membuat pengetahuan dan tindakan teknis dalam perencanaan yang secara efektif akan mendorong tindakan-tindakan publik Friedmann, J, 1987. Sehingga spektrum
perencanaan yang lahir adalah perencanaan sebagai sebuah proses dalam meningkatkan kapasitas masyarakat untuk ikut terlibat dalam proses perencanaan itu
sendiri.
2.2. Pengembangan Wilayah
Pembangunan wilayah merupakan bagian integral dan penjabaran dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan yang
disesuaikan dengan potensi, aspirasi dan permasalahan di daerah, yang diarahkan untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antardaerah,
antarkota, antardesa, dan antarkota dengan desa. Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di wilayah atau daerah
melalui pembangunan yang serasi antarsektor maupun antarpembangunan sektoral dengan perencanaan pembangunan oleh daerah yang efisien dan efektif menuju
tercapainya kemandirian daerah dan kemajuan yang merata di seluruh pelosok Tanah Air Soegijoko, B.T.S dan Kusbiantoro, B.S, 1997.
Sasaran pembangunan menurut Todaro 1994, yaitu: 1. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagianpemerataan bahan pokok
yang dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan lingkungan. 2. Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan
penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih
besar terhadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi untuk meningkatkan kesadaran harga diri baik
individu maupun nasional. 3. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua pilihan individu
dan nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi
juga dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan. Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut pembangunan ekonomi harus
diarahkan kepada: 1. Meningkatkan output nyataproduktivitas yang tinggi harus terus menerus
meningkat. Karena dengan output yang tinggi ini akhirnya akan dapat meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian bahan kebutuhan pokok
untuk hidup, termasuk penyediaan perumahan, pendidikan, dan kesehatan. 2. Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan pengangguran yang rendah yang
ditandai dengan ketersediaan lapangan kerja yang cukup. 3. Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan.
4. Perubahan sosial, sikap mental, dan tingkah laku masyarakat dan lembaga pemerintah.
Pada kenyataannya, tidak semua wilayah dapat mewujudkan hal tersebut, sehingga pembangunanpun tidak merata di seluruh wilayah. Suatu proyek
pembangunan daerah dilaksanakan pada tingkat kabupatenkota sebagai unit terendah dalam hirarki pembangunan. Proyek terkait dengan jenis dan dana. Setelah jenis dan
dana disediakan maka tahap berikutnya adalah menetapkan di bagian mana dari daerah kabupatenkota proyek tersebut akan dilaksanakan. Ada beberapa cara untuk
menetapkan proyek pembangunan. Cara penetapan proyek biasanya dilakukan, pada tahap awal, melalui suatu kajian akademis antara lain berdasarkan pendekatan
geografi, pendekatan ekonomi dan lainnya. Pengembangan wilayah secara realistis memperhatikan tuntutan dunia usaha
dan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sehingga aktivitas perekonomian dalam wilayah atau kawasan dapat berjalan dengan baik,
yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi pembangunan wilayah mempunyai prinsip dasar pembangunan dari masyarakat,
untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Hal ini dapat tercapai apabila proses pembangunan berdasarkan pada kemampuan sumber daya alamnya dan kreativitas
seluruh pelaku pembangunan. Pengembangan wilayah dilakukan dengan menitikberatkan pada aspek ruang
atau lokasi untuk mengoptimalisasi sumber daya alam yang ada dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan pengembangan wilayah itu sendiri
ialah pembangunan wilayah di mana kondisi wilayah menjadi lebih baik di segala sektor yang meliputi sektor jasa, industri dan pertanian, atau paling tidak pengelolaan
hasil pertanian dan di segi penerimaan masyarakatnya, pengeluaran masyarakatnya, investasi serta ekspor dan impor barang produksi.
Secara umum teori pengembangan wilayah maupun penataan ruang sudah berkembang jauh dari sejak dikembangkan pada tahap awal. Teori-teori
pengembangan wilayah menganut berbagai azas atau dasar dari tujuan penerapan dari masing-masing teori. Kelompok pertama adalah teori yang memberi penekanan
kepada kemakmuran wilayah local prosperity. Kelompok kedua menekankan pada sumber daya lingkungan dan faktor alam yang dinilai sangat mendampaki
keberlanjutan sistem kegiatan produksi di suatu daerah sustainable production activity. Kelompok ini sering disebut sebagai sangat peduli dengan pembangunan
berkelanjutan sustainable development. Kelompok ketiga memberikan perhatian kepada kelembagaan dan proses pengambilan keputusan di tingkat lokal sehingga
kajian terfokus kepada governance yang bisa bertanggung jawab responsible dan berkinerja bagus. Kelompok empat perhatiannya tertuju kepada kesejahteraan
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi people prosperity. Pembangunan selayaknya dilakukan sesuai dengan kondisi masyarakat dan
lingkungan wilayah. Perbedaan pembangunan antarwilayah dapat dijelaskan oleh sejumlah teori, yakni teori basis ekonomi, teori lokasi dan teori daya tarik industri
Tambunan, T, 2001: 1.
Teori Basis Ekonomi Teori ini menjelaskan bahwa faktor utama penentu pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah dipengaruhi oleh hubungan langsung permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Proses produksi sektor industri di suatu wilayah yang menggunakan
sumberdaya produksi lokal tenaga kerja, bahan baku dan produk unggulan yang diekspor akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan
perkapita dan penciptaan lapangan kerja di wilayah tersebut.
2. Teori Lokasi
Teori ini digunakan untuk menentukan pengembangan kawasan industri di suatu wilayah. Lokasi usaha ditempatkan pada suatu tempat yang mendekati bahan
bakupasar. Hal ini ditentukan berdasarkan tujuan perusahaan dalam rangka memaksimumkan keuntungan dengan biaya serendah mungkin.
3. Teori Daya Tarik Industri
Teori ini dilatarbelakangi oleh adanya pembangunan industri di suatu wilayah. Sehingga faktor-faktor daya tarik usaha antara lain produktivitas, industri-industri
kaitan, daya saing masa depan, spesialisasi industri, potensi ekspor dan prospek permintaan domestik.
Dengan demikian, konsep pembangunan wilayah secara mendasar mengandung prinsip pelaksanaan kebijaksanaan desentralisasi dalam kerangka
peningkatan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran nasional yang bertumpu pada trilogi pembangunan, yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas.
Keseluruhan kelompok teori tersebut tidak seluruhnya bertentangan satu dengan yang lainnya, namun dalam penggunaannya dapat dijadikan suatu sinergi. Hal ini sejalan
dengan prinsip dasar yang terkandung dalam Undang-Undang Penataan Ruang yang menyatakan bahwa penataan ruang merupakan suatu proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang serta pengendaliannya. Konsep dasar penataan ruang wilayah dan kota dengan pendekatan pengembangan wilayah pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan memperhatikan keunggulan komparatif di suatu wilayah dan
mengurangi kesenjangan pembangunan dengan mengurangi kawasan-kawasan yang miskin, kumuh dan tertinggal.
Peningkatan pada kawasan dapat pula diartikan sebagai peristiwa pengembangan pada wilayah yang bersangkutan. Tujuan pengembangan wilayah
ialah pembangunan wilayah itu sendiri dalam arti bahwa kondisi wilayah menjadi lebih baik di segala sektor yang meliputi sektor jasa, industri dan pertanian, atau
paling tidak pengelolaan hasil pertanian dan di segi penerimaan masyarakatnya atau di segi pengeluaran konsumsi, investasi serta ekspor-impornya.
Menurut Hadjisaroso 1993, pengembangan wilayah itu merupakan suatu tindakan mengembangkan wilayah atau membangun daerahkawasan dalam rangka
usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Soegijoko, dkk 1997, bahwa pengembangan wilayah merupakan upaya
pemerataan pembangunan dengan mengembangkan wilayah-wilayah tertentu melalui berbagai kegiatan sektoral secara terpadu, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Menurut Siagian, H. 1982, pengembangan wilayah adalah merupakan suatu rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilaksanakan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernisasi dalam rangka pembinaan bangsa. Dari pengertian tersebut, pertumbuhan dan perubahan yang
dimaksud yaitu perubahan menuju modernisasi di mana tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat.
2.3. Pemberdayaan Masyarakat