yang meliputi selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali, tekun menyelesaikan tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar, perasaan hati
setelah belajar, sikap terhadap mata pelajaran Ekonomi, mempunyai sikap antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran di kelas, dan keinginan
untuk maju dan mencapai keberhasilan.
Tabel III.6 Operasional Variabel Minat Belajar
Dimensi Indikator
No Butir +
-
Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali
1, 2 3, 4
Tekun menyelesaikan tugas 5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12, 13
Ulet menghadapi
kesulitan belajar
14, 15, 16 17, 18, 19
Perasaan hati setelah belajar 20, 21
22, 23, 24 Sikap terhadap mata pelajaran
Ekonomi 25
26 Mempunyai
antusias yang
tinggi dalam
proses pembelajaran di kelas
27, 28 29,
30, 31, 32
Keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan
33, 34 35
Sumber: Putri Pratama 2015
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instumen penelitian mencakup pengujian validitas dan reliabilitas. Pengetahuan mengenai validitas dan reliabilitas adalah suatu
alat ukur akan mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang keliru dan mencegah pemberian gambaran yang jauh dari keadaan yang
sebenarnya.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya butir item pertanyaan. Suatu item dikatakan valid jika pertanyaan didalamnya
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh item tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan
korelasi antara skor butir item dengan skor total. Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi
product moment
Sugiyono, 2012, yaitu:
r
xy
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x dengan y X = nilai tiap item
Y = nilai total item N = jumlah sampel
Dengan taraf signifikan α = 5 dan jumlah sampel sebesar 55 orang maka r tabel
product moment
dari penelitian ini yaitu 0,266. Sehingga
untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:
a. Jika r hitung r tabel dan berniali positif, maka variabel tersebut
valid. b.
Jika r hitung r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
c. Jika r hitung r tabel tetapi bertanda negatif, maka H
akan tetap ditolak dan H
a
diterima. a
Variabel profesionalisme guru diolah secara terpisah-pisah menurut dimensinya. Data selengkapnya dapat dilihat pada
tabel III.7, III.8, III.9, dan III.10. Uji validitas dapat digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya terhadap variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar,
dan minat belajar. Di bawah ini merupakan uji validitas untuk profesionalisme guru yang diuji per dimensi, sarana dan
prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar sebagai berikut.
Tabel III.7 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi
Pedagogik
No r hitung
r tabel Keterangan
1 .165
0,2656 Tidak Valid
2 .216
0,2656 Tidak Valid
3 .288
0,2656 Valid
4 .583
0,2656 Valid
5 .344
0,2656 Valid
6 .293
0,2656 Valid
7 .408
0,2656 Valid
8 .404
0,2656 Valid
9 .476
0,2656 Valid
10 .346
0,2656 Valid
11 .267
0,2656 Valid
12 .717
0,2656 Valid
13 .552
0,2656 Valid
14 .555
0,2656 Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 14 pernyataan kuesioner, 12 pernyataan valid dan 2 pernyataan tidak valid
pada pernyataan nomor 1 dan 2. Dikatakan valid jika r hitung ≥
0,2656.
Tabel III.8 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi
Kepribadian
No r hitung
r tabel Keterangan
15 .305
0,2656 Valid
16 .608
0,2656 Valid
17 .559
0,2656 Valid
18 .382
0,2656 Valid
19 .640
0,2656 Valid
20 .740
0,2656 Valid
21 .222
0,2656 Tidak Valid
22 .638
0,2656 Valid
23 .592
0,2656 Valid
24 .609
0,2656 Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 10 pernyataan kuesioner, 9 pernyataan valid dan 1 pernyataan tidak valid pada
pernyataan nomor 21. Dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,2656.
Tabel III.9 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi
Sosial
No r hitung
r tabel Keterangan
25 .601
0,2656 Valid
26 .566
0,2656 Valid
27 .822
0,2656 Valid
28 .726
0,2656 Valid
29 .728
0,2656 Valid
30 .760
0,2656 Valid
31 .611
0,2656 Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa terdapat 7 pernyataan valid. Dikatakan valid jika r hitung
≥ 0,2656.
Tabel III.10 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi
Profesional
No r hitung
r tabel Keterangan
32 .740
0,2656 Valid
33 .310
0,2656 Valid
34 .589
0,2656 Valid
35 .802
0,2656 Valid
36 .610
0,2656 Valid
37 .675
0,2656 Valid
38 .781
0,2656 Valid
39 .607
0,2656 Valid
40 721
0,2656 Valid
41 .602
0,2656 Valid
42 .163
0,2656 Tidak Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 11 pernyataan kuesioner, 10 pernyataan valid dan 1 pernyataan
tidak valid pada pernyataan nomor 42. Dikatakan valid jika r hitung
≥ 0,2656. Dari keempat dimensi di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 45
pernyataan kuesioner, terdapat 4 pernyataan kuesioner yang tidak valid pada item nomor 1 dan 2 pada dimensi kompetensi
pedagogik, item nomor 21 pada dimensi kompetensi kepribadian, dan item nomor 42 pada dimensi kompetensi profesional. Hal ini
bisa disebabkan siswa kurang memahami item-item pertanyaan pada nomor 1, 2, 21 dan 42.
Uji validitas sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel III.11.
Tabel III.11 Uji Validitas Sarana dan Prasarana
No r hitung
r tabel Keterangan
1 .564
0,2656 Valid
2 .482
0,2656 Valid
3 .449
0,2656 Valid
4 .568
0,2656 Valid
5 .284
0,2656 Valid
6 .673
0,2656 Valid
7 .561
0,2656 Valid
8 .541
0,2656 Valid
9 .705
0,2656 Valid
10 .348
0,2656 Valid
11 .299
0,2656 Valid
12 .305
0,2656 Valid
13 .631
0,2656 Valid
14 .554
0,2656 Valid
15 .516
0,2656 Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa dari 15 pernyataan adalah valid. Dikatakan valid jika r hitung
≥ 0,2656. Maka dapat disimpulkan bahwa uji validitas variabel sarana dan
prasarana dari seluruh item pertanyaan adalah valid. Uji validitas motivasi belajar dapat dilihat pada tabel III. 12.
Tabel III.12 Uji Validitas Motivasi Belajar
No r hitung
r tabel Keterangan
1 .475
0,2656 Valid
2 .299
0,2656 Valid
3 .298
0,2656 Valid
4 .434
0,2656 Valid
5 .640
0,2656 Valid
6 .508
0,2656 Valid
7 .430
0,2656 Valid
8 .259
0,2656 Tidak Valid
9 .532
0,2656 Valid
10 .562
0,2656 Valid
11 .751
0,2656 Valid
12 .492
0,2656 Valid
13 .593
0,2656 Valid
14 .645
0,2656 Valid
15 .617
0,2656 Valid
16 .403
0,2656 Valid
17 .525
0,2656 Valid
18 .632
0,2656 Valid
19 .612
0,2656 Valid
20 .330
0,2656 Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 20 pernyataan kuesioner, 19 pernyataan valid dan 1 pernyataan tidak valid
pada pernyataan nomor 8. Dikatakan valid jika r hitung ≥
0,2656.
Dari uji validitas variabel motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 20 pernyataan kuesioner, terdapat 1
pernyataan kuesioner yang tidak valid pada item nomor 8. Hal ini bisa disebabkan siswa kurang memahami item-item pertanyaan
pada nomor 8. Sealanjutnya uji validitas minat belajar dapat dilihat pada tabel
III. 13.
Tabel III.13 Uji Validitas Minat Belajar
No r hitung
r tabel Keterangan
1 .399
0,2656 Valid
2 .342
0,2656 Valid
3 .526
0,2656 Valid
4 .604
0,2656 Valid
5 .593
0,2656 Valid
6 .470
0,2656 Valid
7 .625
0,2656 Valid
8 .504
0,2656 Valid
9 .383
0,2656 Valid
10 .646
0,2656 Valid
11 .579
0,2656 Valid
12 .455
0,2656 Valid
13 .142
0,2656 Tidak Valid
14 .207
0,2656 Tidak Valid
15 .641
0,2656 Valid
16 .382
0,2656 Valid
17 .552
0,2656 Valid
18 .632
0,2656 Valid
19 .807
0,2656 Valid
20 .306
0,2656 Valid
21 .589
0,2656 Valid
22 .608
0,2656 Valid
23 .362
0,2656 Valid
24 .553
0,2656 Valid
25 .305
0,2656 Valid
26 .093
0,2656 Tidak Valid
27 .438
0,2656 Valid
28 .419
0,2656 Valid
29 .403
0,2656 Valid
30 .447
0,2656 Valid
31 .576
0,2656 Valid
32 .345
0,2656 Valid
33 .436
0,2656 Valid
34 .479
0,2656 Valid
35 .146
0,2656 Tidak Valid
Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 35 pernyataan kuesioner, 30 pernyataan valid dan 4 pernyataan tidak valid
pada pernyataan nomor 13, 14, 26 dan 35. Dikatakan valid jika r hitung
≥ 0,2656. Dari uji validitas variabel motivasi belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa dari 35 pernyataan kuesioner, terdapat pernyataan kuesioner yang tidak valid pada item nomor 13, 14, 25,
dan 35. Hal ini bisa disebabkan siswa kurang memahami item-item pertanyaan pada nomor 13, 14, 26, dan 35.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
keajegan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik
Cronbach Alpha
α. Suatu konstruka atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha
0,60 Ghozali, 2002. Jadi apabila nilai
Cronbach Alpha
dari variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi dan minat belajar siswa lebih dari 0,60
maka variabel tersebut dinilai reliabel. Untuk memudahkan perhitungan dalam mencari reliabilitas instrument penelitian, maka
peneliti menggunakan program
SPSS 17.
Rumus yang digunakan adalah
alfa cronbach
sebagai berikut: Rumus:
Keterangan: r
ii
= Reliabilitas Instrumen k
= Banyaknya butir pertanyaan atau soal = Jumlah varians butir
= Varians total Uji reliabilitas dilakukan pada 55 responden dengan taraf
signifikan 5. Untuk lebih jelasnya, hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel III.14, dan III.15 di bawah ini.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Di bawah ini
merupakan uji reliabilitas untuk profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar.
Tabel III.14 Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Guru
Dimensi Nilai Alpha Cronbach
Keterangan
Kompetensi pedagogik 0,624
Reliabel Kompetensi kepribadian
0,747 Reliabel
Kompetensi sosial 0,801
Reliabel Kompetensi profesional
0,850 Reliabel
Sumber: Data primer, diolah 2016
Tabel III.15 Hasil Uji Reliabilitas Sarana dan Prasarana, Motivasi Belajar,
dan Minat Belajar
Variabel Nilai Alpha Cronbach
Keterangan
Sarana dan prasarana 0,768
Reliabel Motivasi belajar
0,843 Reliabel
Minat belajar 0,901
Reliabel Sumber: Data primer, diolah 2016
Untuk pengujian reliabilitas baik profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar seperti dapat dilihat
pada tabel III.14 dan III.15 menunjukkan bahwa untuk keempat dimensi tersebut areliabel. Untuk sarana dan prasarana, motivasi
belajar, dan minat belajar menunjukkan bahwa variabel tersebut reliabel. Hasil
Alpha Cronbach
untuk variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar di atas
menunjukkan bahwa baik variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar lebih besar dari 0,60.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keempat instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif untuk membuat generalisasi penelitian terhadap 55 responden meliputi profesionalisme guru, sarana dan prasarana,
motivasi belajar, dan minat belajar siswa. Peneliti menggunakan acuan sebagai berikut:
a. Profesionalisme Guru
Hasil penilaian siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta terhadap profesionalisme guru ekonomi dapat dikategorikan sebagai tabel
dibawah ini:
Tabel III.16 Kategori Tingkat Profesionalisme Guru
Profesionalisme Guru Kelas Interval
Sangat Prpfesional 154
– 210 Cukup Profesional
98 – 153
Tidak Profesional 42
– 97
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori profesionalisme guru digolongkan menjadi
tiga, yaitu: 1.
Guru sangat Profesional Guru dikatakan sangat profesional ketika guru memiliki empat
kompetensi dasar keguruan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
profesional dan kompetensi yang dimiliki diterapkan untuk kegiatan pembelajaran. Tidak hanya itu saja, seorang guru
disebut sangat profesional apabila guru menjalankan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
dilaksanakan dengan segenap hati. 2.
Guru cukup Profesional Guru cukup profesional artinya guru memiliki empat
kompetensi dasar keguruan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
profesional dan kompetensi yang dimiliki namun kurang diterapkan untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu guru juga
cukup menjalankan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai seorang guru namun tidak dengan
sungguh-sungguh hanya sekedar formalitas saja. 3.
Guru kurang Profesional Guru kurang profesional artinya guru guru hanya memiliki
beberapa kompetensi dasar keguruan saja. Selain iju juga, guru kurang menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk menjalankan tugasnya sebagai guru yang profesional.
b. Sarana dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana belajar di SMA Santa Maria Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.17 Katogori Tingkat Sarana dan Prasarana Belajar
Sarana dan Prasarana Belajar Kelas Interval
Sangat Memadai 55
– 75 Cukup Memadai
35 – 54
Kurang Memadai 15
– 34
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori sarana dan prasarana digolongkan menjadi
tiga, yaitu: 1.
Sarana dan Prasarana Sangat Memadai Sarana dan prasarana sangat memadai berarti responden
mempersepsikan bahwa sekolah menyediakan sarana dan
prasarana belajar dengan lengkap seperti ruang belajar yang nyaman, ventilasinya baik, pencahayaannya baik, ketersediaan
buku pelajaran, dan peralatan belajar yang memadahi. Sehingga mendukung aktivitas belajarnya.
2. Sarana dan Prasarana Cukup Memadai
Sarana dan prasarana cukup memadai berarti responden mepersepsikan bahwa sekolah telah menyediakan sarana dan
prasarana belajar dengan lengkap seperti ruang belajar, buku pelajaran, dan peralatan belajar namun dipandang kurang
lengkap, bisa dari sisi jumlah, ataupun ragamnya. 3.
Sarana dan Prasarana Kurang Memadai Sarana dan prasarana kurang memadai berarti responden
mempersepsikan sekolah belum menyediakan sarana dan prasaran kurang lengkap seperti belum adanya buku pegangan
belajar, perpustakaan yang kurang luas dan lengkap isi bukunya.
c. Motivasi Belajar
Tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.18 Kategori Tingkat Motivasi Belajar
Motivasi Belajar Kelas Interval
Tinggi 74
– 100 Sedang
47 – 73
Rendah 20
– 46
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori motivasi belajar digolongkan menjadi tiga,
yaitu: 1.
Motivasi Belajar Tinggi Motivasi belajar tinggi artinya siswa memiliki gairah belajar
yang tinggi, seperti mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik,
memperhatikan guru ketika guru menerangkan, dan aktif dalam belajar. Memiliki perasaan senang dalam melaksanakan
kegiatan belajar, seperti senang terhadap pelajaran ekonomi, senang terhadap guru yang mengajar. Memiliki semangat
dalam belajar, dan memiliki harapan dan cita-cita untuk sebuah hasil yang memuaskan, sperti, masa depan, nilai, dan pujian.
2. Motivasi Belajar Sedang
Motivasi belajar sedang artinya siswa memiliki gairah belajar yang sedang, artinya siswa melakukan kegiatan seperti
mempersiapkan diri
sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan
guru ketika guru menerangkan, dan aktif dalam belajar. Namun siswa melakukan hal tersebut hanya sebagai formalitas saja.
Bukan karna memiliki perasaan senang dalam melaksanakan kegiatan belajar, seperti senang terhadap pelajaran ekonomi,
senang terhadap guru yang mengajar. Memiliki semangat
dalam belajar, dan memiliki harapan dan cita-cita untuk sebuah hasil yang memuaskan, sperti, masa depan, nilai, dan pujian.
3. Motivasi Belajar Rendah
Motivasi belajar rendah artinya siswa kurang memiliki gairah belajar yang tinggi, seperti mempersiapkan diri sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan guru ketika guru menerangkan,
dan aktif dalam belajar. Siswa tidak emiliki perasaan senang dalam melaksanakan kegiatan belajar, seperti senang terhadap
pelajaran ekonomi, senang terhadap guru yang mengajar. Tidak memiliki semangat dalam belajar, dan tidak memiliki
memiliki harapan dan cita-cita untuk sebuah hasil yang memuaskan, sperti, masa depan, nilai, dan pujian.
d. Minat Belajar
Tingkat minat belajar yang dimiliki oleh siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.19 Kategori Tingkat Minat Belajar
Minat Belajar Rumus Interval
Tinggi 129
– 175 Sedang
82 – 128
Rendah 35
– 81
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori minat belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Minat Belajar Tinggi
Minat belajar tinggi artinya siswa memiliki minat belajar yang tinggi yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya,
baik di rumah maupun di sekolah. Siswa selalu mengingat dan mempelajari kembali pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu
siswa juga tekun dalam menjalankan tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar, mempunyai antusis belajar yang tinggi, dan
memiliki keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan. 2.
Minat Belajar Sedang Minat belajar sedang artinya siswa memiliki minat belajar yang
sedang yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Siswa kurang mempelajari
kembali dan mengigat kembali pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu siswa juga kurang tekun dalam menjalankan
tugasnya, kurang ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, kurang mempunyai antusias belajar yang tinggi, dan kurang
memiliki keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan. 3.
Minat Belajar Rendah Minat belajar rendah artinya siswa memiliki minat belajar yang
rendah, yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Siswa juga tidak
mempelajari kembali dan mengingat pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu, siswa tidak tekun dalam mengerjakan
tugas, tidak ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, dan antusias keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan
rendah. e.
Hasil Belajar Siswa Penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa di SMA Santa
Maria Yogyakarta peneliti menggunakan PAP Penilaian Acuan Patokan tipe II yang dapat dikategorikan sebagai tabel di bawah
ini:
Tabel III.20 Penilaian Hasil Belajar Siswa
Klasifikasi Kriteria
Buruk – 50
Cukup Baik 56
– 65 Baik
66 – 100
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori hasil belajar siswa digolongkan menjadi tiga,
yaitu: 1.
Hasil Belajar Tinggi Hasil belajar tinggi berarti perolehan nilai hasil ulangan tengah
semester kelas XI IPS semester 2 siswa pada mata pelajaran Ekonomi tahun ajaran 20152016 mencapai kriteria 66 - 100.
2. Hasil Belajar Sedang
Hasil belajar sedang berarti perolehan nilai hasil ulangan tengah semester kelas XI IPS semester 2 siswa pada mata
pelajaran Ekonomi tahun ajaran 20152016 mencapai kriteria 56 - 65.
3. Hasil Belajar Rendah
Hasil belajar rendah berarti perolehan nilai hasil ulangan tengah semester kelas XI IPS semeter 2 siswa pada mata
pelajaran Ekonomi tahun ajaran 20152016 mencapai kriteria – 50.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Prasyarat
1 Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan
normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari
α = 0,05 maka distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 50 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka
regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Rumus uji
Kolmogorof-Smirnov
untuk normalitas sebagai berikut:
Keterangan: D
: Deviasi maksimum FoX
: Fungsi distribusi frekuensi yang ditentukan SnX
: Distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi 2
Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah model yang
dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Untuk menguji linieritas dapat menggunakan uji F.
Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Langkah-langkah pengujian adalah
sebagai berikut Sudjana, 1989: 332:
Keterangan: F
= bilangan untuk linearitas S
2 TG
= varian tuna cocok S
2 G
= varian kekeliruan
Kriteria pengujian linearitasnya yaitu: a.
Jika nilai f
hitung
lebih kecil dari f
tabel
pada tarif signifikansi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka
hubungan variabel terikat bersifat linear. b.
Jika nilai f
hitung
lebih besar dari f
tabel
pada tarif signifikansi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka
hubungan variabel terikat bersifat linear. b.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
pelanggaran dalam regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain.
Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut
merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat
menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus sebagai berikut Sugiyono, 2012: 228:
Selanjutnya dengan bantuan program SPSS dilakukan analisis
Collinearity Statistics
akan diperoleh VIF
Variance Inflation Factor
. Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinearitas, digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika VIF 5, maka terjadi multikolinearitas Jika VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas
2 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana varian data kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel
bebas Supranto, 2004. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah hedroskodastisitas digunakan uji korelasi
Sperman Rank
. Rumus korelasi
Sperman Rank
adalah sebagai berikut:
Keterangan: d
1
= perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau
fenomena ke-1. n = banyaknya individu atau fenomena yang diperlukan
kepada rank. Selanjutnya dengan bantuan program komputer SPSS, untuk
menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika r
s
hitung r
s
tabel maka terjadi heteroskedastisitas.
Jika r
s
hitung r
s
tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana,
motivasi dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi. Untuk mencari persamaan regresi adalah sebagai
berikut Sugiyono, 2012:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
Keterangan: Y
: hasil belajar ekonomi siswa b
1
, b
2
, b
3
, b
4
: koefisien garis regresi X
1
: profesionalisme guru X
2
: sarana dan prasarana X
3
: motivasi belajar X
4
: minat belajar a
: konstanta b.
Uji F Uji F merupakan pengujian signifikansi persamaan yang
digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dengan variabel X1, X2, X3 dan X4, yaitu profesionalisme guru,
sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar dapat mempengaruhi variabel dependen Y, yaitu hasil belajar siswa.
Langkah-langkah yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut : Susanto, 2000
1 Menggunakan rumus uji F
Keterangan: F
reg
= harga F garis regresi yang dicari R
= koefisien korelasi antara X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, dan Y m
= banyak prediktor N
= Jumlah anggota sampel 2
Menentukan formasi Ho dan Ha Ho = Model regresi dengan variabel bebas X
profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar dan minat belajar tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel terkait Y yaitu hasil belajar siswa.
Ha = Model regresi dengan variabel bebas X profesionalisme guru, sarana dan prasarana,
motivasi belajar dan minat belajar dapat digunakan untuk memprediksi variabel terkait Y
yaitu hasil belajar siswa.
Taraf nyata α = 95 Derajat kebebasan
F tabel α, k, n-k-1. Dimana,
α = 0,005. k = Junlah variabel bebas
n = jumlah sampel. 3
Menguji Hipotesis Kriteria pengujian hipotesis:
a. f
hitung
≥ f
tabel
pada α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti model regresi dengan variabel bebas
X profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar dapat digunakan
untuk memprediksi variabel terikat Y, hasil belajar. b.
f
hitung
≤ f
tabel
pada α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti model regresi dengan variabel bebas X
profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar tidak dapat digunakan untuk
memprediksi variabel terikat Y, hasil belajar. 4
Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel
profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar, dapat
dihitung dengan
rumus koefisien
determinansi. Semakin
besar koefisien
determinasi
menunjukkan semakin baik kemampuan profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat
belajar mempengaruhi Y, hasil belajar. Banyaknya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien dari
Suharyadi Purwanto, 2004.
73
BAB IV GAMBARAN UMUM