Pengukuran secara tidak langsung volume cairan tubuh terbatas hanya memperkirakan persentase dari volume cairan tubuh dan juga komponen-
komponen tubuh yang lain. Beberapa metode pengukuran yang ada antara lain adalah, Hydrostatic WeighingUnder Water Waighing, Dual-Energy X-Ray
Apbsorptiometry DEXA, Bod Pod Air Displacement, Near Infrared Interactance NIR, Magnetig Resonance Imaging MRI, Total Body Electrical Conductivity
TOBEC, Total Body Water TBW, Total Body Potasium TBK, dan Bioelectrical Impedance Analysis BIA.
Dari semua metode pengukuran tersebut diatas, BIA mempunyai kelebihan yaitu sederhana, dapat dilakukan dengan cepat, biaya murah, dan akurasi
mendekati nilai yang sebenarnya.
15,16
2.2. Bio Impedance Analysis
Bio Impedance Analysis BIA adalah metode noninvasif dalam
mengevaluasi komposisi cairan tubuh, sederhana, aman, murah, mudah digunakan, hasil segera didapat, dapat dibawa kemana-mana, dan banyak dipakai
di unit hemodialisis. BIA
menganalisa komposisi cairan tubuh secara tidak langsung dengan mencatat perubahan
impedance arus listrik segmen tubuh.
15
Prinsip BIA
adalah mengukur perubahan arus listrik jaringan tubuh yang didasarkan pada asumsi bahwa jaringan tubuh adalah merupakan konduktor
silinder ionik dimana lemak bebas ekstrasellular dan intraseluler berfungsi sebagai resistor
dan kapasitor
. Arus listrik dalam tubuh adalah jenis ionic
dan berhubungan dengan jumlah ion bebas dari garam, basa dan asam, juga
berhubungan dengan konsentrasi, mobilitas, dan temperatur medium. Jaringan terdiri dari sebagian besar air dan elektrolit yang merupakan penghantar listrik
yang baik, sementara lemak dan tulang merupakan penghantar listrik yang buruk.
16
Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam BIA yaitu impedance,
resistance R
dan
capasitance Xc.
Impedance adalah perubahan frekuensi arus listrik yang melewati jaringan tubuh
dimana frekuensi arus listrik diperlambat atau dihambat.
Impedance merupakan kombinasi dari
resistance R dan
capasitance
Xc . Resistance
merupakan tahanan frekuensi arus listrik yg dihasilkan oleh cairan intra dan ekstrasel sedangkan c
apasitance merupakan tahanan frekuensi
arus listrik yg dihasilkan oleh jaringan dan membran sel. Resistance
dan capasitance
berbanding lurus dengan panjang jaringan dan berbanding terbalik dengan tebal jaringan tubuh. Gambar 1
Gambar 1. Arus listrik yang dipegaruhi panjang dan tebal jaringan.
Dikutif dari 16
Impedance total adalah kombinasi dari
resisten dan reaktan sepanjang jaringan.
Resisten dan
kapasitan dapat diukur dengan berbagai tingkat frekuensi.
Pada frekuensi nol gelombang tidak dapat menembus membran sel yang berfungsi sebagai insulator, dan karenanya gelombang hanya melewati cairan ekstraseluler,
sedangkan frekuensi tinggi gelombang dapat menembus membran sel yang menjadi kapasitor sempurna, dan karenanya gelombang melewati cairan
intraseluler dan ekstraseluler. Dengan frekuensi 50 kHz, gelombang melewati baik cairan intra dan ekstraseluler, meskipun proporsinya berbeda dari jaringan ke
jaringan lain. Hubungan antara
resistance dengan
capasitance merefleksikan perbedaan
elektrik dari jaringan yang dipengaruhi oleh berbagai penyakit, status nutrisi dan status volume cairan tubuh.
Pengukuran dari hubungan ini merefleksikan volume cairan tubuh {Total Body Water TBW, Extracelluler Water ECW dan Intracelluler Water ICW} dan status
nutrisi tubuh {Body Cel Mass BCM, Fat Free Mass FFM dan Fat MassFM}. Elektroda
BIA umumnya ditempelkan pada permukaan tangan dan kaki,
pengukuran dilakukan pada temperatur ruangan normal dimana pasien tidak merasa kedinginan atau kepanasan. Pengukuran tidak boleh dilakukan segera
setelah makan, minum dan olah raga. Pengukuran biasanya dilakukan 10 menit sebelum HD atau 10 menit setelah HD.
15-18
Gambar 2.
Gambar 2. Tehnik pengukuran komposisi tubuh dengan BIA
Dalam penatalaksanaan pasien-pasien hemodialisis reguler, aplikasi klinis pemakaian
BIA mencakup.
1
1. Menentukan status volume cairan tubuh. Salah satu tujuan terapi hemodialisis adalah mencapai dan mempertahankan
keadaan euvolemik yang disebut sebagai berat badan kering. Pengeluaran cairan yang inadekuat dapat menyebabkan hipertensi, sesak nafas, edema, dan edema
pulmonum, pengeluaran cairan berlebihan akan menyebabkan hipotensi, kram otot dan muntah-muntah. Pengukuran langsung
TBW dan kompartemennya dapat
membantu secara kwantitatif dalam menentukan status volume cairan tubuh. 2. Memahami mekanisme perubahan fisiologik dan hemodinamik selama sesi
hemodialisis. Dengan adanya perbedaan volume cairan antar kompartemen,
BIA dapat
digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi perpindahan cairan antar
kompartemen, mempelajari perubahan fisiologik cairan selama hemodialisis dan menentukan strategi untuk mendapatkan hemodialisis yang efektif dan ditoleransi.
3. Monitoring adekuasi hemodialisis. Tujuan hemodialisis adalah untuk mencapai bersihan adekuat dari molekul-
molekul kecil seperti urea. Urea kinetic modelling
adalah yang umum digunakan untuk memperkirakan bersihan urea plasma selama hemodialisis dan penentuan
lama hemodialisis. Pengguanaan u rea kinetic modelling
menunjukkan keakuratan pengukuran
TBW oleh karena berhubungan dengan
KtV, dimana
K adalah
bersihan urea dari dialiser mlmnt, t
adalah waktu mnt dan V adalah volume distribusi urea L. Karena urea diasumsikan terdistribusi dalam cairan tubuh,
V=TBW. BIA digunakan sebagai alat yang sederhana dalam mengukur TBW oleh
karena itu dapat memonitoring terapi hemodialisis. 4. Penentuan status nutrisional.
Malnutrisi dan penurunan massa lemak tubuh FFM
adalah faktor risiko signifikan dalam kenaikan angka mortalitas pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian
belakangan ini menunjukkan konsentarsi serum albumin 40 gL pada pasien hemodialisis berhubungan dengan peningkatan risiko kematian. Faktor-faktor yang
menyebabkan malnutrisi adalah asupan yang kurang oleh karena anoreksia atau muntah, peningkatan katabolisme protein oleh karena hemodialisis inadekuat,
asidosis metabolik dan kehilangan asam amino bebas selama hemodialisis. Pengukuran
FFM dan
Fat Mass oleh BIA dapat membantu mendeteksi kondisi
malnutrisi pasien.
Parameter BIA
yang digunakan untuk menilai status volume cairan tubuh adalah;
Total Body Water TBW, Extracellular Water ECW, Intracellular Water ICW, TBW , ECWTBW , ICWTBW , ECWICW , Dry Wight kg
dan Total Bodi Potassium TBK. Disamping itu
TBW berhubungan langsung
dengan perkiraan berat badan kering pasien. TBP
juga berhubungan dengan kadar total kalium tubuh intra dan ekstraseluler. Kelebihan volume cairan tubuh
dikarakteristikkan dengan peningkatan TBW, ECW
dan penurunan ICW
.
1,19
2.4. Kualitas Hidup Pasien HD Reguler