Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit Curcuma domestica Val. Terhadap Mencit, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, dan salah satunya adalah tanaman obat. Tanaman ini terdapat di seluruh pelosok tanah air,
yang penggunaannya dapat dalam bentuk segar tunggal maupun campuran serta dapat berupa ramuan yang lebih dikenal sebagai obat tradisional atau jamu.
Pemanfaatan obat tradisional oleh masyarakat sejak zaman dahulu, secara empiris terbukti bahwa obat tradisional relatif aman dikonsumsi manusia. Meskipun
demikian, pembuktian ilmiah tetap diperlukan Suharmiati, 2006. Kunyit Curcuma domestica Val. termasuk salah satu tanaman rempah dan
obat yang sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagian besar jamu yang beredar di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lain selalu
menggunakan kunyit sebagai salah satu bahan baku Nugroho, 1998. Kunyit sudah digunakan dalam pengobatan tradisional bagi beberapa
penyakit misalnya antiinflamasi, alergi dan antibakteri. Warna kuning dari kunyit disebabkan adanya senyawa kurkuminoid yang merupakan komponen utama
tumbuhan kunyit dan memiliki peran penting dalam aktivitas antiinflamasi Chattopadhyay, 2004.
Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia perusak, atau zat-zat mikrobiologik.
Inflamasi adalah suatu usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan
Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit Curcuma domestica Val. Terhadap Mencit, 2009.
USU Repository © 2009
jaringan. Jika terjadi proses penyembuhan, biasanya peradangan akan mereda Mycek, 2001.
Pengobatan inflamasi mempunyai dua tujuan utama. Pertama, meringankan rasa nyeri yang sering merupakan gejala awal yang terlihat; dan kedua,
memperlambat atau membatasi proses perusakan jaringan. Obat-obat
antiinflamasi nonsteroid AINS dan kortikosteroid sama-sama memiliki kemampuan untuk menekan tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi, namun
sayangnya kedua golongan obat ini yang biasa digunakan dalam pengobatan inflamasi seringkali menimbulkan efek yang merugikan dan berbahaya seperti
kerusakan gastrointestinal, nefrotoksik dan hepatotoksik Katzung, 2002. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang efek
antiinflamasi ekstrak rimpang kunyit Curcumae domesticae rhizoma dalam bentuk sediaan topikal. Pengujian efek antiinflamasi ekstrak rimpang kunyit
dilakukan secara topikal terhadap telapak kaki mencit dengan penginduksi larutan karagenan 1 bv. Mengapa dalam penelitian ini tidak diberikan secara oral,
tetapi secara topikal, mengingat : a.
secara empiris, kunyit digunakan sebagai antiinflamasi dengan cara dioleskan. b.
Secara teknis, jika ekstrak kunyit diberikan dalam bentuk larutan, warna kuning dari ekstrak akan menempel pada mulut mencit, jika diberikan dalam
bentuk kapsul, tidak ada ukuran kapsul untuk mencit. Pengukuran radang dilakukan dengan alat plestimometer digital dan sebagai
pembanding positif sediaan antiinflamasi topikal yaitu Voltaren Emulgel yang mengandung dietilamin diklofenak tiap 1 gram dietilamin diklofenak setara
dengan 10 mg natrium diklofenak.
Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit Curcuma domestica Val. Terhadap Mencit, 2009.
USU Repository © 2009
1.2 Kerangka Pikir Penelitian