2.2 Lean Six Sigma
Lean Six Sigma merupakan penggabungan dari konsep Lean dan Six Sigma. Yang melatar belakangi konsep ini adalah dari masing-masing konsep, dimana
tujuan-tujuan tersebut sama-sama mempunyai manfaat yang cukup berarti dan sangat memungkinkan untuk melaksanakan kedua konsep tersebut secara
bersamaan. Tujuan dasar dari Lean adalah mereduksi waste pemborosan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah Non Value Adding Activity. Lean
menerapkan system yang berfokus pada eliminasi hal kecil dari pemborosan pada setiap area kerja. Lean menciptakan efek kumulatif yang besar dari perbaikan-
perbaikan kecil yang telah dilakukan. Untuk menerapkan lean, kita harus memahami apa yang menjadi nilai atau
keinginan konsumen. Untuk itu kita harus mencari value streams di dalam perusahaan semua aktivitas yang dibutuhkan untuk mengahasilkan suatu produk
atau jasa. Setelah itu kita harus menetapkan arah, target dan mencari kapankah biasanya terjadi perubahan. Setelah itu kita membutuhkan kerangka kerja untuk
menghasilkan value bagi konsumen. Konsep lean menyaring inti sari dari pendekatan lean kedalam 5 prinsip utama Hines Taylor, 2000 :
1. Specify value
Menetapkan apa yang menghasilkan atau tidak menghasilkan value berdasarkan pandangan konsumen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Identify whole value stream
Mengidentifikasi semua langkah – langkah yang diperlukan untuk mendesign, memesan dan memproduksi barangproduk kedalam whole
value stream untuk mencari non-value adding activity. 3.
Flow Membuat
value flow, yaitu semua aktivitas yang memberikan nilai tambah disusun kedalam suatu aliran yang tidak terputus continous.
4. Pulled
Mengetahui aktivitas-aktivitas penting yang digunakan untuk membuat apa yang diinginkan oleh customer.
5. Prefection
Perbaikan yang dilakukan secara terus – menerus sehingga waste yang terjadi dapat dihilangkan secara total dari proses yang ada.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses lean adalah sebagai berikut Hines dan Taylor,2000 :
1. Understanding waste Pada langkah ini, pemborosan yang terjadi harus diketahui. Prinsip
yang digunakan adalah pemilihan aktivitas-aktivitas menjadi tiga jenis, yaitu value adding, non value adding, serta necessary but non-value.
Selanjutnya waste yang terjadi digolongkan menjadi tujuh macam waste menurut konsep lean.
2. Setting the direction Pada tahap ini, ditentukan arah dan tujuan dari perbaikan. Arah
berupa alat ukur keberhasilan, target keberhasilan untuk setiap alat ukur,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pendefinisian proses-proses inti, serta proses yang membutuhkan pemetaan secara detail.
3. Understanding the big picture Pada tahap ini, keiinginan konsumen, aliran fisik serta aliran
informasi dari proses pemeluhan konsumen harus diketahui. 4. Detailed mapping
Pada tahap ini, dilakukan pemetaan secara detail adalah. Alat yang bisa digunakan untuk pemetaan secara detail adalah process activity
mapping, supply chain response matrix, product variety funnel, quality filter mapping, demand amplification mapping, decision point analysis,
dan physical structure mapping. 5. Getting suppliers and customers involved
Implementasi lean thinking harus malibatkan supplier dan
pelangganan dalam inisiatif perbaikan 6. Checking the plan fits the direction and ensuring buy-in
Pada tahap ini, dilakukan pengecekan kesesuaian antara arah yang ditujuh dengan rencana awal.
Sedangkan Six Sigma tertuju pada proses pengukuran, analisa dan perbaikan dengan metode Statistical Process Control SPC atau pengendalian proses secara
statistik, design of experiments atau percobaan terhadap desain dan alat pemecahan masalah yang umum.
Perbedaan utama dari Lean dan Six Sigma adalah Lean menerapkan sebuah filosofi dan praktek dari pereduksian pemborosan yang menekankan pada
pemborosan atau waste. Pada tabel pemborosan yang ada pada bahasan mengenai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berfikir secara Lean Lean Thinking dengan maksud untuk menciptakan pengaturan sendiri, system pemenuhan yang mempunyai persediaan minimal. Six
Sigma menekankan pada masalah dengan dasar lingkup statistic, alat penyelesaian masalah Problem Solving Tools.
Lean Six Sigma sangat baik untuk diterapkan pada setiap perusahaan karena dengan Six Sigma perusahaan dapat mengurangi variasi dan menghilangkan
proses defect dan dengan Lean perusahaan dapat menambah kecepatan proses produksi.
Seperti yang telah disebutkan diatas, Lean Six Sigma adalah sebuah konsep yang merupakan penggabungan dari konsep Lean dan Six Sigma. Alat-alat dari
Lean dan Six Sigma mempunyai banyak elemen yang sama. Oleh karena itu, banyak perusahaan-perusahaan mencari pendekatan yang memungkinkan
terjadinya pengkombinasian antara kedua metode menuju pengintegrasian sistem atau peta alur perbaikan. Dan perbedaan antara Lean dan Six Sigma dapat dilihat
pada tabel berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.1 Perbandingan Metode Lean dan Six Sigma
Perbandingan Lean
Six Sigma Sasaran
Menciptakan aliran dan mengeliminasi pemborosan
waste Memperbaiki kapabilitas
proses dan mengeliminasi variasi
Aplikasi Pendahuluan proses manu-
Faktur Semua proses bisnis
Pendekatan Dasar pembelajaran dan
implementasi berdasar pada praktek terbaik
Mengajarkan pendekatan penyelesaian masalah secara
umum dengan menggunakan statistic
Penyelesaian Proyek Menggunakan peta aliran
proses Berbagai macam pendekatan
Lama Proyek 1 minggu sampai 3 bulan
2 sampai 6 bulan
Infrastruktur Kebanyakan ad-hoc, tidak
ada atau sedikit pelatihan formal
Sumber yang didedikasikan, broadbased training
Pelatihan Belajar dari melakukan
learning by doing Belajar dari melakukan
learning by doing
2.3 Lean Manufacturing