“Provinsi Surakarta”, Bukan Daerah Istimewa Surakarta

BAB V : PEMBERDAYAAN HUKUM OTONOMI DAERAH DAN POTENSI WILAYAH : KELAYAKAN DAN KEMANFAATAN TERBENTUKNYA “PROVINSI SURAKARTA”

A. “Provinsi Surakarta”, Bukan Daerah Istimewa Surakarta

Ketika pada awal Januari 2002, penulis bersama LPM-UMS sedang melakukan awal pengkajian tentang kemungkinan terbentuknya “Provinsi Surakarta”, dengan cakupan wilayah bekas Karesidenan Surakarta, di kalangan masyarakat muncul polemik di media cetak tentang “kemungkinan terbentuknya Provinsi Surakarta”. Ada beberapa versus gagasan untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta”. Ada beberapa pendapat, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok opini sehubungan dengan hal tersebut. Kelompok pertama, menangkap dan menerjemahkan munculnya ide tentang “Provinsi Surakarta” sebagai gagasan untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta, dan bersikap mendukung gagasan ini. Kelompok kedua, juga menangkap dan mengartikan ide tentang “Provinsi Surakarta” sebagai gagasan untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta dan bersikap menolaknya. Kelompok ketiga adalah mereka yang secara jernih dapat memilahkan antara ide tentang “Provinsi Surakarta” dengan gagasan untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta. ‡‡‡‡‡‡‡ Untuk kelompok terakhir ini, mereka mendukung ide terbentuknya “Provinsi Surakarta”, tetapi dengan melihat latar belakang historis wilayah bekas Karesidenan Surakarta. Ide tentang kemungkinan terbentuknya “Provinsi Surakarta” bersifat rasional, demokratis dan berdasarkan kajian ilmiah. Sementara, gagasan tentang Daerah Istimewa Surakarta lebih diwarnai oleh sikap emosional, feodalistis dan askriptis. Dengan berjalannya waktu dan terjadilah kristalisasi pemikiran, gagasan ‡‡‡‡‡‡‡ LIhat: Suara Merdeka, 30 Januari 2002, hal I: Wawasan, 3 Januari 2002, hal 6: Suara Merdeka, 31 Januari 202, hal. XIV; Suara Merdeka, 2 Pebruari 2002, hal XIV; Suara Merdeka, 4 Pebruari 2002, hal. XII; Wawasan, 4 Pebruari 2002, hal. 6; Suara Merdeka, 5 Pebruari 2002, hal . XVII. tentang Daerah Istimewa Surakarta mulai ditanggalkan, dan terus bergulir adalah ide tentang kemungkinan terbentuknya “Provinsi Surakarta”, dengan cakupan wilayah Bekas Karesidenan Surakarta. §§§§§§§ Sekali lagi penulis tegaskan, bahwa kajian tentang kemungkinan terbentuknya Provinsi Surakarta di sini, tidak ada kaitannya dengan gagasan untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta. Tetapi untuk melakukan studi yang komprehensif tentang keberadaan wilayah Bekas Karesidenan Surakarta, terutama aspek kewilayahan budaya, di samping kewilayahan ekonomi dan kewilayahan politik, mau tidak mau harus meninjau aspek historis terutama latar sejarah sosial di wilayah ini, yang sebelumnya adalah wilayah Vorstenlanden Surakarta. Dari sini akan terlihat segi-segi perubahan dan kelangsungannya, termasuk kedudukan dan peranan Keraton Surakarta sebagai pusat dan sumber kebudayaan Jawa, di tengah- tengah kehidupan modern dan perubahan masyarakat yang berlangsung dengan dahsyat.

B. Pemberdayaan: Kelayakan dan Kemanfaatan