BAB III
TANGGUNG JAWAB
DOKTER DOKTER
DALAM PERJANJIAN
TERAPEUTIK TRANSAKSI
MEDIS
A. Dokter sebagai Salah satu Tenaga Kesehatan
Konsep profesi mencakup isi, klien, organisasi dan pengawasan. Suatu profesi berlandaskan atau disusun berdasarkan suatu kumpulan pengetahuan yang
terspesialisasi yang tidak mudah diperoleh dan dalam tangan praktisi yang ahli, memenuhi kebutuhan atau melayani para klien. Menurut everett Hughes, suatu
profesi memiliki suatu lisensi dan suatu mandat untuk melaksanakan pekerjaan, sebagian lagi disahkan oleh hukum, dan sebagian lagi disahkan oleh kesepakatan
informal dari masyarakat atau persetujuan, bahwa tuntutan terhadap status profesional itu memang benar-benar sah.
2399
Sedangkan menurut Friedson, suatu profesi juga dapat dilihat sebagai status istimewa dalam pembagian kerja yang
didukung oleh kepercayaan pihak resmi dan kadang-kadang juga oleh pihak kepercayaan masyarakat, bahwa status itu memang pantas.
100
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter, merupakan suatu profesi. Menurut Soerjono Soekanto ciri-ciri pokok suatu profesi antara lain :
a Warga masyarakat yang memerlukan bantuan atas jasa profesional dan
memintanya, biasanya berada dalam posisi tergantung. Yang
99
Everett Hughes dan Friedson 1972 :187 dalam George M. Foster dan Barbara GaUatin Anderson, Antropologi Kesehatan, Penerjemah : Priyanfi Pakan
Suryadarma dan Meutia F.Hatta Swasono, Cetakan I, Penerbit UI Press, Jakarta, 1986, h. 210
100
Ibid
67
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan meminta bantuan berdasarkan tujun tertentu dalam fikirannya, misalnya agar penyakitnya sembuh.
b Hubungan antara warga masyarakat yang memerlukan bantuan
profesional dengan pihak yang memberikan jasa profesionaldengan pihak yang memberikan jasa profesional dengan pihak yang memberikam jasa
profesional didasarkan pada kepercayaan. Artinya pihak pertama bersedia memberikan segala informasi yang diperlukan oleh pihak kedua, hal
mana biasanya tidak dilakukan kepada pihak lain.
c Secara umum, apabila warga masyarakat meminta bantuan jasa
profesional atas dasar kepercayaan, tidak dapat menilai kegiatan atau keterampilan profesional yang diterimanya.
d Seseorang yang melaksanakan pekerjaan profesional yang didasarkan
pada kepercayaan hampir selalu berada pada posisi mandiri walaupun yang bersangkutan bekerja pada pihak lain. Walaupun ada taraf otonomi
profesional tertentu, akan tetapi atasan mempunyai wewenang untuk dalam hal-hal tertentu memberikan petunjuk-petunjuk yang bersufat
korektif.
e Sifat pekerjaan profesional mengakibatkan bahwa suatu hasil yang pasti
tidak selalu dapat dijamin, hanya ada kewajiaban untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Akan tetapi pembuktian bahwa pekerjaan
telah dilakukan sebaik-baiknya tidak selalu dapat dibuktikan dengan mudah.
101
Profesi kedokteran diatur menurut Kode Etik Kedokteran dan lafal sumpah dokter. Kode etik adalah pedoman perilaku. Kode Etik Kedokteran Indonesia
dikeluarkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan no. 434 Men.KesSKX1983. Kode Etik Kedokteran Indonesia KODEKI disusun
dengan mempertimbangkan International Code of Medical Ethics dengan landasan idiil Pancasila dan landasan strukturil Undang-undang Dasar 1945. Kode Etik
Kedokteran Indonesia ini mengatur hubungan antar manusia yang mencakup
101
Soerjono Soekanto, Aspek Hukum Kesehatan Suatu Kumpulan Catatan, Jakarta, 1989, h. 166-167.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban umum seorang dokter, hubungan dokter dengan pasiennya, kewajiban dokter terhadap sejawatnya dan kewajiban dokter terhadap diri sendiri.
Pengertian dokter adalah orang yang karena pengetahuan dan keilmuannya, diberikan hak dan kewajiban untuk memeriksa penderita, mendiagnosa
penyakitnya, memberikan pengobatan dan menentukan prognosa secara rasional berdasarkan kaidah ilmu kedokteran.
Veronika Komalawati merumuskan bahwa dokter sebagai pengemban profesi, merupakan orang yang memiliki keahlian keilmuan dalam bidang
kedokteran yang secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang memerlukan pelayanannya.
24102
Dokter sendiri yang memutuskan apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan tindakan profesionalnya, dan secara pribadi
bertanggung jawab atas mutu pelayanan yang diberikannya. Jadi hubungan yang terjadi antara pengemban profesi dengan anggota masyarakat adalah hubungan
yang sifatnya pesonal, yaitu hubungan antara subjek pendukung hak yang secara formal yuridis mempunyai kedudukan yang sama, atau dengan kata lain hubungan
dokter dengan pasien merupakan hubunngan personal yang bersifat horizontal sejajar.
Menurut Sarsintorini Putra ciri khusus profesi adalah disterested, rasionalitas, spesifitas fungsional, dan universalisme. Demikian pula profesi
kedokteran mengharuskan penguasaan pengetahuan umum dan sistematik yang
102
Veronica Komalawati, Op.Cit, h.14
Universitas Sumatera Utara
tinggi long life education, menjaga martabat profesi, lebih berorientasi kepada kepentingan umum, menjadi seoranng suci dan mengabdikan diri sepenuh
waktunya untuk profesinya.
25103
Kehormatan profesi kedokteran terletak pada kepercayaan pasien terhadap profesi ini dokter, maka kedudukan yang lemah pada pasien tidak boleh
disalahgunakan. Agar mendapatkan kepercayaan dari pasien, dokter harus berpegang pada standar etis yaitu KODEKI, dengan asas-asasnya primum non
nocere yang artinya sejak dari awal tidak ada niat untuk menyakiti, mencederai, merugikan atau mencelakakan pasien, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Tindakan medis seorang dokter juga harus bersifat beneficence artinya
segala tindakan medis yang dilakukan itu adalah untuk kebaikan sosial, agama, jenis kelamin, politik, dan jujur, yakni dokter menghargai hak pasien, memahami
batas kompetensinya, memberikan kepada warga masyarakat, tergantung pada kualitas tenaga kesehatan. Etika yang mendukung dan mengembangkan kualitas
tenaga kesehatan, etika yang mendukung dan mengembangkan kualitas tenaga kesehatan serta warga masyarakat, fasilitas pendukung proses pelayanan
kesehatan, dan taraf pemahaman warga masyarakat dan para pemimpin, dan kesehatan masyarakat.
103
Sarsintorim Putra, Perlindungan Hukum bagi Konsuinen Jasa Pelayanan Kesehatan untuk Mewujudkan Derajat Kesehatan yang Optimal, Semarang: Orasi Iimiah
dalam Dies Nataliske-37 Universitas 17 Agustus 1945,30 Agustus 2000, h. 20-21
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan dokter haruslah didasarkan pada penghargaan atas martabat manusia dan upaya pelayanan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan seutuhnya. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Indonesia IDI sebagai satu-satunnya organisasi profesi para dokter di Indonesia, terbentuk agar
dapat memberikan pelayanan kedokteran yang bermutu dan profesional, yang menjunjung tinggi etika kedokteran serta peningkatan kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, melalui pemberdayaan dan kebebasan profesi kedokteran.
B. Kedudukan Dokter di Rumah Sakit