BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perjanjian Terapeutik merupakan suatu bentuk perjanjian atau perikatan antara
dokter dengan pasien, yang berlaku semua ketentuan hukum perdata. Dalam Perjanjian terapeutik pada hubungan dokter Dan pasien tercakup dalam
pengertian perjanjian Inspannings verbintenis berdasarkan usaha yaitu objek Daripada perjanjian terapeutik adalah bukan pada hasil yang ingin dicapai yaitu
kesembuhan, melainkan suatu usaha dokter yang maksimal untuk kesembuhan pasien.
Perjanjian yang terjadi antara dokter dengan pasien untuk dilakukan tindakan medis adalah pada saat pasien datang membawa keluhan, menyatakan
menyetujui untuk diambil tindakan medis, dilakukan anamnesa, wawancara, dan berdasarkan pada informed consent yang diperoleh dokter menjadi dasar
untuk dilakukan tindakan medis. Pada saat itulah terjadi kesepakatan antara dokter dengan pasien yang disebut dengan perjanjian terapeutik.
2. Dokter bertanggungjawab sepenuhnya atas tindakannya terhadap pasien
dimulai saat terjadinya perjanjian terapeutik, yaitu pada saat pertama kali pasien datang ke rumah sakit dengan membawa keluhan gangguan kesehatan sakit,
menyatakan bersedia untuk dilakukan tindakan medis, kemudian dilakukan tindakan medis oleh dokter sebagai upaya kesembuhan pasien.
149
Universitas Sumatera Utara
Tanggung jawab profesional dokter diatur dalam ketentuan- ketentuan profesional dokter yaitu KODEKI dan Tuchresht atau hukum pengendalian,
artinya seorang dokter mempunyai tanggung jawab profesional terhadap sejawatnya dan profesinya. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran MKEK,
merupakan badan yang bertugas membina dan mengawasi pelaksanaan etik anggota yang berada di bawah struktur organisasi IDI sebagai organisasi ikatan
profesi medik terhadap anggotannya. Pertanggungjawaban dokter dalam kesalahan perdata dapat disebabkan
oleh; pelanggaran hak, unsur kesalahan dan kerugian yang diderita oleh penggugat. Pertanggungjawaban dalam kesalahan perdata pada umumnya
memerlukan suatu unsur kesalahan atau kesengajaan yang diperlukan umumnya lebih kecil. Suatu unsur yang esensial dari banyak kesalahan perdata adalah
bahwa penggugat harus sudah menderita kerugian fisik atau finasial sebagai akibat dari perbuatan tergugat.
Secara pidana dokter bertanggung jawab terhadap hal yang mengenai pelanggaran yang berkaitan dengan praktik kedokteran dan sanksi administratif
yang dapat diberikan terhadap pelanggaran-pelanggaran pelaksanaan upaya kesehatan oleh dokter.
Penentuan bersalah atau tidaknya dokter untuk dapat dimintakan pertanggungjawaban terhadap pasien yang mengalami kerugian, harus
Universitas Sumatera Utara
dibuktikan terlebih dahulu apakah terjadi pelanggaran standard ukuran profesi dokter, yaitu kewenangan, kemampuan rata-rata, dan keseksamaan.
3. Pasien sebagai jasa pelayanan medis, termasuk dalam pengertian konsumen
sebagaimana diisyaratkan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Adapun jasa menurut pengertian Undang-Undang ini adalah setiap layanan
yang berbentuk pekerjaan atau prestasi dibidang medis yang disediakan oleh dokter sebagai pelaku usaha, yang dimanfaatkan oleh pasien sebagai konsumen
jasanya. Dengan demikian jasa pelayanan medis adalah termasuk kedalam ruang lingkup Undang-Undang Perlindungan Konsumen, karena pada dasarnya
pasien adalah konsumen jasa medis yang harus dilindungi hak-haknya oleh Undang-Undang, termasuk Undang-undang perlindungan konsumen.
UU perlindungan Konsumen bukan merupakan awal dan akhir hukum yang mengatur tentang perlindungan konsumen. Ada undang-undang yang
materinya melindungi kepentingan pasien antara lain Undang-undang Kesehatan. Terbentuknya Undang-undang Kesehatan dengan tujuan agar pelaku usaha
dokter dan konsumen jasa pelayanan kesehatan pasien mendapatkan perlindungan dari UUPK.
Hak-hak Pasien dilindungi oleh hukum dengan dapat mengajukan gugatan secara perdata dan pidana, serta secara administratif hak-hak pasien terlindungi dari
penyimpangan secara administratif yang dilakukan oleh dokter.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran