Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

memberikan kesempatan kepada murid untuk mendapatkan pengalaman belajar secara maksimal, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal atau faktor yang mempengaruhinya, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar salah satunya ialah faktor non sosial yang berasal dari luar diri pelajar contohnya yaitu waktu pembelajaran yang diadakan pada pagi, siang atau malam hari. 2 Faktor waktu ini juga mempengaruhi proses belajar siswa, misalnya pembelajaran yang dilaksanakan pada siang hari, siswa yang mengantuk, suasana pada siang hari panas akan mengganggu aktivitas belajar mengajar dan dapat mengganggu minat belajar siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Salah satu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pembelajaran petang hari adalah SMA Islamiyah Sawangan Depok. Tidak berbeda dengan lembaga pendidikan sekolah petang hari pada umumnya, di SMA Islamiyah Sawangan Depok ini ditemukan beberapa masalah diantaranya para para siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas, karena menurut mereka ada beberapa guru yang kurang memberikan kenyamanan dan antusias mereka dalam belajar, seperti dalam hal pemilihan metode pembelajaran, penggunaan media, pengelompokkan siswa, dan dalam penataan tempat duduk, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung kurang optimal. Menurut pengamatan penulis guru- guru yang mengajar kurang memperhatikan pentingnya proses pembelajaran, seperti kurang optimalnya perencanaan guru- guru sebelum mengajar, penataan siswa dalam belajar dan pemilihan metode pembelajaran. Hal tersebut disebabkan kurangnya kedisiplinan pada diri seorang guru dikarenakan masih banyak terdapat guru yang mengajar di dua tempat, sehingga tidak fokus terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya. Oleh karena itu diperlukan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian hingga tindak lanjut. 2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2006, h. 233 Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berfungsi untuk menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi tidak saja berpengaruh terhadap hasil belajar, tetapi juga terhadap proses belajar. Guru harus dapat memberikan motivasi kepada siswanya, jika melihat siswa tidak bergairah dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah motivasi merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena motivasi itu dapat menimbulkan kegairahan dan ketekunan dalam belajar. Adapun motivasi yang ada dalam diri peserta didik itu dapat berupa bakat dan minatnya dalam belajar, sedangkan yang berasal dari luar itu seperti guru, maka guru harus dapat menumbuhkan motivasi belajarnya. Dalam hal ini, pengelolaan pembelajaran harus dilakukan seefektif mungkin, agar siswa menjadi termotivasi untuk belajar di kelas. Berdasarkan uraian diatas, menjadi daya tarik peneliti untuk mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul “EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA ISLAMIYAH SAWANGAN DEPOK ”.

B. Identifikasi Masalah

1. Belum efektifnya pengelolaan pembelajaran di dalam kelas 2. Belum optimalnya guru dalam mempersiapkan pembelajaran 3. Kurang tegasnya penerapan peraturan sekolah tentang disiplin belajar 4. Rendahnya semangat belajar siswa di dalam kelas

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan peneliti dalam masalah biaya, waktu, tenaga dan kemampuan akademik, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini hanya dibatasi pada Efektivitas Pengelolaan Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Islamiyah Sawangan Depok. Guru yang menjadi obyek penelitian ini dibatasi hanya pada guru bidang studi IPS Geografi.

D. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan kegiatan pembelajaran Geografi di SMA Islamiyah? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Islamiyah? 3. Bagaimana efektifitas pengelolaan pembelajaran pada mata pelajaran Geografi dan hubungannya dengan motivasi belajar siswa?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan lembaga pendidikan dan menambah hazanah ilmu pengetahuan. Adapun secara praktis, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan masukan bagi para pendidik tentang pengelolaan pembelajaran yang unggul dan berprestasi.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Efektivitas Pengelolaan Pembelajaran

a. Pengertian Efektivitas Pengelolaan Pembelajaran

1 Pengertian Efektivitas Kata efektivitas dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa efektivitas berasal dari kata efek yang berarti akibat pengaruh, selanjutnya berkembang menjadi efektif tepat guna, manjur atau mujarab. 3 Secara umum teori keefektivitasan berorientasi pada tujuan. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat yang dikemukakan ahli tentang keefektifan yang dikutip oleh Aan Komariah dan Cepi Triatna dalam buku Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Menurut Etzioni bahwa keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya, menurut Steers dan Sergovani keefektifan menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai. 4 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet. ke-1, h. 219 4 Aan Komariah Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, cet. Ke- 1, h. 7 Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya maka efektif. Jadi, jika tujuan atau sasaran itu tidak selesai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak dianggap efektif. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan efektivitas adalah tercapainya suatu usaha dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya melalui tindakan atau perbuatan yang maksimal. 2 Pengertian Pengelolaan Pembelajaran Mengajar merupakan suatu kegiatan yang memerlukan keterampilan profesional. Karena dalam interaksi pembelajaran seorang guru sebagai pengajar akan berusaha secara maksimal dengan menggunakan keterampilan dan kemampuannya agar anak dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran perlu dilakukan sebuah pengelolaan yang baik, yang menuntut seorang guru untuk dapat mengkondisikan kelas dan bertanggung jawab di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “Management”, istilah Inggris tersebut lalu di-Indonesiakan-kan menjadi “Manajemen” atau “Menejemen”. Arti lain dari pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. 5 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengarahkan tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. 6 5 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan, Jakarta: CV. Rajawali, 1996, h. 7 - 8. 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet. ke-1, h. 411