Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

berbentuk lembaran padat. Mesin pencacah berfungsi membuat dacron berukuran lebih kecil, sehingga dacron yang keluar dari mesin berupa dacron halus yang siap untuk diisikan ke dalam sarung bantal. Dacron yang keluar dari mesin pencacah langsung jatuh berserakan di lantai atau pun menempel di dinding area pencacahan. Tidak ada alat penampung atau alat pengumpul dacron tersebut pekerja mengumpulkan dacron yang berserakan tersebut menggunakan sapu. Aktivitaskerjayang berlangsungselama lebih kurang 7 jam kerjahari dan berulang-ulang tanpadisadarikurangmemperhatikan faktor kenyamanan karena tidakadanyafasilitas kerja dan postur kerja yang baik.Posturkerja pada proses pengisian bantal dilakukandengankondisi mengumpulkan dacron yang berserakan di lantai dan menempel di dinding serta pada saat memasukan dacron ke sarung bantal dengan posisi duduk di lantai dantangan menjangkau dacron tanpa alat bantu. Kondisiini menyebabkan gejala pada operator sehingga tubuh mengalami kesemutan pada kaki, pegal-pegal pada tangan, pinggang dancepatmerasalelahdisebabkan tidakadanyafasilitaskerja yang ergonomisdansikapkerja yang salahmenimbulkankeluhan rasa sakit dan berpengaruh pada hasil produktivitas kerja operator. Penelitian tentang postur kerja pernah dilakukan Risky Hidayat, 2013 di perkebunan sawit dan karet. Penelitian difokuskan pada permasalahan pengangkutan TBS tandan buah segar kelapa sawit menggunakan angkong. Proses kerja pengangkutan dilakukan secara tidak ergonomis yang berpotensi menimbulkan keluhan musculoskeletal MSDs. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan pemecahan masalah antara lain SNQ, REBA, dan pendekatan anthropometri. Hasil penelitian berupa rancangan fasilitas kerja yaitu alat pengangkut TBS yang disesuaikan dengan dimensi tubuh sehingga apabila diimplementasikan diharapkan dapat menghilangkan keluhan sakit yang dirasakan oleh pekerja. Penelitian sejenis pernah dilakukan Michael Hasibuan, 2014 di industri kecil yang bergerak di bidang pembuatan kerupuk putih. Kondisi yang terjadi pada stasiun penjemuran adalah fasilitas kerja yang tidak ergonomis dan postur tubuh pekerja yang statis. Pekerja mengalami keluhan rasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya, karena sikap kerja dan fasilitas kerja yang tidak memadai. Metode REBA digunakan untuk menilai postur pada pekerja. Analisis dari lembar kerja REBA menunjukkan tingkat resiko tinggi yang dialami pekerja pada saat kegiatan produksi berlangsung di stasiun penjemuran. Hasil penelitian berupa rancangan fasilitas kerja yaitu meja dan kursi yang disesuaikan dengan dimensi tubuh sehingga apabila diimplementasikan diharapkan dapat menghilangkan keluhan sakit yang dirasakan oleh pekerja. Dari gambaran di atas perlu dilakukan evaluasi postur kerja operator danfasilitaskerja di CV. Wolken yang akan digunakan untuk mendapatkan metode kerja yang lebih ergonomis.

1.2. PerumusanMasalah

Berdasarkanuraiandiatasmakarumusanmasalah yang dihadapiadalahadanyakeluhanmusculoskeletal operator sehinggaperluadanya perbaikan rancanganfasilitaskerjauntukmereduksikeluhantersebut. 1.3.TujuanPenelitian Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis pada bagian pengisian bantal. Tujuan khusus penelitian adalah: 1. Mengidentifikasi keluhan musculoskeletal yang dirasakan oleh operator pada saat bekerja. 2. Menganalisa postur kerja operator dengan metode REBARapid Entire Body Assesment. 3. Mengukur dimensi tubuh antropometri sebagai dasar perancangan fasilitas kerja. 4. Merancang fasilitas kerja berupa alat bantu untuk mereduksi keluhan musculoskeletal operator dan mendapatkan metode kerja yang lebih ergonomis. 1.4.ManfaatPenelitian Manfaat daripenelitian yang dilakukanadalah: a. Penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori-teoridalam bidang Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, khususnya dalam penilaian postur kerja dan perancangan fasilitas kerja berdasarkan dimensi dan prinsip antropometri yang telah didapat di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata.