Tabel 4.14 Effisiensi Biaya Perawatan Sub Mesin
Komponen TC RpTM
TC Awal Effisiensi
Screw 1.198.819,67 1.381.543,36
22 ,
13 Servo Gob
distributor Piston Ring
1.266.845,95 2.373.434,83
62 ,
46 Connect Link
45.503,45 93.432,5
29 ,
51 Mekanik
Tong Close
Bussing 439.834,23 519.877 39
, 15
Oil sell 338.152,08
556.091,01
19 .
39
Mekanik inter
Septor Piston Rod
661.734,42 829.483
22 ,
20 Sell ring
477.211,18 487.546,9
19 ,
21 Mekanik
Funel Shaft Funel
585.430,74 641.182
69 ,
8 Jumlah TC
5.013.531,68 6.882.518,6
27,15 Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran K
4.3 Analisa dan Pembahasan
4.3.1 Penentuan Komponen Kritis
Penentuan komponen kritis pada mesin Forming dilakukan berdasarkan pada frekuensi downtime masing-masing komponen mesin dengan menggunakan
diagram pareto. Kriteria pemilihan komponen kritis adalah dengan memilih persentase kumulatif downtime dibawah 80
. Berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan, maka diperoleh 4 mesin yang termasuk dalam bagian mesin Forming yang perlu mendapatkan perhatian lebih untuk dilakukan tindakan
perawatan yaitu Servo Gob Distributor dengan
25.4701
, Mekanik Tong Close dengan
20.4654
, Mekanik Inter Septor dengan
18.4571
dan Mekanik Funel dengan
12.4641
. Kemudian dari keempat mesin tersebut dilakukan perhitungan persentase kerusakan untuk menentukan komponen kritisnya. Selanjutnya didapat
komponen kritis pada Servo Gob Distributor meliputi Screw sebesar
50.0625
, Piston Ring sebesar
29.7264
,. Komponen kritis pada Mekanik Tong Close yaitu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Connect Link sebesar 38.8629 dan Bussing sebesar 22.8971 . Komponen kritis pada Mekanik Inter Septor yaitu Oil Sell sebesar 31.6062 , Piston rod
sebesar 26.3385 . Dan komponen kritis pada Mekanik Funel adalah Sell Ring sebesar
35.8056
, Shaft Funel sebesar
31.9693
. 4.3.2
Functional Block Diagram
Functional Block Diagram berfungsi sebagai dasar informasi dari sistem tentang desain dan operasi yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan
tindakan perawatan pencegahan dikemudian hari sehingga dapat diidentifikasi parameter-parameter operasi yang menyebabkan kegagalan sistem. Berdasarkan
pada gambar 4.6 maka dapat dilihat bahwa sistem kerja Mesin Forming merupakan sistem dengan susunan seri. Suatu sistem dapat dimodelkan dengan
susunan seri jika komponen-komponen yang ada didalam sistem tersebut harus bekerja atau berfungsi seluruhnya agar sistem tersebut dapat mencapai target
produksi yang telah ditentukan. Artinya jika ada salah satu komponen mesin Forming yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka akan mengakibatkan
kegagalan sistem atau sistem tersebut gagal menjalankan fungsinya sehingga akan mempengaruhi kelancaran proses produksi.
4.3.3 Failure Modes and Effects Analysis