Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh: Nama : Rahmah Liantih NIM : 105082002724

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Rahmah Liantih NIM: 105082002724

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Hari ini Jumat Tanggal 13 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rahmah Liantih NIM: 105082002724 dengan judul Skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 November 2009


(4)

Hari ini Jumat Tanggal 11 Bulan Juni Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Rahmah Liantih NIM: 105082002724 dengan judul Skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Juni 2010


(5)

THE FACTORS ANALYSIS OF INFLUENCE TO PREMATURE SIGN-OFF OF AUDIT PROCEDURE

ABSTRACT

The research aimed to analyse the influence of time pressure, audit risk, materiality, review procedure and quality control by Public Accountant Firms, external locus of control, self esteem in relation to ambition, and turnover intentions to premature sign-off of audit procedure. The respondent from this research are auditors that working at Public Accountant Firms in Jakarta. The retrieval of sample has been using convenience sampling method. The data that used by this research is primary data, it was collected by questionnaires. The questionnaires can be used in analysis are 85 questionnaires from 120 questionnaires were distributed. This research used multiple regression analysis.

The result of this research indicates that audit risk, materiality, review procedure and quality control by Public Accountant Firms, external locus of control, and turnover intentions have significantly influence to premature sign-off of audit procedure, but time pressure and self esteem in relation to ambition don’t have significantly influence to premature sign-off of audit procedure.

Keywords: Premature Sign-Off of Audit Procedure, Time Pressure, Audit Risk, Materiality, Review Procedure and Quality Control by Public Accountant Firms, External Locus of Control, Self Esteem In Relation to Ambition, Turnover Intentions.


(6)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan waktu, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, lokus kendali eksternal, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi, serta keinginan untuk berhenti bekerja terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Responden dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Penentuan sampel dengan metode convenience sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang bisa diolah adalah sejumlah 85 kuesioner dari 120 kuesioner yang disebarkan. Penelitian ini menggunakan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, lokus kendali eksternal, serta keinginan untuk berhenti bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan tekanan waktu dan harga diri dalam kaitannya dengan ambisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

Kata kunci: Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit, Tekanan Waktu, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Lokus Kendali Eksternal, Harga Diri Dalam Kaitannya dengan Ambisi, Keinginan untuk Berhenti Bekerja.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Ayah dan Mamaku tersayang yang telah memberikan semangat, dukungan, serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis (kalian adalah orang tua terbaik dalam hidupku, lentera hatiku yang selalu menyinari setiap relung hatiku dengan kasih dan sayangnya, Love U soo Much..).

2. Adik-adikku Ozi dan Novi (thanks bwt support, celotehan dan canda tawa kalian.. belajar yang bener dan tetap semangat ya!! masa depan yang cerah menanti kalian), serta My Big Family yang telah memberikan semangat, doa dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan semangat, pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama ini, Sari (thanks ya ai’ untuk penginapannya and aLL u gives), Siwi (Jangan Menyerah wi! Thanks udah mau dengerin keluh kesah dan nyemangatin Li), Husnul (Ma’ku sayang, thanks ya ma’ untuk kesabaran dan kebaikan hatimu padaku, kapan-kapan kita ngiterin bunderan HI lgi ya ma’?!hehe..), Rurry (thanks bwt nasehat dan kata-kata bijaknya+hiburannya ya bu, jangan lupa trio lebay kita, hehe..), Rochmah (ehm.. kapan ya bisa menyusul dirimu..?!), Zahidah (Semangat dan tetap ceria Da..!! thanks buat semua kebaikannya) dan Zizah (nanti kita konvoi bareng keliling jakarta lagi ya bu.. thanks for everything). All, I’ll be miss u.. keep contact, ok!!.

9. Special thanx’s to Rika Wati yang dengan sabar telah banyak memberikan bantuan serta kontribusi yang besar dalam penyusunan skripsi ini (ka’.. u’re the best sister akun D, Semangat!!).

10. Kawan-kawanku di akuntansi D Iis, Zakiyah, Tiur, Ichi, Yuli, Asri, Adzilah, Putri, Puput, Santi, Novia, Kibaq, Erna, Reza, Anwar, Mas Mul, Andre, Ian, Ridho, Arif, Hirfan, dan lain-lain (mengenal kalian adalah anugerah terindah dalam hidupQu, keep contact ya..)

11. Sahabat-sahabatQu NaToyCityDinChanDa (10-10-2010 sebentar lagi ni, ada kejutan apa lagi ya nanti..?! apapun yang terjadi tetap jaga ukhuwah Qta ya Sob..), Sulis, Fitriah, Lisna (Thanks ya fren’z support dan do’anya, jalan bareng lagi yuk... ?!!).

12. Keluarga besar Ika Jaya Photo yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama ini (Big Bossku&keluarga, Thank you very much buat foto-foto wisudaku yang bagus, keren & banyak sangat..).

13. Teman-temanku di SU Gramed Jamson’s Handa, Daus, Arfan, Arif, Rahmat, Wilman, Ka’ Tuza, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu (kapan kita kongkow bareng lagi?? Miss U aLL..).


(9)

14. Rekan-rekan Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis (Pertemuan yang singkat tapi sangat berkesan, tetap jaga tali silaturahmi kita ya..).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan, kepada pihak yang telah disebutkan atas semua bantuannya kepada penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa atau mahasiswi lainnya.

Jakarta, 28 Maret 2010


(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif... iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi... iv

Daftar Riwayat Hidup... v

Abstract... vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel... xvi

Daftar Gambar... xvii

Daftar Lampiran... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7


(11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Atas Audit ... 10

1. Pengertian Auditing ... 10

2. Standar Auditing... 11

3. Prosedur Audit... 13

B. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 19

C. TimePressure... 20

D. Risiko Audit ... 21

E. Materialitas... 23

F. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik ... 24

G. Locus of Control... 26

H. SelfEsteem In Relation to Ambition... 27

I. Turnover Intentions... 28

J. Penelitian Terdahulu ... 30

K. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ... 33

1. Time Pressure denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 33

2. Risiko Audit denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 35

3. MaterialitasdenganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 37


(12)

4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP dengan

Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 37

5. Locus of Control denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 39

6. Self Esteem in Relation to Ambition denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 40

7. Turnover Intentions denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 41

8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus Of Control, Self Esteemin Relation to Ambition, serta Turnover Intentions denganPenghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 42

L. Kerangka Pemikiran... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 45

B. Metode Penentuan Sampel ... 45

C. Metode Pengumpulan Data ... 46

D. Metode Analisis Data... 47

1. Statistik Deskriptif ... 47


(13)

3. Uji Asumsi Klasik... 48

4. Uji Hipotesis ... 50

E. Operasional Variabel Penelitian ... 53

1. Time Pressure... 53

2. Risiko Audit ... 54

3. Materialitas ... 54

4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP ... 55

5. Locus of Control... 55

6. Self Esteem In Relation to Ambition... 56

7. Turnover Intentions... 56

8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit... 57

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 61

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 61

2. Karakteristik Profil Responden ... 63

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 65

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 65

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 67

3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 71

4. Hasil Uji Hipotesis... 74


(14)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 88

B. Implikasi... 89

C. Keterbatasan dan Saran ... 89

1. Keterbatasan ... 89

2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA... 91


(15)

Daftar Tabel

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 30

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 58

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian... 61

4.2 Data Sampel Penelitian... 62

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 63

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir... 64

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja.... 65

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 66

4.8 Hasil Uji Locus of Control yang Dimiliki oleh Responden... 67

4.9 Hasil Uji Validitas ... 68

4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 70

4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ... 71

4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 74

4.13 Hasil Uji Statistik t ... 76


(16)

Daftar Gambar

No. Keterangan Halaman 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 44 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 72 4.2 Grafik Scatterplot... 73


(17)

Daftar Lampiran

No. Keterangan Halaman

1. Kuesioner Penelitian... 94

2. Daftar Jawaban Responden... 103

3. Hasil Uji Data SPSS ... 106


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Akuntan publik atau auditor independen dalam mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga di lingkungan perusahaan klien, yaitu ketika auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agent) untuk mengaudit laporan keuangan pada perusahaan yang dikelolanya. Disatu sisi, manajemen menginginkan agar kinerjanya terlihat selalu baik di mata pihak eksternal dan internal perusahaan terutama pemilik (principal), namun disisi lain pemilik (principal) menginginkan agar auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat adanya suatu perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh auditor inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya.

Kualitas audit merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh auditor karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Kualitas audit ditentukan oleh proses yang tepat yang harus diikuti dengan pengendalian personal pengaudit. Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional auditor


(19)

(Otley dan Pierce, 1996 dalam Kartika dan Wijayanti, 2007:2). Dysfunctional audit behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan (Donelly, Quirin, dan O’Bryan, 2003). Perilaku disfungsional auditor akan menyebabkan terjadinya perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality atau RAQ behavior).

Pengurangan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality) merupakan pengurangan mutu dalam pelaksanan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004). Pengurangan mutu ini dapat dilakukan melalui tindakan seperti mengurangi jumlah sampel audit, melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur yang disyaratkan belum dilakukan dengan lengkap.

Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behavior) adalah penghentian prematur (premature sign-off) atas prosedur audit (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004; McNamara dan Liyanarachchi, 2005; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005; serta Sososutiksno, 2005). Tindakan ini berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Menurut Marxen, D.E. (1990) dalam Ulum (2005:199), penghentian prematur atas prosedur audit merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikannya dengan langkah yang lain.


(20)

Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal) (Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006:3). Karakteristik personal auditor (faktor internal) yang mempengaruhi penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, diantaranya locus of control, self rate employee performance, turnover intentions, serta self esteem in

relation to ambition (Kartika dan Wijayanti, 2007; Irawati dan Mukhlasin, 2005; serta Donelly, Quirin, dan O’Bryan, 2003). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara locus of control eksternaldan turnover intentions dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Menurut Irawati dan Mukhlasin (2005:930) penerimaan auditor atas dysfunctional audit behavior yang lebih tinggi akan mengarah pada tindakan pengurangan kualitas audit, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit.

Menurut Weningtyas, et al. (2006:4), faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal) yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik. Auditor harus melakukan prosedur audit agar memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung laporan auditor. Pertimbangan risiko audit dan tingkat materialitas yang ditetapkan dalam batas perencanaan dan pekerjaan lapangan akan mempengaruhi pelaksanaan prosedur audit. Dengan demikian, saat auditor menginginkan risiko deteksi rendah maka diperlukan


(21)

jumlah bukti dan jumlah prosedur yang lebih banyak. Sedangkan saat auditor menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur rendah, maka terdapat kemungkinan auditor memiliki kecenderungan untuk mengabaikan prosedur audit. Untuk meningkatkan kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit tersebut, diperlukan prosedur review dan kontrol yang baik oleh Kantor Akuntan Publik.

Praktik penghentian prematur atas prosedur audit banyak dilakukan auditor dalam keadaan time pressure. Kondisi time pressure adalah kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (time deadline dan time budget pressure). Schuler (1980) dalam Coram et al. (2004) menyatakan bahwa time pressure membatasi individu dalam pencapaian tugas mereka. Pernyataan ini juga didukung dalam literatur auditing, dimana time pressure memiliki dampak yang tidak diinginkan terhadap efektifitas pelaksanaan audit, khususnya kualitas audit (McDaniel, 1990 dalam Sososutiksno, 2005:115) dan perilaku pengurangan kualitas audit, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit (Herningsih, 2002; Coram et al., 2004; McNamara dan Liyanarachchi, 2005; Sososutiksno, 2005; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005; Ulum, 2005; serta Weningtyas, et al., 2006).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu,


(22)

peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Ada penambahan tiga variabel independen berupa karakteristik personal auditor, yaitu variabel locus of control, turnover intentions, dan self esteem in relation to ambition yang diperoleh dari penelitian Donelly et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007). Penambahan variabel locus of control, turnover intentions, dan self esteem in relation to ambition selain disarankan oleh peneliti terdahulu, variabel tersebut juga merupakan bagian dari karakteristik personal yang terkait dengan tindakan seseorang dalam menghadapi suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya atau kepercayaan seseorang tentang hubungan antara perilaku dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Penelitian sebelumnya hanya menguji pengaruh faktor situasional pada saat melakukan audit, seperti time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas terhadap keputusan untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh faktor situasional dan faktor karakteristik personal auditor pada saat melakukan audit terhadap tindakan penghentian prematur atas prosedur audit.


(23)

2. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis regresi logistik (logistic regression analysis) untuk mengetahui hubungan satu variabel dependen yang dummy variabel (terjadi penghentian prematur atas prosedur audit dan tidak terjadi penghentian prematur atas prosedur audit) terhadap variabel independennya.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

2. Apakah risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

3. Apakah materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?


(24)

4. Apakah prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

5. Apakah locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

6. Apakah self esteem in relation to ambition berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

7. Apakah turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

8. Apakah time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menguji pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

b. Menguji pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.


(25)

c. Menguji pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

d. Menguji pengaruh prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

e. Menguji pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

f. Menguji pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

g. Menguji pengaruh turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

h. Menguji pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, dengan tetap meningkatkan kualitas audit melalui peningkatan kualitas informasi yang disajikan.


(26)

b. Auditor

Menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). c. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktor situasional pada saat melakukan audit dan faktor karakteristik personal auditor terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya prosedur audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) untuk meningkatkan kualitas audit, dan sebagai pedoman bagi auditor untuk tetap memelihara profesionalisme dan independensinya.

d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien)

Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan, klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan klien yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah dihasilkan oleh auditor.

e. Ilmu Auditing

Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang auditing, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Atas Audit 1. Pengertian Auditing

Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) adalah sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.

Sedangkan Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing sebagai berikut: “Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.


(28)

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

2. Standar Auditing

Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai. Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan kualitas profesional auditor, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti. Standar auditing terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI, 2001:150.1).

a. Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.


(29)

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

c. Standar Pelaporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.


(30)

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

3. Prosedur Audit

Menurut Arens, et al. (2009:172), prosedur audit (audit procedure) adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Sedangkan Agoes (2004:125) mendefinisikan prosedur audit sebagai langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.

Auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (IAI, 2001:150.1). Dalam usaha


(31)

memperoleh bukti audit kompeten yang cukup, maka auditor sebelum melaksanakan penugasan audit harus menyusun program audit yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Kualitas kerja auditor dapat diketahui dari seberapa jauh auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam program audit (Malone dan Roberts, 1996 dalam Ulum, 2005).

Prosedur audit yang digunakan dalam penelitian ini ialah prosedur audit yang dilaksanakan pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Menurut Herningsih (2002:113), prosedur audit yang dilaksanakan pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan tersebut mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur, antara lain: a. Membangun pemahaman bisnis industri klien

Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan. Pemahaman tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya salah interpretasi kebutuhan atau harapan pihak lain, baik di pihak auditor maupun klien. Pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan harus mencakup tujuan perikatan, tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan. Auditor harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam kertas kerjanya atau lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan klien (PSA No.05 SA Seksi 310, 2001).


(32)

b. Pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuangan Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai atas keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan yang berlaku. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh auditor untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan (PSA No.69 SA Seksi 319, 2001).

c. Pertimbangan auditor atas fungsi auditor intern klien

Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya dengan tetap mempertahankan objektivitasnya berkaitan dengan aktivitas yang diaudit. Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau kinerja pengendalian entitas. Pada saat auditor berusaha memahami pengendalian intern, auditor harus berusaha memahami fungsi audit intern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanan audit (PSA No.33 SA Seksi 322, 2001).


(33)

d. Informasi asersi manajemen

Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Asersi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence), kelengkapan (completeness), hak dan kewajiban (right and obligation), penilaian (valuation) atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Informasi asersi manajemen digunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit yang mendukung asersi dalam laporan keuangan (PSA No.7 SA Seksi 326, 2001).

e. Prosedur analitik

Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Tujuan dari dilakukannya prosedur analitik adalah membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi, serta sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit (PSA No.22 SA Seksi 329, 2001).


(34)

f. Konfirmasi

Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mngenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Proses konfirmasi mencakup pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi, pendesainan permintaan konfirmasi, pengkomunikasian informasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan, memperoleh jawaban dari pihak ketiga, serta penilaian terhadap informasi atau tidak adanya informasi yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit termasuk keandalan informasi tersebut (PSA No.7 SA Seksi 330, 2001).

g. Representasi manajemen

Representasi manajemen (lisan maupun tertulis) merupakan bagian dari bukti audit yang diperoleh auditor tetapi tidak merupakan pengganti bagi penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh dasar memadai bagi pendapat auditor atas laporan keuangan. Representasi tertulis bagi manajemen biasanya menegaskan representasi lisan yang disampaikan oleh manajemen kepada auditor, menunjukkan dan mendokumentasikan lebih lanjut ketepatan representasi tersebut, serta mengurangi kemungkinan salah paham mengenai yang direpresentasikan (PSA No.17 SA Seksi 333, 2001).


(35)

h. Pengujian pengendalian Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Penggunaan TABK harus dikendalikan oleh auditor untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan audit dan spesifikasi rinci TABK telah terpenuhi, serta bahwa TABK tidak dimanipulasi semestinya oleh staf entitas (PSA No.59 SA Seksi 327, 2001).

i. Sampling audit

Sampling audit adalah penerapan terhadap prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok tersebut. Sampling audit diperlukan oleh auditor untuk mengetahui saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan (PSA No.26 SA Seksi 350, 2001).

j. Perhitungan fisik

Perhitungan fisik berkaitan dengan pemeriksaan auditor melalui pengamatan, pengujian, dan permintaan keterangan memadai atas efektifitas metode perhitungan fisik persediaan atau kas dan mengukur keandalan atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan atau kas klien (PSA No.7 SA Seksi 331, 2001).


(36)

B. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

Auditor terkadang menghentikan (meniadakan) prosedur audit tertentu dalam pelaksanaan penugasan. Menurut Ragunathan (1991) dalam Ulum (2005:198), penghentian prematur atas prosedur audit adalah dihentikannya langkah-langkah dalam audit program sehingga satu atau lebih dari prosedur audit tidak terlengkapi. Public Overshigt Board (2000) menyatakan bahwa 85% bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh auditor adalah penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur audit (Donelly et al., 2003). The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa pada periode 1971-1985 prosedur audit mengalami banyak tuntutan hukum karena membuang (memotong) prosedur audit, dan tidak melakukan kontrol yang cukup atas prosedur audit (Graham, 1995 dalam Ulum, 2005).

Penghentian prematur atas prosedur audit mengacu pada penghentian suatu langkah (prosedur) audit yang penting dimana tidak dapat digantikan oleh langkah lainnya, tanpa melengkapi pekerjaan atau sama sekali menghilangkan langkah audit (Otley dan Pierce (1996) dalam McNamara dan Liyanarachchi (2005:6)). Jika perilaku disfungsional ini dilakukan, sudah pasti akan berpengaruh langsung terhadap kualitas audit, sebab apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan membuat judgment yang salah semakin tinggi. Menurut Van Dijk (2009), perilaku penghentian prematur atas prosedur audit menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan hukum terhadap auditor. Penghilangan prosedur audit


(37)

akan meningkatkan risiko audit yang menyebabkan terjadinya tuntutan hukum jika kesalahan material ditemukan oleh pengguna laporan dan mengakibatkan kerugian keuangan.

Menurut Boynton dan Johnson (2006:916), tanggung jawab auditor tidak hanya dalam penyelesaian audit, tetapi juga tanggung jawab setelah audit (post audit responsibility). Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas peristiwa kemudian antara tanggal dan penerbitan laporan auditor, penemuan fakta yang ada, serta penemuan prosedur yang dihilangkan. Berdasarkan hal ini, penemuan adanya penghentian prematur atas prosedur audit merupakan tanggung jawab auditor setelah dilaksanakannya pekerjaan lapangan. Auditor akan memiliki kecenderungan untuk memilih prosedur yang paling tidak berisiko diantara sepuluh prosedur audit (pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan) yang ditetapkan dalam SPAP ketika melakukan pengabaian atas prosedur audit yang disyaratkan.

C. Time Pressure

Time pressure merupakan suatu tekanan terhadap anggaran waktu audit yang telah disusun, sehingga adanya pressure ini akan mengakibatkan berkurangnya efisiensi dan efektifitas audit, kualitas audit, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan tingkat stres seseorang (Kelly, 1991 dalam Herningsih, 2002:113). Time pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure. Time budget pressure merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran


(38)

waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat (Ragunathan, 1991 dalam Ulum, 2005:197). Sedangkan time deadline pressure adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya (Herningsih, 2002:113).

Time pressure yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit, melalui efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure akan memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melakukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian prosedur audit.

D. Risiko Audit

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (Halim, 2008:136). Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Dalam memberikan pendapatnya, auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas untuk merencanakan audit dan merancang prosedur audit serta memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Ini artinya risiko


(39)

harus dipertimbangkan oleh auditor pada saat perencanaan audit sebagai dasar yang memadai untuk mengevaluasi laporan keuangan secara keseluruhan yang disajikan dengan wajar atau tidak dalam semua hal yang material, sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan. Risiko audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi.

Menurut Rahayu dan Suharyati (2010:203), risiko deteksi merupakan risiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi atau segmen. Risiko deteksi timbul karena adanya kekeliruan auditor dalam menerapkan prosedur audit, kekeliruan dalam menafsirkan bukti yang diperoleh, serta kekeliruan pada keputusan auditor mengenai prosedur audit, besar sampel dan saldo akun atau golongan transaksi yang dipilih, timing, serta staffing (Rahayu dan Suharyati, 2010:204). Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah, berarti auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak pula. Dengan demikian ketika risiko audit rendah, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah.


(40)

E. Materialitas

Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut (Rahayu dan Suharyati, 2010:185). Dalam menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit yang akan diterapkan, auditor harus merancang suatu prosedur audit yang dapat memberikan keyakinan memadai untuk dapat mendeteksi adanya salah saji yang material (IAI, 2001:312.7).

Menurut Halim (2008:128), auditor harus mempertimbangkan materialitas untuk merencanakan audit dan merancang prosedur audit. Dengan mempertimbangkan materialitas, auditor dapat merancang prosedur audit secara efisien dan efektif untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif (berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah saldo tertentu) dan kualitatif (berkaitan dengan penyebab salah saji) (Herningsih, 2001 dalam Weningtyas, et al., 2006:8).

Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi dari auditor sendiri. Saat auditor menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur audit rendah, maka terdapat kecenderungan bagi auditor untuk mengabaikan prosedur audit tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena auditor beranggapan jika ditemukan salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit, nilainya


(41)

tidaklah material sehingga tidak berpengaruh pada opini audit. Pengabaian seperti inilah yang menimbulkan praktik penghentian prematur atas prosedur audit.

F. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik Prosedur review adalah pemeriksaan terhadap kertas kerja yang dilakukan oleh auditor pada level tertentu (Heriyanto, 2002 dalam Weningtyas et al., 2006:9). Fokus dari prosedur review ini terutama pada permasalahan yang terkait dengan pemberian opini. Prosedur review merupakan proses memeriksa atau meninjau ulang hal atau pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan tersebut gagal dilakukan.

Kantor Akuntan Publik perlu melakukan prosedur review (prosedur pemeriksaan) untuk mengontrol kemungkinan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit yang dilakukan oleh auditornya (Waggoner dan Cashell, 1991 dalam Weningtyas, et al., 2006:9). Prosedur ini berperan dalam memastikan bahwa bukti pendukung telah lengkap dan juga melibatkan pertimbangan ketika terdapat sugesti bahwa penghentian prematur telah terjadi. Sugesti bisa muncul, misalnya jika ada auditor yang selalu memenuhi target (baik waktu maupun anggaran) dan tampak memiliki banyak waktu luang.


(42)

Kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai standar auditing. SPM Seksi 100 (IAI, 2001) menyatakan unsur-unsur pengendalian mutu (kontrol kualitas) meliputi independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (hiring), pengembangan profesional, promosi (advancement), penerimaan dan keberlanjutan klien, serta inspeksi. KAP harus mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu dalam menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.

Menurut Arens et al. (2009:36), kontrol kualitas (quality control) adalah metode-metode yang digunakan oleh sebuah KAP untuk memastikan bahwa KAP tersebut telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien maupun pihak lainnya. Arens et al. (2009:37) menyatakan terdapat lima elemen dari kontrol kualitas yaitu independensi, integritas dan objektivitas, manajemen personalia, penerimaan dan keberlanjutan serta perjanjian dengan klien, performa yang menjanjikan serta monitoring.

Kuatnya pengendalian mutu, prosedur review, disiplin penerapan audit program dan pemahaman auditor terhadap prosedur akan menurunkan perilaku yang menyebabkan rendahnya mutu audit (Malone,1996 dalam Christiawan, 2005:66). Pelaksanaan prosedur review dan kontrol kualitas yang baik akan meningkatkan kemungkinan terdeteksinya perilaku auditor yang menyimpang, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Kemudahan pendeteksian ini akan membuat auditor berpikir dua kali ketika akan melakukan tindakan semacam penghentian prematur atas prosedur audit.


(43)

G.

Locus of Control

Locus of control merupakan tingkat dimana individu meyakini bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri (Robbins, 2006:132). Menurut Setiawan dan Ghozali (2006:66), locus of control atau pusat kendali menunjukkan pada sejauhmana individu meyakini bahwa dia dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya.

Locus of control dibedakan menjadi dua tipe, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal (Robbins, 2006:132).

1. Locus of control internal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka.

2. Locus of control eksternal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib baik dan kesempatan.

Situasi dimana individu-individu dengan lokus kendali eksternal merasa tidak mampu dalam mendapatkan dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, maka mereka akan memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005:930). Lebih jauh, perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan Dangello, 1994 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005:930).


(44)

Donelly et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat penelitian yang menunjukkan hubungan positif yang kuat antara individu dengan eksternal locus of control dan kesediaan untuk melakukan manipulasi atau penipuan untuk mencapai tujuan pribadi (Gable dan Dangello, 1994; Comer, 1986; Solar dan Breuhl, 1971). Dalam konteks auditing, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku dalam audit. Perilaku yang dimaksud salah satunya dapat berbentuk praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus kendali eksternal individu, semakin mungkin mereka menerima penyimpangan perilaku dalam audit.

H. Self Esteem In Relation to Ambition

Menurut Robbins (2006:134), self esteem (harga diri) adalah tingkatan dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri. Self esteem merupakan hasil evaluasi individual secara terus-menerus terhadap dirinya sendiri (Setiawan dan Ghozali, 2006:65). Individu dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar. Sebaliknya, individu dengan harga diri tinggi yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam bekerja. Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara untuk mencapainya. Individu dengan harga


(45)

diri dalam kaitannya dengan ambisi yang tinggi memiliki tingkat kinerja pribadi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan ambisi dapat menjadi suatu sifat yang mendorong karyawan untuk menempuh cara apapun untuk mendapatkan penilaian evaluasi yang baik sebagai ukuran kinerja, bukannya secara riil meningkatkan kinerja.

Irawati dan Mukhlasin (2005:929) menyatakan bahwa dalam bidang audit, individu yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dapat menimbulkan penyimpangan perilaku dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Atas dasar ini, maka auditor yang memiliki harga diri tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi lebih dapat menerima dan melakukan penyimpangan perilaku dalam audit, yang termasuk di dalamnya penghentian prematur atas prosedur audit.

I. Turnover Intentions

Keinginan berhenti dari organisasi (turnover intentions) mencerminkan keinginan (kesadaran atau kesengajaan) individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan di tempat lain (Setiawan dan Ghozali, 2006:15). Turnover intentions harus disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan organisasi dari sudut pandang individu maupun sosial, mengingat bahwa tingkat keinginan berpindah karyawan tersebut akan mempunyai dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan dan individu yang bersangkutan (Suartana, 2000 dalam Toly, 2001:103).


(46)

Tingginya tingkat turnover pada akuntan akan menimbulkan berbagai biaya potensial untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), baik biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang harus dikorbankan, maupun biaya rekruitmen dan pelatihan kembali (Suwandi dan Indriantoro, 1999 dalam Toly, 2001:103). Turnover intentions dalam beberapa kasus tertentu diperlukan oleh KAP, terutama untuk karyawan dengan kinerja rendah. Namun, tingkat turnover tersebut harus diupayakan agar tidak terlalu tinggi sehingga KAP masih memiliki kesempatan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan atas peningkatan kinerja dari karyawan baru yang lebih besar dibanding biaya rekruitmen yang ditanggung organisasi (Hollenbeck dan Williams (1986) dalam Toly (2001:103)).

Turnover intentions merupakan perilaku yang dianggap disfungsional. Perilaku disfungsional ini terjadi karena sebagian besar KAP mengalaminya dan sekaligus menjadi kekhawatiran KAP (Setiawan dan Ghozali, 2006:13). Menurut Malone dan Roberts (1996) dalam Donelly et al. (2003), auditor yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Lebih lanjut, individu yang berniat meninggalkan perusahaan dapat dianggap tidak begitu peduli dengan dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian kinerja dan promosi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berhenti dari KAP lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit (Irawati dan Mukhlasin, 2005:931).


(47)

J. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai penghentian prematur atas prosedur audit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk mendeteksi dan mengatasi terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai penghentian prematur atas prosedur audit.

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Yang Diteliti Metodologi Penelitian Hasil Penelitian (Kesimpulan) Herningsih (2002) Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Sebuah Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik

1.Time pressure

(X1)

2.Risiko audit (X2) 3.Materialitas (X3) 4.Penghentian

prematur atas prosedur audit (Y)

Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di Jawa. Metode analisis data menggunakan Regresi Logistik. Time pressure

(X1) dan Risiko audit (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Penghentian prematur atas prosedur audit (Y). Donelly, Quirin, dan O’Bryan (2003) Auditor Acceptance of Disfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics

1.Locus of control (X1)

2.Turnover intentions (X2) 3.Self-rate employee

performance (X3) 4.Organizational commitment (X4) 5.Disfunctional Audit Behavior (Y) Sampel: auditor yang bekerja di KAP Big 5. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).

Locus of control

eksternal (X1) dan

Turnover intentions (X2) memiliki hubungan positif dengan Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit (Y). Bersambung pada halaman selanjutnya


(48)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Yang Diteliti Metodologi Penelitian Hasil Penelitian (Kesimpulan) Irawati dan Mukhlasin (2005) Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit

1. Lokus Kendali

(X1)

2. Tingkat Kinerja

Pribadi

Karyawan (X2)

3. Keinginan Untuk

Berhenti Bekerja (X3)

4. Harga Diri

Dalam Kaitannya Dengan Ambisi (X4) 5. Komitmen Organisasi (X5) 6. Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Y) Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).

Lokus kendali eksternal (X1) dan Keinginan untuk berhenti bekerja (X3) memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit (Y). McNamara dan . Liyanarachchi (2005) Time Budget Pressure and Auditor Dysfuncftional Behaviour Within an Occupational Stress Model

1. Time budget pressure (X1) 2. Auditor

dysfunctional behaviour (Y)

Sampel: Auditor yang bekerja di

KAP

Big-Four dan non Big-Four di negara New Zealand. Metode analisis data menggunakan Categorical Regression (CATREG). Time budget pressure (X1) berpengaruh terhadap Auditor dysfunctional behaviour (Y).

Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) Auditors’ Perceptions of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time: Evidence from a Developing Country.

1. Time Budget Pressure (X1)

2. Premature Sign Offs (Y1) 3. Under-Reporting of Chargeable Time (Y2) Sampel: Auditor yang bekerja pada KAP di negara Mauritius. Metode analisis data menggunakan ANOVA Time budget pressure (X1) berpengaruh terhadap praktik Premature Sign Offs (Y1) dan

Under-Reporting of Chargeable Time (Y2).


(49)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Yang Diteliti Metodologi Penelitian Hasil Penelitian (Kesimpulan) Sososutiksno (2005)

Relation of Time Budget Pressure by Dysfunctional Behaviour and its Influence to Audit Quality

1.Time Budget Pressure (X1)

2.Dysfunctional behaviour (Y1)

3.Audit Quality

(Y2) Sampel: auditor senior di BPK Perwakilan III Yogyakarta, BPKP DIY, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).

Time budget pressure (X1) memiliki hubungan yang positif dengan Perilaku disfungsional auditor (Y1). Time budget pressure (X1) secara tidak langsung memiliki hubungan yang negatif dengan Kualitas audit (Y2). Ulum (2005) Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara Time Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit

1.Time Pressure

(X1)

2.Orientasi Etika: Idealisme (X2) dan Relativisme (X3)

3.Premature Sign-Off Prosedur Audit (Y)

Sampel: auditor BPK di seluruh Indonesia yang tersebar di 7 kantor perwakilan BPK Metode analisis data menggunakan Regresi Berganda.

Time pressure (X1) tidak berpengaruh

terhadap Premature

sign-off prosedur audit (Y). Interaksi Idealisme (X2) dan Relativisme (X3) dengan Time pressure

berpengaruh

terhadap Premature

sign-off prosedur audit. Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko (2006) Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

1.Time Pressure (X1)

2.Risiko Audit (X2) 3.Materialitas

(X3) 4.Prosedur

Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X4) 5.Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y) Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode analisis data Regresi Logistik.

Time pressure (X1),

Risiko audit (X2), Materialitas (X3),

Prosedur review

dan kontrol kualitas (X4) oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap Penghentian prematur atas prosedur audit (Y).


(50)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Yang Diteliti Metodologi Penelitian Hasil Penelitian (Kesimpulan) Kartika dan Wijayanti (2007)

Locus Of Control

Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY)

1. Locus of Control (X1)

2. Kinerja Pegawai (X2) 3. Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Y) Sampel: auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY. Metode analisis data menggunakan Pertial Least Square (PLS).

Locus of control

eksternal (X1) berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku disfungsional audit (Y).

Locus of control

(X1) sebagai anteseden

hubungan Kinerja pegawai (X2) dan Penerimaan perilaku Disfungsional audit (Y). Sumber: Diolah dari berbagai referensi

K. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

1. Time Pressure dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:14) menyatakan bahwa time pressure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara time pressure dan penghentian prematur bersifat positif. Semakin besar pressure terhadap waktu pengerjaan audit, maka semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Herningsih (2002), Coram et al. (2004), McNamara dan Liyanarachchi (2005), serta Soobaroyen dan Chengabroyan (2005).


(51)

Herningsih (2002:120) menyatakan bahwa penghentian prematur atas prosedur audit dipengaruhi oleh time pressure dan risiko audit. Auditor yang mengalami time pressure tinggi dan risiko audit yang rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Coram et al. (2004:159) menyatakan bahwa time budget pressure yang rendah memungkinkan perilaku pengurangan kualitas audit menjadi berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh McNamara dan Liyanarachchi (2005:18) juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara time budget pressure dengan perilaku disfungsional auditor.

Penelitian yang dilakukan oleh Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) menemukan adanya time budget pressure yang terdapat di negara berkembang (Mauritius) jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara maju (Inggris, Irlandia, New Zealand dan Amerika Serikat). Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pengetatan anggaran (budget tightness), maka praktik penghentian prematur atas prosedur audit semakin meningkat pula.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ulum (2005:209) mengenai pengaruh orientasi etika terhadap hubungan antara time pressure dengan perilaku premature sign-off prosedur audit, hasilnya menunjukkan bahwa time pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku penghentian prematur atas prosedur audit, tetapi time pressure dengan premature sign-off prosedur audit dapat berpengaruh secara signifikan setelah memoderasi orientasi etika (idealisme dan relativisme) dalam


(52)

hubungan antara time pressure dengan premature sign-off prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sososutiksno (2005:121), yang menunjukkan bahwa time budget pressure memiliki hubungan yang positif dengan perilaku disfungsional auditor yang tercermin dalam perilaku premature sign-off, melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), dan pengurangan kualitas audit (RAQ behaviors), tetapi time budget pressure secara tidak langsung memiliki hubungan yang negatif dengan kualitas audit.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006), Herningsih (2002), Coram et al. (2004), McNamara dan Liyanarachchi (2005), Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), serta Sososutiksno (2005), dapat disimpulkan bahwa time pressure mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara time pressure dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

2. Risiko Audit dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Weningtyas, et al. (2006:15) menyatakan bahwa risiko audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara risiko audit dengan penghentian prematur


(53)

bersifat positif. Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah berarti auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak pula. Jadi ketika risiko audit rendah, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah, dan sebaliknya.

Penelitian Herningsih (2002:120) juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas prosedur audit. Namun dalam hal arah hubungan antara risiko audit dan penghentian prematur, penelitian ini menghasilkan hal yang berbeda. Herningsih (2002:120) menyatakan bahwa risiko audit memiliki hubungan negatif dengan penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor yang menilai risiko audit yang melekat pada prosedur audit rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006) dan Herningsih (2002), dapat disimpulkan bahwa risiko audit mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara risiko auditdengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha2: Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.


(54)

3. Materialitas dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002:120) menunjukkan bahwa tingkat materialitas secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:16) yang menunjukkan bahwa materialitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hubungan antara materialitas dan penghentian prematur bersifat negatif. Jika auditor menganggap bahwa prosedur audit memiliki materialitas rendah dalam mendeteksi kemungkinan adanya salah saji, maka kecenderungan auditor untuk meninggalkan atau mengabaikan prosedur tersebut akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006), dapat disimpulkan bahwa materialitas berpengaruh terhadap praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara materialitas dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha3: Materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit

Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:16) menunjukkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas mempunyai


(55)

pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara prosedur review dan kontrol kualitas dengan penghentian prematur bersifat negatif. Semakin efektif penerapan prosedur review dan kontrol kualitas dalam suatu Kantor Akuntan Publik, maka semakin kecil kemungkinan auditor untuk melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan audit seperti penghentian prematur, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian Weningtyas, et al. (2006) mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996). Malone dan Roberts (1996) dalam Weningtyas, et al. (2006:10) menyatakan bahwa semakin tinggi kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui prosedur review dan kontrol kualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996), serta Weningtyas, et al. (2006), dapat disimpulkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

Ha4: Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.


(56)

5. Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Menurut Donelly, et al. (2003), penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures) dan penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature signing–off of audit steps without completion of the procedure). Penyebab auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external locus of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover intentions), dan tingkat kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian Donelly, et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini diyakini kebenarannya karena individu dengan lokus kendali eksternal belum dapat mengendalikan hasil yang dicapai, oleh karena itu mereka lebih dapat menerima penyimpangan perilaku untuk dapat mengendalikan hasil yang ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya.


(1)

(

Lampiran 2

Jawaban Responden

NO.

PREMATURE SIGN OFF OF AUDIT PROCEDURE TIME PRESSURE RISIKO AUDIT MATERIALITAS PROSEDUR REVIEW & LOCUS OF CONTROL SELF ESTEEM IN RELATION TURNOVER

(PSO) (TP) (RA) (M) KONTROL KUALITAS (PK) (LOC) TO AMBITION (SE) INTENTIONS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TPSO 1 2 3 4 5 TTP 1 2 3 TRA 1 2 3 TM 1 2 3 4 5 TPK 1 2 3 4 5 6 TLOC Ket. 1 2 3 4 TSE 1 2 3 4

1 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 22 1 3 2 4 3 13 1 4 2 7 1 3 2 6 1 1 4 3 4 13 1 3 2 5 3 2 16 e 5 4 1 5 15 4 4 4 4 2 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 22 1 3 2 4 3 13 1 4 2 7 1 3 2 6 1 1 4 3 4 13 1 3 2 5 3 2 16 e 5 4 1 5 15 4 4 4 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 14 1 1 1 2 2 7 4 4 3 11 1 4 1 6 3 3 3 3 3 15 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 4 17 3 3 3 3 4 3 2 2 1 2 3 2 1 1 2 19 3 4 1 4 3 15 4 3 4 11 3 2 3 8 5 4 3 4 5 21 3 3 2 1 1 1 11 i 5 5 3 4 17 3 3 3 3 5 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 14 1 1 1 2 2 7 4 4 3 11 1 4 1 6 3 3 3 3 4 16 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 4 17 3 3 3 3 6 3 2 2 1 2 3 2 1 1 2 19 3 4 1 4 3 15 4 4 3 11 3 2 3 8 5 4 3 4 5 21 3 3 2 1 1 1 11 i 5 5 3 4 17 3 3 3 3 7 1 1 1 2 4 2 1 4 2 4 22 1 3 2 4 3 13 1 4 2 7 1 3 2 6 1 1 4 3 4 13 1 3 2 5 3 2 16 e 5 4 5 5 19 4 4 4 4 8 3 2 2 1 2 3 2 1 1 2 19 3 4 1 4 3 15 4 4 5 13 3 2 3 8 5 4 3 4 5 21 3 3 2 1 1 1 11 i 5 5 3 4 17 3 3 3 3 9 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 22 3 2 2 4 4 15 2 2 1 5 4 3 3 10 4 3 3 3 4 17 1 3 3 3 2 2 14 i 5 5 5 5 20 5 5 5 5 10 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 16 2 2 2 1 1 8 2 2 2 6 1 1 1 3 2 4 4 2 5 17 1 1 1 1 1 1 6 i 5 5 5 5 20 5 5 5 5 11 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 14 1 1 2 4 2 10 1 1 1 3 1 1 1 3 3 4 4 3 4 18 1 1 3 1 1 1 8 i 5 5 5 5 20 5 5 5 5 12 3 3 3 1 4 2 3 3 1 2 25 2 2 3 3 3 13 4 2 4 10 3 3 3 9 3 3 3 4 4 17 2 4 4 4 2 2 18 e 4 4 4 4 16 4 4 4 5 13 3 3 3 3 2 2 3 1 1 1 22 4 1 1 4 3 13 1 2 2 5 2 1 2 5 3 4 3 3 4 17 1 2 3 2 3 2 13 i 5 5 5 5 20 4 4 5 5 14 2 2 3 3 4 5 4 4 3 5 35 3 4 3 3 2 15 3 3 4 10 2 2 2 6 4 2 3 4 5 18 3 4 5 3 3 4 22 e 4 5 4 4 17 4 4 4 5 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 1 4 1 9 2 2 1 5 1 1 1 3 2 4 4 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 5 18 4 4 5 5 16 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 14 2 1 1 3 2 9 1 1 1 3 1 1 1 3 2 3 3 3 3 14 2 1 2 1 2 1 9 i 5 5 5 5 20 5 5 5 5 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 1 2 4 2 11 2 2 2 6 1 1 2 4 2 3 4 2 3 14 1 2 2 2 1 1 9 i 5 5 5 5 20 5 5 5 5 18 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 15 2 2 3 4 3 14 3 3 2 8 2 2 1 5 3 4 4 3 3 17 3 1 2 2 2 3 13 i 5 5 5 5 20 5 5 5 5 19 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 14 4 4 3 4 4 19 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 3 2 2 3 2 2 14 i 4 4 4 4 16 4 4 4 4 20 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 4 4 3 4 4 19 4 3 4 11 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 2 4 3 3 2 2 16 e 4 4 3 4 15 3 3 3 3 21 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 12 4 3 3 4 4 18 4 4 4 12 1 2 2 5 4 4 4 4 5 21 3 4 3 3 3 3 19 e 4 4 3 3 14 4 4 4 4 22 1 1 1 3 2 1 2 2 2 2 17 3 4 3 4 5 19 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 5 4 4 21 2 3 3 3 2 2 15 i 4 4 4 4 16 4 4 4 5 23 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 14 2 3 3 4 3 15 3 4 3 10 1 2 2 5 3 3 3 3 4 16 3 3 2 3 3 3 17 e 4 4 3 3 14 3 3 3 3 24 3 3 1 3 1 1 1 2 2 1 18 2 3 3 4 3 15 4 4 3 11 2 1 2 5 3 3 3 4 4 17 3 3 3 4 3 3 19 e 3 3 3 3 12 3 3 3 3 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 4 3 2 4 4 17 4 3 4 11 3 3 3 9 3 3 3 3 3 15 3 4 4 3 4 3 21 e 4 4 3 3 14 4 4 4 4 26 3 3 1 3 1 1 1 2 2 1 18 2 3 3 4 3 15 4 4 3 11 3 3 3 9 4 3 3 3 4 17 3 4 4 3 3 4 21 e 3 4 3 3 13 3 3 3 3 27 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 13 2 1 3 4 4 14 3 4 3 10 1 2 1 4 4 4 4 4 4 20 2 4 4 2 4 2 18 e 5 4 4 4 17 5 5 5 5 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 4 3 5 5 18 4 4 4 12 1 1 1 3 3 4 4 3 3 17 2 2 2 2 2 2 12 i 5 5 5 5 20 3 3 3 3 29 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 15 1 2 2 4 4 13 5 5 4 14 2 2 2 6 4 3 4 5 3 19 1 1 2 2 2 2 10 i 4 4 4 4 16 4 4 4 4 30 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 3 3 1 3 2 12 4 4 4 12 1 2 2 5 4 3 4 4 4 19 2 2 2 3 2 2 13 i 4 4 3 4 15 5 5 5 5 31 1 1 2 3 3 1 1 3 3 3 21 4 4 3 4 4 19 5 4 4 13 2 3 2 7 4 4 3 4 4 19 3 2 2 3 3 2 15 e 5 4 3 4 16 4 4 5 5 32 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 3 3 1 3 2 12 4 5 4 13 2 2 2 6 4 3 4 4 4 19 2 3 3 3 3 2 16 e 5 4 3 4 16 4 4 4 4 33 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 23 4 4 3 3 3 17 4 4 4 12 3 3 3 9 4 4 4 4 4 20 2 2 2 3 2 3 14 i 4 4 4 4 16 3 3 3 3 34 1 1 2 3 3 1 1 3 3 3 21 4 4 3 4 4 19 5 4 4 13 1 3 2 6 4 3 3 4 4 18 3 3 3 4 3 3 19 e 3 4 3 4 14 4 4 5 5 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 3 3 4 5 4 19 5 5 5 15 2 2 2 6 2 4 5 2 2 15 2 2 2 2 2 2 12 i 3 4 4 3 14 4 4 4 5 36 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 17 3 4 3 4 3 17 2 3 2 7 2 2 1 5 3 4 4 3 4 18 3 3 4 3 4 4 21 e 5 4 4 5 18 4 4 4 5 37 2 2 2 1 3 2 1 1 3 2 19 3 2 2 3 3 13 4 4 3 11 2 2 1 5 2 2 2 2 2 10 3 3 2 2 2 4 16 e 4 5 3 3 15 3 3 4 4 38 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 3 4 3 3 3 16 4 4 3 11 2 2 2 6 5 5 5 5 5 25 3 3 2 2 2 4 16 e 3 5 3 4 15 3 3 3 4


(2)

39 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 21 2 1 2 3 3 11 5 5 5 15 1 1 1 3 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 18 e 3 3 3 3 12 3 3 3 3

40 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 15 2 3 2 4 5 16 5 5 4 14 1 2 1 4 5 5 5 5 5 25 3 4 3 5 5 4 24 e 4 4 4 4 16 4 4 4 4 41 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 12 3 3 1 5 5 17 4 5 4 13 1 2 2 5 5 5 5 5 5 25 5 2 2 5 5 5 24 e 4 5 3 5 17 4 4 4 4 42 3 2 2 1 2 1 2 3 2 3 21 3 4 3 4 3 17 4 4 4 12 2 4 2 8 4 4 3 2 3 16 3 4 1 2 2 1 13 i 5 5 4 4 18 3 3 3 3 43 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 3 2 5 5 17 5 5 4 14 4 4 4 12 4 4 3 5 4 20 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 4 17 4 4 4 4 44 2 2 2 3 1 1 1 3 2 1 18 4 4 2 4 4 18 4 4 4 12 2 2 2 6 3 2 2 3 3 13 2 3 3 2 2 3 15 i 3 3 3 3 12 3 3 3 3 45 1 2 1 4 2 4 1 1 1 1 18 4 3 4 2 2 15 4 4 2 10 4 3 2 9 2 2 2 5 5 16 1 2 2 1 2 2 10 i 3 4 3 4 14 5 5 5 5 46 1 1 1 1 1 1 2 4 3 2 17 2 1 2 2 2 9 4 5 4 13 3 4 2 9 4 4 4 3 3 18 5 2 2 3 4 3 19 e 4 4 4 4 16 4 4 4 4 47 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 16 3 3 2 3 2 13 4 5 4 13 4 3 4 11 4 3 3 2 4 16 4 2 2 3 4 3 18 e 5 3 4 4 16 5 4 4 5 48 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 12 3 3 3 4 5 18 5 5 4 14 1 2 1 4 5 5 5 5 5 25 2 2 2 5 5 2 18 e 5 5 5 5 20 5 4 4 4 49 1 2 1 2 2 3 2 3 3 3 22 5 3 2 5 4 19 3 4 4 11 2 4 2 8 3 3 4 4 4 18 4 4 3 3 4 4 22 e 5 5 4 5 19 4 4 4 4 50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 5 3 15 4 4 4 12 2 2 2 6 4 3 2 4 4 17 3 4 3 2 2 2 16 e 4 4 3 3 14 3 3 3 3 51 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 2 2 8 4 4 4 12 1 2 2 5 4 3 4 4 4 19 3 3 3 3 3 3 18 e 5 5 5 5 20 4 4 4 4 52 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 13 3 2 2 3 3 13 5 5 4 14 2 1 2 5 4 3 4 3 3 17 2 2 2 2 2 2 12 i 5 4 4 5 18 4 4 4 4 53 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 18 3 4 3 5 3 18 4 5 5 14 3 3 2 8 4 4 2 3 3 16 3 2 2 5 2 2 16 e 5 5 5 5 20 3 3 3 3 54 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 13 3 3 2 3 3 14 2 5 5 12 2 2 2 6 4 5 4 4 4 21 3 2 2 4 4 2 17 e 3 4 4 3 14 4 4 4 4 55 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 3 1 2 3 3 12 5 5 5 15 1 2 2 5 4 3 2 4 5 18 3 2 2 1 2 2 12 i 5 5 5 5 20 3 3 3 3 56 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 3 4 2 5 4 18 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 3 3 15 3 2 1 2 3 3 14 i 2 3 4 5 14 4 4 4 4 57 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 14 3 4 3 4 4 18 5 5 4 14 3 2 3 8 4 4 5 4 4 21 4 3 3 4 3 4 21 e 5 3 4 5 17 4 4 5 5 58 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 16 3 4 3 3 3 16 5 5 5 15 2 1 2 5 5 5 4 5 5 24 3 3 3 3 3 3 18 e 3 3 4 4 14 4 3 5 5 59 3 1 1 1 1 4 4 3 3 3 24 3 3 3 3 3 15 5 4 5 14 1 2 2 5 5 4 4 5 5 23 3 3 3 3 3 3 18 e 4 4 4 4 16 3 4 4 5 60 1 1 2 2 1 2 3 2 3 1 18 4 3 3 4 4 18 3 3 2 8 2 2 2 6 3 4 4 3 3 17 4 4 4 2 2 3 19 e 4 5 4 5 18 4 4 5 5 61 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 24 5 3 3 3 3 17 3 3 3 9 1 1 1 3 2 2 2 3 3 12 5 2 2 4 5 2 20 e 4 4 4 4 16 3 3 3 3 62 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 14 3 4 3 4 3 17 5 5 4 14 2 2 3 7 4 4 5 4 4 21 4 3 3 4 3 4 21 e 3 4 4 3 14 4 4 4 4 63 1 1 1 4 3 1 1 3 3 1 19 4 3 3 4 4 18 5 5 5 15 4 4 4 12 3 3 3 3 3 15 4 2 2 4 4 2 18 e 5 4 4 4 17 4 4 4 5 64 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 22 4 4 2 5 5 20 4 3 5 12 3 3 3 9 3 2 2 3 3 13 4 2 3 4 4 2 19 e 5 4 4 5 18 4 4 4 4 65 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 23 4 2 3 4 1 14 5 4 5 14 3 3 3 9 4 3 3 3 4 17 5 4 4 3 4 4 24 e 5 5 4 5 19 3 3 3 3 66 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 16 3 4 1 1 3 12 5 5 4 14 2 2 1 5 4 4 4 3 4 19 4 1 3 2 2 4 16 e 5 5 5 5 20 3 3 3 3 67 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 17 2 3 3 4 4 16 5 5 5 15 3 2 1 6 3 3 2 3 5 16 4 3 5 4 5 2 23 e 4 5 3 5 17 5 4 4 4 68 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 22 3 2 2 3 5 15 4 4 3 11 2 3 2 7 4 4 4 4 4 20 2 2 3 2 3 2 14 i 4 4 3 3 14 3 3 3 3 69 1 2 3 3 1 1 3 2 2 1 19 3 2 2 3 4 14 4 4 3 11 2 1 2 5 4 3 3 4 4 18 2 2 3 2 2 2 13 i 4 4 3 3 14 3 3 3 3 70 2 2 3 3 1 1 3 2 2 1 20 3 2 2 3 4 14 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 3 3 3 2 2 2 15 i 3 3 3 3 12 3 3 3 3 71 3 3 3 1 1 1 1 2 1 1 17 3 4 3 5 3 18 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 4 3 3 2 2 4 18 e 4 3 3 4 14 4 4 4 5 72 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 17 2 2 2 2 2 10 4 5 4 13 2 1 2 5 4 4 4 4 4 20 5 2 2 3 2 3 17 e 3 4 4 3 14 5 5 5 5 73 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 16 2 2 2 2 2 10 2 2 2 6 2 2 2 6 2 3 3 3 3 14 4 3 2 3 2 5 19 e 4 3 4 3 14 4 4 4 5 74 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 11 3 3 2 3 3 14 2 2 2 6 1 1 2 4 4 4 4 4 4 20 3 1 4 3 2 2 15 i 4 4 4 4 16 5 5 5 5 75 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 18 2 2 2 3 3 12 3 3 4 10 1 2 2 5 4 5 5 5 4 23 4 2 2 2 2 2 14 i 4 5 5 4 18 3 3 3 3 76 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 14 4 3 3 5 4 19 4 4 3 11 2 2 2 6 5 5 4 4 4 22 3 2 2 2 4 5 18 e 5 4 4 5 18 4 4 4 4 77 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 17 3 4 3 4 4 18 4 4 4 12 2 2 2 6 4 4 4 4 4 20 4 1 2 5 5 3 20 e 4 4 4 5 17 4 4 5 5 78 1 1 3 2 2 1 1 3 3 1 18 2 4 3 4 3 16 4 5 5 14 2 1 2 5 4 4 3 4 4 19 5 3 1 2 3 1 15 i 3 3 3 3 12 4 4 4 5 79 3 1 2 3 1 1 1 3 2 1 18 4 4 4 4 4 20 3 5 5 13 3 2 2 7 3 3 3 3 3 15 2 3 2 2 4 2 15 i 3 4 3 4 14 4 4 4 4 80 2 3 3 4 2 4 2 4 2 3 29 4 3 1 3 5 16 5 4 5 14 3 3 5 11 2 4 2 5 3 16 4 3 4 4 5 3 23 e 3 5 3 5 16 4 4 4 4 81 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 23 4 3 4 4 4 19 5 4 5 14 3 3 4 10 3 4 3 3 4 17 5 2 3 5 5 5 25 e 5 4 3 4 16 5 5 5 5 82 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 2 1 1 4 3 11 4 3 5 12 2 2 1 5 4 3 3 3 3 16 4 2 2 4 4 4 20 e 3 4 4 3 14 3 3 3 3 83 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 4 2 3 1 4 14 4 3 5 12 3 3 2 8 3 3 3 3 3 15 4 2 5 4 4 4 23 e 5 5 5 5 20 4 4 4 4


(3)

84 3 2 4 2 3 1 1 1 3 1 21 4 3 1 5 4 17 5 4 5 14 1 3 3 7 4 4 3 5 5 21 4 3 4 5 5 3 24 e 5 5 3 5 18 3 3 3 3 85 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 18 2 3 3 1 1 10 2 3 2 7 2 3 1 6 2 2 1 3 3 11 3 3 1 3 2 5 17 e 3 5 4 5 17 4 4 4 4


(4)

(TI)

TTI

16 16 12 12 12 12 16 12 20 20 20 17 18 17 18 20 20 20 16 12 16 17 12 12 16 12 20 12 16 20 18 16 12 18 17 17 14 13


(5)

12

16 16 12 16 12 20 16 18 17 16 12 16 16 12 16 12 16 18 17 16 18 12 16 17 16 12 12 17 12 12 12 17 20 17 20 12 16 18 17 16 16 20 12 16


(6)

12 16