Hak Konsumen Hak dan Kewajiban Konsumen

1. Hak Konsumen

Istilah perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar fisik, tetapi juga haknya yang bersifat abstrak. Dengan kata lain perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum terhadap hak-hak konsumen. Secara umum ada kata dikenal ada empat hak dasar konsumen menurut Presidan J.F Kennedy, yaitu: a. Hak untuk mendapatkan keamanan the right of safety b. Hak untuk mendapatkan informasi the right to be informed c. Hak untuk memilih the right to choose d. Hak untuk didengar the right to be heard 21 Empat hak dasar ini diakui secara internasional. Dalam perkembangannya, organisasi konsumen yang tergabung dalam The International Organization Of Consumers Union IOCU menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian dan hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Namun tidak semua organisasi konsumen menerima perubahan hak-hak tersebut. Mereka bebas untuk menerima semua atau sebagian. YLKI misalnya memutuskan untuk menambahkan satu hak lagi sebagai pelengkap empat hak dasar konsumen, yaitu hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sehingga keseluruhannya dikenal sebagai panca hak konsumen 22 21 Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi dalam Dinamika, Jakarta, Djambatan, 2000, hal. 203 22 Shidarta, Op cit, hal 16 . Dalam rancangan akademik Undang-undang Perlindungan Konsumen yang disusun oleh Universitas Sumatera Utara tim Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Departemen Perdagangan 1992, hak-hak dasar konsumen ditambahkan lagi dengan hak untuk mendapatkan barang-barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikan dan hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum. Hak konsumen untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, tidak dimasukkan dalam UUPK ini karena UUPK secara khusus mengecualikan hak-hak yang diatur dalam undang-undang di bidang Hak-hak atas Kekayaan Intelektual HAKI dan di bidang pengelolaan lingkungan. Ada sembilan 9 hak konsumen yang dituangkan dalam Pasal 4 UUPK, yaitu: 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa; 2. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; 3. Hak atas informasi yang benar, jelas, jujur mengenai kondisi jaminan barang dan atau jasa; 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa yang digunakan; 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen; 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminasi; Universitas Sumatera Utara 8. Hak untuk mendapatkan dispensasi, ganti rugi dan atau penggantian, jika barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perturan perundang-undangan yang lain. Disamping hak-hak dalam Pasal 4, juga terdapat hak-hak konsumen yang dirumuskan dalam pasal-pasal berikutnya, khususnya Pasal 7, yang mengatur tentang kewajiban pelaku usaha. Kewajiban dan hak merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga kewajiban pelaku usaha dapat juga dilihat sebagai hak konsumen. Selain hak-hak yang disebutkan, ada juga hak untuk dilindungi dari akibat negatif persaingan curang. Hal ini berangkat dari pertimbangan, kegiatan bisnis yang dilakukan secara tidak jujur yang sering dikenal dengan persaingan curang unfair competition . Dalam hukum positif Indonesia, masalah persaingan curang ini diatur secara khusus pada Pasal 382 bis Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat. Ketentuan- ketentuan ini sesungguhnya diperuntukkan bagi semua pelaku usaha, tidak bagi konsumen langsung. Kendati demikian, kompetisi tidak sehat diantara mereka jangka panjang berdampak negatif bagi konsumen karena pihak yang dijadikan sasaran rebutan adalah konsumen itu sendiri. Akhirnya, jika semua hak-hak yang disebutkan itu disusun kembali secara sistematika mulai dari yang diasumsikan paling mendasar, akan diperoleh urutan sebagai berikut: 1. Hak konsumen mendapatkan keamanan Universitas Sumatera Utara Konsumen berhak mendapatkan keamanan dari barang dan jasa yang ditawarkan kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak boleh membahayakan jika dikonsumsikan sehingga konsumen tidak dirugikan baik secara jasmani atau rohani. Maka pemerintah selayaknya mengadakan pengawasan secara ketat. 2. Hak untuk mendapatkan informasi yang benar Setiap produk yang diperkenalkan kepadan konsumen harus disertai informasi yang benar. Informasi ini diperlukan agar konsumen tidak sampai mempunyai gambaran yang keliru atas produk barang dan jasa. Informasi ini dapat disampaikan dengan berbagai cara, seperti lisan kepada konsumen, melalui iklan diberbagai media atau mencantumkan dalam kemasan produk barang. Hak untuk mendapatkan informasi menurut Hans W. Micklitz, seorang ahli hukum konsumen dari Jerman, dalam ceramah di Jakarta 26-30 Oktober 1998 membedakan konsumen berdasarkan hak ini. Ia menyatakan sebelum kita melangkah lebih detai dalam perlindungan konsumen, terlebih dahulu harus ada persamaan persepsi tentang tepe konsumen yang akan mendapatkan perlindungan. Menurutnya, secara garis besar dapat dibedakan dua tipe konsumen, yaitu konsumen yang terinformasi well informed dan konsumen yang tidak terinformasi. Ciri-ciri tipe pertama, antara lain: a. Memiliki tingkat pendidikan tertentu b. Mempunyai sumber daya ekonomi yang cukup, sehingga dapat berperan dalam ekonomi pasar c. Lancar berkomunikasi Universitas Sumatera Utara Dengan memiliki tiga potensi, konsumen jenis ini mapu bertanggungjawab dan relative tidak memerlukan perlindungan. Tipe konsumen kedua memiliki ciri- ciri, antara lain: a. Kurang berpendidikan b. Termasuk kategori kelas menengah kebawah c. Tidak lancar berkomunikasi Konsumen jenis ini perlu dilindungi dan khususnya menjadi tanggung jawab Negara untuk memberikan perlindungan 23 3. Hak yang didengar . Selain ciri-ciri konsumen yang tidak terinformasikan, karena hal-hal khusus dapat juga dimasukkan dalam kelompok anak-anak, orang asing yang tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa setempat sebagai jenis konsumen yang wajib dilindungi oleh Negara. Informasi ini harus diberikan secara seragam bagi semua konsumen tidak diskriminasi , karena tidak semua konsumen memiliki kemampuan yang sama untuk akses informasi. Itu sebabnya, hukum konsumen memberikan hak konsumen atas informasi yang benar, yang didalamnya tercakup juga hak atas informasi yang proporsional dan memberikan secara tidak diskriminatif. Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi adalah hak untuk didengar. Ini disebabkan informasi yang diberikan pihak yang berkepentingan atau berkompeten sering tidak cukup memuaskan konsumen. Untuk itu, konsumen berhak mengajukan permintaan informasi lebih lanjut. 4. Hak untuk memilih 23 Shidarta, Ibid, hal 20 Universitas Sumatera Utara Dalam mengkonsumsi suatu produk, konsumen berhak menentukan pilihannya. Ia tidak boleh mendapatkan tekanan dari pihak luar sehingga ia tidak lagi bebas untuk membeli atau tidak membeli. Seandainya ia menjadi pembeli, ia juga bebas menentukan produk mana yang akan dibeli. Hak untuk memilih ini erat kaitannya dengan situasi pasar. 5. Hak untuk mendapatkan produk barang dan atau jasa sesuai dengan nilai tukar yang diberikan Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari permainan harga yang tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan kualitas barang dan atau jasa yang dikonsumsi harus sesuai dengan nilai uang yang dibayar sebagai penggantinya. Namun, dalam ketidakbebasan pasar, pelaku usaha dapat saja mendikte pasar dengan menaikkan harga dan konsumen menjadi korban dari ketiadaan pilihan. Konsumen diharapkan pada kondisi take it or leave it. Dalam situasi demikian, biasanya konsumen terpaksa mencari produk alternative bila masih ada yang boleh kualitasnya malahan lebih buruk. 6. Hak untuk mendapatkan ganti kerugian Jika konsumen merasakan kuantitas dan kualitas barang dan atau jasa yang dikonsumsinya tidak sesuai dengan nilai tukar yang diberikan, ia berhak mendapatkan ganti kerugian yang pantas. Jenis dan jumlah ganti kerugian itu tentu saja harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau atas kesepakatan masing-masing pihak. Untuk menghindar dari kewajiban memberi ganti kerugian, sering terjadi pelaku usaha mencantumkan klausula-klausula di dalam hubungan hukum antara produsen penyalur produk dan konsumennya. Klausula seperti “ barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan” merupakan hal yang lazim Universitas Sumatera Utara ditemukan di toko-toko. Pencantuman secara sepihak demikian tidak dapat menghilangkan hak konsumen untuk mendapatkan ganti kerugian. 7. Hak untuk mendapatkan penyelesaian hukum Jika permintaan yang diajukan konsumen dirasakan tidak mendapat tanggapan yang layak dari pihak terkait dalam hubungan hukum dengannya, maka konsumen berhak mendapatkan penyelesaian hukum termasuk advokasi. Dengan kata lain, konsumen berhak menuntut pertanggungjawaban hukum dari pihak- pihak yang dipandang merugikan konsumen. Hak untuk mendapatkan penyelesaian hukum ini sebenarnya meliputi juga untuk mendapatkan ganti kerugian, tetapi kedua hak tersebut tidak berarti identik. Untuk memperoleh ganti kerugian, konsumen tidak harus selalu menempuh upaya hukum terlebih dahulu, sebalinya setiap upaya hukum pada hakikatnya berisikan tuntutan ganti kerugian oleh salah satu pihak. 8. Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat Lingkungan hidup yang baik dan sehat berarti sangat luas dan setiap mahluk hidup adalah konsumen atas lingkungan hidupnya. Hak konsumen atas lingkungan yang baik dan sehat merupakan hak yang diterima salah satu hak dasar konsumen oleh berbagai organisasi konsumen di dunia. Menurut Heindrad Steiger, sebagaiman dikutip Koesnadi Hardjasoemantri, hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan bagaian dari hak-hak subjektif sebagai bentuk yang paling luas dari perlindungan seseorang. Ini berarti setiap pemilik hak dapat mengajukan tuntutan agar kepentingannya terhadap lingkungan yang baik dan sehat harus terpenuhi 24 24 Shidarta, Ibid, hal 25 . Universitas Sumatera Utara 9. Hak untuk dilindungi akibat negatif persaingan curang Persaingan curang atau dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999 disebutkan dengan Persaingan Usaha Tidak Sehat seorang pengusaha berusaha menarik langganan atau klien pengusaha lain untuk memajukan usahanya atau memperluas penjualan atau pemasarannya, dengan menggunakan alat atau alat yang bertentangan dengan itikad baik dan kejujuran dalam pergaulan perekonomian. Walaupun persaingan terjadi antara pelaku usaha, dampak persaingan itu selalu dirasakan konsumen. Jika persaingan sehat maka konsumen diuntungkan, sebaliknya jika persaingan curang konsumen pula yang dirugikan. 10. Hak untuk mendapatkan perlindungan konsumen Di negara kita masih banyak konsumen yang belum menyadari hak- haknya. Kesadaran akan hak sejalan dengan kesadaran akan hukum. Makin tinggi kesadaran hukum masyarakat, makin tinggi penghormatan pada hak-hak dirinya dan orang lain. Upaya pendidikan konsumen tidak selalu harus melewati jenjang pendidikan formal, tetapi dapat melalui media massa dan kegiatan lembaga swadaya masyarakat.

2. Kewajiban Konsumen

Dokumen yang terkait

PERLIDMENGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 16

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 20

PENUTUP PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 16

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM)

0 0 7

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM)

0 0 1

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM)

0 0 18

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM)

0 0 22

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM) Chapter III V

0 0 30

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM)

0 0 4

FUNGSI DAN PERANAN BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM) DALAM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA FIRJAT ANGGRAINI SULWAN PUSADAN ROSNANI LAKUNNA Abstrak - FUNGSI DAN PERANAN BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM) DA

0 0 14