46
3.8.3 Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah dan membahas data serta menguji hipotesis adalah dengan analisis regresi berganda.Teknik analisi berganda
digunakan dalam penelitian ini karena penelitian tersebut memiliki dua variabel
independen dan satu variabel dependen.
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Dimana:
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+e
Y = Kepuasan Pelanggan
α = Konstanta
β
1,
β
2
= Koefisien regresi X
1
=Harga X
2
= Kualitas pelayanan e
= Standar Error Apabila regresi tidak menggunakan konstanta constant maka nilai koefisien
yang digunakan adalah pada kolom standardized coeeficients Juliandi dan Irfan 2013:174.
3.8.4 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
Uji asumsi klasik regresi berganda bertujuan untuk menganalisis apakah model regresi yang digunakan dalam penelitan adalah model terbaik.Jika model adalah
47
model yang baik, maka data yang dianalisis layak untuk dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengetahuan atau tujuan pemecahan masalah praktis Juliandi
Irfan, 2013:169. 1.
Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah salam model regresi,
variable dependen dan independenya memiliki distribusi normal atau tidak. Kriteria untuk menentukan normal atau tidaknya data, maka dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya.Data adalah normal, jika nilai kolmogorov smirnov adalah tidak signifikan Asymp. Sig [2-
tailed] α 0,05.
2. Multikolineritas
Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen Gujarati, 2003; Santoso, 2000;
Arief, 1993 . cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian Variance Inflasi FaktorVIF, yang tidak melebihi 4 atau 5
Hines dan Monogemery, 1990 . 3.
Heterokedastisitas Heterokekedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
terjadi ketiksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika varias residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang
48
baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Arief, Gujarati dalam Juliandi dan Irfan 2013:171.
Dasar pengambilan keputusannya adalah: jika pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik point-point menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas Santoso dalam Juliandi dan Irfan 2013:171.
3.8.5 Pengujian hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat berdasarkan data penelitian.Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara
statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H ditolak.Namun sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah dimana H diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai
berikut: 1.
Uji Signifikan Simultan Uji – F Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat
dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya Juliandi dan Irfan 2013:175. Jika H
₀ : b₁ = b₂ = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan. Sebaliknya jika H ₀ : b₁ ≠ b₂ ≠ 0, artinya secara serentak
49
mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis dengan tingkat signifikan α = 0.05 ditentukan sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikan F hitung 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak.
b. Jika tingkat signifikan F hitung
≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.
2. Uji Parsial Uji-t
Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.Apakah variabel
Kepemimpinan X ₁ dan Budaya Organisasi X₂ mempunyai pengaruh yang positif
serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel Y yaitu Kinerja Karyawan.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a.
H0 : bi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan siginifikan terhadap variabel terikat.
b. H1 : bi
≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis dengan tingkat α= 0.05 ditentukan sebagai berikut:
a. T hitung t table berarti H0 ditolak atau Ha diterima.
b. T hitung
≤ t table berarti H0 diterima atau Ha ditolak.
50
Uji t bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu: a.
Jika tingkat signifikan 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b.
Jika tingkat signifikan ≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.
3. Pengujian Koefisien Determinasi
R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi dalam
menerangkan variabel terikat yakni kinerja karyawan.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
a. Jika R
2
berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R ≤ 1 , maka variabel bebas
X memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat Y
b. Jika R
2
= 0, maka kemampuan variabel bebas X dalam menjelaskan variabel terikat Y sangatlah terbatas.
51
BAB IV HASIL PENELTIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Toko
Toko Asan Sepatu ini merupakan milik dua orang bersaudara, sebelum kedua bersaudara menjadi pemilik Toko Asan Sepatu, toko tersebut merupakan milik kedua
orang tua mereka yang pada akhirnya telah berpindah kepemilikan. Bangunan Toko Asan sepatu terletak di salah satu pasar tradisional yang berada di
jl.Sisingamangaraja-Simpang limun, Medan, bangunan Toko Asan Sepatu tidak terlalu besar namun memiliki barang yang cukup banyak bila dibandingkan dengan
toko yang lain. Toko ini memiliki lantai atas sebagai tempat penyimpanan stok barang dan lantai satu dijadikan tempat barang yang akan dijual.
Toko Asan Sepatu didirikan pada tanggal 3 januari 2005, pada awalnya Toko Asan Sepatu didirikan untuk percobaan usaha yang pertama kali dirintis, namun
karena semakin meningkatnya permintaan akan kebutuhan sepatu dan dilihat adanya peluang usaha yang cukup mendukung dimana lokasi tempat usaha merupakan
daerah penduduk, sekolah dan daerah mahasiswa, sehingga toko tersebut makin di kembangkan hingga sekarang.
4.1.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Toko Asan Sepatu merupakan usaha yang bergerak dalam bidang retail. Sepatu yang di jual terdiri dari beberapa jenissepatu yaitu mulai dari sepatu anak-anak,