Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Menyusui

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh faktor predisposisi umur, paritas, pendidikan, pengetahuan dan pekerjaa, pendorong media massa dan pendukung dukungan petugas, dukungan keluargasuami, dukungan masyarkat terhadap perilaku ibu menyusui pasca operasi caesar di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi umur, paritas, pendidikan, pengetahuan dan pekerjaa, pendorong media massa dan pendukung dukungan petugas, dukungan keluarga suami, dukungan masyarkat terhadap perilaku ibu menyusui pasca operasi caesar di Rumah Sakit Umum Kabanjahe.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh faktor predisposisi umur, paritas, pendidikan, pengetahuan dan pekerjaa, pendorong media massa dan pendukung dukungan petugas, dukungan keluarga suami, dukungan masyarkat terhadap perilaku ibu dalam menyusui Pasca Operasi Caesar di RSU Kabanjahe. Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam upaya peningkatan promosi kesehatan terkait ibu menyusui pasca operasi caesar. 2. Memberikan informasi bagi instansi kesehatan tentang pengaruh faktor predisposisi, pendorong dan pendukung pasca operasi caesar. 3. Menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. Pengertian Air Susu Ibu Air susu ibu ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan Soetjiningsih, 1997:1. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan Khairuniyah, 2004. Menurut Azrul Anwar 2004, ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM kita di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal Utami Roesli, 2004. ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organic yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Kolostrum. ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa, betuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel. 2. ASI masa transisi, AsSI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh. 3. ASI Mature, ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya Retna, 2008.

2.1.2. Manfaat ASI Bagi Bayi

ASI mempunyai manfaat bagi bayi yang dijabarkan sebagai berikut: 1. ASI sebagai nutrisi. 2. Makanan terlengkap untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6 bulan pertama. 3. Mengandung antibodi terutama kolostrum yang melindungi terhadap penyakit terutarna diare dan gangguan pernapasan. 4. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif akan lebih cepat bisa jalan. 5. Meningkatkan jalinan kasih sayang 6. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai. 7. Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap. 8. Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat menimbulkan alergi. Universitas Sumatera Utara 9. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan pertama 87 ASI adalah air. 10. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai. 11. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

2.1.3. Manfaat ASI Bagi Ibu

Bagi ibu ASI juga mempunyai manfaat sebagai berikut: 1 Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan. Apabila bayi disusukan segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan post partum akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti. 1 Menjarangkan Kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan. 2 Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena itu menurunkan resiko pendarahan pasca persalinan. Universitas Sumatera Utara 3 Memberikan ASI segera dalam waktu 60 menit, membantu meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi. 4 Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah payudara bengkak. 5 Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok. 6 Pemberian ASI ekonomismurah 7 Menurunkan resiko kanker payudara 8 Aspek Psikologis 9 Memberi kepuasan bagi ibu. Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. lbu akan merasa bangga dan diperlukan rasa sayang yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2.1.4. Manfaat ASI Bagi Keluarga

1 Aspek Ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat. 2 Aspek Psikologis. Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan hubungan kasih bayi dalam keluarga. Universitas Sumatera Utara 3 Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus dibersihkan. Tidak perlu meminta pertolongan orang lain.

2.1.5. Manfaat ASI bagi Masyarakat

1 Menyusuimemberi ASI kepada bayi sangat penting untuk mengatasi masalah kelaparan. Pada kebanyakan masyarakat, banyak keluarga dan individu tidak mempunyai makanan yang cukup, oleh karena itu sering menderita kelaparan. Dengan menyusui dapat memberi jaminan pangan yang sangat penting bagi keluarga yang mengalami kekurangan pangan dalam situasi darurat. 2 Para Ibu harus yakin bahwa mereka dapat memberikan makanan yang terbaik bagi bayi mereka. Bahkan Ibu yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan mereka setiap hari masih dapat memberi ASI lebih sering dari pada ibu yang mendapat makanan cukup. 4 Selain itu, bayi yang mendapat ASI memiliki IQ lebih tinggi dari yang tidak mendapat, maka masyarakat akan diuntungkan. Ibu lebih sehat dan biaya untuk kesehatan lebih kecil. Menyusuimemberi ASI merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak.

2.1.6. Manfaat ASI bagi lingkungan

Menyusuimemberi ASI, tidak menimbulkan sampah karena setiap ibu yang menyusui dapat mengurangi masalah polusi dan sampah. Dengan menyusuimemberi Universitas Sumatera Utara ASI tidak membutuhkan lahan, air, metal, plastik dan minyak yang semuanya dapat merusak lingkungan, Dengan demikian, menyusuimemberi ASI dapat melindungi lingkungan hidup kita. Kita pertimbangkan beberapa fakta berikut ini : 1 Jika setiap bayi di Indonesia diberi ASI, akan menghemat sekitar 86.000 ton kaleng susu yang seharusnya dapat digunakan untuk membuat 550 juta kaleng susu; dan 1.230 ton kertas label susu kaleng 2 Makanan botol, kempeng dan peralatan lainnya, membutuhkan plastik, karet dan silikon. Tahun 1987 misalnya 4,5 juta botol susu hanya di Pakistan. Jumlah untuk setiap bayi bahkan lebih besar di negara industri. Sampah ini menghabiskan sumber daya alam dan menambah masalah pembuangan sampah. 3 Air untuk susu buatan, botol dan dot harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk itu diperlukan sekitar 200 gr kayu untuk memanaskan 1 liter air; alam 1 tahun bayi yang diberi makanan buatan akan menghabiskan paling sedikit sekitar 73 kg kayu. 4 Selain air, peralatan dapur untuk menyiapkan susu formula merupakan sumber kontaminasi yang perlu diwaspadai. 5 Pada tahun 70’an, perawat kesehatan masyarakat di Canada menurunkan tingkat timah hitam pada bayi yang berasal dari sodder timah hitam dari panci listrik yang digunakan untuk mendidihkan air untuk mengencerkan susu formula www.gizi.net,2010 Universitas Sumatera Utara

2.1.7. Manfaat ASI Bagi Negara

1 Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematan anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. 2 Menghemat devisa Negara ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp.8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. 3 Mengurangi susidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak mendapat ASi lebih jarang masuk ke rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula. 4 Peningkatan kualitas generasi penerus Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Universitas Sumatera Utara

2.2. Menyusui

Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari payudara. Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Walupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah Utami Roesli, 2000. Menyusui secara ekslusif merupakan cara pemberian makan yang alamiah, namun seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya Utami Roesli, 2000 Menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali, untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan cara yang paling sehat. Dengan menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik Utami Roesli,2000 Pemberian ASI eksklusif dimulai persiapannya sejak janin masih dalam kandungan ibunya. Hal ini sangat mendasar karena kualitas kesehatan ibu dan janin Universitas Sumatera Utara dalam kandungan akan sangat menentukan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya. Depkes RI, 1994. Selain itu, pada masa ini juga terjadi perubahan- perubahan antara lain terbentuknya lebih banyak kelenjar susu sehingga mammae membesar, hal ini sebagai persiapan untuk menyusui. Setelah persiapan selesai pada masa akhir kehamilan akan dilanjutkan dengan sekresi ASI yang prosesnya segera setelah persalinan Soeyiningsih, 1997. Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui : a. Cara menyusui yang baik dan benar. 1. Posisi badan ibu dan bayi a. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai. b. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala. c. Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu. d. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara. e. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu. b Dengan posisi maka telinga bayi akan berada pada satu garis dengan leher dan lengan bayi. c Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam. 2. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu a Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang di bawahbentuk C atau dengan menjepit payudara dengan jari telujuk dan jari tengahbentuk gunting, di belakang aerolakalang payudara Universitas Sumatera Utara b Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut Rooting refleks c Pastikan putting susu diatas”bibir atas” bayi dan berhadapan dengan hidung bayi. d Kemudian masukan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut. e Setelah bayi muynusuimenghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu di pegang atau disanggah lagi. f Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipegunakan untuk mengelus-elus bayi. 3. Posisi menyusui yang benar a Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu. b Dagu bayi menempel pada payudara. c Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada pada bagian dasar payudarabagian bawah. d Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi e Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka. f Sebagian besar aerola tidak tampak. g Bayi menghisap dalam dan perlahan. h Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu. i Terkadang terdengar bayi menelan. j Puting susu tidak terasa sakit dan lecet. Universitas Sumatera Utara 4. Menyusui pasca operasi Caesar 1. Ibu dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang di topang bantal, sementara bayi di susukan dengan kakinya ke arah ibu. 2. Apabila ibu sudah dapat duduk bayi dapat di tidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah lengan ibu. 3. Dengan posisi memegang bola football position yaitu ibu terlentang dan bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi. Ambarwati, 2008.

2.3. Inisiasi Menyusu Dini IMD

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pada Ibu Hamil Peserta Jampersal Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

3 57 107

Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Manfaat Vitamin A bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

1 39 88

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Terhadap Perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2011

3 67 101

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Rawat Gabung Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2008

3 74 96

Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi Eksklusif Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008

8 49 85

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010

2 32 94

Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau Engineering Area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015

0 20 258

Evaluasi Ruang Ibu Menyusui di Rumah Sakit

0 4 9

Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Kuta Selatan.

0 1 12

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG, DAN PENDORONG PADA IBU HAMIL PESERTA JAMPERSAL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL K4 DI KELURAHAN LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 13