Faktor Pemilihan Moda Keselamatan Kapal Analisa Aliran Barang

III.6. Teori Terjadinya Perjalanan Perjalanan terjadi karena adanya aktifitas pergerakan yang dilakukan seseorang bukan di tempat kediamannya. Perjalanan merupakan pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang terpisah karena dirasakan perlu mempertemukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat. Dalam melakukan perjalanan seseorang memerlukan sarana transportasi atau tidak tergantung kepada jarak dan waktu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan. Makin dekat jarak tempuh, pada umumnya orang cenderung memilih moda yang paling praktis bahkan mungkin memilih jalan kaki. Sedangkan bila orang melakukan perjalanan untuk cepat sampai ke tempat tujuannya dikarenakan keterbatasan waktu, maka orang akan memilih moda yang pergerakannya lebih cepat.

II.7. Faktor Pemilihan Moda

Faktor pemilihan moda bukan merupakan suatu proses acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor :  kecepatan  jarak perjalanan  kenyamanan  biaya  ketersediaan moda  usia  status sosial dan ekonomi pelaku perjalanan Universitas Sumatera Utara Semua faktor ini dapat berdiri sendiri-sendiri atau saling bergabung. Hal tersebut bukan saja dapat terjadi di Transportasi Darat tetapi sama juga halnya dengan Transportasi Air. Keterbatasan sarana dan prasarana juga mengakibatkan terbatasnya pemilihan moda yang tersedia. Oleh sebab itu perlulah kiranya memperbaiki sarana dan prasarana transportasi yang tersedia.

II.8. Keselamatan Kapal

Teknologi pembuatan kapal khususnya kapal pelayanan rakyat masih sangat sederhana, pembuatan tidak dilakukan di galangan-galangan kapal khusus,melainkan dilaksanakan secara berpindah-pindah sesuai dimana bahan baku kayu diperoleh, yang dilakukan secara tradisional oleh tenaga-tenaga berpengalaman yang diwarisi secara turun temurun. Oleh sebab itu perlu kiranya pengawasan bagi keselamatan pelayaran khusus penumpang. Perlengkapan keselamatan pelayaran yang dapat diprgunakan adalah : a. Jerigen plastik yang diikat dengan kayu, berfungsi sebagai pengapung beberapa orang, tetapi tidak dapat ditumpangi seperti sekoci. b. Rakit-rakit, berfungsi sebagai pengapung beberapa orang, dapat ditumpangi sekoci. c. Alat-alat penolong sebanyak ABK misalnya ban dalam terpompa, berfungsi sebagai pengapung secara individu. d. Perlengkapan PPPk. e. Radio SSB, berfungsi sebagai alat komunikasi dengan lingkungan luar perahu. f. Bendera-bendera, sebagai alat penyampai isyarat g. Lampu-lampu, sebagai tandasyarat. Universitas Sumatera Utara h. Pemadam kebakaran.

II.9. Karakteristik Pergerakan Non-Spasial

Karakteristik pergerakan ini menyangkut pertanyaan-pertanyaan mengapa orang melakukan perajalan, kapan orang melakukan perjalan dan menggunakan sarana angkutan jenis apa. Beberapa karakteristik dasar dari pergerakan yang dapat kita sebut dengan istilah non- spasial tanpa batas ruang mengemukakan bahwa pergerakan yang terjadi berkaitan dengan :

II.9.1. Sebab Terjadinya Pergerakan

Biasanya maksud perjalanan dikelompokkan sesuai dengan ciri dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan agama. Jika ditinjau lagi akan dijumpai kenyataan lebih dari 90 perjalanan berbasis tempat tinggal: artinya mereka memulai perjalanan dari tempat tinggal dan berakhir kembali ke tempat tinggal rumah. Pada kenyataan ini pula ditambahkan kategori keenam tujuan perjalanan adalah pulang ke rumah. Tabel 2.1. Klasifikasi pergerakan orang perkotaan Aktifitas Klasifikasi Perjalanan I. Ekonomi a. Mencari nafkah b. Mendapatkan barang dan pelayanan 1. Ke dan dari tempat kerja yang berkaitan dengan kerja 2. Ke dan dari toko dan keluar untuk keperluan pribadi yang berkaitan dengan belanja dan bisnis pribadi II. Sosial Menciptakan dan menjaga hubungan pribadi 1. Ke dan dari rumah teman 2. Ke dan dari tempat pertemuan Universitas Sumatera Utara III.Pendidikan Ke dan dari sekolah, kampus dan lain- lain IV.Rekreasi dan hiburan 1. Ke dan dari tempat rekreasi 2. Yang berkaitan dengan perjalanan dan berkendaraan untuk rekreasi V.Kebudayaan 1. Ke dan dari tempat ibadah 2. Perjalanan bukan hiburan ke dan dari daerah budaya serta pertemuan poltik Sumber : Perencanaan Pemodelan Transportasi

II.9.2. Waktu Terjadinya Pergerakan

Waktu terjadinya pergerakan sangat tergantung pada kapan seseorang melakukan aktifitasnya sehari-hari. Dengan demikian, waktu perjalanan sangat tergantung pada maksud perjalanan. Perjalanan ke tempat kerja atau perjalanan dengan maksud bekerja biasa merupakan parjalanan yang dominan, dan karena sangat penting diamati secara cermat. Karena pola kerja biasanya dimulai pukul 6 00 – 8 00 dan berakhir pada pukul 16 00 – 18 00 , maka perjalanan untuk maksud kerja biasanya mengikuti pola kerjanya. Universitas Sumatera Utara

II.9.3. Jenis Sarana Angkutan Yang Digunakan

Studi-studi transportasi yang digunakan biasanya mengkaji perjalanan dalam bentuk jenis transportasi yang dipergunakan atau apa saja yang disebut sebagai “pembagian moda atau model split”. Dengan membagi data perjalanan kedalam moda-moda yang berbeda, para perencana dan perekayasa angkutan dapat menaksir kebutuhan jasa angkut untuk masing –masing moda dan merencanakannya sesuai permintaan tersebut. Dalam melakukan perjalanan, orang biasanya dihadapkan pada pilihan jenis angkutan yakni berjalan kaki, menggunakan angkutan pribadi, ataupun menggunakan angkutan umum. Dalam menentukan pilihan jenis angkutan orang mempertimbangkan berbagai faktor yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya perjalanan, tingkat kenyamanan, ketersediaan moda, status sosial ekonomi, dll. Gagasan bahwa pemilihan moda transportasi adalah berhubungan dengan jarak perjalanan dan bahwa maksud perjalanan yang berbeda mempunyai jarak perjalanan yang telah menunjukan bahwa suatu komponen spasial-lah komponen dengan batas ruang yang digunakan. Maksud-maksud perjalanan yang berbeda tampaknya akan memiliki karakteristik- karakteristik spasial berbeda.

II.10. Karakteristik Pergerakan Spasial

Konsep yang paling mendasar dari studi-studi transportasi adalah berupa hubungan antara distribusi ruang spasial dari perjalanan dan distribusi spasial dari tata guna lahan yang terdapat dalam suatu daerah perkotaan. Perjalanan-perjalanan dilakukan unutk melakukan suatu kegiatan tertentu, sedangkan lokasi kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kota tersebut. Universitas Sumatera Utara

II.10.1. Pola Tata Guna Lahan Perkotaan

Defenisi umum dari tata guna lahan perkotaan adalah sebaran ruang untuk pola geografis dari fungsi suatu kota, seperti misalnya daerah hunian, perniagaan, perkotaan, pemerintahan, dan lain sebagainya. Defenisi lain menyatakan bahwa tata guna lahan melibatkan dua bagian yaitu pertama dalam bentuk pemanfaatan ruang akibat pola aktifitas manusia, perusahaan, dan institusi dan kedua dalam bentuk fisik dari struktur atau prasarana yang dibuat untuk mengakomodasikan pola dan fungsi pada bentuk pertama di atas perencanaan transportasi perkotaan. Telah umum diketahui bahwa lahan yang terdapat di pusat kota adalah lebih mahal dibandingkan dengan lahan yang terdapat di luar kota. Untuk sebagian besar orang, tinggal pada tempat yang berdekatan dengan pusat kota akan ditentukan oleh kemampuannya membayar biaya lahan perumahan. Alasan utama mengapa nilai lahan menjadi lebih tinggi di daerah pusat-pusat kota dalah karena daerah dipusat kota mempunyai suatu tingkat aksesibilitas kemudahan hubungan yang tinggi untuk mencapai beragam aktifitas yang terpusat di dalam suatu daerah yang relatif kecil. Hal ini sangat berguna bagi suatu aktifitas perdagangan yang membutuhkan aksesibilitas yang tinggi seperti misalnya toko-toko eceran atau perusahaan-perusahaan perdagangan lainnya. Suatu lokasi di pusat kota akan menempatkan usaha-usaha perdagangan tersebut di dalam daerah yang memiliki kemudahan akses bagi sebagian pembeli-pembeli potensial yang tinggal di dalam kota dan dekat dengan fasilitas penunjang yang terkonsentrasi di pusat kota. Untuk beberapa usaha tertentu, lokasi di pusat kota adalah sangat penting dan usaha-usaha ini bersedia membayar biaya-biaya yang sangat tinggi agar dapat berada di lokasi pusat. Universitas Sumatera Utara

II.10.2. Pola Perjalanan Orang

Dari penelitian di london memperlihatkan bahwa pusat kesempatan kerja tertinggi di pusat kota dan di sepanjang koridor-koridor jalan utama yang mengarah ke pusat perdagangan. Di sekeliling daerah yang tinggi jumlah kesempatan kerja ini adalah berupa daerah-daerah perumahan utama kota yang tingkat kesempatan kerjanya jauh lebih rendah.

II.11. Analisa Aliran Barang

Salah satu perwujudan hubungan antar daerah ialah adanya pertukaran antar daerah yang dapat berwujud barang, uang, maupun jasa. Karena itu analisa aliran barang dapat digunakan sebagai salah satu ukuran intensitas hubungan suatu daerah dengan daerah lainnya. Lebih dari itu, dapat pula diketahui tingkat ketergantungan daerah yang diselidiki pada daerah lain, atau peranan daerah yang diselidiki pada daerah lain yang lebih luas. Disamping itu, khususnya bagi daerah yang semula tidak mempunyai atau sangat kurang perhubungannya, dengan pembukaan atau pengadaan prasarana baru selain akan mampu memanfaatkan potensi yang tersedia dapat pula membuka prespektif baru yang tadinya belum diketahui. Analisa aliran barang mempunyai nilai yang jelas karena memperlihatkan hubungan antara produksi industrihasil alam, tenaga kerja, dan penduduk dalam kegiatan perekonomian

II.12. Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan