Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung
H. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis  purposive  sampling.  Pengertian  non-random  sampling  adalah  tidak  semua
orang  memiliki  kesempatan  yang  sama  untuk  menjadi  responden,  ada  kriteria- kriteria  tertentu  yang  dinyatakan  dalam  kriteria  inklusi  dan  eksklusi.  Jenis
purposive  sampling  adalah  sampling  berdasarkan  ciri  atau  sifat  populasi  yang sudah  diketahui  sebelumnya.  Pada  penelitian  kali  ini  perlu  dilakukan  sampling
dikarenakan  jumlah  populasi  pria  dewasa  berusia  40-50  tahun  cukup  banyak,
sebanyak  194  orang  menurut  data  dari  Biro  Personalia.  Oleh  karena  itu,  perlu dilakukan  sampling  guna  menghemat  biaya  analisis,  mempercepat  pelaksanaan
penelitian,  serta  menghemat  tenaga  Notoadmodjo,  2010.  Pada  penelitian korelasional, sampel  yang digunakan minimal 30 sampel tiap kelompok Lodico,
Spaulding,  and  Voegtle,  2006.  Oleh  karena  itu,  pada  penelitian  ini,  ditetapkan bahwa  sampel  yang  dibutuhkan  sebanyak  minimal  60  sampel,  30  sampel  untuk
responden tanpa obesitas sentral, dan 30 sampel untuk responden dengan obesitas sentral.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen  yang  digunakan  adalah  pita  pengukur  merk  Butterfly®  untuk mengukur  lingkar  pinggang  dan  lingkar  panggul  responden.  Pengukuran  kadar
LDL, HDL, dan kolesterol total menggunakan alat analisis Cobas C 581®.
J. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Pada  observasi  awal,  dilakukan  pencarian  informasi  mengenai  adanya kelompok responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Kelompok responden
yang dibutuhkan adalah staf pria dewasa  yang masih aktif bekerja di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan berusia antara 40-50 tahun. Pencarian ini sebatas
peneliti mencari informasi dengan bertanya ke staf yang sedang berada di kampus, serta  menanyakan  ke  sesama  mahasiswa  lintas  prodi  untuk  mendapatkan
responden  yang  cukup.  Pada  tahap  ini  juga,  dilakukan    pencarian  tempat pengambilan data yang sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
Observasi atau pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel darah responden  juga  dilakukan.  Setelah  berdiskusi  dengan  anggota  penelitian  yang
lainnya  serta  dosen  pembimbing,  maka  dipilih  Laboratorium  Patologi  Klinik Rumah  Sakit  Bethesda  Yogyakarta.  Alasan  pemilihan  laboratorium  tersebut
dikarenakan,  Laboratorium  Patologi  Klinik  Rumah  Sakit  Bethesda  Yogyakarta sudah  terakreditasi,  biaya  analisis  darah  yang  relatif  murah,  serta  hasil  yang
didapatkan juga relatif cepat.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan  izin  untuk  melakukan  penelitian  ditujukan  kepada  Komisi Etik  Penelitian  Kedokteran  dan  Kesehatan  Fakultas  Kedokteran  Universitas
Gadjah  Mada  untuk  memperoleh  ethical  clearance.  Hal  ini  bertujuan  untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian  dapat
dipublikasikan.  Surat  ethical  clearance  dikeluarkan  oleh  Komisi  Etik  Penelitian Kedokteran  dan  Kesehatan  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Gadjah  Mada  pada
tanggal  14  Agustus  2014  dengan  nomor  surat  KEFK896EC  Lampiran  1. Permohonan  izin  kedua  ditujukan  kepada  Wakil  Rektor  I  Universitas  Sanata
Dharma  yang  bertujuan  untuk  memperoleh  izin  melakukan  penelitian  di  lingkup Universitas  Sanata  Dharma.  Wakil  Rektor  I  memberikan  izin  pada  tanggal  4
Agustus  2014  dengan  nomor  surat  izin  068AWR  IFVIII2014  Lampiran  2. Tembusan  surat  ditujukan  ke  Kepala  Biro  Personalia  untuk  urusan  pendataan
responden  yang  sudah  ditetapkan  sebelumnya.  Dalam  hal  responden,  Wakil
Rektor  I  memberikan  izin  peneliti  untuk  menggunakan  responden  dosen  dan
karyawan administratif dan edukatif Universitas Sanata Dharma. 3.
Pembuatan informed consent dan leaflet
Pembuatan  leaflet  bertujuan  membantu  responden  dalam  memahami gambaran  mengenai  penelitian  ini.  Leaflet  dibuat  dengan  ukuran  A4  dan  diberi
judul “Korelasi Antropometri dan Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus”. Konten dari  leaflet  ini  antara  lain  berisi  tujuan  penelitian,  penjelasan  singkat  mengenai
pengukuran  antropometri,  manfaat  penelitian,  penjelasan  singkat  mengenai pengukuran  laju  filtrasi  glomerulus,  serta  penjelasan  mengenai  pemeriksaan
laboratorium  yang  akan  dilakukan.  Pengukuran  antropometri  yang  dijelaskan meliputi  pengukuran  lingkar  pinggang,  RLPP,  body  fat  percentage,  dan  body
mass  index,  sedangkan  pemeriksaan  laboratorium  yang  akan  dilakukan  meliputi, kadar LDL, HDL, kolesterol total, HbA1c, dan serum kreatinin. Informed consent
digunakan  sebagai  bukti  kesediaan  calon  responden  untuk  dapat  mengikuti penelitian  ini.  Pembuatan  informed  consent  ini  sesuai  dengan  standar  yang
dikeluarkan  Komisi  Etik  Penelitian  Kedokteran  dan  Kesehatan  Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
4. Pencarian responden
Pencarian  responden  dilakukan  setelah  mendapat  izin  penelitian  dari Wakil  Rektor  I  Universitas  Sanata  Dharma.  Izin  tersebut  diteruskan  ke  Bagian
Personalia  Universitas  Sanata  Dharma  untuk  meminta  informasi  mengenai  staf yang masuk kriteria inklusi. Jumlah staf karyawan pria yang berasal dari data biro
personalia sebanyak 446 pria, yang kemudian disortir berdasarkan range usia yang
ditetapkan  menjadi  194  orang.  Penyortiran  ini  perlu  dilakukan  karena  data  staf yang  diberikan  kepada  peneliti,  masih  data  seluruh  staf  Universitas  Sanata
Dharma dengan usia yang bervariasi. Setelah disortir, peneliti segera mencari staf tersebut ke tempat kerjanya. Namun, pada akhirnya tidak semua staf yang ada di
dalam  daftar  nama  dapat  ditemui  dan  dapat  ditawari  untuk  mengikuti  penelitian ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan seperti, staf tersebut sedang cuti,
atau  sedang  studi  lanjut.  Selanjutnya,  jika  calon  responden  dapat  ditemui,  maka calon  responden  diberi  penjelasan  mengenai  penelitian  ini  secara  umum,  tujuan
penelitian  dan  manfaat  yang  didapat  dari  penelitian  ini,  dan  dijelaskan  juga mengenai  kriteria  inklusi  dan  eksklusi  yang  telah  ditetapkan.  Pada  tahap  ini,
sebagian calon responden menolak mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa alasan, seperti menderita penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, takut
terhadap  jarum  suntik,  waktu  penelitian  yang  bertabrakan  dengan  acara  lain, sedang  sibuk  dalam  beberapa  minggu  ke  depan,  atau  menolak  untuk  berpuasa
selama 10-12 jam. Seluruh  calon  responden  penelitian  yang  bersedia  untuk  mengikuti
penelitian  ini  diminta  untuk  mengisi  data  nama,  usia,  tanggal  lahir,  alamat,  dan nomor  teleponHP  yang  dapat  dihubungi  pada  informed  consent,  kemudian
menandatanganinya  setelah  mendapat  penjelasan  dari  peneliti  sebagai  bentuk persetujuan  responden  untuk  mengikuti  penelitian  ini  dari  awal  sampai  akhir.
Kemudian,  responden  akan  diberi  informasi  mengenai  waktu  dan  tempat penelitian.
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Validitas  adalah  suatu  indeks  yang  menunjukkan  ketepatan  pengukuran alat  ukur  sesuai  dengan  yang  diukur,  sedangkan  reliabilitas  menunjukkan  sejauh
mana  suatu  alat  ukur  dapat  dipercaya  atau  diandalkan  Notoadmojo,  2010. Instrumen  yang  digunakan  pada  penelitian  dan  diuji  validitas  dan  reliabilitas
adalah pita pengukur Butterfly®. Instrumen penelitian dikatakan valid jika menunjukkan pengukuran yang
sebenarnya  sesuai  dengan  yang  diukur.  Pengujian  validitas  instrumen  Butterfly® dilakukan  oleh  Balai  Metrologi  Yogyakarta.  Hasil  pengujian  validitas  instrumen
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid, ditunjukkan dengan ukuran skala  pada  instrumen  penelitian  yang  sudah  tepat  sesuai  dengan  skala  yang
ditunjukkan.  Lembar  hasil  pengujian  instrumen  penelitian  terlampir  pada Lampiran 10 dan 11.
Suatu  instrumen  dapat  dikatakan  reliable,  serta  memiliki  presisi  yang baik  apabila nilai  CV coefficient  of  variation
≤ 5 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011. Pengujian reliabilitas dilakukan pada dua pita pengukur
dengan  replikasi  pengukuran  sebanyak  lima  kali.  Nilai  CV  dari  pita  pengukur pertama  sebesar  0,551,  sedangkan  untuk  nilai  CV  dari  pita  pengukur  kedua
sebesar  0,595.  Kedua  nilai  CV  tersebut,  dapat  dikatakan  valid  dan  reliable, karena kedua pita pengukur memiliki nilai CV yang ≤ 5.
6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah
Pengambilan  sampel  darah  responden  dilakukan  oleh  analis  dari Laboratorium  Patologi  Klinik  Rumah  Sakit  Bethesda  yang  telah  terakreditasi,
sedangkan pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti, meliputi pengukuran lingkar  pinggang  dan  lingkar  panggul.  Pengukuran  LP  dan  lingkar  panggul
dilakukan  menurut  panduan  dari  WHO  2008.  Pengukuran  LP  dilakukan  pada titik tengah antara tulang rusuk dan illiac crest, sedangkan untuk lingkar panggul
dilakukan  pada  bagian  terbesar  dari  panggul  mengitari  bagian  pantat.  Pita pengukur  yang  dilingkarkan  pada  tubuh  responden,  tidak  boleh  terlalu  ketat,
menekan pada kulit, dan membuat responden tidak nyaman. Kemudian posisi pita pengukur  paralel  terhadap  lantai,  dan  posisi  responden  berdiri  tegak,  tangan  di
samping,  kaki  rapat  satu  sama  lain.  Pengukuran  dilakukan  pada  fase  terakhir respirasi normal.
7. Analisis sampel darah responden
Sampel  darah  responden  yang  telah  diambil,  dibawa  ke  Laboratorium Patologi  Klinik  Rumah  Sakit  Bethesda  untuk  dianalisis  kadar  LDL,  HDL,  dan
kolesterol total.
8. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil  pengukuran  antropometri  dan  analisis  darah  langsung  diberikan kepada  responden  segera  setelah  peneliti  mendapatkan  hasil  analisis  darah  dari
Laboratorium  Patologi  Klinik  Rumah  Sakit  Bethesda.  Peneliti  juga  membantu menjelaskan  mengenai  hasil  pengukuran  antropometri  dan  analisis  darah
responden,  disertai  dengan  penjelasan  mengenai  terapi  non  farmakologi  jika  ada hasil yang tidak normal.
9. Pengolahan data
Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian menggolongkan  data-data  ke  dalam  kategori  yang  telah  ditetapkan,  dan  terakhir
melakukan analisis data.
K. Analisis Data
Data  diolah  secara  statistik  dengan  taraf  keperayaan  95.  Program statistik  yang  digunakan  adalah  SPSS  versi  16.  Uji  normalitas  data  dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirov, jika data 50, dan uji Shapiro-Wilk, jika data ≤50
responden.  Suatu  data  yang  memiliki  distribusi  tidak  normal  jika  nilai  p0,05. Kemudian,  dilakukan  uji  komparatif  menggunakan  uji  Mann-Whitney  serta  uji  t
tidak  berpasangan,  jika  nilai  p0,05  maka  kedua  kelompok  data  yang  dianalisis tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji korelasi Pearson, serta uji koefisien
determinasi. Suatu korelasi dianggap bermakna jika nilai p0,05 Dahlan, 2009. Pertama  kali  yang  dilakukan  pada  analisis  data  adalah  mendeskripsikan
data. Data yang dianalisis meliputi, usia, LP, RLPP, kadar LDL, HDL, kolesterol total,  rasio  kolesterol  totalHDL,  dan  rasio  LDLHDL.  Data  tersebut  dianalisis
dengan  cara  menghitung  rata-rata,  simpangan  deviasi,  serta  normalitas  tiap-tiap kelompok  data  data.  Uji  normalitas  menggunakan  uji  Kolmogorov-Smirnov,
dikarenakan seluruh data berjumlah lebih dari 50 data. Analisis  selanjutnya  dilakukan  uji  komparatif,  pada  uji  ini  diawali
dengan mengelompokkan data kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol totalHDL, dan rasio LDLHDL berdasarkan ni
lai LP≥94 cm dan LP94 cm, serta
berdasarkan  RLPP≥0,90  dan  RLPP0,90.  Kemudian,  tiap-tiap  kelompok  diuji normalitasnya,  jika  kedua  kelompok  data  terdistribusi  normal,  maka  dilanjutkan
dengan  uji  t  tidak  berpasangan.  Namun,  jika  kedua  kelompok  data  tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Analisis terakhir adalah uji korelasi antara LP dan RLPP terhadap kadar LDL,  HDL,  kolesterol  total,  rasio  kolesterol  totalHDL,  dan  LDLHDL.
Dikarenakan seluruh data  yang akan diuji  korelasi  terdistribusi  normal,  maka uji korelasi  yang  digunakan  adalah  uji  Pearson.  Uji  korelasi  Pearson  menggunakan
uji  hipotesis  one-tail.  Terakhir,  uji  koefisien  determinasi  dilakukan  untuk menggambarkan  seberapa  besar  perubahan  variabel  tergantung  bisa  dijelaskan
oleh perubahan variabel bebas Santosa dan Ashari, 2009
Tabel VIII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi
Dahlan, 2009
Parameter Nilai
Interpretasi Kekuatan korelasi r
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat lemah Lemah
Sedang Kuat
Sangat kuat
Nilai p p  0,05
p  0,05 Terdapat korelasi yang
bermakna antara dua variabel Tidak terdapat korelasi
bermakna antara dua variabel
Arah korelasi + positif
- negatif Searah, semakin besar nilai satu
variabel, semakin besar pula variabel lainnya
Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin
besar pula variabel lainnya
L. Kesulitan Penelitian