Klasifikasi Pinang Ketersedian bahan Baku

bulat telur memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah orange. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda, perbanyakan dengan biji.

2.2.1 Klasifikasi Pinang

Pinang berdasarkan bentuk biji dan ciri – ciri khas lainnya dapat dibagi atas dua golongan: a. Pinang Putih Jenis ini dianggap paling baik karna jika dimakan atau dikunyah mengeluarkan aroma seperti nasi yang baru dimasak. Buah pinang ini mempunyai warna kuning sampai kuning jingga dan besarnya seperti telur itik. Jenis Banyak dijumpai di daerah Kabupaten Deli Serdang dan Simalungun. b. Pinang Hitam Buah pinang ini mempunyai ukuran lebih kecil dari pinang putih dan selalu dipetik ketika masih hijau. Jenis ini banyak terdapat didaerah kabupaten Labuhan Batu dan Nanggro Aceh Darussalam. Biji pinang ini banyak diekspor ke Cina dan India Tampubolon,1982. Luas perkebunan rakyat untuk tanaman pinang di Indonesia menunjang kegiatan eksport, data luas perkebunan dapat dilihat pada table 2.3 Tabel 2.3 Luas Tanaman Pinang Hasil Perkebunan Rakyat di Indonesia. Tahun 2002 2003 2004 2005 Pinang Ha 87.500 91.400 82.600 87.600 Sumber: BPS- Indonesia,2007 Di Indonesia buah pinang selain ekspor, digunakan juga untuk ramuan sirih, biasanya buah pinang yang digunakan adalah buah pinang yang segar meskipun ada juga yang menggunakan buah pinang yang sudah kering. Buah pinang mengandung bermacam – macam senyawa lain seperti tannin, alkaloid, lemak, air, minyak atsiri, dan sedikit gula. Karena banyak senyawaan yang terkandung sehingga di dapat hasil yang cukup bak, terutama senyawa tanin. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Komposisi Kimia Biji Pinang. Komponen Asal Pinang Kalimantan selatan Kadar Kanara Utara, India Kadar Tanin Alkoloid Lemak Nitrogen Fosfor P 2 O 5 Magnesium MgO Kalsium Kadar Sari Kadar abu 26,60 0,51 13,90 0,76 0,02 0,26 0,12 13,64 1,64 22,71 0,15 14,11 1,89 - - - 15,69 1,54 Sumber : Departemen Penelitian LIPTAN, 1992

2.2.2 Ketersedian bahan Baku

Pinang adalah tanaman yang banyak dijumpai di sumatera utara terutama di kabupaten Asahan, kabupataen Simalungun, kabupaten Labuhan Batu dan kabupaten Deli Serdang. Untuk selengkapnya data produksi biji pinang dapat dilihat pada tabel. Tabel 2.5 jumlah ekspor produksi pinang tanaman perkebunan rakyat menurut kabupaten Tabel 2.5 Data Statistik Eksport Pinang di Sumatera Utara. HS code Jumlah eksport Kg FOB value Tahun 080290110 Areca Nut 080290110 Areca Nut 080290110 Areca Nut 081290100Areca Nut 37.368.187 13.839.448 8.247.409 128.651.780 9.021.480 4.263.467 2.572.189 49.580.971 2002 2003 2004 2005 Sumber: BPS- Indonesia,2007 Universitas Sumatera Utara Bahan baku yang digunakan berupa pinang yang telah dikupas kulit dan cangkangnya, sedangkan pelarut yang digunakan berupa etanol 96 . Sifat-sifat dari etanol adalah sebagai berikut : - Berat molekul = 46,07 grmol - titik beku = -144,4 ºC. - Panas laten = 25,76 kalgr. - Densitas pada 30 ºC = 0,79271 grml. - Spesifik gravity = 0,789 - viskositas pada 30 ºC = 0,0094 Cp - Warna bening dengan bau menyengat.

2.2.3 Pemilihan Proses Pembuatan Tanin