal ini sesuai dengan isi alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ...”. Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 1, 32, 35, dan 36. Gambar 1.10 Perilaku seperti donor darah merupakan per-wujudan dari pengamalan sila ke–2. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Di unduh dari : Bukupaket.com 24 Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VIII 4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam PermusyawaratanPerwakilan Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yaitu sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah negara tertentu. Rakyat meliputi seluruh penduduk Indonesia dengan tidak dibedakan fungsi dan profesinya. Kerakyatan adalah rakyat yang hidup dalam ikatan negara. Sesuai dengan sila keempat, berarti bahwa bangsa Indonesia menganut demokrasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demokrasi tidak langsung perwakilan sangat penting dalam wilayah negara yang luas serta penduduk yang banyak. Pelaksanaan demokrasi langsung meskipun sulit diwujudkan dalam alam modern, namun dalam beberapa hal tertentu dapat dilaksanakan, seperti dalam memilih kepala negara atau sistem referendum. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, berarti bahwa kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat. Kerakyatan disebut pula kedaulatan rakyat. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat, dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian bangsa Indonesia untuk merumuskan dan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara prosedur mengusahakan turut sertanya rakyat untuk ambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui lembaga perwakilan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan berarti bahwa dalam melaksanakan tugas kekuasaannya, rakyat ikut dalam peng- ambilan keputusan-keputusan melalui lembaga perwakikan. Sila keempat ini merupakan sendi asas kekeluargaan masyarakat, sekaligus sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat ...” . Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam pasal-pasal UUD 1945 Pasal 1, 2, 3, 28, dan 37. 5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial merupakan keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk Gambar 1.11 Upacara bendera merupakan perwujudan pengamalan sila ke-3. Sumber: Dokumen Penerbit Di unduh dari : Bukupaket.com Nilai-Nilai Luhur Pancasila 25 setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam dalam negeri maupun warga negara Indonesia yang berada di luar negeri. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap warga Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Sesuai dengan UUD 1945, maka keadilan sosial itu mencakup pula pengertian adil dan makmur. Keadilan sosial yang dimaksud tidak sama dengan pengertian sosialistis atau komunalistis, karena yang dimaksud dengan keadilan sosial dalam sila kelima ini bertolak dari pengertian bahwa antarpribadi dan masyarakat satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Masyarakat tempat hidup dan berkembang pribadi, sedangkan pribadi adalah komponennya masyarakat. Dalam praktik di masyarakat sosialistiskomunialistis yang mementingkan masyarakat, dan juga sebaliknya tidak boleh terjadi sikap tersebut berlaku negara liberal di mana segala sesuatu dipandang titik beratnya adalah pribadiindividu. Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakat. Karena kehidupan manusia itu meliputi kehidupan jasmani dan rohani, maka keadilan itu pun meliputi keadilan dalam memenuhi tuntutan kehidupan jasmani serta keadilan tuntutan kehidupan rohani secara seimbang keadilan material dan spiritual. Hakikat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dinyatakan dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia ... negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam pasal 28A – 28J, 33 UUD 1945 dan lain sebagainya.

b. Satu Kesatuan Kelima Sila dalam Pancasila