ANALISIS TENTANG JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN PENUTUP PENDAHULUAN TINJAUAN TEORITIS TENTANG JAMINAN DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH PROFIL MENGENAI LKS BERKAH MADANI KELAPA DUA ANALISIS TENTANG JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA LKS BERKAH MADANI KELAPA DUA

BAB IV ANALISIS TENTANG JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN

MUDHARABAH PADA LKS BERKAH MADANI KELAPA DUA A. Analisis Terhadap Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua.................................................. B. Analisis Terhadap Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua.................................................. C. Analisis Hukum Islam Terhadap Fungsi Jaminan dalam Pembiayaan Mudharabah pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran-saran ............................................................................ 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak manusia mengenal hidup bergaul, timbullah suatu masalah yang harus dipecahkan bersama-sama, yaitu bagaimana setiap manusia memenuhi kebutuhan hidup mereka masing-masing karena kebutuhan seseorang tidak mungkin dapat dipenuhi oleh dirinya sendiri. Semakin luas pergaulan mereka, bertambah kuatlah ketergantungan antara satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan itu. Sesuai dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan oleh orang lain. Dalam ekonomi Islam, ketergantungan semacam ini terdapat dalam model kerja-sama yang dikenal dengan musyarakah syirkah dan mudharabah. Dengan adanya kerjasama semacam itu dapat diharapkan bahwa kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Seiring perkembangan zaman, manusia membuat lembaga formil untuk melegalkan transaksi-transaksinya tersebut di mata hukum agar dapat dipertanggung-jawabkan jika suatu saat terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku. Lembaga tersebut adalah lembaga Keuangan, baik berupa bank atau non bank. Bank yang dalam konteks ekonomi sebagai sarana peredaran uang selalu berupaya agar dana yang terkumpul dapat tersalurkan guna memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Sebab, di satu sisi, manusia memiliki kelebihan dana sehingga dia menyimpan uangnya tersebut pada bank supaya aman. Di sisi lain, ada yang tidak memiliki dana namun dia mempunyai tekad dan kemampuan untuk berusaha demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah kiranya yang memunculkan akad kerja-sama mudhârabah sehingga dana dapat tersalur dan dapat mewujudkan kesejahteraan yang merata serta untuk memperoleh keberkahan sesuai dalam hadis rasulullah SAW yaitu : ْﻬ ْ ﺎ , لﺎ ْ أ ْ : ﷲا ﻰ ﷲا لْﻮﺳر لﺎ ْ ﺔآﺮ ا ﻬْﻓ ث ﺛ ﺳو , أ ﻰ ا ْ ا , ﺮ ْا ْ و ﺔﺿرﺎ ْاو ْ ْ ْ ْ ﺮْ ﺎ . ﺎ اور 1 Artinya : Dari Shalih bin Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradah mudharabah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual. H.R Ibnu Majjah Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja-sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul mâl menyerahkan 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Mudharabah disebut juga muqaradhah qiradh. Qiradh berasal dari kata al qardhu, artinya pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan yang mendapat keuntungan 2 . 1 Al-Hafidzi Abi Abdullah Muhammad Ibnu Yazid Al-Qozwilni Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Juz III dalam Kitab Tijarah, Libanon, Darul Ihya Al-Turats, 1975, h. 768 2 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta, Gema Insami Press, 2001, h. 95 Ada hal menarik dalam perkembangannya mengenai pembiayaan mudharabah ini. Dalam fatwa MUI Majelis Ulama Indonesia 3 , pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang bersifat amanah yad al-amanah. Perjanjian ini merupakan perjanjian yang menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan menjunjung tingkat keadilan antara kedua belah pihak. Karenanya masing- masing pihak harus menjaga kepentingan bersama. Artinya, tidak diperkenankan shahibul mâl memintakan jaminan kepada mudharib karena mudharib hanyalah sebagai pengelola modal. Dalam literatur fikih pun tidak tercantum bahwa jaminan sebagai salah satu syarat dari perjanjian tersebut. Sedangkan dalam penjelasan pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan pembiayaan, bank syariah harus melakukan penilaian dengan seksama terhadap 5 C Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition of Economi dari nasabah debitur. Di samping itu bank juga harus memperhatikan hasil AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan skala besar bagi perusahaan besar dan berisiko besar. 3 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta, PT Intermasa, 2003, h. 48 Untuk mengurangi risiko pada kesanggupan serta kemampuan tersebut, jaminan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Masih pada UU Perbankan No.10 dalam pasal 1 mengenai ketentuan umum penjelasan no. 23 yaitu : Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Hal ini menjelaskan bahwa jaminan harus pula disertakan dalam bentuk agunan. Jelas terlihat bahwa dalam literatur fikih dan dalam fatwa MUI, jaminan dalam pembiayaan mudharabah adalah tidak diperlukan. Sedangkan dalam ketentuan UU Perbankan yang telah tersebutkan di atas, jaminan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh bank lembaga keuangan syariah mengingat dana masyarakat yang harus dilindungi agar jangan sampai merugikan masyarakat selaku nasabah, maupun pihak bank lembaga keuangan syariah sendiri. Padahal, menurut pengertian mudharabah di atas, dapat tergambar bahwa mudharib adalah pihak yang tidak mempunyai uang sehingga dia memohon kepada orang lain untuk memberikan modal dengan catatan pengembalian modal dan pembagian keuntungan jika ada keuntungan. Kemudian menjadi hal yang menarik untuk melihat apakah lembaga keuangan syariah di Indonesia, khususnya LKS Berkah Madani Kelapa Dua selanjutnya disebut LKS Berkah Madani, telah menerapkan prinsip syariah secara murni dalam praktik muamalah di lapangan, terutama terhadap jaminan dalam pembiayaan mudharabah. Sebab menurut penulis, akad mudharabah merupakan akad yang paling cocok untuk diterapkan di Indonesia jika sesuai dengan prinsip syariah mengingat Indonesia masih membutuhkan dana untuk mengembangkan perekonomian yang terbentur pada masalah modal dana. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin membahas masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul Fungsi Jaminan Dalam Pembiayaan Mudharabah Studi Pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Penulis membatasi permasalahan mengenai hal-hal sebagai berikut: a Pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh LKS Berkah Madani Kelapa Dua b Fungsi jaminan yang diterapkan pada pembiayaan mudharabah LKS Berkah Madani Kelapa Dua c Analisis hukum Islam terhadap jaminan dalam pembiayaan mudharabah 2. Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pokok- pokok permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut : a Bagaimana konsep pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh LKS Berkah Madani Kelapa Dua? b Bagaimana fungsi jaminan yang diterapkan dalam pembiayaan mudharabah pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua? c Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap jaminan dalam pembiayaan mudharabah pada LKS Berkah Madani Kelapa Dua?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai konsep pembiayaan mudharabah dan mengenai fungsi dari jaminan yang disertakan dalam pembiayaan mudharabah oleh Berkah Madani Kelapa Dua, serta untuk mendapatkan informasi tentang pandangan hukum Islam terhadap fungsi jaminan dalam pembiayaan mudharabah. 2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan manfaat antara lain : a Bagi peneliti adalah untuk memperbanyak wawasan mengenai konsep pembiayaan mudahrabah, khususnya mengenai fungsi jaminan pada pembiayaan mudharabah. b Untuk lembaga keuangan syariah, agar dapat mengetahui bagaimana menurut hukum Islam mengenai jaminan dalam pembiayaan mudharabah. c Bagi masyarakat luas, dapat menjadi bahan rujukan ketika hendak melakukan perjanjian kerja-sama berupa mudharabah dan diminta untuk menyertakan jaminan oleh bank lembaga keuangan syariah, masyarkat telah mengerti maksud dari penyertaan jaminan.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah membuka daftar skripsi tahun sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa belum ada skripsi sebelumnya yang membahas mengenai fungsi jaminan dalam pembiayaan mudharabah. Skripsi sebelumnya yang membahas mengenai jaminan dan telah terdaftar dalam pustaka skripsi UIN Syarif Hidayatullah adalah: 1. Aplikasi kegiatan penjaminan dalam bidang perbankan dilihat dari prinsip konvensional dan syariah. Oleh Anifa, 2002. Skripsi tidak dapat diperlihatkan oleh perpustakaan fakultas Syariah dan Hukum. 2. Penjaminan barang gadai dalam perspektif Islam dan aplikasinya pada bank syariah Studi kasus pada BNI Syariah, oleh Livia, 201046100855, 2005. Gadai dalam perbankan syariah ditetapkan dalam 2 produk perbankan yaitu sebagai produk pelengkap dan produk pinjaman atau produk tersendiri. Mekanisme rahn dalam perbankan adalah nasabah yang menyerahkan barang kepada bank untuk ditaksir. Apabila nasabah setuju, maka akad terjadi dan nasabah akan mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan dan setelah jatuh tempo, nasabah harus melunasi pinjaman tersebut. Pembahasan dalam skripsi ini lebih ditekankan pada bagaimana pandangan hukum Islam mengenai penyertaan jaminan dalam pembiayaan mudharabah.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu peneliti menggambarkan permasalahan yang didasari pada data yang ada kemudian diambil kesimpulan. 4 Jadi, dalam penelitian ini penulis hendak mendapatkan gambaran mengenai jaminan yang diterapkan dalam pembiayaan mudharabah pada Berkah Madani dan kemudian diambil kesimpulan.. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : a Studi Kepustakaan Library Research Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode library research, yaitu studi buku-buku di perpustakaan dengan pengumpulan data dari buku-buku yang relevan dengan studi ini. Dan juga dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini. b Studi Lapangan Field Research Penelitian lapangan adalah untuk memperoleh data yang valid, penulis terjun langsung ke lapangan atau ke lokasi penelitian yaitu LKS Berkah Madani Kelapa Dua. Penulis menggunakan wawancara untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data 4 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1998, cet 3, h. 105 tentang fungsi jaminan pada pembiayaan mudharabah. Pelaksanaannya dilakukan terhadap orang yang mengetahui banyak tentang jaminan. Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan dalam skripsi ini, penulis akan menguraikan secara sistimatis bab per bab yang erat kaitannya antara bab satu dengan bab yang lainnya karena merupakan sebuah satu rangkaian. Skripsi ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistimatika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG JAMINAN DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

Bab ini membahas tentang pengertian jaminan, jaminan pada umumnya, jaminan menurut hukum Islam, fungsi jaminan, pengertian dan landasan hukum mudharabah, rukun dan syarat akad mudharabah, macam-macam mudharabah dan fasad batalnya akad mudharabah.

BAB III PROFIL MENGENAI LKS BERKAH MADANI KELAPA DUA

Bab ini berisi tentang sejarah LKS Berkah Madani, visi dan misi, struktur organisasi, produk-produk dan jasa Berkah Madani, arah perkembangan usaha, prosedur pembiayaan mudharabah pada LKS Berkah Madani dan penerapan jaminan dalam akad mudharabah.

BAB IV ANALISIS TENTANG JAMINAN DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA LKS BERKAH MADANI KELAPA DUA

Dalam bab ini membahas tentang analisis terhadap penerapan jaminan dalam akad mudharabah, analisis terhadap prosedur pembiayaan pada LKS Berkah Madani, dan analisis hukum Islam terhadap fungsi jaminan dalam pembiayaan mudharabah

BAB V PENUTUP