31
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual
Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang mengenai paru-paru manusia yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium
tuberculosis ini merupakan penyakit kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat dan ditakuti karena menular dan salah satu penyebab kematian di
Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Setiap tahun terdapat 450.000 kasus TB dan sepertiga penderita di
puskesmas serta sepertiga ditemukan di pelayanan rumah sakitklinik pemerintah swasta dan sisanya belum terjangkau unit pelayanan kesehatan Depkes RI, 2002.
Program penanggulangan penyakit TB paru nasional dilakukan melalui strategi DOTS dan penyuluhan kesehatan. Strategi DOTS direkomendasikan oleh
WHO, yang telah terbukti cukup efektif dalam penyembuhan penderita TB paru di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Ada lima komponen yang
diutamakan yaitu : pertama, komitmen politisi dengan adanya jaminan komitmen pemerintah untuk menanggulang TB paru. Kedua, penemuan kasus secara benar
dengan pemeriksaan mikroskopis. Ketiga, pemberian obat yang diawasi secara langsung PMO. Keempat, jaminan tersedianya obat secara teratur,menyeluruh
dan tepat waktu. Kelima, sistem monitoring serta pencatatan dan pelaporan yang baik. Selain strategi DOTS program lain yang dapat dilaksanakan yaitu
penyuluhan kesehatan tentang TB paru Aditama, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit TB paru terdapat berbagai hambatan yaitu terdiri dari masalah medik dan masalah nonmedik.
Menurut Yunus, dkk, 1992, yang termasuk dalam masalah medik adalah penyakit yang diderita. Selanjutnya adalah obat-obatan. Sedangkan yang termasuk
dalam hambatan nonmedik adalah pendidikan yang rendahtidak ada pengetahuan khusus terhadap penyakit, tidak acuh terhadap dirinya, sosial budaya, kemiskinan,
keterlambatan mendeteksi penyakit dan petugas. Skema 1:Kerangka konsep hambatan pelaksanaan program pemberantasan
penyakit paru di Puskesmas Aek Torop Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu.
3.2. Defenisi operasional :