25
4. Tanggung Jawab Audit Internal
Tanggung jawab yang dipikul oleh audit internal menurut Hartadi 2000:37 adalah:
a. Menilai prosedur dan menilai hal-hal yang berhubungan, yang terdiri dari: 1
Memberi pendapat efisiensi atau kelayakan prosedur. 2
Mengembangkan atau memperbaiki prosedur. 3
Menilai personalia. 4
Ide-ide seperti pembuatan standardpembuatan metode yang baik. b. Verifikasi dan analisis data, yang menyangkut:
1 Penelahaan data yang menghasilkan sistem akuntansi guna membuktikan
bahwa laporan yang dihasilkan adalah benar. 2
Membuat analisis-analisis lebih lanjut untuk mencari dasarmembantu penyimpulan-penyimpulannya.
c. Verifikasi kelayakan, yaitu untuk menentukan: 1
Prosedur akuntansi atau kebijakan lainnya yang telah dilakukan. 2
Prosedur operasikegiatan yang telah diikuti. 3
Peraturan-peraturan pemerintah telah dilaksanakan. 4
Kewajiban-kewajiban yang bersangkutan dengan kontrak telah berjalandipatuhi.
d. Fungsi perlindungan 1
Menghindari dan menemukan penggelapan, ketidakjujuran atau kecurangan. 2
Memeriksa semua kelayakan perusahaan. 3
Meneliti transaksi dengan pihak luar. e. Melatih dan memberi bantuan kepada karyawan perusahaan terutama di bidang
akuntansi f. Jasa-jasa lainnya, termasuk penyelidikan khusus dan membantu dengan pihak
luar kantor.
5. Laporan Audit Internal
Hasil akhir dari suatu audit intern adalah berupa laporan yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat
komunikasi yang didalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada
pimpinan perusahaan. Di samping itu laporan menjadi penting karena dapat dijadikan referensi berharga mengenai pekerjaan pemeriksaan untuk pemeriksaan
selanjutnya di masa yang akan datang. Menurut Agoes 2004:236, “internal audit department harus menyampaikan laporan yang objective, clear jelas, concise
Universitas Sumatera Utara
26 singkat tetapi padat, constructive membangun, dan timely cepat waktu”.
Temuan audit yang disampaikan dengan baik dalam laporan audit internal akan memberitahukan manajemen mengenai kelemahan dalam pengendalian intern yang
bila dibiarkan dapat menimbulkan terjadinya kecurangan yang merugikan perusahaan. Selain itu rekomendasi yang disampaikan audit internal akan membantu
manajemen dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan bisa diperkecil.
Laporan audit internal dapat berupa laporan lisan dan laporan tertulis. Dalam data tertulis laporan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh. Sementara
laporan lisan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh.
6. Implementasi Strategi
Setiap organisasi, baik organisasi besar maupun kecil mengadopsi proses manajemen strategi, sehingga penting bagi setiap manajer organisasi untuk
memahami baik konsep dan proses manajemen strategi. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Robert N. Anthony dan Vijay Govindajaran
2005:59 menyatakan bahwa “strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi”.
Daya saing strategis dicapai apabila sebuah perusahan berhasil merumuskan serta menerapkan suatu strategi penciptaan nilai. Pada saat perusahaan menerapkan
strategi tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya serta perusahaan lain tidak mampu meniru keunggulan strategi
tersebut artinya perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
27 Definisi manajemen strategi menurut David 2006:5 adalah “sebagai seni dan
ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya”. Sedangkan
menurut Daft 2007:213, manajemen strategis strategic management merupakan “kumpulan keputusan dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan
implementasi strategi yang akan menghasilkan kesesuaian superior yang kompetitif antara organisasi dan lingkungannya untuk meraih tujuan organisasi”.
David dalam bukunya manajemen strategis 2006:6 mengatakan bahwa proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu:
1 Formulasi Strategi
Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Atau dapat juga dikatakan bahwa formulasi strategi
adalah serangkaian proses yang terlibat dalam penciptaan atau penentuan strategi organisasi. Formulasi strategi termasuk menyiapkan strategi,
pemilihan strategi, menetapkan strategi yang akan digunakan, mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal, dan menetapkan tujuan jangka panjang.
2 Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah metode yang digunakan untuk mengoperasionalisasikan atau melaksanakan strategi dalam organisasi. Tahap
ini adalah tahapan dimana strategi yang telah diformulasikan tersebut kemudian diimplementasikan. Perbedaan utama antara formulasi strategi dan
implementasi strategi sejalan dengan perbandingan antara isi dengan proses. Tahap formulasi strategi menentukan isi strategi, sedangkan tahap
implementasi strategi berfokus pada bagaimana strategi dicapai. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menetapkan kebijakan, mengalokasikan sumber daya, mengubah struktur organisasi yang ada, restrukturisasi dan desain ulang, merevisi rencana insentif
dan pemberian imbalan kepada karyawan, meminimalkan resistensi terhadap perubahan, mengembangkan budaya yang mendukung strategi,
mengadaptasikan proses produksioperasi, mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang efektif, dan jika perlu melakukan penyusutan ukuran
perusahaan.
3 Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi berhubungan dengan penilaian dampak keseluruhan dan ketepatan
strategi secara keseluruhan. Evaluasi strategi merupakan suatu usaha untuk memastikan suatu strategi yang telah ditetapkan terlaksana dengan tepat dan
mencapai tujuan perusahaan. Ada tiga aktivitas dasar evaluasi strategi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
28 Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat
ini, mengukur kinerja, serta mengambil tindakan korektif. Dalam skripsi ini yang dibahas lebih dalam hanyalah proses manajemen
strategi yang kedua yaitu implementasi strategi. Proses manajemen strategi tidak begitu saja berakhir saat perusahaan memutuskan strategi apa yang ingin diambil.
Dengan strategi baru berarti telah terjadi perubahan yang diharapkan didalam organisasiperusahaan. Suatu strategi yang telah diformulasikan dengan baik,
belum menjamin bahwa dalam implementasinya juga akan sukses atau memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Harus ada penerjemahan dari
pemikiran strategis ke tindakan strategis. Penerjemahan tersebut akan lebih mudah dilakukan apabila manajer dan karyawan suatu perusahaan mengerti bisnis
tersebut, merasa menjadi bagian dari perusahaan dan melalui keterlibatan dalam formulasi strategi menjadi berkomitmen membantu organisasi mencapai
kesuksesan. Tanpa pemahaman dan komitmen, usaha implementasi strategi akan menghadapi masalah yang besar. Jika formulasi strategi dan implementasi strategi
tersebut dilaksanakan secara buruk, akan berakibat pada kegagalan bagi keseluruhan strategi.
Implementasi strategi seringkali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategi dan seringkali dianggap tahap yang paling rumit dalam manajemen
strategi. Dimana implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan. Implementasi strategi juga merupakan pengelolaan dan
pelaksanaan dari rencana strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan
menjadi tindakan. Aktivitas implementasi strategi memengaruhi semua karyawan dan manajer dalam organisasi. Tantangan dalam implementasi adalah mendorong
Universitas Sumatera Utara
29 seluruh manajer dan karyawan perusahaan untuk bekerja dengan antusias dan
penuh kebanggaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Konsep dan alat perumusan strategi tidak berbeda secara signifikan antara
organisasi kecil dan besar. Namun demikian, implementasi strategi berbeda secara signifikan berdasarkan tipe dan ukuran organisasi. Implementasi strategi
membutuhkan tindakan seperti mengubah wilayah penjualan, menambah departemen baru, menambah fasilitas, merekrut karyawan baru, mengubah strategi
harga, membuat anggaran keuangan, mengembangkan kebijakan pemberian kompensasi baru bagi karyawan, membuat prosedur pengawasan biaya, mengubah
strategi iklan, membuat fasillitas baru, melatih karyawan baru, merotasi para manajer di antara divisi-divisi yang ada dan membuat sistem informasi
manajemen yang lebih baik. Tipe-tipe aktivitas ini berbeda secara signifikan antara organisasi jasa, manufaktur dan pemerintahan.
Semua organisasi, kecuali yang terkecil, transisi dari perumusan strategi ke implementasi strategi membutuhkan perpindahan tanggung jawab dari para
penyusun strategi ke manajer divisional dan fungsional. Masalah dalam implementasi dapat timbul karena perpindahan tanggungjawab ini, khususnya jika
keputusan perumusan strategi tidak diantisipasi sebelumnya oleh manajer tingkat menengah dan tingkat bawah. Manajer dan karyawan akan lebih termotivasi untuk
meraih kepentingan pribadi daripada kepentingan perusahaan, kecuali kedua hal tersebut saling menunjang. Oleh karena itu, sangat esensial untuk melibatkan
manajer divisional dan fungsional dalam aktivitas perumusan strategi untuk kepentingan yang sama, strategi tersebut harus dilibatkan sebanyak mungkin
dalam aktivitas implementasi strategi.
Universitas Sumatera Utara
30
7. Hubungan Satuan Pengawasan Intern dan Implementasi Strategi