1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Audit  merupakan  jasa
assurance
yang  diberikan  oleh  kantor akuntan  publik.  Jasa
assurance
adalah  jasa  profesional  independen  yang mampu  meningkatkan  mutu  informasi,  atau  konteksnya,  untuk  para
pengambil  keputusan  Boyton,  2003:20.    Audit  atas  laporan  keuangan yang
menghasilkan opini
diperlukan oleh
perusahaan sebagai
pertanggungjawaban terhadap pihak eksternal perusahaan, sedangkan hasil audit  diperlukan  oleh  pihak  eksternal  perusahaan  sebagai  dasar  untuk
melakukan  pengambilan  keputusan.  Audit  yang  mampu  meningkatkan kualitas atau mutu informasi dapat terwujud apabila auditor melaksanakan
prosedur audit yang telah ditetapkan. Teori menyatakan secara jelas bahwa audit yang baik  adalah yang
mampu  meningkatkan  kualitas  informasi  beserta  konteksnya  namun terdapat  perbedaan  antara  teori  dengan  praktek.  Pada  Februari  2017  lalu,
kantor  akuntan  publik  Purwantono,  Suherman    Surja  yang  merupakan mitra Ernst  Young’s EY menyepakati untuk membayar denda senilai
US  1  juta  sekitar  Rp  13,3  miliar  kepada  regulator  Amerika  Serikat. KAP  EY  di  Indonesia    divonis  gagal  melakukan  audit  laporan  keuangan
kliennya yang bergerak dibidang telekomunikasi karena memberikan opini tanpa  bukti  yang  memadai.  Kasus  EY  terjadi  dikarenakan  salah  satu
bentuk  perilaku  pengurangan  kualitas  audit  yakni  penghentian  prematur atas prosedur audit.
Penghentian  prematur  atas  prosedur  audit  adalah  praktik  yang berhubungan  dengan  pengabaian  atau  bahkan  penghentian  terhadap
prosedur-prosedur  yang  harus  dilaksanakan  dalam  program  audit,  auditor tidak  melakukan  prosedur  tersebut  secara  tuntas,  tetapi  auditor
memberikan  suatu  opini  audit  Wahyudi  dkk,  2011.  Terdapat  beberapa alasan  auditor  melakukan  penghentian  prematur  atas  prosedur  audit:  a
terbatasnya  jangka  waktu  pengauditan  yang  ditetapkan,  b  adanya anggapan prosedur audit yang dilakukan tidak penting, c prosedur audit
tidak material, d prosedur audit yang kurang dimengerti, e terbatasnya waktu  penyampaian  laporan  audit,  dan  f  adanya  pengaruh  faktor
kebosanan  dari  auditor  Alderman    Deitrick,  1982;  Raghunathan,  1991 dalam  Wahyudi  dkk.,  2011.  Penghentian  prematur  atas  prosedur  audit
yang merupakan perilaku menyimpang dari auditor yang disebabkan oleh dua faktor  yaitu faktor karakteristik personal dari auditor faktor internal
dan  faktor  situasional  saat  melakukan  audit  faktor  eksternal.  Penelitian ini  lebih  berfokus  pada  faktor  situasional  saat  melakukan  audit  faktor
eksternal seperti tekanan waktu, risiko audit, dan materialitas. Praktik untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit
oleh  auditor  kemungkinan  banyak  terjadi  dalam  kondisi  tekanan  waktu. Kondisi  tekanan  waktu  adalah  kondisi  dimana  auditor  mendapatkan
tekanan  dari  kantor  akuntan  publik  tempatnya  bekerja  untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyelesaikan  audit  pada  waktu  dan  anggaran  biaya  yang  telah  di ditentukan  sebelumnya  Weningtyas,  dkk.,  2006.  Auditor  yang  berada
dalam  kondisi  mendapatkan  tekanan  waktu  tinggi  akan  kecenderungan untuk  melakukan  penghentian  prematur  atas  prosedur  audit.  Tekanan
waktu terdiri dari dua dimensi yaitu tekanan anggaran waktu
time budget pressure
dan tekanan batas waktu
time  deadline  pressure
.  Berdasarkan hasil  penelitian  terdahulu,  tekanan  waktu  memiliki  pengaruh  positif
terhadap  penghentian  prematur  atas  prosedur  audit  Weningtyas,  dkk., 2006; Maulina, dkk., 2010; Indarto, 2011; Aji, 2013; Andani dan Mertha,
2013;  Sunyoto,  2014;  Wibisono,  2014;  Utoyo,  2014;  Permatasari,  2014 sedangkan  dalam  penelitian  yang  dilakukan  Wahyudi,  dkk  2011,
Qurrahman,  dkk  2012,  dan  Limantika  2014  menyimpulkan  tekanan waktu  tidak  memiliki  pengaruh  terhadap  penghentian  prematur  atas
prosedur audit. Faktor  lain  yang  dapat  mempengaruhi  penghentian  prematur  atas
prosedur  audit  adalah  Risiko  audit  dan  Materialitas.  Risiko  audit  adalah risiko  yang  timbul  karena  auditor  tanpa  disadari  tidak  memodifikasi
pendapatnya  sebagaimana  mestinya,  atas  suatu  laporan  keuangan  yang mengandung  salah  saji  material  PSA  No.25.  Risiko  audit  terdiri  dari
risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Risiko audit dalam penelitian ini adalah risiko deteksi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu,
risiko audit berpengaruh secara positif terhadap penghentian prematur atas prosedur  audit  Weningtyas,  dkk.,  2006;  Indarto,  2011;  Qurrahman,  dkk
.,2012;  Aji,  2013; Andani  dan Mertha, 2013 sedangkan dalam penelitian Wahyudi,  dkk  2011,  Limantika  2014  dan  Permatasari  2014
menyimpulkan risiko audit tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Materialitas  adalah  besarnya  informasi  akuntansi  yang  apabila terjadi  penghilangan  atau  salah  saji,  dilihat  dari  keadaan  yang
melingkupinya, mungkin
dapat mengubah
atau mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Pertimbangan  auditor  mengenai  materialitas  merupakan  pertimbangan
profesional  dan  dipengaruhi  oleh  persepsi  auditor  atas  kebutuhan  orang yang  memiliki  pengetahuan  memadai  dan  yang  akan  meletakkan
kepercayaa  terhadap  laporan  keuangan.  Pertimbangan  mengenai materialitas  yang  digunakan  oleh  auditor  dihubungkan  dengan  keadaan
sekitarnya  dan  mencangkup  pertimbangan  kuantitatif  maupun  kualitatif PSA  No.25.  Hasil  penelitian  terdahulu  mengungkapkan  bahwa
materialitas memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur  audit Weningtyas, dkk.,2006,  Wahyudi, dkk., 2011;  Limantika,
2014;,  materialitas  memiliki  pengaruh  negatif  terhadap  penghentian prematur  atas  prosedur  audit  dalam  penelitian  Aji  2013,  sedangkan
penelitian Qurrahman, dkk 2012, Utoyo 2014, Permatasari 2014, dan Sunyoto  2014  menyimpulkan  materialitas  tidak  memiliki  pengaruh
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian  ini  mengacu  pada  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh Aji  2013,  yang  menguji  apakah  secara  simultan
time  pressure
,  risiko audit,  materialitas,  dan  kesadaran  etis  berpengaruh  terhadap  penghentian
prematur  atas  prosedur  audit  dan  menguji  apakah  secara  parsial
time pressure
,  risiko  audit,  materialitas  serta  prosedur
review
dan  kontrol kualitas  berdampak  terhadap  terjadinya  penghentian  prematur  atas
prosedur  audit.  Penelitian  ini  memiliki  beberapa  perbedaan  dengan penelitian  Aji  2013.  Pertama,  penelitian  ini  hanya  fokus  untuk  menguji
tiga  variabel  yang  menjadi  faktor  situasional  yaitu  tekan  waktu,  risiko audit,  dan  materialitas.  kedua,  perbedaan  penelitian  ini  terletak  pada
sampel  dan  waktu  penelitian.  Sampel  penelitian  ini  adalah  auditor  yang bekerja  pada  Kantor  Akuntan  Publik  Yogyakarta  dan  penelitian  ini
dilakukan pada tahun 2017.
B. Rumusan Masalah