Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada utusan yakni utusan hidup, berupa Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup atau Ma-Ga-Ba-Tha- Nga

24 ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga Tabel 2.1 Huruf Aksara Jawa atau Aksara urip atau carakan sumber: buku sinau aksara Jawa Ali, 2012:31 direpro Dhiah Agustina Qahar, 2012 2012 Ada berbagai penafsiran Aksara Jawa, didalam penafsiran itu saling terkait atau kaitkan dengan kehidupan yang berjalan pada jaman Pakubuwono IX, Raja Kasunanan Surakarta. Semua perilaku, perjalanan, dan tatanan tingkah laku dapat dikaitkan didalam Aksara Jawa ini. Berikut adalah Pakubuwono IX, Raja Kasunanan Surakarta:

1. Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada utusan yakni utusan hidup, berupa

nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasad manusia. Memiliki maksud ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajib- an manusia atau sebagai ciptaan.

2. Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai

dengan DATA adalah saatnya dipanggil tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 boleh SAWALA adalah mengelak, manusia dengan segala atributnya harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.

3. Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup atau

Khalik dengan yang diberi hidup atau makhluk. Yang dimaksud padha adalah sama atau sesuai, jumbuh, cocok tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu menang, unggul sungguh-sungguh dan bukan menang- menangan atau sekedar menang atau menang tidak sportif.

4. Ma-Ga-Ba-Tha- Nga

berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang dimaksud adalah manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meski manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulangi. Tabel 2.2 Arti Aksara Jawa menurut tafsiran Pakubuwono IX, Raja Kasunanan Surakarta sumber: trulyjogja.com diakses 2012 Ada pengartian huruf lagi dari hanacaraka menrut Yanuarta, 2008:2-3 yaitu: 1. Ha Hana hurip wening suci memiliki arti ada hidupan adalah kehendak dari yang Maha Suci 2. Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara memiliki arti pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi 3. Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi memiliki arti arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 4. Ra Rasa ingsun handulusih memiliki arti rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani 5. Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana memiliki arti hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam 6. Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan memiliki arti menerima hidup apa adanya 7. Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa memiliki arti mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup 8. Sa Sifat ingsun handulu sifatullah memiliki arti membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan 9. Wa Wujud hana tan kena kinira memiliki arti ilmu manusia hanya terbatas namun implikasi bisa tanpa batas

10. La Lir handaya paseban jati