Dasar Hukum Pengertian Perceraian

17 degan cara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131. 4 Kompilasi Hukum Islam memberikan pernyataan yang hampir sama dengan Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, dijelaskan pada bab XVI pasal 115 yang berbunyi: ”Perceraian hanya dapat dilakuan di depan sidang pengadilan Agama setelah Pengadilan tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak ”. 5 Penulis tidak menjumpai pengertian yang jelas tentang perceraian dalam hukum positif yang mengatur tentang perkawinan. Dalam UUP No. 1 tahun 1974 pasal 38 dan KHI pasal 113 hanya menyebutkan sebab-sebab putusnya perkawinan yaitu disebabkan karena kematian, perceraian, dan putusan pengadilan.

1. Dasar Hukum

Aturan main perceraian thalaq dalam Islam telah diatur melalui koridor- koridor Al- Qur’an dan Sunah. Dengan adanya aturan-aturan perceraian dalam kedua sumber tadi Al- Qur’an dan Sunah dapat dijadikan landasan bahwa agama Islam membolehkan perceraian, adapun lebih jelasnya dalil yang menjelaskan tentang thalaq adalah sebagai berikut: a. Al- Qur’an surat at-Thalaq ayat 1                           4 Tim. Redaksi Fokus Media, Kompilasi Hukum Islam, h. 39 5 Tim. Redaksi Fokus Media, Kompilasi Hukum Islam, h. 38 18                      Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi iddah yang wajar dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka diizinkan keluar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan yang keji yang terang. Itulah hukum-hukum allah dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum allah, maka sesungguhnya mereka telah berbuat lalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui baranmg kali allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru ”. b. Al- Qur’an surat al-Baqarah ayat 229                                                     Artinya: ”Talak yang dapat dirujuk dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang lalim ”. 19 c. Al-Hadist 6 Artinya: ”Dari Ibnu Umar r.a, berkata: Rasulullah saw. bersabda:Diantara barang-barang yang halal yang dibencioleh Allah swt. adalah thalaq. Diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, dan disahkan oleh hakim dan Abu Hatim menguatkan kemursalannya ”.

2. Macam-macam Hukum Perceraian