kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program. Faktor kemampuan masyarakat yang berhubungan dengan tingkat partisipasi adalah kemampuan bersikap
dan bertindak, organisasi sosial kemasyarakatan dan kemampuan mengorganisasikan diri dalam program. Sedangkan indikator kemauan masyarakat yang memiliki
hubungan nyata dengan tingkat partisipasi adalah interaksi dan komunikasi, persepsi terhadap kegiatan kolektif sebelumnya dan perspektif terhadap program. Penelitian
ini didukung oleh penelitian Fadly Usman 2004 yang berjudul “Partisipatif = aktif berperanserta: Perspektif Masyarakat Awam dan Ke-ajegan-nya dalam Proses
Perencanaan” dengan lokasi penelitian di sekitar tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan yang menyimpulkan bahwa masyarakat masih bisa berpartisipasi
dalam proses perencanaan dalam skala apapun walaupun peran serta masyarakat tidak lebih dari “ada”, tetapi tetap harus ada karena hal ini merupakan proses pembelajaran
dan pendidikan panjang pada masyarakat Indonesia mengenai lingkungan dan tempat tinggal mereka sendiri.
2.6. Kerangka Pemikiran
Adapun realisasi gerakan pembangunan swadaya rakyat di Kecamatan Tanjung Beringin yang telah terlaksana yaitu pembuatan sumur bor, perehaban jalan
dan pengorekan tali air. Studi ini difokuskan pada kajian yang menyangkut perubahan pendapatan masyarakat, perubahan pertumbuhan dan kepadatan penduduk
Kecamatan Tanjung Beringin. Pada umumnya setiap proses pembangunan, akan
diikuti oleh laju pertumbuhan penduduk yang meningkat mula-mula secara perlahan- lahan kemudian naik pesat.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam perencanaan wilayah perlu ditopang dengan 4 empat analisis yaitu: sosial kultural, sumber daya, ekonomi wilayah dan
analisa lokasi Nasution, I. L, 1985. Realisasi pelaksanaan Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat berupa perehaban jalan tentunya akan mempengaruhi biaya produksi
suatu produk di mana harga produksi semakin menurun sebagai akibat dari membaiknya prasarana transportasi ke lokasi sumber daya produksi maupun ke lokasi
pasar. Dengan menurunnya biaya produksi maka keuntungan diperoleh meningkat. Keuntungan yang diperoleh dari penghematan biaya produksi merupakan nilai yang
didapat yang merupakan peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan sarana dan prasarana secara swadaya seperti dibukanya jalan desa tentunya akan
meningkatkan aksesibilitas masyarakat, mengeliminir keterisolasian daerah-daerah terpencil serta meningkatkan peluang terbukanya usaha di sektor jasa dan
perdagangan. Tentunya hal tesebut seharusnya menjadi daya tarik terjadinya migrasi penduduk dari berbagai daerah ke Kecamatan Tanjung Beringin, dengan tujuan untuk
mendapatkan fasilitas dan prasarana yang lebih baik. Secara logika, hal yang sama juga didapatkan dengan pembuatan sumur bor
dan pengorekan tali air. Selain peningkatan pendapatan, peningkatan pertumbuhan dan kepadatan penduduk juga terjadi dikarenakan semakin baiknya prasarana
di Kecamatan Tanjung Beringin sehingga mendorong hasrat masyarakat untuk
membangun rumah atau gedung lainnya di sekitar wilayah kecamatan tersebut. Kerangka pemikiran ini dapat dilihat secara sederhana pada Gambar 2.2.
Gerbang Swara Kecamatan Tanjung Beringin
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
Masyarakat
Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum
Pengorekan Tali Air Pembuatan Sumur Bor
Rehab Jalan
Pendapatan Masyarakat
Pengembangan Wilayah Produksi Pertanian
Aksesibilitas
Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
2.7. Hipotesis Penelitian