Teori Pemisahan Kekuasaan Makna Kedaulatan Rakyat

122 Pendidikan Kewarganegaraan SMP dan MTs Kelas VIII

3. Sifat-Sifat Kedaulatan

Kedaulatan memiliki empat sifat yang senantiasa ada. Jika sifat tersebut hilang, maka kedaulatan tersebut kurang memiliki kekuatan lagi. Keempat sifat kedaulatan adalah sebagai berikut. a. Permanen tetap, artinya kedaulatan tetap ada selama negara tetap berdiri. Kedaulatan suatu negara akan hilang jika negaranya telah bubar. b. Asli, artinya bahwa kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi. c. Bulat, artinya kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi, kedaulatan hanya sebagai satu-satunya kekuasaan yang tertinggi. d. Tidak terbatas, artinya kedaulatan tidak ada yang membatasi, sebab apabila terbatas, maka sifat tertingginya akan hilang.

4. Teori Pemisahan Kekuasaan

Untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan hak-hak asasi manusia, maka muncul pembagian tugas pemerintahan ke dalam tiga bidang kekuasaan, ketiga kekuasaan tersebut yaitu sebagai berikut. a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang. b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mem- pertahankan undang-undang kekuasaan untuk mengadili segala bentuk pelanggaran undang-undang. Pemisahan ketiga kekuasaan, sering kita temui dalam sistem ketatanegaraan pada berbagai negara, walaupun batas pembagiannya tidak selalu sempurna, karena kadang-kadang satu sama lainnya tidak benar-benar terpisah, bahkan saling memengaruhi. Tokoh yang mengemukakan teori pemisahan kekuasaan negara, antara lain John Locke dan Montesquieu. John Locke merupakan orang pertama yang membicarakan teori pemisahan kekuasaan negara. Dalam bukunya yang berjudul Two Treatises on Civil Government 1690, John Locke memisahkan kekuasaan tiap-tiap negara. Kekuasaan tiap negara tersebut antara lain sebagai berikut. a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang. b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Di unduh dari : Bukupaket.com 123 Kedaulatan Rakyat di Negara Kita Wawasan John Locke Seorang ahli filsafat dari Inggris pada abad ke-17 ber- nama John Locke mengem- bangkan teori yang menekankan peran manusia di dalam me- ngejar kebenaran dan pe- ngetahuan. Banyak teori politis dari John Locke yang mem- pengaruhi pembentukan konsti- tusi. c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk mengadakan perserikatan dan aliansi, serta segala tindakan dengan semua orang dan badan di luar negeri. Menurut John Locke, ketiga kekuasaan tersebut harus dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setengah abad kemudian bersama dengan lahirnya pembagian kekuasaan dari John Locke, muncul pemikiran baru dari Montesquieu 1689– 1755, seorang ahli politik dan falsafah Prancis. Montesquie dalam bukunya yang berjudul L. Esprit des Lois Jiwa Undang- Undang diterbitkan di Jenewa pada tahun 1748 2 jilid. Montesquieu menulis tentang Konstitusi Inggris. Ia menyatakan bahwa dalam setiap pemerintahan terdapat tiga jenis kekuasaan yang diperinci dalam kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif. Menurut Montesquieu, dalam suatu sistem pemerintahan negara, ketiga jenis kekuasaan harus terpisah, baik fungsi dan tugas maupun alat perlengkapan organ yang melaksana- kannya. a. Kekuasaan legislatif, dilaksanakan oleh suatu badan perwakilan rakyat parlemen. b. Kekuasaan eksekutif, dilaksanakan oleh pemerintah Presiden atau raja dengan bantuan menteri-menteri atau kabinet. c. Kekuasaan yudikatif, dilaksanakan oleh badan perwakilan Mahkamah Agung dan perwakilan di bawahnya. Ajaran Montesquieu mengenai pemisahan kekuasaan negara The Separation of Power lebih dikenal dengan istilah Trias Politica, yang diberikan oleh Immanuel Kant.

5. Bentuk Kekuasaan di Indonesia