Dampak Kehadiran Film Komunikasi massa

c. Efek Behavioral

Setelah mendapatkan ilmu atau pengetahuan lalu merasakan sesuatu, maka efek yang terakhir dari komunikasi adalah berubahnya perilaku dari pembaca, pendengar dan penonton. Bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti bahasa Indonesia, maka televisi menimbulkan efek proposial kognitif. Bila anda membaca penderitaan orang miskin, lalu tergerak untuk membantunya, maka itu dinamakan efek proposial afektif. Tetapi anda telah mengirimkan wesel kepada penderita tersebut, maka itu disebut efek proposial behaviaoral. Lapangan dampak atau efek komunikasi massa berada pada ketiga sektor tersebut, yakni pada pengetahuan kognitif, perasaan afektif dan pada sikap perilaku behavioral Jalaluddin Rakhmat, psikologi komunikasi : 230 . 30

2. Dampak Kehadiran Film

Dampak dari teknologi film diantaranya dampak positif dan negatif. Dampak negatif jika sering ditampilkannya adegan kekerasan. Salah satunya bisa mendorong kemunculan perilaku kriminal di masyarakat. Lebih rawan lagi jika adegan kekerasan dalam film ditonton oleh anak di bawah umur. Mereka anak- anak belum mengerti betul tentang acara tersebut. Anak-anak tidak dapat mencerna adegan tersebut dan tidak mengetahui bahwa adegan-adegan yang ditayangkan adalah adegan berbahaya dan tidak untuk ditirukan. Anak-anak pada usia 6-9 tahun memiliki keingintahuan yang besar hingga mereka melihat dan mempraktikkan adegan kekerasan tersebut tanpa menyaringnya terlebih dulu. Akibatnya, tak sedikit kalangan yang mengecam perfilman, sekaligus menghimbau agar mengurangi adegan-adegan tersebut dalam film. Selain dampak tersebut, dampak negatif film digambarkan pada film ”Buruan Cium Gue”. Film yang diperankan oleh bintang-bintang muda seperti Masayu Anastasia dan Hengky Kurniawan ini telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Kontroversi film “Buruan Cium Gue” sesungguhnya menjadi bagian dari sejarah film Indonesia dan dunia sejagat. Tetapi film “Buruan Cium Gue” patut mendapat sorotan khusus, mengingat para pemainnya adalah kaum remaja yang diperankan untuk mengumbar nafsu birahi secara vulgar. Dan konyolnya, syuting maupun setting film ”Buruan Cium Gue” sendiri diambil di sebuah sekolah, padahal lembaga pendidikan merupakan simbol yang menjunjung nilai etika dan moral pada posisi tertinggi. Reaksi penolakan masyarakat atas pemutaran film ini sudah benar. Peristiwa dalam film memotivasi dan merangsang masyarakat untuk meniru atau memperaktikkan yang dilihatnya dalam tayangan film tersebut, akibatnya perilaku masyarakat semakin jauh dari norma yang ada. Film berdampak positif pada saat adegan-adegan yang ditayangkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi orang yang menonton. Film berfungsi seperti media massa lainnya yaitu memberi wawasan dan pengetahuan kepada penonton, dan juga sebagai sarana hiburan. Untuk menghasilkan film yang bermutu, 30 Drs. H. Anwar Mafri, M.Ag, Etika Komunikasi Massa : Dalam Pandangan Islam Jakarta : Logos, 1999, Cet.II,h. 30-32. diperlukan kesadaran dan tanggungjawab terhadap film yang dihasilkan, agar memiliki dampak positif bagi masyarakat. 31

D. Sejarah Perfilman Indonesia

Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop- bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady. Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90- an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut. Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman 31 http:letuce.blogs.friendster.comadianindya200706dampakfilm.html