Uji Autokorelasi Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Hasil tampilan output SPSS dalam Tabel 4.3 dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas 0,05. Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas. Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.135 .447 -.303 .764 INDPNT .008 .007 .202 1.237 .224 FEMALE .005 .008 .156 .633 .531 MNGRIAL .091 .095 .164 .961 .343 INST .000 .004 -.018 -.070 .945 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014

3. Uji Autokorelasi

Gejala Autokorelasi dideteksi dengan menggunakan percobaan dari Durbin- Watson Test. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 0 d dl terdapat autokorelasi positif 2. dl ≤ d ≤ du tidak dapat disimpulkan 3. 4-dl d 4 terdapat autokorelasi negatif 4. 4-du ≤ d ≤ 4-dl tidak dapat disimpulkan 5. du d 4- du tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .641 a .411 .344 .5331226 1.973 a. Predictors: Constant, INST, INDPNT, MNGRIAL, FEMALE b. Dependent Variable: VAIC Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Berdasarkan hasil pengolahan SPSS yang ditunjukkan dalam Tabel 4.4, diperoleh nilai Durbin-Watson d sebesar 1,973. Nilai d dibandingkan dengan nilai d L dan d U pada n= 40 dan k= 4. Di Tabel Durbin-Watson diperoleh nilai d U sebesar 1,721dan d L sebesar 1,285. Hal ini sesuai dengan ketentuan d U d 4- d U, yaitu 1,721 1,973 2,279 yang berarti tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif pada model regresi dalam penelitian ini. 4. Uji Multikolinearitas Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3.471 .812 4.274 .000 INDPNT .013 .012 .147 1.113 .273 .963 1.039 FEMALE .044 .015 .601 3.009 .005 .423 2.367 MNGRIAL .554 .173 .442 3.206 .003 .886 1.128 INST -.031 .008 -.829 -4.023 .000 .397 2.521 a. Dependent Variable: VAIC Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Universitas Sumatera Utara Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Tabel 4.5 berikut menunjukkan semua variabel independen memiliki angka VIF lebih kecil dari 10, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hal ini menunjukkan tidak ada masalah multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.

4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.6

Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.471 .812 4.274 .000 INDPNT .013 .012 .147 1.113 .273 FEMALE .044 .015 .601 3.009 .005 MNGRIAL .554 .173 .442 3.206 .003 INST -.031 .008 -.829 -4.023 .000 a. Dependent Variable: VAIC Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 3,471 + 0,013X 1 + 0,044 X 2 + 0,554 X 3 – 0,031X 4 + e Keterangan: Y = Value Added Intellectual Coefficient VAIC a = Konstanta X 1 = Proporsi dewan komisaris independen Universitas Sumatera Utara X 2 = Proporsi dewan komisaris dan direksi wanita X 3 = Kepemilikan manajerial X 4 = Kepemilkan institusional e = Standard error Interpretasi: a. Konstanta sebesar 3,471 menunjukkan bahwa apabila variabel independen proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komisaris dan direksi wanita, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional bernilai nol, maka Value Added Intellectual Coefficient VAIC Bank Umum Swasta Nasional sebesar 3,471. b. Koefisien regresi proporsi dewan komisaris independen sebesar 0,013 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan proporsi dewan komisaris independen sebesar 1, dengan asumsi variabel proporsi dewan komisaris dan direksi wanita, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dianggap konstan, maka akan meningkatkan Value Added Intellectual Coefficient VAIC Bank Umum Swasta Nasional sebesar 0,013. c. Koefisien regresi proporsi dewan komisaris dan direksi wanita sebesar 0,044 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan proporsi dewan komisaris dan direksi sebesar 1, dengan asumsi variabel proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dianggap konstan, maka akan meningkatkan Value Added Intellectual Coefficient VAIC Bank Umum Swasta Nasional sebesar 0,044. Universitas Sumatera Utara d. Koefisien regresi kepemilikan manajerial sebesar 0,554 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan persentase kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komisaris dan direksi wanita serta kepemilikan institusional dianggap konstan, maka akan meningkatkan Value Added Intellectual Coefficient VAIC Bank Umum Swasta Nasional sebesar 0,554. e. Koefisien regresi kepemilikan institusional sebesar -0,031 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan persentase kepemilikan institusional sebesar 1, dengan asumsi variabel proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komisaris dan direksi wanita serta kepemilikan manajerial dianggap konstan, maka akan menurunkan Value Added Intellectual Coefficient VAIC Bank Umum Swasta Nasional sebesar 0,031.

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis 1.

Uji Signifikansi Simultan Uji- F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: c. H :b 1 = � 2 = � 3 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komisaris dan direksi wanita, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC. Universitas Sumatera Utara d. H a : minimal satu � � ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komisaris dan direksi wanita, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC. D engan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel. Dimana kriterianya, yaitu: c. H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 d. H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Tabel 4.7 Uji Signifikansi Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.938 4 1.734 6.103 .001 a Residual 9.948 35 .284 Total 16.886 39 a. Predictors: Constant, INST, INDPNT, MNGRIAL, FEMALE b. Dependent Variable: VAIC Sumber: Hasil olahan SPSS 16.00, 2014 Tabel 4.7 menunjukkan nilai Sig. 0,001 yang lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 dan nilai F hitung F tabel = 6,103 2,63. Sehingga dapat dinyatakan H ditolak H a diterima, artinya secara bersama-sama variabel-variabel Universitas Sumatera Utara independen yaitu proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan komisaris dan direksi wanita, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC.

2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: H : b i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. H : b i ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat signifikansi α 5, jika nilai sig. 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika sig. 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t hitung juga dapat dibandingkan dengan nilai t tabel . Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: 1. H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 2. H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Variabel proporsi dewan komisaris independen memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi proporsi dewan komisaris independen sebesar 0,273 0,05 dan nilai t hitung t tabel 1,113 2,021. 2. Variabel proporsi dewan komisaris dan direksi wanita memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi proporsi dewan komisaris dan direksi wanita sebesar 0,005 0,05 dan nilai thitung 3,009 ttabel 2,021. 3. Variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi kepemilikan manajerial sebesar 0,003 0,05 dan nilai t hitung 3,206 t tabel 2,021. 4. Variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Value Added Intellectual Coefficient VAIC. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi kepemilikan manajerial sebesar 0,000 0,05 dan nilai t hitung 4,023 t tabel 2,021.

3. Koefisien Determinasi R